Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 391 - Bab 400

528 Bab

BAB 391 - NEWS

Namun, saat Karin hendak mengganti channel televisi, dia melihat berita terbaru yang diberitakann oleh penyiar. Marsha beranjak dari tempat duduknya ketika melihat berita itu. Tatapan Marsha tidak lepas melihat berita yang disampaikan oleh penyiar berita itu.Tidak hanya Marsha yang mendekat, tapi Karin juga mendekat dan berdiri di samping Marsha mendengarkan berita yang disampaikan oleh penyiar itu. Hingga kemudian, tubuh Marsha mematung mendengar berita itu. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas ketika mendengar berita yang telah di sampaikan oleh penyiar.*Pesawat pribadi milik pengusaha muda William Geovan lost contact. Pesawat yang membawa William Geovan bersama dengan sang assistant baru saja lepas landas lima belas menit lalu. Saat ini kami masih menunggu kabar selanjutnya.*Tubuh Marsha hampir ambruk mendengar berita itu. Dengan cepat Karin memeluk bahu Marsha. Napas Marsha memburu, dia kembali menggelangkan kepala dengan tegas. Mata Marsha memerah, air matanya mulai berlin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 392 - TERJEBAK

Frans mundur perlahan, tubuhnya terasa begitu panas ketika meneguk wine yang baru saja dia pesan. Seketika dia berusaha keluar dari kamar hotel namun, dia tidak mampu. Frans ingin mengambil ponselnya, tapi dia tidak menemukan ponselnya. Frans terus mengumpat, tubuhnya sudah tidak sanggup lagi menahan rasa panas. Terlebih rekan bisnis yang tadi dia temui, kini menghilang dan membuatnya terjebak dalam sebuah kamar hotel. "Apa kau ingin aku temani?" Seorang wanita berjalan masuk ke dalam kamar. Wanita itu sangat cantik. Ya, dia memiliki tubuh yang begitu indah. Balutan gaun berwarana merah, membuat wanita itu sangat seksi. Frans tidak mampu bergeming, kala wanita itu merapatkan tubuhnya. Wanita itu mengecupi lehernya. Napas halus milik wanita itu nyatanya semakin membangkitkan gairah Frans. Berkali-kali Frans berusaha menahan diri, namun dia tetap tidak mampu. Panas di dalam tubuhnya begitu membuatnya tidak mampu menolak setiap sentuhan wanita itu. Frans memejamkan matanya, ketika wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 393 - ADRIAN FRANKLIN?

"Tuan Raymond?" Dion menerobos masuk ke dalam ruang kerja Raymond dengan begitu tergesa-gesa. "Jika kau datang hanya mengatakan belum mendapatkan apa pun, lebih baik kau pergi," seru Raymond dengan tatapan menghunus tajam ke arah asisstantnya. "Saya sudah mendapatkan data tentang Tuan Dimitry, Tuan," jawab Dion cepat. Raymond membuang napas kasar. "Katakan apa yang kau dapat?" "Tuan Dimitry pernah memiliki skandal dengan adik dari istrinya. Selain itu beberapa hari lalu saya berhasil menemukan sebuah mobil silver tertangkap kamera CCTV berada di Geovan Company," ujar Dion. "Mobil Silver? Apa kau mendapatkan plat mobil itu?" tanya Raymond yang tak sabar. "Sudah Tuan, saya sudah mendapatkan plat mobil itu," jawab Dion. "Kau sudah melacak alamat mobil silver itu?" Raymond kembali bertanya dengan tatapan begitu serius. "Adrian Franklin. Saya melihat mobil itu menuju kediaman Adrian Frankilin, Tuan," jawab Dion. "Adrian Franklin?" Raymond menautkan alisnya. "Apa William pernah mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 394 - HARUS BERTERIMA KASIH PADA SEPUPUMU

Flashback on#Albert melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju bandara. Sedangkan Wiliam yang duduk di samping Albert, lebih memilih melihat ke luar jendela. Namun, seketika senyum di bibir William terukir saat melihat ada sebuah mobil putih dengan jarak yang cukup dekat dengannya tengah mengikutinya. "Albert, ada yang mengikuti kita," tukas William dingin. Albert melirik ke arah spion, dan benar saja sebuah mobil tengah mengikutinya. "Tuan, apa rencana selanjutnya?" "Buat mereka seolah tahu kita pergi ke Milan," balas William dengan sorot mata menerawang ke depan. "Maaf Tuan? Seolah pergi ke Milan? Maksud Tuan kita tidak akan pergi ke Milan?" tanya Albert hati-hati. "Ya, jika mereka sudah tahu tujuanku ke Milan, maka mereka telah merencanakan sesuatu," jawab William. "Hubungi yang lain, melacak orang yang mengikuti kita." Albert mengangguk. "Baik Tuan. Lalu bagaimana dengan keadaan hotel di Milan?" "Minta direktur pemasaran untuk ke Milan besok pagi. Aku akan melihat hasi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 395. KAU BUKAN LAWANKU

"Ah satu lagi. Laura Geovan maaf maksudku Laura Jefferson, adikmu yang cantik itu. Maaf karena hingga detik ini adikmu belum sadar, bahkan wajah cantiknya harus rusak. Kau harus menyalahkan adik iparmu Raymond Jefferson, yang ikut campur dalam hal ini," tukas Adrian dengan seringai di wajahnya."Adrian Franklin, kau telah berani menyentuh istriku! Aku akan menghancurkanmu!" desis Raymond dengan geraman tertahan. Tatapannnya menghunus tajam ke arah Adrian. Jika Frans lepas kendali ingin menyerang Adrian, berbeda dengan Raymond yang tetap tidak bergeming pada tempatnya. Bukan tidak ingin melawan, tapi Raymond menunggu waktu untuk menyerang pria yang berani melukai anak dan istrinya itu.Adrian kembali tertawa melihat kemarahan Raymond. Sedangkan William masih tetap diam, namun tatapan William kali ini menatap tajam dan penuh kemarahan pada pria di hadapannya itu."Berikan aku alasan, kenapa kau berniat menghancurkanku. Aku bahkan tidak pernah menjalin kerja sama denganmu." Suara William
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 396. MENGORBANKAN DIRI

Kondisi ruangan itu begitu menegangkan, William dan Adrian saling melemparkan tatapan tajam dan permusuhan. Terlihat William tetap tenang, kala anak buah Adrian mengarahkan pistol ke kepalanya. Albert yang berdiri di samping William, dia langsung mengarahkan pistol ke kepala Adrian."Kau tidak akan pernah bisa selamat dari sini, William," tukas Adrian tajam.William tersenyum sinis. "Perkataan itu hanya tepat untukmu. Kau yang tidak akan pernah bisa selamat, karena telah berani melawanku.""Kau pikir dengan mengetahui kenyataan kau adalah pemegang saham di perusahaanku, aku harus takut padamu? William Geovan, nyatanya kau tidak akan pernah bisa keluar dari sini." Adrian tertawa, dia begitu mengejek William yang terlihat begitu santai dan percaya diri. Bagi Adrian, siapapun, yang datang menghampirinya, tidak akan pernah mungkin untuk bisa selamat. "Apa cara yang kau lakukan untuk bisa menahanku di sini? Apa kau meminta anak buahmu untuk menyerangku?" William menyeringai, dia berkata p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 397 - KAU ADALAH HIDUPKU

Marsha menatap keluar jendela. Sudah dua hari kondisi kesehatannya menurun. Meski dia tidak ingin makan apapun, tapi dia masih berusaha memaksakan dirinya untuk makan. Beruntung, Karin selalu menemani Marsha. Namun, Marsha tidak pernah bisa diajak bicara oleh Karin. Hanya terkadang Karin berusaha meminta Marsha fokus pada kandungannya. Dan kenyataannya, Marsha terus menangis. Dia tidak henti memanggil nama William. Setiap malam, Karin menemani Marsha tidur, tapi Marsha tetap masih tidak berhenti menangis. "Marsha? Apa kau sudah makan?" Karin yang berdiri di ambang pintu, dia menatap Marsha yang tengah melamun. Dia langsung mendekat dan duduk di samping sahabatnya itu. Marsha menoleh menatap Karin yang ada di sampingnya. "Karin, apa kau sudah mendengar kabar tentang William? Kenapa hingga detik ini aku belum mendapatkan kabar tentang William?" tanya Marsha dengan suara begitu lemah. Terlihat wajahnya begitu rapuh dan tatapan yang sendu. Karin menyentuh tangan Marsha, dia mengelus pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 398 - PENJELASAN FRANS

"Karin.." Langkah Karin terhenti, ketika ada yang memanggil namanya. Dia langsung membalikan tubuhnya ke sumber suara itu. Seketika tubuhnya mematung, kala melihat Frans melangkah mendekat ke arahnya. Saat Frans mendekat, Karin segera mundur perlahan. Matanya berembun, saat melihat Frans. Ya, sejak kejadian Karin melihat Frans tidur di hotel dengan seorang wanita, Frans tidak menemuinya sama sekali. Bahkan Frans tidak menjelaskan apapun padanya. Dengan cepat, Karin memutar tubuhnya hendak meninggalkan Frans. Namun, langkahnya kembali terhenti saat Frans menahan lengannya. Tatapan Karin menghunus tajam ke arah Frans yang memegang tangannya. Karin menghentakan tangannya, dia tidak mau Frans menyentuh dirinya. Sebisaa mungkin Karin mendorong tubuh Frans, tapi ketika Karin berontak, Frans langsung memeluk erat tubuh Karin. "Lepas! Aku tidak mau disentuh olehmu! Lepasakan aku!" Karin mendorong tubuh Frans, dia terus memukul Frans agar pria itu melepaskan dirinya. Tapi percuma saja, tena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 399 - BIARKAN DIA BERUSAHA

William menatap Marsha yang tertidur pulas dalam pelukannya. Sejak tadi Marsha tidak mau lepas darinya. William mengelus lembut pipi Marsha, dia memberikan kecupan bertubi-tubu di bibir istrinya. Marsha menggeliat, dia merasakan ada yang menyentuhnya. Dia mulai membuka matanya. Senyum di bibirnya terukir melihat suaminya tengah menciumnya. Marsha mengeratkan pelukannya. Dia membenamkan wajahnya dalam pelukan William. Mencium aroma parfume milik suaminya yang selalu menjadi candu baginya. Kemudian, Marsha mendongakan kepalanya dalam pelukan William. "William, kenapa kau belum menceritakan padaku tentang berita di televisi beberapa hari lalu?" William tersenyum, dia mengecup kening Marsha. Sebelumnya, William memang sengaja untuk tidak langsung menceritakannya. Mengingat kondisi kesehatan Marsha menurun, itu yang membuat William menunda untuk menceritakan pada istrinya itu. William menyelipkan rambut Marsha ke belakang daun telinga istrinya itu. "Maaf membuatmu cemas dan khawatir. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

BAB 400 - KEDATANGAN VERONICA

Sudah beberapa hari setelah William pulang ke rumah, Marsha tidak pernah mau ditinggal. Itu yang membuat William harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya di rumah. Kemarin, media memberitakan kabar tentang Adrian Franklin yang saat ini berada di penjara. Meski William sudah mengatakan pada Marsha, semuanya telah baik-baik saja, tapi Marsha tetap selalu merasa khawatir. Bahkan Marsha juga melarang William untuk melakukan perjalanan bisnis. Marsha memperbolehkan William untuk melakukan perjalanan bisnis, jika pergi bersama dengannya. Marsha melangkah keluar dari kamar mandi, dia baru saja selesai berendam. Tatapannya kini menatap jam dinding, kini sudah pukul dua siang. Kemudian, Marsha langsung mengganti pakaiannya dengan dress sederhana khusus ibu hamil. Setelah mengganti pakaiannya, Marsha memutuskan untuk menyusul William di ruang kerjanya. Meski berada di rumah, William akan tetap menyelesaikan pekerjaannya. "William?" panggil Marsha saat masuk ke dalam ruang kerja William. Wi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
53
DMCA.com Protection Status