หน้าหลัก / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / บทที่ 51 - บทที่ 60

บททั้งหมดของ Takdir Perjanjian Pernikahan: บทที่ 51 - บทที่ 60

500

BAB 51 - I AM YOURS

"Kau sungguh akan meninggalkannya? Tidak bermain di belakangku?" Marsha memincingkan matanya menatap penuh selidik."Tidak Marsha, aku tidak mungkin seperti itu. Aku bahkan tidak bisa melihatmu dengan pria lain. Aku tidak mungkin bermain di belakang mu," William mengelus lembut pipi Marsha."Lalu bagaimana dengan perjanjian yang telah kita buat?" tanya Marsha dengan suara parau."Lupakan perjanjian sialann itu!" William menangkup ke dua pipi Marsha, dia langsung menyambar bibir Marsha, mencium dan melumat dengan lembut bibir Marsha. William menekan bibir Marsha menuntun agar Marsha membalas ciumannya. Kemudian Marsha mulai membuka mulutnya, membalas dan mengikuti setiap pagutan William. Mereka saling mencecapi, lidah mereka saling berpagutan. Pertama kalinya Marsha berciuman sangat panjang dengan William. "Aku sangat menginginkan mu Marsha," bisik William di depan bibir Marsha. Tangannya meremas gundukan kembar di dada Marsha, hingga membuat Marsha melenguh. "T-Tapi William," ucap M
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 52 - MY LITTLE WIFE

William menatap Marsha yang masih tertidur pulas dengan tubuh polos yang hanya terbalut oleh selimut. Dia merapihkan rambut Marsha yang menutupi wajah Marsha. Dia mengelus dengan lembut pipi Marsha. William masih tidak percaya ini terjadi, kecemburuannya melihat Marsha dengan pria lain membuatnya mengungkapkan perasaannya. Tapi dia tidak menyesal, karena menikahi gadis sepolos Marsha. Mungkin memang ini sudah menjadi takdirnya dengan Alice. Kini William hanya mencari cara berbicara dengan Alice.Perlahan Marsha mulai membuka matanya, menggeliat dan merasakan tubuhnya remuk. "Aaaww" jerit Marsha menahan perih, tubuhnya sangat sakit. Bahkan di bagian bawah dia merasakan perih. Bagaimana tidak? William meminta lagi tadi malam. Hingga membuat tubuh Marsha kini terasa sangat sakit. "Are you oke? Maaf aku jika tadi malam aku menyakitimu." William memeluk erat Marsha. Dia tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan akibat ulahnya. Marsha menunduk, tidak berani menatap William. Sungguh Dem
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 53 - TIDAK AKAN MEMBIARKAN WILLIAM MENJADI MILIKNYA

Dengan penuh emosi, Alice turun dari mobilnya. Dia masuk ke dalam perusahaan William dan langsung menuju ruang kerja William. Alice tidak perduli dengan larangan William. Dia adalah kekasih William, sudah sangat jelas dia berhak atas William. Masalah media yang akan meliput mereka, dia tidak memperdulikannya. Sejak tadi malam, William tidak menjawab telepon darinya. Bahkan untuk pertama kalinya William tega membiarkan Alice pulang menggunakan taksi. Ratusan telepon Alice tadi malam di abaikan oleh William. "Selamat pagi Nona Alice," sapa Jessy sekretaris William saat melihat Alice datang."Di mana William? Apa dia di dalam?" tanya Alice dingin. "Maaf Nona, Tuan baru saja tiba di kantor. Dia sudah memiliki meeting dengan perusahaan dari Jepang," jawab Jessy. "Aku akan menunggunya di dalam!" ucap Alice ketus. "Nona saya tidak berani. Lebih baik Nona menunggu di ruang tunggu saja Nona," kata Jessy dengan sopan. "Sialan! Kau tidak tahu siapa aku? Hah? Kau pikir kau ini siapa! Kau ha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 54 - WILLIAM AKAN SELALU PERCAYA PADAKU

Mobil Marsha mulai memasuki Stefeno Company, setelah memarkikan mobil, Marsha langsung masuk ke dalam lobby perusahaan. Saat Marsha melangkah masuk ke dalam lobby, langkahnya terhenti ketika berpapasan dengan Karin yang juga baru tiba di lobby. "Marsha, kau masuk ke kantor?" Karin mendekat ke arah Marsha, dia langsung menyentuh bahu Marsha dan menggoyangkan pelan. "Kau tidak apa-apa kan? Apa tadi malam William melukaimu?" Terlihat wajah cemas dan khawatir Karin. Bagaimana tidak? Tadi malam, William memawab paksa Marsha keluar dari klub malam."Aku tidak apa-apa, Karin," jawab Marsha dengan senyuman di wajahnya. Karin mendesah lega. "Lebih baik kita ke kafe sekarang, banyak yang ingin aku tanyakan padamu."Marsha mengangguk, kemudian Karin langsung menarik tangan Marsha meninggalkan lobby Stefano Company. Namun, saat Karin menarik tangan Marsha, pandangan Marsha teralih pada sosok pria yang baru saja turun dari mobil. "Karin, tunggu." Marsha menahan tangan Karin, hingga membuat Kari
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 55 - KEDATANGAN ALICE

Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Marsha. Perlahan, Marsha mulai membuka matanya. Dia mengerjap dan menggeliat. Ketika Marsha sudah membuka matanya, dia melihat ke samping namun William sudah tidak ada. Saat Marsha ingin beranjak dari ranjang, dia melihat note kecil di atas nakas. Marsha langsung mengambil note itu. *Aku berangkat lebih pagi, ada rekan bisnisku dari Hong kong datang ke Kanada. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Malam ini aku akan pulang terlambat - Your husband William.*"Dia itu bekerja sepagi ini, memangnya tidak mengantuk? Aku saja kelas pagi biasanya tidak bisa tahan mengantuk." Marsha mendengus. Dia beranjak dari tempat tidurnya, dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tidak lama kemudian, setelah Marsha selesai mandi, dan sudah mengganti pakaiannya. Dia mengambil tas, lalu berjalan meninggalkan kamar menuju ruang makan. "Selamat pagi nyonya." sapa pelayan menundukan kepala saat melihat Marsha melangkah masuk ke dalam ruang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 56 - PEMINTAAN ALICE

William duduk di kursi kebesarannya, dia melihat Mr. Kim , rekan bisnisnya dari Hong Kong tengah membahas kerja sama mereka. Rencananya William akan membangun apartemen di Hong kong. Hong kong merupakan negara yang padat penduduk, property di Hong kong termasuk katagori salah satu termahal di dunia. Harga property di sana bahkan sama mahalnya dengan Amerika. "Mr. William, jadi pembangunan apartemen di Hong kong akan di mulai bulan depan. Semuanya sudah siap, mulai dari arsitek dan lainnya. Apa ada hal yang ingin anda tanyakan?" Kim bertanya seraya menatap William yang duduk du hadapannya. "Tidak, saya rasa semuanya sudah sangat baik. Jadi kita bisa memulai pembangunan apartemen di Hong kong," jawab William datar. "Baiklah, senang bekerja sama dengan anda Mr. William." Kim mengulurkan tanganya pada William, dan William menyambut jabatan tangan Mr. Kim. "Aku juga senang bekerja sama dengan anda Mr. Kim," balas William. "Sampai bertemu di meeting selanjutnya," tutup William. Dia bera
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 57 - AKU TIDAK BISA MENINGGALKAN MARSHA

Melvin mebaca berkas yang baru saja diberikan oleh assistantnya. Di hadapan Melvin, ada Jacob yang sejak tadi terus menatapnya. "Melvin, sampai kapan kau selalu sibuk? Apa kau ini tidak punya kekasih?" kata Jacob dengan nada menyindir."Diam kau! Perusahaan kita sedang berkembang pesat. Aku ingin membuat perusahaan kita lebih besar dari Geovan Group," jawab Melvin dingin. Tatapannya tetap menatap berkas di tangannya. Jacob tertawa rendah. "Kau ini masih terobsesi menjadi nomor satu? Kau tahu siapa lawanmu, Melvin. Ditambah aku dengar William akan bekerja sama dengan Mario Nicholas. Beberapa bulan teakhir nama Mario Nicholas masuk ke jajaran pengusaha sukses. Aku rasa kau jangan terlalu banyal bermimpi melawan William Geovan." Melvin mengalihkan pandangannya, dia menatap tajam Jacob. "Aku akan mampu melawan William! Kau lihat saja nanti!" Jacob menggelengkan kepalanya, dia membalas tatapan Melvin. "Apa alasanmu membenci William?" "Banyak hal yang aku tidak suka dengannya! Kau tida
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 58 - MENCARI BUKTI

Suara detuman musik terdengar hingga keluar, Kini William tengah berada di sebuah klub malam di kawasan King Street. William melangkah masuk menuju ruang VVIP. Dia tidak ingin di ganggu oleh siapa pun. Saat Wiliam masuk ke dalam, Frans yang tengah minum di temani para wanita, dia langsung melihat William. Kemudian, dia meletakan slokinya di atas meja, dan langsung menyusul William. "William, kau di sini?" Frans melangkah masuk ke dalam ruang VVIP, lalu duduk di samping William. "Ya." jawab William singkat seraya meneguk wine di tangannya. "Sepertinya kau sedang dalam masalah berat, bertengkar dengan Marsha?" tanya Frans dengan tatapan yang terus menatap lekat William. "Tidak." "Jika bukan Marsha, siapa yang membuat mu seperti ini? Kau masuk ke dalam klub dengan dengan wajahmu yang di penuhi amarah," kata Frans sembari menyesao wine di tanganna. "Alice hamil," jawab William singkat. Frans tertawa rendah. "Jika Alice hamil kenapa? Aku rasa kau telah memilih Marsha. Jika Alice h
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 59 - BERIKAN AKU BUKTI YANG LENGKAP

Pagi hari, William dan Marsha tengah sarapan di dalam kamar. Seperti biasa, William lebih menyukai sarapan di dalam kamar mereka."Marsha, pagi ini aku ada meeting. Aku akan membangun apartemen di Hong kong," kata William sembari menyesap kopi di tangannya. "Kau akan membangun apartemen di Hong Kong?" tanya Marsha. William menagngguk. "Ya, aku sudah bekerja sama dengan salah satu perusahaan dari Hong Kong." "Baiklah. Lalu bagaimana kerja sama dengan ayahku?" Marsha kembali bertanya sambil menatap lekat William. "Sepertinya kau sendiri harus berbicara dengan ayahmu. Terakhir dia mengatakan padaku, meeting nanti kau harus ikut dengannya. Dia ingin kau belajar memimpin perusahaan," jawab William datar. Marsha mendengus. "Bagaimana bisa aku memimpin perusahaan? Usi ku masih 20 tahun. Bahkan aku saja belum lulus kuliah!" "Kau jangan mencari alasan Marsha! Dulu aku memimpin perusahaanku, sebelum aku lulus kuliah." "Kau ini sama saja dengan ayahku!" cebik Marsha kesal. Dia mengerutk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 60 - SIAPA AYAH DARI ANAK ITU?

Marsha melirik arlojinya kini sudah hampir pukul dua belas siang. Hari ini dia memiliki janji dengan Frans. Beruntung Marsha memilih restauran yang tidak terlalu jauh jaraknya dengan Stefano Company. Tatapan Marsha, kini melihat ke arah Karin. Sahabatnya itu masih berkutat dengan laptop. Padahal biasanya jika makan siang sudah tiba Karinlah yang paling antusias. "Karin, kau masih sibuk?" tanya Marsha sambil menatap Karin.Karin mengalihkan pandanganya, menatap Marsha. "Ya Marsha, hari ini banyak perkerjaan yang belum aku selesaikan.""Apa kau tidak lapar?" Kening Marsha berkerut dalam. Karin langsung menghentikan pekerjananya, ketika mendengar ucapan Marsha. "Sekarang jam berapa?" "Sudah tiba waktunya makan siang," jawab Marsha.Karin mendengus. "Kenapa kau tidak mengatakan sejak tadi! Kalau makan siang tidak bisa ditunda! Let's go, kita makan sekarang." Dia beranjak dari tempat duduknya, dan langsung memeluk lengan Marsha. Marsha terkekeh. "Oke, tapi siang ini kita akan makan si
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-17
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
45678
...
50
DMCA.com Protection Status