Share

BAB 69 - GOES TO TURKEY

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 02:30:38

Pagi hari Marsha dan William sudah bersiap menuju bandara, Kemarin, Anneta assistant Marsha sudah datang. Beruntung ada Anneta yang membereskan semua keperluan Marsha dan William. Namun, tidak sepenuhnya disiapkan oleh Anneta. Beberapa barang pribadi William, disiapkan langsung oleh Marsha.

Kini Marsha melangkah keluar dari walk-in closet milikmya. Hari ini penampilan Marsha sungguh menawan. Dengan mini skrit dan crop top berwarna merah membuatnya sangat cantik. Lipstik merah dan rambut tergerai indah membuat Marsha sangat seksi. Serta High heels 12 cm membuat kaki jenjangnya semakin indah.

"William kau sudah siap?" Marsha mendekat ke arah William yang tengah duduk di sofa. Kemudian dia duduk di samping suaminya itu.

William mengalihkan pandangannya ke samping, dia tersenyum saat melihat istrinya sudah duduk si sampingnya. Dia langsung memeluk pinggang Marsha dan mengecup bibir Marsha. "Kenapa hari ini kau sangat cantik dan seksi hm? Ini membuatku tidak bisa meninggalkan kamar, bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 70 - WELCOME TURKEY

    Istanbul, Turkey. William dan Marsha kini sudah tiba di Istanbul. Kali ini William benar-benar beruntung, jika biasanya Marsha selalu tertidur pulas. Tapi tidak kali ini, saat pesawat mendarat di bandara Marsha sudah tersenyum lebar. Menatap dari jendela akhirnya dia bisa ke Turkey. Sebelumnya Marsha sulit mendapatkan izin dari Mario ayahnya. Padahal Marsha pergi dengan Karin. Tapi Mario memang terkenal overprotective pada putri tunggalnya ini. William menggenggam tangan Marsha turun dari pesawat. Anneta mengikuti William dan Marsha dari belakang. Semua barang-barang telah diurus oleh Anneta. Marsha sudah tidak perlu lagi memikirkannya. William sudah meminta Annetha untuk mengurus sopir dan juga mobil selama William dan Marsha pergi berbulan madu. William sengaja menyewa mobil dan sopir, karena dia tidak ingin dibuat susah. William sendiri tidak terlalu mengingat jalan Istanbul. Selama ini William datang ke Istanbul hanya satu kali. Itu pun karena perjalanan bisnis beberapa tahun l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 71 - I WANT YOU

    Marsha mendengus kesal, kemudian William kembali menarik dagu Marsha mencium dan melumat kembali bibir Marsha. Marsha mengalungkan tangannya ke leher William. Dia mulai membalas ciuman William, mengikuti setiap lumatan yang di berikan William. "Aku sangat menginginkanmu Marsha," bisik William serak, tangan William meremas dada Marsha.Tidak lama kemudian William dan Marsha membilas tubuh mereka. William langsung membopong tubuh polos Marsha, hingga membuat Marsha terkesiap. Lalu dia memagut bibir Marsha. Dia terus melumat bibir istrinya. Meletakan tubuh Marsha di ranjang. Kilat mata William memuja tubuh indah istrinya yang mulus dan putih. William naik ke atas Marsha, dia kembali mencium bibir istrinya. Marsha mengalungkan tangannya di leher William. Napas Marsha mulai memburu saat William tidak henti mencium bibirnya. William memang pencium yang hebat. Bahkan Marsha sulit untuk mengimbanginya. William melepaskan ciumannya, kilat matanya menatap dalam mata Marsha. "Kau tahu? Aku se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 72 - GALATA BRIDGE

    Hari ini William akan membawa Marsha ke Galata Bridge. Sebenarnya, Marsha ingin ke Capadoccia tapi William menundanya. William memutuskan untuk membawa Marsha ke Galata Bridge. Cuaca cerah di Istanbul, membuat Marsha memilih memakai mini skrit yang sangat seksi dan kaos lengan pendek warna hitam. Di padukan dengan sepatu kets, Penampilan Marsha terlihat kasual namun tetap sangat menawan. Marsha mengikat rambutnya ke atas. Memperlihatkan leher indahnya. tanda merah yang di karena ulah William di lehernya terpaksa harus ditutupi oleh fondation. Marsha mematut cermin, melihat penampilannya sudah sempurna. Memeriksa lehernya sudah tertutup oleh fondation. Untunglah Marsa cukup cerdas dalam make up. Jadi dia bisa menutupi ini kiss mark di lehernya itu. Tatapan Marsha kini teralih pada William yang baru saja selesai mengganti bajunya. "William."William menoleh ke arah Marsha dan menjawab, "Ada apa, sayang?" Marsha mendekat ke arah William, lalu berkata dengan nada kesal, "Malam ini kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 73 - KEWAJIBAN?

    Kini William dan Marsha sudah kembali ke hotel. Marsha sudah selesai mandi dan mengganti bajunya. Sedangkan William masih berada di kamar mandi. Marsha sudah menyiapkan celana panjang dan kaos berwarna putih untuk William. Tapi Marsha yakin, William akan memilih bertelanjang dada. Marsha duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Tidak lama kemudian, ponsel Marsha berdering. Dia mengambil ponselnya ternyata pesan dari Karin. Karin : Marsha kau sedang berbulan madu? Kenapa kau tidak bercerita padaku? Menyebalkan sekali.Marsha tersenyum membaca pesan Karin, dia sungguh lupa memberitahu pada sahabatnya itu jika dia berbulan madu. Dengan cepat, dia membalas pesan Karin. Marsha : Maaf aku lupa, Karin. Aku pasti akan membelikanmu oleh-oleh. Karin : Harus! Kau harus membelikanku oleh-oleh yang banyak. Marsha : Ya ya baiklah.Karin : Marsha ada yang ingin aku katakan. Tapi mungkin lebih baik saat kau kembali ke Kanada. Marsha : Ada apa? Jangan membuatku penasara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 74 - TAKSIM SQUARE

    Malam hari Marsha dan William akan pergi ke Taksim Square. Marsha memang menyukai pasar tradisional. Dia bisa membeli pernak pernik lucu untuk dirinya. Tadi siang Marsha sudah berbelanja sepuasanya. Membelikan tas, baju dan lainnya untuk keluarganya di Kanada. Termasuk untuk Albert dan Karin, Marsha sudah membelikan semuanya. Kini Marsha mematut cermin, dia memoles make up tipis pada wajahnya. Malam ini Marsha memilih memakai outwear dipadukan dengan ankle boots. Rambut pirangnya dia biarkan tergerai indah. William yang baru saja selesai menerima telepon, dia mengalihkan pandangannya lalu menatap penampilan istrinya yang terlihat sangat cantik. Dia langsung mendekat ke arah istrinya. dan memeluk Marsha dari belakang. "Why you are so beautiful? Hem? Sengaja menggodaku agar aku mengurungmu dikamar?" bisik Wiliam. Dia mengecupi leher bekalang Marsha. Hingga membuat tubuh Marsha meremang. Marsha mendengus. "Aku tidak menggodamu. Kau saja yang mudah terpancing. Apa semua wanita cantik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 75 - WHO IS ANNA?

    Wiliam dan Marsha sudah tiba di hotel. Mereka sudah membersihkan diri dan mengganti pakaian mereka. Sejak tadi William lebih banyak diam. Bahkan Marsha bertanya siapaa Anna namun William hanya menjawab dengan dingin. William duduk ranjang sambil membaca email diiPadnya. Marsha yang baru saja selesai memoles wajahnya dengan skin care dia langsung melangkah mendekat ke arah ranjang dan duduk di samping suaminya. "William," panggil Marsha. "Hem." William masih menatap ipadnya. Dia tidak menoleh sedikitpun ke arah Marsha. "Tadi kenapa kau seperti tidak bersikap ramah dengan temanmu?" tanya Marsha yang sedikit kesal dengan sikap William. "Besok kau tidak perlu datang ke hotel mereka. Kau minta saja Anneta untuk membelikan baju untuk dia," tukas William dingin, tanpa menjawab pertanyaan Marsha. Marsha mengerutkan dahinya. "Jangan seperti itu. Aku ingin mengantarkan langsung padanya." "Tidak perlu Marsha. Kenapa kau harus menyusahkan dirimu. Aku membawa assistant untuk membuatmu nyama

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 76 - CAPPADOCIA

    Kini William dan Marsha sudah dalam perjalanan menuju Cappadocia. Sesuai permintaan Marsha akhirnya mereka bisa ke Cappadocia. Sebelumnya memang tertunda karena ada beberapa perkerjaan William yang harus membuat William menundanya. Sejak pertemuan Marsha dengan Anna, Marsha tidak menceritakan apapun pada William. Termasuk dengan Anna yang memberitahu masa lalu mereka. Marsha bisa melihat Anna adalah perempuan yang baik. "William, apa nanti kita akan pulang ke istanbul?" tanya Marsha sambil menatap William yang tengah berkutat pada iPad di tangannya. "Aku sudah meminta Anneta untuk mencari hotel di Cappadocia," jawab William tanpa mengalihkan padangannya. Dia tetap melihat layar iPadnya. "Lalu baju kita bagaimana? Aku tidak mempersiapkan apapun," Marsha mengerutkan keningnya. Menatap kesal William. Seharunya jika ingin menginap di Cappadocia, mengatakan sejak awal. Tapi ini, Marsha tidak diberitahu apapun. "Perlengkapan kita sudah disiapkan oleh Anneta," balas WIlliam. Marsha men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 77 - MENIKMATI KEBERSAMAAN

    Tidak terasa sudah delapan hari William dan Marsha di Turkey. Sepulang dari Cappadocia, Marsha banyak berbelanja sepuasnya. Marsha membelikan banyak oleh-oleh untuk keluarga di Kanada, teman dan termasuk Albert assistant William. Tidak hanya itu, Marsha juga membelikan segala keperlukan William mulai dari baju, jas dan sepatu William. Meskipun masih muda, tapi Marsha sudah menjadi istri yang baik dan sempurna bagi William. Besok mereka akan kembali ke Kanada. Harusnya memang dua hari lagi mereka baru kembali ke Kanada. Tapi Wiliam tidak bisa meninggalkan pekerjaanya. William memiliki proyek kerja sama dengan perusahaan asal Hong kong. Wiliam duduk di sofa kamar hotel, sambil membaca email masuk di iPad. Sedangkan Marsha, dia masih berendam. Marsha memang menyukai berendam jika tubuhnya merasakan sangat lelah. Saat William sedang membalas email masuk, terdengar dering ponsel miliknya. Dia langsung mengambil ponselnya dan melihat ke layar ponsel ternyata nomor tidak di kenal yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status