Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 31 - Chapter 40

500 Chapters

BAB 31 - BERLIN - DINNER

Setelah meeting, William membawa Marsha ke salah satu restoran. Mereka memutuskan untuk makan malam sebelum kembali ke hotel. Karena besok mereka sudah kembali ke Kanada, malam ini mereka harus merapihkan barang-barang mereka. William harus segera kembali ke Kanada, karena masih banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan. Terutama dia sekarang memiliki proyek kerja sama dengan Mario ayah mertuanya. William memesan, salmon steak dan mashed potato untuk Marsha. Sedangkan dirinya lebih memilih tenderloin steak. Tidak lama kemudian pelayan pun mengantarkan makanan ke meja mereka. "William, apa kau akan bekerja sama dengan pamannya Jacob?" tanya Marsha sambil menikmati makanannya. "Ya, aku akan bekerja sama dengannya. Rencananya aku akan membuka perusahaan cabang di sini," jawab William dengan suara dingin tanpa melihat ke arah Marsha.Marsha mengangguk paham. "Kenapa tadi Jacob bisa ada bersamamu?" tanya William dengan nada ketidaksukaannya. "Aku juga tidak tahu, aku berada di ruang t
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 32 - BACK TO CANADA

Sinar matahari pagi menembus jendela menyentuh wajah Marsha yang tengah tertidur pulas. Perlahan Marsha mulai membuka matanya. Dia mengerjap beberapa kali dan menguap. Marsha melirik ke samping, melihat William sudah tidak ada di sampingnya. Marsha yakin, William sudah lebih dulu bangun.Marsha mengambil ponselnya di atas nakas, dia melihat kini sudah pukul delapan pagi. Dia ingat William mengatakan jika pukul sebelas adalah penerbangan mereka. Dengan cepat Marsha bangun dan langsung berlari menuju kamar mandi.Setelah Marsha sudah selesai mandi, dan sudah mengganti pakaiannya dengan mini dress berwarna pink muda lengan pendek. Kini Marsha memoles wajahnya dengan make up tipis dengan rambut yang dia biarkan tergerai indah. CeklekPintu kamar terbuka, Marsha mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dia melihat William baru saja masuk. Karena bangun terlambat, Marsha baru menyadari jika tadi dia tidak mencari William. "Kau dari mana?" tanya Marsha saat melihat William masuk ke dalam ka
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 33 - HOME - HURT

Toronto, Canada. Marsha dan William kini sudah tiba di Kanada. Sopir sudah menjemput William dan Marsha. Kemudian William dan Marsha berjalan ke arah mobil. Barang-barang milik William dan Marsha sudah di bawa oleh anak buah William yang sengaja William panggil untuk menjemputnya di bandara.Marsha melihat paparazzi yang tengah memotret dirinya bersama dengan William. Marsha mendengus kesal, dia tidak suka kehidupan pribadinya harus berada di media. Jika seperti ini, suatu saat Raymond kembali ke Kanada akan sulit membuat Marsha bertemu dengan Raymond. Marsha dan William kini masuk ke dalam mobil, bahkan sampai mereka masuk ke dalam mobil tetap saja masih ada yang memotret mereka. "Apa kau msih mengantuk?" tanya Willim melihat ke arah Marsha."Tidak, aku sudah tidak mengantuk." jawab Marsha datar."Good, aku tidak mau direpotkan harus menggendongmu," balas William dingin."Kau tidak mau di repotkan tapi selalu menggendong ku, aku rasa kau menyukai menggendongku!" tukas Marsha yang
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 34 - MENGHINDAR

Keesokan harinya, Marsha sudah tiba di Stefano Company. Pagi ini dia memilih untuk berangkat lebih awal. Bahkan tadi malam saat dia tidur di kamar tamu, dia memilih untuk mengunci pintu kamarnya. Dia bangun pukul lima pagi tadi, dia memang menghindar untuk bertemu dengan William. Marsha masih tidak bisa melupakan perkataan William yang begitu menyakitinya. Bahkan William membentaknya hanya karena dia menjawab panggilan telepon di ponsel miliknya.Kini Marsha tengah menikmati sarapannya di kafe terdekat dengan Stefano Company. Dia sudah mengirim pesan pada Karin sahabatnya, jika dia akan tiba di kantor lebih awal. Tidak lama kemudian, Karin melangkah masuk ke dalam kafe. Dia melihat Marsha yang sudah duduk di sudut dekat jendela. Dengan cepat Karin langsung mendekat ke arah Mardha dan duduk di hadapan sahabatnya itu."Bagaimana liburanmu di Berlin? Menyenangkan bukan? Aku belum pernah ke Berlin," kata Karin yang kini sudah duduk di hadapan Marsha. Marsha mendesah pelan. "Aku tidak b
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 35 - TIDAK INGIN PULANG

Waktunya jam makan siang, Marsha sudah menyelesaikan pekerjaannya. Hingga detik ini, Marsha tidak mengaktifkan ponselnya. Lagi pula untuk apa, William tidak berhak mengatur hidupnya. William juga harus memiliki batasan. Itulah yang Masha pikirkan. Sesuai janji Marsha dengan Melvin, mereka akan makan siang bersama. Marsha sudah menunggu di salah satu restoran terdekat dengan Stefano Company. Untunglah Karin bisa mengerti, jika Marsha akan makan siang bersama Melvin. Marsha tengah duduk, dia sudah memesan sirloin steak untuknya. Dia juga memesan tenderloin steak untuk Melvin. Tidak lama kemudian Melvin yang baru saja tiba di restorna, dia sudah melihat Marsha duduk di ujung, dia langsung berjalan mendekat ke arah Marsha. "Marsha? Apa kau sudah menunggu lama?" Melvin menarik kursi, lalu dia duduk di hadapan Marsha. Marsha melihat ke arah Melvin yang duduk di hadapannya. "Tidak apa-apa Melvin. Aku juga baru datang.""Melvin, aku sudah memesankan makanan untukmu. Jika kau tidak menyuka
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 36 - PERTENGKARAN I

William duduk di kursi kebesarannya, pikirannya kini tengah memikirkan Marsha. Tadi malam Marsha mengunci diri di kamar tamu. Bahkan paginya, Marsha sudah lebih dulu berangkat. William merasa bersalah karena berkata kasar pada Marsha. Ya, memang sebenarnya William sangat marah pada Marsha, karena Marsha mencampuri urusan pribadinya. Tapi tidak bisa di tutupi jika William juga merasa bersalah karena terlalu kasar pada Marsha. William melirik arlojinya, sekarang sudah pukul enam sore. Itu artinya Marsha sedang di jalan pulang. William memutuskan akan berbicara dengan Marsha saat dia sudah tiba di rumah. Tidak lama kemudian, terdengar dering ponsel, William mengambil ponselnya di atas meja. Dia menatap ke layar ternyata pesan masuk dari Marsha. DIa mengusap layar ponsel untuk membuka pesan, dan langsung membaca pesan.Marsha : William, aku akan menginap di rumah Karin. Kau tidak perlu mencari ku. Aku baik-baik saja.William : Tidak boleh, aku tidak mengizinkanmu menginap.Marsha : Aku h
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 37 - PERTENGKARAN II

"Aku tetap ingin menginap di rumah Karin! Cepat kau putar arah ke rumah Karin! Kenapa kau selalu mengatur hidupku!" sentak Marsha. Dia tetap ingin menginap di rumah Karin. Dia ingin menenangkan diri. "Aku sudah mengatakan padamu bukan? Jika aku tidak mengizinkanmu menginap di rumah karin!" geram Wiliam. Dia berusaha menahan emosinya, dia tidak ingin membentak Marsha. "Apa kau tidak bisa membaca pesanku? Disitu tertulis aku bukan meminta izin padamu. Tapi aku memberitahumu jika aku akan menginap di rumah Karin. Tidak perduli kau mengizinkan atau tidak! Ini hidupku! Aku memiliki kebebasan untuk mengatur hidup ku!" sentak Marsha. Dia sudah kehilangan kesabarannya bersama William. "Kita bicara ketika kita di rumah Marsha!" Seru William meninggikan suaranya. Dia menambah kecepatan mobilnya. Hingga membuat Marsha ketakutan karena William mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Tidak lama kemudian, mobil William sudah tiba di mansion. Marsha turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 38 - MENANGISLAH JIKA ITU MEMBUAT BEBAN MU BERKURANG

Kesokan hari, setelah pertengkaran dengan William, Marsha berusaha untuk melupakan hatinya yang terluka. Tidak tahu kenapa Marsha sungguh tidak nyaman. Dia sangat tidak suka ketika William mengakui padanya jika sudah memiliki kekasih. Dengan cepat dia segera menepis perasannya. Marsha harus mengingat jika pernikahannya dengan William hanya sebatas kontrak perjanjian.Kali ini Marsha kembali berusaha hanya memirkan Raymond. Namun, tidak bisa dipungkiri, dia tidak bisa lagi memikirkan Raymond. Padahal dulunya Marsha selalu memikirkan Raymond. Marsha berusaha untuk melupakan dan menepis perasaan yang tidak masuk akal ini. Tidak mungkin Marsha membiarkan dirinya jatuh cinta pada William. Dia harus tahu, jika yang William cintai adalah Alice. William sudah memiliki kekasih. Marsha yakin, Alice adalah wanita dewasa yang cantik. Berbeda dengan dirinya yang masih muda. Marsha berjalan menuju ruang makan. Dia melihat William yang tengah menikmati sarapan. Tanpa menyapa sedikit pun, dian angsu
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 39 - KEDATANGAN ALICE

William duduk di kursi kebesarannya, dia baru saja selesai meeting. Pikirannya tidak berhenti memikirkan perkataan Marsha tadi malam. Teringat jelas perkataan Marsha jika Marsha menunggu Raymond kembali padanya. Jika William mengingat itu, dia langsung mengepalkan tangannya. Dia benci jika Marsha masih memikirkan pria yang pergi tanpa memberi kabar sedikit pun. Hari ini William harus menjemput Alice. Tapi dia sendiri tidak ingin menjemput Alice. Dulu biasanya William selalu senang ketika menjemput kekasihnya. Tapi entah kenapa kali ini dia merasa enggan untuk menjemput kekasihnya itu. Alice memang gadis yang sangat cantik. Dia wanita dewasa yang umurnya sama dengan William. Pekerjaan Alice sebagai seorang artis, membuat Lukas ayah William tidak pernah merestui Alice menjadi menantunya. Lukas jauh lebih memilih Marsha, karena Marsha adalah gadis polos yang sangat cantik, lahir dari keluarga baik-baik. Itulah yang membuat Lukas memilih Marsha. Terdengar suara ketukan pintu, membuat Wi
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 40 - AKU SUDAH MENIKAH

"Alice, jangan samakan Milan dengan Toronto. Di sini tempat tinggal keluargaku. Aku tidak ingin ada pemberitaan macam-macam tentang diriku," seru William yang mulai malas menanggami ucapan Alice."Kalau begitu, kenapa kau tidak mengenalkan aku dengan keluargamu? Kita sudah menjalin hubungan lama William!" balas Alice.William membuang napas kasar. "Aku belum bisa mengenalkanmu pada keluargaku. Banyak hal yang harus aku katakan padamu Alice.""Ada apa? Kau ingin mengatakan apa?" tanya Alice menatap serius Wlliam."Banyak hal yang harus kau ketahui, mungkin kau belum melihat berita di media tentang diriku." tukas William dingin.Alice mengerutkan dahinya. "Apa yang kau maksud William? Aku tidak mengerti." "Aku dijodohkan dengan anak sahabat ayahku, Dia anak dari Mario Nicholas, Aku rasa kau pernah mendengar nama Mario Nicholas. Beberapa bulan terakhir Mario Nicholas mampu membawa perusahaannya berada di puncak," jawab William menatap lekat manik mata Alice. "Dan aku sudah menikah denga
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more
PREV
123456
...
50
DMCA.com Protection Status