Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 71 - Chapter 80

500 Chapters

BAB 71 - I WANT YOU

Marsha mendengus kesal, kemudian William kembali menarik dagu Marsha mencium dan melumat kembali bibir Marsha. Marsha mengalungkan tangannya ke leher William. Dia mulai membalas ciuman William, mengikuti setiap lumatan yang di berikan William. "Aku sangat menginginkanmu Marsha," bisik William serak, tangan William meremas dada Marsha.Tidak lama kemudian William dan Marsha membilas tubuh mereka. William langsung membopong tubuh polos Marsha, hingga membuat Marsha terkesiap. Lalu dia memagut bibir Marsha. Dia terus melumat bibir istrinya. Meletakan tubuh Marsha di ranjang. Kilat mata William memuja tubuh indah istrinya yang mulus dan putih. William naik ke atas Marsha, dia kembali mencium bibir istrinya. Marsha mengalungkan tangannya di leher William. Napas Marsha mulai memburu saat William tidak henti mencium bibirnya. William memang pencium yang hebat. Bahkan Marsha sulit untuk mengimbanginya. William melepaskan ciumannya, kilat matanya menatap dalam mata Marsha. "Kau tahu? Aku se
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 72 - GALATA BRIDGE

Hari ini William akan membawa Marsha ke Galata Bridge. Sebenarnya, Marsha ingin ke Capadoccia tapi William menundanya. William memutuskan untuk membawa Marsha ke Galata Bridge. Cuaca cerah di Istanbul, membuat Marsha memilih memakai mini skrit yang sangat seksi dan kaos lengan pendek warna hitam. Di padukan dengan sepatu kets, Penampilan Marsha terlihat kasual namun tetap sangat menawan. Marsha mengikat rambutnya ke atas. Memperlihatkan leher indahnya. tanda merah yang di karena ulah William di lehernya terpaksa harus ditutupi oleh fondation. Marsha mematut cermin, melihat penampilannya sudah sempurna. Memeriksa lehernya sudah tertutup oleh fondation. Untunglah Marsa cukup cerdas dalam make up. Jadi dia bisa menutupi ini kiss mark di lehernya itu. Tatapan Marsha kini teralih pada William yang baru saja selesai mengganti bajunya. "William."William menoleh ke arah Marsha dan menjawab, "Ada apa, sayang?" Marsha mendekat ke arah William, lalu berkata dengan nada kesal, "Malam ini kau
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 73 - KEWAJIBAN?

Kini William dan Marsha sudah kembali ke hotel. Marsha sudah selesai mandi dan mengganti bajunya. Sedangkan William masih berada di kamar mandi. Marsha sudah menyiapkan celana panjang dan kaos berwarna putih untuk William. Tapi Marsha yakin, William akan memilih bertelanjang dada. Marsha duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Tidak lama kemudian, ponsel Marsha berdering. Dia mengambil ponselnya ternyata pesan dari Karin. Karin : Marsha kau sedang berbulan madu? Kenapa kau tidak bercerita padaku? Menyebalkan sekali.Marsha tersenyum membaca pesan Karin, dia sungguh lupa memberitahu pada sahabatnya itu jika dia berbulan madu. Dengan cepat, dia membalas pesan Karin. Marsha : Maaf aku lupa, Karin. Aku pasti akan membelikanmu oleh-oleh. Karin : Harus! Kau harus membelikanku oleh-oleh yang banyak. Marsha : Ya ya baiklah.Karin : Marsha ada yang ingin aku katakan. Tapi mungkin lebih baik saat kau kembali ke Kanada. Marsha : Ada apa? Jangan membuatku penasara
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 74 - TAKSIM SQUARE

Malam hari Marsha dan William akan pergi ke Taksim Square. Marsha memang menyukai pasar tradisional. Dia bisa membeli pernak pernik lucu untuk dirinya. Tadi siang Marsha sudah berbelanja sepuasanya. Membelikan tas, baju dan lainnya untuk keluarganya di Kanada. Termasuk untuk Albert dan Karin, Marsha sudah membelikan semuanya. Kini Marsha mematut cermin, dia memoles make up tipis pada wajahnya. Malam ini Marsha memilih memakai outwear dipadukan dengan ankle boots. Rambut pirangnya dia biarkan tergerai indah. William yang baru saja selesai menerima telepon, dia mengalihkan pandangannya lalu menatap penampilan istrinya yang terlihat sangat cantik. Dia langsung mendekat ke arah istrinya. dan memeluk Marsha dari belakang. "Why you are so beautiful? Hem? Sengaja menggodaku agar aku mengurungmu dikamar?" bisik Wiliam. Dia mengecupi leher bekalang Marsha. Hingga membuat tubuh Marsha meremang. Marsha mendengus. "Aku tidak menggodamu. Kau saja yang mudah terpancing. Apa semua wanita cantik
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 75 - WHO IS ANNA?

Wiliam dan Marsha sudah tiba di hotel. Mereka sudah membersihkan diri dan mengganti pakaian mereka. Sejak tadi William lebih banyak diam. Bahkan Marsha bertanya siapaa Anna namun William hanya menjawab dengan dingin. William duduk ranjang sambil membaca email diiPadnya. Marsha yang baru saja selesai memoles wajahnya dengan skin care dia langsung melangkah mendekat ke arah ranjang dan duduk di samping suaminya. "William," panggil Marsha. "Hem." William masih menatap ipadnya. Dia tidak menoleh sedikitpun ke arah Marsha. "Tadi kenapa kau seperti tidak bersikap ramah dengan temanmu?" tanya Marsha yang sedikit kesal dengan sikap William. "Besok kau tidak perlu datang ke hotel mereka. Kau minta saja Anneta untuk membelikan baju untuk dia," tukas William dingin, tanpa menjawab pertanyaan Marsha. Marsha mengerutkan dahinya. "Jangan seperti itu. Aku ingin mengantarkan langsung padanya." "Tidak perlu Marsha. Kenapa kau harus menyusahkan dirimu. Aku membawa assistant untuk membuatmu nyama
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 76 - CAPPADOCIA

Kini William dan Marsha sudah dalam perjalanan menuju Cappadocia. Sesuai permintaan Marsha akhirnya mereka bisa ke Cappadocia. Sebelumnya memang tertunda karena ada beberapa perkerjaan William yang harus membuat William menundanya. Sejak pertemuan Marsha dengan Anna, Marsha tidak menceritakan apapun pada William. Termasuk dengan Anna yang memberitahu masa lalu mereka. Marsha bisa melihat Anna adalah perempuan yang baik. "William, apa nanti kita akan pulang ke istanbul?" tanya Marsha sambil menatap William yang tengah berkutat pada iPad di tangannya. "Aku sudah meminta Anneta untuk mencari hotel di Cappadocia," jawab William tanpa mengalihkan padangannya. Dia tetap melihat layar iPadnya. "Lalu baju kita bagaimana? Aku tidak mempersiapkan apapun," Marsha mengerutkan keningnya. Menatap kesal William. Seharunya jika ingin menginap di Cappadocia, mengatakan sejak awal. Tapi ini, Marsha tidak diberitahu apapun. "Perlengkapan kita sudah disiapkan oleh Anneta," balas WIlliam. Marsha men
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 77 - MENIKMATI KEBERSAMAAN

Tidak terasa sudah delapan hari William dan Marsha di Turkey. Sepulang dari Cappadocia, Marsha banyak berbelanja sepuasnya. Marsha membelikan banyak oleh-oleh untuk keluarga di Kanada, teman dan termasuk Albert assistant William. Tidak hanya itu, Marsha juga membelikan segala keperlukan William mulai dari baju, jas dan sepatu William. Meskipun masih muda, tapi Marsha sudah menjadi istri yang baik dan sempurna bagi William. Besok mereka akan kembali ke Kanada. Harusnya memang dua hari lagi mereka baru kembali ke Kanada. Tapi Wiliam tidak bisa meninggalkan pekerjaanya. William memiliki proyek kerja sama dengan perusahaan asal Hong kong. Wiliam duduk di sofa kamar hotel, sambil membaca email masuk di iPad. Sedangkan Marsha, dia masih berendam. Marsha memang menyukai berendam jika tubuhnya merasakan sangat lelah. Saat William sedang membalas email masuk, terdengar dering ponsel miliknya. Dia langsung mengambil ponselnya dan melihat ke layar ponsel ternyata nomor tidak di kenal yang men
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 78 - BERTEMU ANNA

Keesokan hari Marsha dan William sudah bersiap. Tubuh Marsha masih terasa sangat lelah akibat ulah William tadi malam. Marsha kesal karena suaminya itu tidak pernah memberikan libur satu hari pun. Marsha menatap cermin, memoles wajahnya dengan make up tipis. Hari ini Marsha dan William akan kembali ke Kanada. Marsha memilih memakai mini dress simple tanpa lengan berwanra navy dan flat shoes. Semua barang-barang belanjaan Marsha sudah diurus oleh Anneta. Ya, kali ini Marsha lebih ringan karena ada Anneta yang mengurus semuanya. Belanjaan Marsha memang sangat banyak. Marsha membelikan banyak oleh-oleh untuk orang terdekatnya di Kanada. William menatap Marsha yang sedang berias, ia melangkah mendekat ke arah Marsha. "Marsha ada yang ingin aku katakan padamu." Marsha menoleh dan kini menatap suaminya. "Apa yang ingin kau katakan?" "Tadi malam Anna menghubungiku, dia meminta bertemu denganku. Aku sudah menolak, tapi dia memaksa. Akhirnya aku memberikan waktu lima menit untuknya bisa b
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 79 - GOOD BYE TURKEY

Hem, William berapa menit lagi kita sampai di bandara?""Sekitar tiga puluh menit lagi,""William, aku mengantuk. Aku mau tidur, jika sudah tiba di bandara, kau bangunkan aku," Marsha menguap, dia sungguh ingin tidur.William mengangguk, lalu menarik tangan Marsha masuk ke dalam pelukannya. "Tidurlah, masih ada waktu.""Aku mengantuk sekali." gumam Marsha. Perlahan dia mulai memejamkan matanya. Tidur di dalam pelukan suaminya memang sangat nyaman.William menggeleng pelan dan tersenyum. Marsha memang mudah sekali tertidur. Bahkan di dalam mobil saja, Marsha bisa tertidur dengan pulas. Jika seperti ini ketika sampai di bandara William tidak mungkin membangunkannya. Sekitar sepuluh menit kemudian, ponsel milik William berdering. William melihat ke layar ponsel ternyata Albert yang menghubunginya. William melirik ke istrinya yang masih tertidur pulas. Beruntung Marsha tidak mudah terbangun jika ada suara. Kemudian, William mengusap tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

BAB 80 - KEHAMILAN LAURA

Toronto, Kanada. Kini William dan Marsha sudah tiba di bandara. Pesawat pribadi milik William baru saja mendarat di private airport milik keluarga Geovan. William menggenggam tangan Marsha turun dari pesawat. William dan Marsha tidak langsung pulang ke rumah. Mereka harus mengunjungi Lukas yang masih terbaring di rumah sakit. Sebenarnya William sudah meminta Marsha untuk pulang terlebih dulu. William tidak ingin Marsha kelelahan. Tapi Marsha memaksa untuk ikut ke rumah sakit. Marsha sendiri cemas pada ayah mertuanya. Akhirnya William menyetujui untuk membawa Marsha ke rumah sakit.Saat Marsha dan William sudah menuju lobby. William sudah melihat sopirnya sudah menjemput. Tidak hanya sopir, tapi Albert juga datang menjemput. William dan Marsha melangkah mendekat ke arah mobil. Dengan sigap, Albert menundukan kepalanya hormat dan langsung membuka pintu mobil untuk William dan Marsha. Setelah William dan Marsha masuk ke dalam mobil, Albert juga masuk ke dalam mobil duduk di kursi depan
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more
PREV
1
...
678910
...
50
DMCA.com Protection Status