Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 61 - Chapter 70

500 Chapters

BAB 61 - KENYATAAN PAHIT

Marsha mengendari mobil dengan kecepatan sedang, Karin tengah berkutat dengan ponselnya. Mengurangi kebosanan Marsha memilih mendengarkan lagu My heart will go on - Celine Dion."Lagu ini salah satu lagu kesukaanku," kata Marsha ketika mendengar lagu Celine Dion. "Ya, siapa yang tidak mengetahui lagu ini? Celine Dion memang memiliki suara yang sangat luar biasa," balas Karin. "Kau benar, andai aku bisa bernyanyi dengan bagus mungkin aku akan menjadi penyanyi terkenal," ujar Marsha dengan senyumannya.Karin memutar bola matanya malas, "Kau ini sudah jangan aneh-aneh. Cukup menjadi pengusaha saja kau sudah menjadi kaya raya, Marsha!"Marsha berdecak pelan. "Sebenarnya aku malas sekali meneruskan bisnis keluargaku. Andai aku memiliki kakak, sudah pasti ku berikan pada kakakku." "Sudahlah, kau harus bersyukur bisa mewarisi bisnis keluargamu!" balas Karin mengingatkan. "Lupakan, aku tidak ingin membahas itu," jawab Marsha. "Menurutmu bagaiman Frans?" "Frans?" Karin mengerutkan kenin
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 62 - CERAIKAN AKU JIKA ITU ANAK MU

"No, Marsha tunggu aku. dengarkan penjelasanku!" teriak William kencang. Dia berlari menyusul Marsha. Namun, saat dia mengejar Marsha, pintu lift sudah lebih dulu tertutup. William menekan tombol namun lift, tapi sia-sia. Pintu lift belum terbuka.William mengumpat kasar, kenapa harus Alice datang. Wiliam meremas rambutnya dengan kuat, dia melihat Marsha menangis. Saat pintu lift terbuka, William langsung masuk.Di lobby Marsha berlari menuju parkiran, Marsha masuk ke dalam mobil dan mengendari mobil dengan kecepatan penuh meninggalkan perusahaan.William yang baru saja tiba di lobby, dia melihat mobil Marsha meninggalkan perusahaannya. William langsung berlari menuju mobilnya, dia masuk ke dalam mobil dan mengendari mobilnya dengan kecepatan penuh mengikuti mobil Marsha.Marsha sudah melihat dari kaca spion, mobil William terus mengikutinya. Tanpa memperdulikan, Marsha menginjak gas dan semakin menambah kecepatan. Ini pertama kali dalam hidup Marsha mengendari mobil dalam kecepatan p
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 63 - BUKTI PERSELINGKUHAN ALICE

Sudah dua hari William tidak bertemu dengan Marsha. Meski William berada di rumah, tapi dia tidak bisa bertemu dengan istrinya itu. Selama dua hari ini, Marsha mengurung diri di kamar. Bahkan Marsha tidur di kamar tamu, dan tidak ingin sama sekali keluar dari kamar. Itu yang membuat William sulit bertemu dengan Marsha. Ketika jam makan, biasanya Marsha meminta pelayan membawakan makanan ke dalam kamar. William duduk di ruang kerja pribadinya di rumah. Dia memang tidak datang ke kantor. Dia memilih untuk bekerja di rumah. Ya, semua tentu saja karena masalah yang belum terselesaikan. Dia memilih menyerahkan pekerjaannya pada direktur pemasaran. Saat William tengah membaca email masuk yang dikirimkan oleh sekretarisnya, Terdengar suara ketukan pintu, William langsung menginterupsi untuk masuk tanpa menoleh ke arah pintu. "Selamat pagi Tuan William," sapa Albert yang kini melangkah masuk ke ruang kerja William. "Kau sudah menemukan bukti yang aku minta?" tanya William dingin. Dia mena
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 64 - PERTENGKARAN WILLIAM DAN MELVIN

Kini William dan Marsha tengah menikmati sarapan pagi di ruang makan. Tentu ini karena permintaan Marsha. Jika sebelumnya, William lebih memilih untuk sarapan di kamar. Tapi karena bosan selalu berada di dalam kamar, Marsha meminta suaminya itu untuk sarapan di ruang makan. "Masha, lebih baik kau mulai sekarang pergi dengan sopir," kata William sembari menyesap kopi di tangannya. Tatapannya, melihat koran yang ada di hadapannya yang sedang dia baca. "Sopir? kenapa aku harus dengan sopir?" seru Marsha. Sejak dulu Marsha selalu menghindari pergi dengan sopir. Dia tidak pernah suka jika pergi dengan sopir. Dia lebih memilih untuk mengendari mobilnya sendiri.William meletakan cangkir yang berisi kopi, lalu menatap dingin Marsha. "Apa kau tidak ingat? Beberapa hari lalu saat kau marah? Kau membawa mobil seperti apa? aku baru tahu, kau bisa membawa mobil dengan kecepatan penuh. Bahkan kau tidak ada takut sama sekali." "Kau lupa alasan aku membawa mobil seperti itu karena aku marah denga
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 65 - TEST DNA

William terus menatap Marsha yang masih menutup mata. Dia mengecupi punggung tangan Marsha. Untungnya dokter mengatakan jika Marsha hanya memar dan kondisi Marsha pingsan karena benturan keras. Perlahan Marsha mulai membuka matanya. Dia menatap ruangan putih. Tatapan Marsha kini melihat ke samping. Senyum di bibir Marsha terukir ketika melihat William berada di sampingnya. "Sayang, kau sudah sadar?" William yang melihat Marsha sudah sadar, dia langsung mengecupi puncak kepala Marsha. "Maaf sayang.. Maafkan aku.." Marsha tersenyum, dia mengelus rahang William. "Apa lukamu sudah diobati?" "Ini hanya luka kecil." William tidak henti mengecupi puncak kepala Marsha, dia bersyukur tidak terjadi sesuatu pada istrinya itu. Marsha mendengus. "Meski luka kecil, tapi tetap saja harus diobati.""Nanti aku akan mengobatinnya," jawab William. "Aku sungguh mengkhawatirkanmu." Marsha mendekatkan dirinya ke arah William, lalu menyandarkan kepalanya di pangkuan suaminya itu. "Aku tidak apa-apa, W
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 66 - RENCANA BULAN MADU

Marsha akhirnya menuruti perkataan Wiliam. Kini Marsha sudah tidak lagi magang di perusahaan milik Melvin. Selama dua minggu, William membebaskan Marsha boleh datang ke kantor atau hanya di rumah saja. Sebenarnya Marsha ingin ke kantor, tapi jika Marsha datang ke kantor sama saja. Semua staff di sana akan takut saat melihat Marsha. Tentu mereka tahu, karena Marsha adalah istri dari William.Sedangkan Karin kali ini tidak mengikuti Marsha. Dia lebih memilih untuk menyelesaikan masa magangnya di Stefano Company. Karena hanya tinggal dua minggu lagi. Karin memilih untuk menyelesaikan masa magangnya. Marsha berjalan keluar kamar menuju ruang kerja William. Hari ini William tidak berangkat ke kantor. Wiliam memilih untuk bekerja dari rumah. Marsha merasa senang karena tidak merasakan kesepian jika William berada di rumah. "William," panggil Marsha saat melangkah masuk ke dalam ruang kerja William. "Kemarilah." William menepuk pahanya agar Marsha mendekat. Lalu Marsha berjalan mendekat k
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 67 - HADIAH DARI HASIL TEST DNA

Wiliam menghentikan ciumannya saat menyadari Albert sudah membuka pintu ruang kerjanya."M-Maafkan saya, Tuan," Albert langsung menundukan kepalanya melihat William dan Marsha tengah berciuman.Marsha yang melihat ada Albert berdiri di ambang pintu, dia langsung menudukan kepalanya. Sungguh, Marsha sangat malu karna Albert melihat dirinya berada di pangkuan William dan berciuman dengan William.Saat Marsha hendak bangun, tangan William menahan pinggang Marsha menahan gara Marsha tetap berada dipangkuannya."Ada apa Albert?" tanya William dingin."Saya ingin melaporkan hasil test DNAnya, Tuan." Albert menjawab seraya menundukan kepalanya."Katakan Albert. Aku sudah menunggunya. Biarkan istriku mendengar semuanya," tukas William dingin. Dia sengaja tetap menahan Marsha, dia ingin istrinya itu juga mendengarkan hasil dari test itu. "Tuan, sebelumnya saya sudah curiga Nona Alice akan menukar hasil test DNA itu. Saya berpura-pura untuk tidak mengetahui rencananya. Nona Alice tidak menyada
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 68 - MENGIKUTI PERMAINANNYA

Sinar matahari pagi menembus jendela kamar, perlahan Marsha mulai membuka kedua matanya. Dia menggeliat dan menguap. Saat Marsha meraba ke samping ternyata William sudah tidak ada di sampingnya. Marsha melihat tubuh polosnya hanya terbalut oleh selimut. Dia tersenyum ketika mengingat tadi malam menghabiskan sepanjang malam bercinta dengan William. "Sayang? Kau sudah bangun?" William berjalan keluar dari walk- in closet, tatapanya kini menatap Marsha yang sudah bangun. Dia mendekat, lalu duduk di samping istrinya itu. "Kau lebih dulu bangun? Maaf aku kesiangan." Marsha menundukan kepalanya. Dia sungguh malu, suaminya lebih dulu bangun darinya. Ini semua karena ulah William yang membuat Marsha baru tidur jam empat pagi. Bahkan dia masih mengantuk. Tubuhnya remuk karena tadi malam William terus meminta lagi dan lagi.William menarik dagu Marsha, mencium dan melumat lembut bibir istrinya. "Tidak apa-apa, sayang." Marsha mengerutkan bibirnya. "Tapi ini karenamu aku jadi bangun terlamba
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 69 - GOES TO TURKEY

Pagi hari Marsha dan William sudah bersiap menuju bandara, Kemarin, Anneta assistant Marsha sudah datang. Beruntung ada Anneta yang membereskan semua keperluan Marsha dan William. Namun, tidak sepenuhnya disiapkan oleh Anneta. Beberapa barang pribadi William, disiapkan langsung oleh Marsha. Kini Marsha melangkah keluar dari walk-in closet milikmya. Hari ini penampilan Marsha sungguh menawan. Dengan mini skrit dan crop top berwarna merah membuatnya sangat cantik. Lipstik merah dan rambut tergerai indah membuat Marsha sangat seksi. Serta High heels 12 cm membuat kaki jenjangnya semakin indah. "William kau sudah siap?" Marsha mendekat ke arah William yang tengah duduk di sofa. Kemudian dia duduk di samping suaminya itu. William mengalihkan pandangannya ke samping, dia tersenyum saat melihat istrinya sudah duduk si sampingnya. Dia langsung memeluk pinggang Marsha dan mengecup bibir Marsha. "Kenapa hari ini kau sangat cantik dan seksi hm? Ini membuatku tidak bisa meninggalkan kamar, bis
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 70 - WELCOME TURKEY

Istanbul, Turkey. William dan Marsha kini sudah tiba di Istanbul. Kali ini William benar-benar beruntung, jika biasanya Marsha selalu tertidur pulas. Tapi tidak kali ini, saat pesawat mendarat di bandara Marsha sudah tersenyum lebar. Menatap dari jendela akhirnya dia bisa ke Turkey. Sebelumnya Marsha sulit mendapatkan izin dari Mario ayahnya. Padahal Marsha pergi dengan Karin. Tapi Mario memang terkenal overprotective pada putri tunggalnya ini. William menggenggam tangan Marsha turun dari pesawat. Anneta mengikuti William dan Marsha dari belakang. Semua barang-barang telah diurus oleh Anneta. Marsha sudah tidak perlu lagi memikirkannya. William sudah meminta Annetha untuk mengurus sopir dan juga mobil selama William dan Marsha pergi berbulan madu. William sengaja menyewa mobil dan sopir, karena dia tidak ingin dibuat susah. William sendiri tidak terlalu mengingat jalan Istanbul. Selama ini William datang ke Istanbul hanya satu kali. Itu pun karena perjalanan bisnis beberapa tahun l
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
50
DMCA.com Protection Status