Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 411 - Bab 420

528 Bab

Extra Chapter Season 1 (END)

Frans duduk di kursi kebesarannya. Pikirannya terus memikirkan cara bertemu dengan Karin. Beberapa kali dia mencoba menghubungi Karin, tapi tetap saja tidak bisa. Sebenarnya, bisa saja, Frans meminta anak buahnya untuk melumpuhkan security di rumah Karin, tapi jika dia melakukan itu, sama saja akan membuat Karin semakin membenci dirinya. Frans mengambil botol wine di hadapannya, lalu menuangkan pada gelas sloki kosong di depannya. Dia menegak wine hingga tandas seraya memejamkan mata singkat. "Tuan Frans," Devin, assistant Frans berlari menerobos masuk ke dalam ruang kerja Frans. "Ada apa? Kenapa kau menggangguku? Bukannya aku sudah mengatakan padamu, jangan menggangguku!" seru Frans dengan tatapan dingin pada Devin. "M-Maaf, Tuan. Tapi saya hanya ingin mengantakan saat ini Nona Karin sedang dalam perjalanan menuju bandara," jawab Devin gugup. Frans tersentak, dia begitu terkejut mendengar ucapan Devin. "Apa maksudmu? Kau bilang padaku, keberangkatan Karin, minggu depan!" "Nona
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 412 – TA S2 - New Beginning

Tiga tahun kemudian...Marsha turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Ya, dirinya baru saja kembali dari perusahaan keluarganya. Kini Nicholas Group berada dalam pimpinan Marsha. Tentu William turut membantu Marsha dalam perusahaan. Sebagai anak tunggal, Marsha tidak mungkin tidak menjalankan perusahaan yang telah diserahkan padanya. Mario, ayahnya lebih banyak menghabiskan waktu memimpin perusahaan cabang. Mario susdah tidak lagi, memegang kendali perusahaan pusatnya. Semuanya Mario serahkan pada Marsha dan William. Minggu lalu, Marsha meminta Mario mengajak bulan madu kembali Clara. Saat ini. Marsha hanya menginginkan ayah dan ibunya menghabiskan masa tua mereka, dengan bersenang-senang. Selama tiga tahun terakhir, Marsha fokus mengembangkan perusahaan keluarganya. Begitupun dengan William, perusahaan miliknya kini berkembang pesat. William mampu menambah puluhan ribu cabang tersebar diluar Amerika. Namun, meski William dan Marsha sama-sama disibukan dengan urusan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 413 – TA S2 - New Beginning II

Moscow, Russia. Frans menatap Karin yang tengah tertidur pulas. Dia mengelus lembut pipi wanita yang dia cintai itu. Tanpa terasa, sudah tiga tahun, dirinya dan Karin meninggalkan Toronto dan menetap di Moscow. Selama tiga tahun ini, Frans memimpin perusahaan cabang milik Geovam Group yang berada di Moscow. Sedangkan perusahan pribadinya yang ada di Toronto, dia percayakan pada salah satu direktur yang telah dia pilih. Selama Frans memimpin perusahaan cabang milik Geovan Group yang ada di Moscow, Karin pun turut membantu. Meski Frans tahu, Karin belum sepenuhnya memaafkan dirinya, tapi dia tidak perduli. Bagi Frans, berada di samping Karin sudah lebih dari cukup. Dia tidak membutuhkan apapun selain Karin berada disisinya. Bahkan, jika dia harus menunggu lebih lama lagi, agar mendapatkan maaf dari Karin, dia pun tidak mempermasalahkan itu. Terpenting, Karin tidak pernah meninggalkanna itu sudah lebih dari cukup untuk Frans. Karin yang tegah tertidur pulas, dia merasakan ada yang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 414 – TA S2 - Goes To Moscow

Kini Marsha tengah memasukan barang-barang pribadi milik Sean, Lea, William dan juga miliknya sendiri ke dalam koper. Sebelum menutup koper, dia kembali memastikan semuanya keperluan yang dibutuhkan di Moscow telah di bawa. Setelah memastikan semua barang-barangnya terbawa. Marsha langsung menutup koper itu. Kemudian, meletakan kopernya di sudut ruangan bersamaan dengan koper pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan. "Sayang, kau sudah siap?" tanya William saat melangkah masuk ke dalam kamar. "Sudah, kita pesawat jam berapa, William?" Marsha mendekat, menghampiri William. "Jam sepuluh pagi, lebih baik kita berangkat sekarang. Sean dan Lea sudah menunggu di bawah," jawab William sembari mengecup kening Marsha. "Kau tidak perlu membawa koper, nanti biarkan pengawalku saja yang akan membawa koper kita ke dalam mobil." "Tunggu, William. Aku ambil tasku," Marsha langsung mengambil tas yang berada di atas meja riasnya, lalu dia memeluk lengan William berjalan meninggalkan kamar."Mommy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 415 – TA S2 - Welcome Moscow

Mosow, Russia.Kini William dan Marsha telah tiba di Moscow. Marsha langsung menggenggam tangan Lea turun dari pesawat. Sedangkan Sean digenggam oleh William turun dari pesawat. Mereka langsng menuju lobby. Ketika Sean melihat ada paparazzi yang memotret dirinya, Sean langsung mengulurkan tangannya meminta digendong oleh William. William tersenyum, melihat tingkah putranya itu. Dia mengulurkn tangannya dan menggendong Sean. Sejak dulu Sean tidak menyukai ada orang lain yang memotret dirinya. Seperti saat ini, Sean langsung membenamkan wajahnya di leher William, dan memeluk erat leher Willim, agar tidak ada lagi orang yang memotret dirinya. Marsha yang tengah menggenggam tangan Lea, dia melirik putanya yang tengah menyembunyikan wajah di leher William. Marsha langsung mengecup puncak kepala Sean gemas. Kemudian, William merengkuh bahu Marsha dengan tangan kirinya, lalu berjalan menuju mobil yang telah menjemput mereka. "Daddy... Mommy..." Lea berteriak ketika melihat Raymond dan Laur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 416 – TA S2 - Nasihat Marsha

Keesokan hari, Marhsha sudah lebih dulu terbangun. Pagi tadi, dia melakukan yoga, sebagai rutinitas. Dulu, ketika Marsha baru saja melahirkan Sean, dia selalu rajin berolah raga, demi mengembalikan bentuk tubuhnya sepeti semula. Marsha melangkah keluar kamar. Tatapannnya kini ke arah taman, di sana Karin tengah duduk bersantai denga cuaca yang begitu cerah. Marsha langsung berjalan menghampiri Karin yang ada di taman. "Karin, kenapa kau sendiri?" tanya Marsha saat dirinya sudah berada di taman. Karin menoleh, dan tersenyum melihat Marsha. "Kemarilah, Marsha.." Marsha mendekat, lalu duduk di samping Karin. "Kenapa kau sendiri, Karin? Di mana yang lain?" "Laura dan Raymond tadi pagi sebelum kalian semua bangun, dia harus pergi menjemput rekan bisnis mereka yang baru saja tiba di Moscow. Lea juga ikut dengan Laura dan Raymond. Sebelumnya Laura dan Raymond menitip salam padamu dan William. Mereka ingin berpamitan tapi kau dan William masih tertidur," jelas Karin seraya melihat ke dep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 417 – TA S2 - Bolshoi Theatre

Kini William dan Marsha sudah tiba di Bolshoi Theatre. William sengaja membawa Marsha ke Bolshoi Theatre. Dia ingin mengajak istrinya untuk menonton opera. Sudah lama rasanya William tidak memiliki waktu berdua dengan istrinya itu. Sejak dulu, Sean putra mereka selalu ikut setiap kali William ingin mengajak Marsha hanya berdua saja. "William, kau sudah membeli tiket?" tanya Marsha memastikan. "Sudah sayang," William mengecup kening Marsha. Kemudian, dia merengkuh masuk ke dalam Bolshoi Theatre. Beruntung, William memesan tempat duduk di tengah. Itu membuat Marsha lebih nyaman ketika menonton opera. Tidak lama kemudian, Teater Opera di mulai. "William, nanti kita ke sini lagi mengajak Sean. Pasti Sean menyukainya," bisik Marsha. William mengusap rambut istrinya. "Ya, nanti kita akan ke sini lagi." "Ah, ya aku juga ingin melihat pertunjukan balet, William. Tapi tidak mungkin aku membawa Sean," gumam Marsha. William mengulum senyumannya. "Berarti, kita harus segera memiliki anak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 418 – TA S2 - Pengganggu Kecil

"Sean, sepertinya menyukai tidur dalam pelukanmu." Frans mendekat ke arah Karin, dia menatap Sean yang tertidur pulas dalam pelukan Karin. Senyum di bibirnya terukir, kala melihat Sean tertidur begitu pulas dalam pelukan Karin. Karin menoleh, dia menatap Frans yang mendekat ke arahnya. "Kau sudah pulang?" tanyanya dengan suara pelan. Dia tidak ingin membuat Sean terbangun. Frans mengangguk, dia langsung duduk di samping Karin. "Kenapa kau belum memindahkan Sean ke kamarnya?""Tadi saat aku ingin memindahkan Sean, dia terbangun. Jadi aku membiarkan dia tidur dalam pelukanku. Lagi pula aku menyukai Sean tidur dalam pelukanku," jawab Karin sembari mengecup hidung Sean. Dia melihat Sean yang tertidur begitu pulas, membuat hatinya menghangat. "Sean beruntung, kau sangat menyayanginya," ucap Frans sembari mengelus lembut pipi gemuk Sean. "Aku sudah menganggap Sean seperti anakku sendiri," Karin mengecup kening Sean. Tatapanya terus menatap lembut Sean yang begitu tenang, tidur dalam pel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 419 – TA S2 - Penyerahan Saham Empat Puluh Persen

Pagi hari, Marsha membantu Karin menyiapkan sarapan. Khusus hari ini, Marsha sengaja tidak meminta pelayan untuk menyiapkan sarapan. Rasanya, dia sudah lama sekali tidak masak untuk William. Terlebih, sejak dirinya memegang kendali perusahaan keluarganya. Dia sangat jarang memasak untuk William."Selesai," ucap Marsha ketika selesai menyajikan Linguine Alle Vongole, Lasagna dan Fettucini Alfredo. Ya, William memang menyukai Italian Cuisine. Itu kenapa Marsha selalu masak Italian cuisine, jika memiliki waktu senggang. "Marsha, kau sekarang sangat hebat. Apa setiap hari kau selalu masak untuk William?" tanya Karin dengan tatapan kagum. Marsha tersenyum. "Tidak, Karin. Aku sangat jarang masak untuk William. Kau tahu, sekarang aku sudah memegang kendali perusahaan keluargaku." "Aku sangat bangga padamu, Marsha." Karin mengelus lengan Marsha. "Aku pernah melihat dirimu di majalah bisnis. Kau terlihat sangat cantik." "Jangan berlebihan, Karin," Marsha mendengus. Karin terkekeh."Tadi m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 420 – TA S2 - Melamar?

"Sean, jangan berlari, sayang.. Nanti Bibi dimarahi Ibumu," seru Karin dengan cukup keras. Dia menatap kesal Sean yang tengah berlari, dengan teman barunya. Ya, kini Karin dan Frans mengajak Sean ke Tagansky Park. Sebuah wahana bermain anak-anak yang ada di Moskow. Karin mendesah pelan, melihat Sean yang tengah berlari dengan teman barunya di taman itu. Beberapa kali, Sean bermain bola dengan teman barunya. Sudah sejak tadi, Karin berteriak, agar Sean tidak berlari. Dia tidak ingin Sean sampai terjatuh apalagi sampai terluka. Bisa-bisa, Marsha tidak akan lagi mempercayakan Sean padanya. "Karin, biarkan Sean bermain. Lihatlah pengawal William selalu mengawasi putranya. Kau tidak perlu mencemaskan Sean," ujar Frans seraya melihat beberapa pengawal William yang mengelilingi putranya itu. Frans sudah tahu, William pasti akan selalu meminta pengawalnya menjaga putranya itu. "Baiklah, kalau begitu kita duduk saja. Aku lelah." Kemudian Karin duduk di kursi yang tidak jauh darinya. Begitup
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4041424344
...
53
DMCA.com Protection Status