Home / Rumah Tangga / Daging Keong Untuk Tiga Anakku / Bab 48. Rencana Penyelamatan

Share

Bab 48. Rencana Penyelamatan

Author: L.A. Zahra
last update Last Updated: 2024-12-05 20:00:29

Bukannya menjawab, Andi malah tersenyum simpul.

“Bang, ayo naik ke mobil!” ajak Alex yang kala itu muncul dari samping mobil.

Mira lagi-lagi di buat membelalak, tak menyangka jika ternyata Andi berada di sisi Alex yang mana secara tak langsung juga berada di pihak Mega.

“Andi, tolong biarkan aku pergi! Aku tidak akan melupakan kebaikanmu. Jika kita bertemu lagi suatu saat nanti, aku pasti akan membalas pertolonganmu sekarang.” Air mata Mira tak hentinya mengalir karena keputusasaan yang perlahan menyelimuti.

“Apa maksudmu, Mira?” Andi mengerutkan alis.

Di saat bersamaan, dari arah warung nasi muncul Rani yang dengan cepat menghampiri Mira.

Tentu saja Mira semakin gelisah karena berpikir jika Rani adalah adik Mega yang mana sudah jelas akan berpihak pada saudaranya sendiri.

“Mbak Mira?” Rani menatap heran.

Mira merasa sudah terpojokkan dan tak tahu harus berbuat apa, melarikan diri pun percuma karena sudah pasti
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 49. Berpelukan Dalam Ketakutan

    Di sisi lain, Hanif yang masih berada di kamar itu tak hentinya memandangi ponsel, menunggu kabar dari Rani. Hingga tak berselang lama ada sebuah pesan masuk yang membuat pria itu buru-buru membukanya.[Mas, masalah Mbak Mira sudah beres. Sekarang Rani sedang perjalanan ke rumah Mas.]Dengan cepat Hanif membalas pesan di ponselnya tersebut.[Bagus, jangan lupa obat yang aku bilang kemarin.][Ya, jangan khawatir.]Setelah ada balasan terakhir dari Rani, Hanif pun buru-buru menghapus pesan singkat tersebut agar tidak ketahuan Mega. Ia berpura-pura tidur karena yakin jika sebentar lagi sang istri akan masuk ke kamar.Benar saja, seperti yang diduga, pintu perlahan dibuka. Mega mengendap-endap masuk setelah sebelumnya mengintip untuk memastikan keadaan Hanif.“Akhirnya Mas Hanif tidur juga,” gumam Mega yang kemudian bergegas menuju ke kasur, mendekati sang suami yang ia pikir sudah terlelap.Hanif sedikit merasa ber

    Last Updated : 2024-12-06
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 50. Si Kecil Pemberi Rasa Aman

    Saat Arka berdiri di depan kedua adiknya, di belakang Hana tampak berusaha menenangkan Kiano dengan memeluknya erat. Perlahan pintu terbuka, dari baliknya mulai tampak Mega yang berdiri sambil tersenyum lebar. “Selamat pagi anak-anak. Apa kalian tidur nyenyak semalam?” tanya Mega seraya merentangkan tangan, hendak memeluk anak kecil yang dari raut wajahnya saja jelas sedang ketakutan. “A-apa yang akan Tante lakukan?” tanya Arka dengan suara pelan. Bukannya menjawab Mega malah semakin mendekat sambil tersenyum seolah sebelumnya tak terjadi apa-apa, layaknya seseorang yang sedang amnesia. “Tante mau ngajak kalian sarapan. Ngomong-ngomong kalian mau makan apa sekarang?” Mega kini sudah berada di hadapan Arka. Ia berjongkok sambil menunjukan senyum penuh kasih sayang. Arka terlihat masih ragu. Ingatannya akan kejadian di ulang tahun masih terngiang, apalagi saat

    Last Updated : 2024-12-07
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 51. Tinggal Satu Langkah Lagi

    “Wah, Kak Rani datang. Kita bisa–”Arka dengan cepat membekap mulut Hana. Ia tak ingin jika sang adik menyulut emosi Mega lagi.Tingkah Arka dan Hana tentu memancing emosi Mega. Ia berbalik mendelik kedua bocah yang sedang ketakutan tersebut.“Jangan melakukan hal yang aneh kalau ingin ibu kalian selamat,” ancam Mega.Arka dan Hana hanya bisa diam seraya membelalak. Tak menyangka akan mendengar ucapan seperti itu keluar dari mulut Mega.Padahal Mega hanya berniat agar anak-anak mau patuh. Dalam benaknya itu adalah salah satu bentuk kasih sayang akibat dari saking tak ingin kehilangan.Mega pun segera beranjak, menghampiri Rani yang baginya datang tak diundang.“Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa tidak telepon dulu? Malah tiba-tiba datang begini,” timpal Mega dengan raut wajah tak senang.Rani mengerutkan alis, sedikit bingung melihat respon Mega.“Loh, Rani kan kalau datang memang kadang tiba-tiba. Kenapa Mbak kayak yang bingung begitu?”Mega membuang napas kasar. Kehadiran Rani be

    Last Updated : 2024-12-08
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 52. Rencana Berhasil

    Daging panggang sudah matang, hanya tinggal menyajikan untuk dimakan bersama. Namun, sebelum itu Rani menambahkan dulu sebuah bumbu yang katanya akan menjadi pelengkap akhir dari daging panggang tersebut.“Memang bumbu apa?” tanya Mega, ketus.“Ini bumbu dari luar negri, Mbak. Oleh-oleh dari temen,” sahut Rani dengan santainya.Mega tak banyak bertanya lagi, karena memang aroma dari bumbu yang Rani bawa itu begitu menggugah selera.Setelah selesai dengan daging panggang ya, Rani pun segera menaruhnya di meja. Tak lupa green tea sebagai pelengkap sudah tersedia begitu banyak.Rani mendatangi anak buah Mega satu persatu. Sekilas orang-orang berpikir jika gadis itu begitu perhatian pada karyawan kakaknya. Namun, hal tersebut tidak seperti yang terlihat, meski menawarkan kesenangan faktanya Rani sedang menyiapkan sesuatu dibaliknya.“Ayo jangan sungkan, makan daging yang banyak. Kapan lagi bisa makan daging sepuasnya, kan?” ujar Rani dengan begitu ramahnya.Semua karyawan Mega sampai lupa

    Last Updated : 2024-12-08
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 53. Tak Ingin Berpisah Lagi

    “Tidak perlu khawatir,” ucap Andi seraya tersenyum lebar.Mira menatap Andi sambil mengerutkan alis.“Apa maksudnya?” Mira masih terlihat kebingungan.“Ya, kamu tidak perlu khawatir, sebelumnya Rani sudah memberikan uang titipan Pak Hanif. Katanya itu uang gajimu kemarin dan uang ganti rugi atas apa yang telah Bu Mega perbuat,” jelas Andi.Mira tersenyum simpul, merasa lega setelah mendengar jawaban Andi.“Jadi, ke mana tujuanmu? Biar sekalian kuantar.” Andi sesekali melirik Mira.Sejenak Mira terdiam, memikirkan langkah yang terbaik baginya dan anak-anak. Hanya saja, kala itu ia malah berakhir merasa buntu.“Aku tidak tahu harus ke mana.” Mira menghela napas lagi, berusaha berpikir keras di tengah rasa cemasnya.“Aku tidak punya kerabat di kota, kenalanku juga kebanyakan laki-laki, jadi tidak bisa menitipkanmu pada orang yang kukenal. Hanya saja, mungkin untuk sementara kamu bisa tinggal di penginapan dulu, lalu besok pagi baru mulai mencari kontrakan.”“Ide bagus. Apa kalian tahu di

    Last Updated : 2024-12-09
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 54. Mereka Itu Anak-anakku!

    Di tengah ketidaktahuan Mira, di sisi lain Mega yang mulai sadarkan diri pun langsung mengamuk saat menyadari anak-anak tak berada di sisinya lagi. Ia mengacak-acak pesta dan menghancurkan peralatan yang ada. Para karyawan yang hadir di sana pun hanya bisa menatap sambil tertunduk takut.“Berani sekali dia mengambil anakku! Dasar pencuri! Takkan kubiarkan dia mengambil anak-anakku,” teriak Mega sambil mengacak-acak rambutnya.Tatapan Mega terus terfokus pada adiknya yang masih tergeletak tak sadarkan diri. Ia menantikan Rani siuman demi bisa menagih penjelasan atas apa yang terjadi. Hingga tak berselang lama, Rani pun terbangun dengan wajah kebingungan.“Bagaimana? Apa tidurmu nyenyak?” tanya Mega dengan sinis.Rani terkejut, bukan karena dikelilingi oleh orang-orang, tetapi khawatir karena nada suara Mega seakan menunjukan kecurigaan.“Ada apa ini, Mbak?” tanya Rani seraya mengedarkan pandangan, menatap karyawan Mega satu persatu sambil memasang tampang bodoh.“Di mana anak-anak?” ha

    Last Updated : 2024-12-09
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 55. Pakaian Lusuh Seperti Pengemis

    Mira dan anak-anak dengan penuh rasa bahagia segera menuju ke area kontrakan yang berada tak jauh dari sana. “Permisi, apa ada kontrakan yang kosong?” tanya Mira pada salah seorang penghuni di sana. “Wah, kurang tahu, ya! Coba tanya sama yang punya saja! Rumahnya di ujung yang paling bagus itu.” “Oh, terima kasih, Mbak.” “Ya, sama-sama.” Tanpa membuang waktu Mira segera pergi menuju rumah yang orang tadi maksud. “Assalamualaikum, permisi,” teriak Mira. Entah sudah berapa menit Mira berdiri di sana, tetapi masih saja tidak ada yang membukakan pintu. Hingga berulang kali memanggil barulah seseorang membukakan pintu. “Aduh, berisik sekali. Ada apa sih?” tanya seorang wanita yang dari penampilannya terlihat seperti baru bangun tidur. “Itu, saya mau tanya, apa masih ada kontrakan kosong?” tanya Mira. Bukannya langsung menjawab, perempuan itu malah memandangi Mira dari ujung kaki sampai ujung kepala, lalu menatap anak-anak satu persatu. “Memangnya kamu punya uang? Kontr

    Last Updated : 2024-12-10
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 56. Kontrakan Kumuh

    “Bekasi … Bekasi!” teriak kondektur yang kala itu sedang mencari penumpang.Mira seakan pernah mendengar nama tempat tersebut. Hanya saja ia tak tahu di mana dan seperti apa Bekasi. Dalam hati hanya berharap jika dirinya bisa menemukan tempat yang nyaman dan bisa menerima kehadirannya.Perjalan Mira berakhir saat bus berhenti di terminal. Beruntung saat itu ongkos tidak terlalu mahal mengingat jarak yang tak begitu jauh.“Bu, di mana kita?” tanya Arka sambil menatap sekeliling, merasa asing dengan tempat tersebut.“Kita ada di Bekasi. Setelah ini kita cari kontrakan di sekitar sini saja,” sahut Mira yang sebenarnya merasa cemas, khawatir jika kesulitan mencari kontrakan.Karena hari semakin siang, Mira mampir ke warung nasi terlebih dahulu, khawatir anak-anak merasa lapar.“Hana dan Arka mau makan apa? Pilih saja,” titah Mira.“Hana mau ayam sama mie.”“Arka mau ikan, Bu.”“Itu saja?” Mira khawatir jika anaknya merasa kekurangan setelah sekian lama makan enak saat bersama Mega.“Sudah

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Ekstra Part 4 (TAMAT)

    Raka tersenyum menatap istri dan anak-anaknya yang terlihat kebingungan. “Ayah, kayaknya kita salah masuk rumah.” Arka melirik kesana kemari saking kebingungan. “Nggak, ini memang rumah kita, kakek yang buat begini.” Hana yang lebih bingung lantas kembali berlari keluar, berusaha mencerna keanehan di depan matanya. “Ayah, kenapa luarnya jelek? Kenapa nggak sekalian dibagusin kayak di dalem?” Raka hanya tertawa karena semula ia pun bingung dengan kondisi rumah yang aneh. Hanya saja, karena ini semua ulah Agus, tentu jadi terasa tidak aneh. “Tanya saja sama kakek,” ujar Raka sambil mengusap lembut kepala Hana. Mira hanya tersenyum mendengar jawaban Raka. Jika sudah menyangkut Agus memang semua terasa masuk akal. “Ya sudah, sekarang yang penting kita istirahat dulu, kalo Raka sama Hana mau makan ada di dapur, Kiano juga sudah ayah buatin susu,” lanjut Raka sambil menggendong Syafa. “Ayo kita cek dapur kak, pasti jadi bagus juga,” ajak Hana yang terlihat antusias. “Ayo, sekalian

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Ekstra Part 3

    Mira berusaha mempertahankan diri karena saat itu Syafa sedang berada dalam gendongan.“Ah, apa yang kamu lakukan?” teriak Mira sambil berusaha berbalik demi bisa menghindar.Namun saat berbalik betapa terkejutnya Mira mengetahui jika orang di belakangnya adalah Dian. Mira membelalak, matanya berkaca-kaca iya berdiri mematung saking terkejutnya.“Mbak Dian?” ucap Mira, lirih.Kala itu penampilan Dian sangatlah kacau. Pakaiannya compang-camping rambutnya kusut tidak terawat bahkan nyaris gimbal wajahnya pun sedikit kotor beruntung Mira masih bisa mengenali.Dian terlihat seperti orang tidak waras bahkan beberapa kali dia berusaha untuk menyakiti Mira sambil tertawa cekikikan.“Mira, awas!” Raka muncul secara tiba-tiba berusaha melindungi Mira yang kala itu sedang saling berhadapan dengan Dian.Dian mendadak terdiam setelah melihat kedatangan Raka. Entah apa yang ada dipikirannya. Hanya saja, ia yang semula cekikikan mendadak menangis cukup kencang.Beberapa warga yang melihat tingkah D

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Ekstra Part 2

    Agus secara tiba-tiba memberikan sebuah gunting dengan hiasan pita kepada Mira. Tentu saja hal tersebut membuat Mira dan Raka kebingungan.“Pak, apa maksudnya ini?” bisik Mira yang kala itu tampak kebingungan.“Ini milik kalian. Hadiah dariku atas kelahiran Syafa, juga ucapan selamat atas usaha kalian yang semakin sukses,” jelas Agus dengan santainya.“Tapi ini terlalu berlebihan, Pak.” Raka turut menjawab.“Hey, yang namanya hadiah ya suka-suka yang ngasih!” tegas Agus sambil menatap tajam, “apa jangan-jangan kalian nggak mau menerima hadiah dariku?”Raka terkejut mendengar ucapan Agus, tentu saja bukan itu yang dia maksud.“Bukan, Pak! Tapi ini–”“Semuanya, saya disini hanya mendampingi Mira dan Raka untuk melancarkan bisnis wisata ini. Mereka hanya punya uang, tapi tidak tahu alur untuk pengelolaan bisnis wisata,” jelas Agus dengan menggunakan pengeras suara.Bukan hanya para warga yang terus menghujat, Mira dan Raka saja sampai dibuat tak bisa berkata-kata mendengar ucapan Agus.“

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Ekstra Part 1

    Pagi itu, ketika Mira tengah memberi ASI anaknya yang baru lahir, mendadak suara bell rumah mengejutkannya.“Siapa yang datang pagi-pagi begini?” gumam Mira sambil perlahan berusaha bergeser agar anaknya tidak terbangun.Setelah berhasil lepas dari pelukan sang anak, Mira buru-buru keluar kamar, lalu membukakan pintu.“Surprise,” ucap Agus yang kala itu tengah bersama Raka dan ketiga anak mereka.Mira mengerutkan kening, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.“Surprise?” Mira mengerutkan kening sambil tersenyum bingung.Agus melirik Raka, meminta pria itu untuk menjelaskan semuanya pada Mira.“Ceritanya panjang, cuma Pak Agus minta kita buat kembali ke kampung, ada yang harus kita liat,” jelas Raka.“Memangnya apa?” Mira masih belum mengerti dengan apa yang sebenarnya Raka maksud.“Mas juga kurang tau–”“Sudahlah! Jangan banyak tanya! Kalian pergi hari ini juga, biar bisnis kalian asistenku yang urus.”Mira dan Raka saling pandang sambil berbicara dengan nada cukup tinggi, saking

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 113. Akhir Bahagia (Tamat)

    “Kita langsung ke dokter saja, ya! Mungkin ini efek kamu terlalu stres mikirin masalah tadi,” ungkap Raka seraya merangkul sang istri. Mira dengan tubuh lemas dan perut yang mualnya tak tertahankan lebih memilih duduk terlebih dahulu untuk meredakan rasa yang membuatnya tak nyaman tersebut. Anak-anak yang mengerti jika sang ibu sedang tak enak badan itu seketika meniru ayah mereka memijat-mijat pelan di bagian lengan dan kaki. “Mas, kalau udah enakan saja ya pergi ke kliniknya, perutku lagi nggak nyaman banget.” “Kalau begitu biar Mas panggilkan dokter ke rumah saja.” Raka segera menelpon dokter kenalannya. ART di rumah pun tak kalah perhatian. Ia langsung membawakan teh manis hangat ketika tahu Mira sedang tidak enak badan. “Bu, sebelumnya saya minta maaf kalau agak kurang sopan. Kalau boleh tahu kapan ibu terakhir haid?” tanya asisten rumah tangga tersebut. Mira mengerutkan alis dan sontak terkejut seketika. “I-itu, apa mungkin?” Mira tersenyum canggung. Raka yang sedang men

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 112. Manusia Nggak Tahu Diri

    Raka yang sedang berada tak jauh dari tempat Mira menerima panggilan telepon sontak terkejut saat mendengar sang istri setengah berteriak.“Ada apa? Kenapa sampai terkejut begitu?” Raka memegangi bahu Mira.“Ini Mas.” Mira menunjukan sebuah pesan pada Raka.Raka segera meraih ponsel Mira dan membaca isi pesan di dalamnya. Ia mengerutkan alis dan terdiam untuk beberapa saat.Kala itu Mira tampak sedang menahan air mata, tak menyangka dengan apa yang dibacanya.“Setelah sekian lama mencampakanmu sekarang mereka malah berusaha mempermalukanmu begini?” Raka tanpa sengaja meremas ponsel Mira saking merasa kesal.“Kupikir mereka sudah nggak menganggapku ada. Tapi ternyata di saat aku sudah sukses, malah mengatakan pada semua orang kalau aku menelantarkan mereka.”“Om dan bibimu sudah sangat keterlaluan. Biar aku bantu luruskan saja semuanya. Biar keluargamu itu pada tau.”“Percuma, mereka nggak bakalan mau dengar. Kalau begitu, Mas antar aku ke rumah sakit saja. Biar sekalian ketemu keluarg

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 111. Misi Selesai

    Kala itu warung Iyun barang dagangannya tak terlihat sepadat dulu. Hanya beberapa barang saja yang dipajang, itu pun tampak sudah berdebu seperti tak tersentuh.Beruntung cabut-cabutan yang Arka inginkan masih ada dan bahkan masih begitu banyak.“Bu, Arka mau semua boleh?” tanya Arka seraya menunjuk yang ia inginkan.Mendengar suara Arka, Iyun yang semula sedang terkantuk menunggui warung sampai dibuat terkejut.“Mi-mira?” gumam Iyun dengan mata membelalak, “mau ngapain kamu ke sini?” tanyanya seraya menatap sinis.Iyun sama sekali tak tahu jika Mira yang kini sudah di hadapannya berbeda dengan yang dulu.“Maaf, saya ke sini karena ada yang mau dibeli.”Iyun perlahan menatap pakaian Mira dan anak-anak yang kini terlihat bagus. Ia pun lebih memilih diam dan membiarkan Mira belanja di tempatnya.“Ibu Arka mau kue juga.”“Ambil saja.”Anak-anak tampaknya sengaja mengambil apa yang dulu tak bisa me

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 110. Penyesalan Para Warga Desa

    “Bukannya itu Mira? Apa aku nggak salah liat? Dia naik mobil mahal dan mewah begitu.”“Iya, anak-anaknya juga pake baju bagus. Mereka benar-benar jauh berbeda.”“Apa mungkin mereka pesugihan? Masa iya bisa kayak secepat itu?”“Loh, kamu nggak tahu? Mira itu kan sempat viral di media sosial.”Para warga desa yang menyaksikan kedatang Mira dan Raka tak hentinya berbisik. Mereka antara bingung, terkejut, juga tak menyangka dengan apa yang mereka lihat.Hanya saja, Mira kali ini berusaha untuk tak ambil pusing tentang ucapan para warga desa dan memilih fokus pada orang yang dituju saja.Kala itu di rumah Roni tampak istrinya yang sedang hamil besar terkejut melihat kedatang Mira dan Raka.“Mas Roninya ada, Mbak?” tanya Mira seraya tersenyum.Istri Roni pun heran karena ternyata Mira datang-datang malah mencari suaminya.“Maaf Mbak Mira, apa suami pernah pinjam uang? Atau melakukan kesalahan?” tanya wanita itu dengan wajah kebingungan.Mira tersenyum melihat tingkah istri Roni. Ia tahu bet

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 109. Sebuah Balasan

    Semua mata tertuju pada Raka dan Mira, sepasang suami istri yang begitu serasi, membuat mereka yang melihat menjadi kagum dan terpana.“Wah, sepertinya laki-laki itu memang suaminya. Mereka cocok sekali.”“Benar, tatapan keduanya saja keliatan saling mencintai.”“Yah, beberti Nunung saja yang iri dia nggak bisa dapetin laki-laki seganteng suami si Mbak itu.”Orang-orang yang menyaksikan sontak tertawa. Mereka menertawakan Nunung karena telah gegabah menuduh yang tidak-tidak.Merasa malu, Nunung pun segera pergi sambil menggerutu, sedangkan orang-orang yang berkerumun bergegas membubarkan diri.Mira dan Raka saling pandang, sejak tadi mereka terus menahan tawa.“Mas datang di saat yang tepat,” ungkap Mira.“Sebenarnya Mas sudah perhatikan dari tadi. Cuma nunggu waktu yang pas yang paling greget saja.” Raka terkekeh.Mira mencubit lengan sang suami, “jadi, apa seru melihatku dipermalukan?” “Enggak begitu sayang.” Raka terlihat panik.Mira malah tersenyum melihat tingkah sang suami.Di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status