Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 81 - Bab 90

528 Bab

BAB 81 - RAYMOND JEFFERSON?

William membuang napas kasar, Tatapanua tetap menatap tajam Laura. "Katakan padaku, siapa pria itu? Ingat Laura! Aku tidak akan pernah membiarkanmu menikah dengan pria yang tidak akan pantas bersanding denganmu! Sejak awal aku sudah mengingatkanmu, untuk tidak sembarangan mengenal pria!""M-Maaf ka, tapi pria itu cukup baik. Hari ini dia akan datang ka," ucap Laura. Dia masih terus menunduk tidak berani menatap William. "Sungguh, aku melakukan ini lepas kendali karena pengaruh alkohol. Jika tidak, sejak dulu aku tidak akan pernah mungkin dengan mudahnya berkenalan dengan seorang pria, Ka. Kau sangat mengenal diriku.""Jika pria itu tidak tepat untukmu, janga berharap kau bisa menikah dengannya," tukas William dingin."Tapi, Ka, aku minta kau tidak melukai pria itu," Lauta masih menunduk, dia tidak berani menatap William. William menggeram. "Aku bukan hanya melukainnya, tapi aku akan membunuhnya detik ini!" "Ka, aku mohon jangan melukainya," bujuk Laura. Marsha menyentuh lengan Vero
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 82 - BERTANGGUNG JAWAB

"Aku masih memiliki urusan dengan pria sialan ini," tukas William dingin. "Lebih baik kau pulang, Marsha. Albert akan mengantarmu."Marshsa menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan pulang, jika tidak bersama dengamu, William."William tidak menjawab, tatapannya kini kembali menatap tajam Raymond. "Lebik baik, kau pergi. Aku tidak ingin meihatmu! Kau tidak pantas untuk adikku!"Raymond membuang napas kasar. "Kau suka atau tidak suka, aku akan menikahi Laura. Aku tidak perduli meski kau melarangku." William menggeram. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. "Kau pikir kau siapa menikahi adikku? Kau sama sekali tidak pantas untuk adikku!" seru William meninggikan suaranya. Raymond terdiam, dia tidak lansung menjawab. Pandangannya kini melirik ke arah Marsha, namun Marsha tidak melihatnya sedikit pun. Marsha hanya terus memeluk lengan William dengan erat. Marsha tidak ingin William berindak kasar lagi.Hingga kemudian, Raymond menjawab, "Kau bisa mencari tahu tentang diriku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 83 - MENENANGKAN WILLIAM

William kini berada di ruang kerja pribadinya di rumah. Dia sengaja menjauh dari istri dari adiknya. Pikirannya kini tidak bisa berpikir jernih. Sejak dulu, William selalu memberikan peringatan pada Laura untuk tidak sembarangan dengan dengan seorang pria. Jika bukan karena Marsha, sudah sejak tadi William menghabisi pria bernama Raymond Jefferson. Beraninya pria itu mendekati adiknya, William tidak akan pernah mengampuni pria itu. Terdengar suara ketukan pintu membuat William langsung mengalihkan pandangannnya. Kemudian, dia menginterupsi untuk masuk. "Tuan," Albert menudukan kepalanya saat masuk ke ruang kerja William. Tatapan William kini menatap dingin Albert yang berdiri di hadapannya. "Ceritakan padaku kenapa anak buahmu tidak bisa menjaga adikku dengan baik!""Maaf, Tuan, Nona Laura selalu kabur dari penjaga. Terakhir Nona Laura meminta pada Nyonya Veronica untuk membebaskan dari penjagaan. Nona Laura tidak ingin banyak orang yang mengetahui dia adalah putri dari Keluarga Ge
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 84 - BERTEMU RAYMOND

Kini Marsha mematut cermin, memoles make up tipis di wajahnya. Dia tengah bersiap-siap. Ya, hari ini dia akan bertemu dengan Raymond. Terpaksa Marsha harus beralasan pergi ke mall. Marsha tidak mungkin mengatakan pada William jika dia akan bertemu dengan Raymond. Itu sama saja bunuh diri jika Marsha mengatakan sebenarnya pada William. Awalnya memang Marsha tidak ingin bertemu dengan Raymond, tapi sepertinya memang benar banyak sekali hal yang ingin Marsha tanyakan pada Raymond. Bagaimana pun Raymond akan menjadi adik iparnya. Perasaan Marsha pada Raymond telah berkahir, yang Marsha cintai hanya William. Suaminya telah menempati hatinya. Mungkin Marsha akan bertanya kenapa Raymond tidak pernah memberi kabar padanya. Kenapa Raymond membuatnya menunggu dengan tidak adanya kepastiaan. Masrha sering melihat pemberitaan Raymond berkencan dengan wanita cantik. Tapi Marsha berusaha untuk mempercayai Raymond. Sampai akhirnya Marsha jatuh cinta pada William, suaminya sendiri. Kehadiran Willli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 85 - KENYATAAN SESUNGGUHNYA

"Tuan Raymond Jefferson, apa yang ingin kau katakan padaku?" Suara Marsha bertanya dingin, tatapannya menatap lekat Raymond.Kini mereka, saling menatap satu sama lain. Jika Marsha menatap Raymond dengan tatapan yang dingin. Berbeda dengan Raymond. Terlihat tatapan Raymond yang begitu merindukan Marsha.Tatapan Raymond memancarkan rasa bersalah. Raymond meminta Marsha menunggu tapi dia tidak kembali. Saat dia kembali, Marsha harus di hadapkan Raymond akan menjadi adik iparnya sendiri. "Maaf kita harus bertemu dengan cara seperti ini Marsha." Suara Raymond terdengar sangat menyesal.Marsha tersenyum tipis. "Kenapa kau harus minta maaf padaku?" tukas Marsha dingin. "Maafkan aku Marsha. Aku pergi dan memberikan harapan palsu padamu. Aku memintamu menungguku tapi aku tidak pernah memberi kabar padamu. Aku sungguh minta maaf," Raymond menunduk, terlihar raut wajahnya yang menyesal telah mengecewakan Marsha. "Tanpa kau meminta maaf, aku sudah memaafkanmu. Bukankah bagus kau tidak kembali?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 86 - WHITE LIES

Sepulangnya Marsha dari restoran, tempat dia bertemu dengan Raymond, Marsha langsung mengurung diri di kamar. Kenyataan yang dia dengar benar-benar di luar dugaanya selama ini. Bagaimana bisa ayahnya melakukan itu? Uang yang diberikan ayahnya pada Raymond tidak sedikit. Marsha tahu, itu hanya masa lalu. Marsha tidak menyesali dirinya menikah dengan William. Karena pada akhirnya Marsha mencintai suaminya sendiri. Hanya Marsha sedikit kecewa dengan apa yang Mario lakukan. Tapi Marsha mencoba untuk menerimanya, mungkin memang ini takdirnya. Dirinya memang untuk William. Marsha dan Raymond telah berdamai dengan masa lalu mereka. Terlebih Marsha, sudah sejak lama dia telah melupakan Raymond. Di hati Marsha sekarang Raymond adalah teman masa kecilnya tidak lebih dari itu. Sekarang yang Marsha takutkan hanya bagaimana jika William tahu Raymond Jefferson adalah pria yang pernah Marsha cintai dan pria yang selalu Marsha tunggu sebelum Marsha mencintai William. Marsha sangat mengenal suaminy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 87 - TIDAK ADA YANG TERSISA

Cuaca pagi hari begitu cerah, hari ini Marsha sudah kembali ke aktivitas sebelumnya. Marsha tersenyum senang menyambut pagi yang indah. Sebelumnya tadi pagi William sudah lebih dulu berangkat ke kantor karena William memiliki jadwal meeting pagi hari. Kini Marsha mematut cermin. Dia memoles make up tipis diwajahnya. Hari ini Marsha memilih mini dress berwarna navy dengan di padukan sneakers dengan warna yang senada dengan dress yang dipakainya. Setelah selesai berias, Marsha mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan kamar menuju ruang makan. Marsha tidak terlalu suka breakfast di kamar. Dia lebih memilih untuk breakfast di ruang makan. "Morning, Marsha," sapa Laura saat melihat Marsha berjalan masuk ke dalam ruang makan. Marsha tersenyum. "Morning." Marsha menarik kursi, lalu duduk di hadapan Laura. Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan beef cheese omelette dan tomato juice pada Marsha. "Bagaimana kandunganmu, Laura? Apa kau masih mual?" tanya Marsha. Sejak kemarin dia meli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 88 - WILLIAM VS RAYMOND

William duduk di kursi kepemimpinan dalam ruang meeting bersama dengan Kim, rekan bisnisnya dari Hong Kong. Kini mereka tengah membahas kerja sama mereka. Wiliam berencana akan membangun apartemen di Hong Kong. Mengingat Hong Kong adalah negara maju, yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Harga properti di Hong Kong bahkan hampir sama dengan harga properti di Amerika. Rencananya William juga akan bekerja sama dengan ayah mertuanya sendiri. Namun, terakhir Mario mengatakan pada Wiliam jika proyek ini akan diserahkan pada Marsha. Mario ingin Marsha langsung belajar dalam mengelola perusahaan. "Tuan William, bagaimana jika kita juga mengembangkan proyek ini di Jepang?" tanya Mr. Kim sambil menatap Wiliam yang duduk tidak jauh darinya. "Aku rasa itu ide yang cukup bagus. Kau ajukan proposalnya dan berikan pada assistantku. Nanti aku akan mempelajarinya," jawab William datar. Kim mengangguk. "Aaya akan segera memperikan proposalnya." "Alright, meeting kita lanjutkan besok
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 89 - KEMARAHAN WILLIAM

Saat mobil William sudah tiba di mansion, William langsung menarik kasar tangan Marsha turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Dia tidak memperdulikan rintihan sakit Marsha, amarahnya kini benar-benar membuat matanya menggelap. Terlebih Raymond datang ke kampus Marsha. Dia sudah tidak bisa lagi menahan diri, istrinya berani menutupi sesuatu hal besar padanya. "William, lepas! Aku akan menjelaskannya." Marsha mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan William. Namun William semakin mencengkram kuat tangan Marsha. "Kakak, apa yang kau lakukan!" Suara teriakan Laura ketika melihat William menarik kasar tangan Marsha."Kau jangan ikut campur Laura, pergi dan masuk ke kamarmu!" bentak William menyalang menatap tajam Laura. "Tidak, kakak jangan lukai Marsha!" seru Laura dengan tatapan penuh peringatan. "Laura, aku tidak apa-apa.." Marsha berusaha tersenyum ke arah Laura, dia tidak ingin Laura terkena masalah karena membela dirinya.Laura menggeleng cepat. "Tidak Marsha, kakakku meluk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 90 - MABUK

Suara detuman musik terdengar hinga keluar, William memarkirkan Bugatti Veyron miliknya di parkian Mademoiselle, klub malam yang terkenal di Toronto. William turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam klub malam. Klub malam ini biasa didatangi oleh para artis dan kalangan atas. Ya, William memilih mengalihkan emosinya pergi ke nightklub. Dia tidak ingin lebih menyakiti Marsha. Beberapa wanita berusaha menggoda William. Namun, dengan hanya melayangkan tatapan tajam pada para wanita itu, membuat wanita itu tidak berani mendekati dirinya. Tujuan William memilih mendatangi klub malam, selain karena tidak ingin menyakiti Marsha, pikiranya kini tidak bisa berpikir jernih. Rasa marah didirinya semakin bertambah, mengingat Marsha telah membohonginya. Bukan hanya itu, bahkan Marsha bertemu dengan Raymond di belakang William. Jika mengingat itu, rasanya William ingin membunuh Raymond detik ini juga. William masuk ke ruang VIP, dia sudah melihat Frans dikelilingi para wanita. Frans memang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
53
DMCA.com Protection Status