Share

BAB 36 - PERTENGKARAN I

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 00:06:04

William duduk di kursi kebesarannya, pikirannya kini tengah memikirkan Marsha. Tadi malam Marsha mengunci diri di kamar tamu. Bahkan paginya, Marsha sudah lebih dulu berangkat. William merasa bersalah karena berkata kasar pada Marsha. Ya, memang sebenarnya William sangat marah pada Marsha, karena Marsha mencampuri urusan pribadinya. Tapi tidak bisa di tutupi jika William juga merasa bersalah karena terlalu kasar pada Marsha.

William melirik arlojinya, sekarang sudah pukul enam sore. Itu artinya Marsha sedang di jalan pulang. William memutuskan akan berbicara dengan Marsha saat dia sudah tiba di rumah. Tidak lama kemudian, terdengar dering ponsel, William mengambil ponselnya di atas meja. Dia menatap ke layar ternyata pesan masuk dari Marsha. DIa mengusap layar ponsel untuk membuka pesan, dan langsung membaca pesan.

Marsha : William, aku akan menginap di rumah Karin. Kau tidak perlu mencari ku. Aku baik-baik saja.

William : Tidak boleh, aku tidak mengizinkanmu menginap.

Marsha : Aku h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 37 - PERTENGKARAN II

    "Aku tetap ingin menginap di rumah Karin! Cepat kau putar arah ke rumah Karin! Kenapa kau selalu mengatur hidupku!" sentak Marsha. Dia tetap ingin menginap di rumah Karin. Dia ingin menenangkan diri. "Aku sudah mengatakan padamu bukan? Jika aku tidak mengizinkanmu menginap di rumah karin!" geram Wiliam. Dia berusaha menahan emosinya, dia tidak ingin membentak Marsha. "Apa kau tidak bisa membaca pesanku? Disitu tertulis aku bukan meminta izin padamu. Tapi aku memberitahumu jika aku akan menginap di rumah Karin. Tidak perduli kau mengizinkan atau tidak! Ini hidupku! Aku memiliki kebebasan untuk mengatur hidup ku!" sentak Marsha. Dia sudah kehilangan kesabarannya bersama William. "Kita bicara ketika kita di rumah Marsha!" Seru William meninggikan suaranya. Dia menambah kecepatan mobilnya. Hingga membuat Marsha ketakutan karena William mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Tidak lama kemudian, mobil William sudah tiba di mansion. Marsha turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 38 - MENANGISLAH JIKA ITU MEMBUAT BEBAN MU BERKURANG

    Kesokan hari, setelah pertengkaran dengan William, Marsha berusaha untuk melupakan hatinya yang terluka. Tidak tahu kenapa Marsha sungguh tidak nyaman. Dia sangat tidak suka ketika William mengakui padanya jika sudah memiliki kekasih. Dengan cepat dia segera menepis perasannya. Marsha harus mengingat jika pernikahannya dengan William hanya sebatas kontrak perjanjian.Kali ini Marsha kembali berusaha hanya memirkan Raymond. Namun, tidak bisa dipungkiri, dia tidak bisa lagi memikirkan Raymond. Padahal dulunya Marsha selalu memikirkan Raymond. Marsha berusaha untuk melupakan dan menepis perasaan yang tidak masuk akal ini. Tidak mungkin Marsha membiarkan dirinya jatuh cinta pada William. Dia harus tahu, jika yang William cintai adalah Alice. William sudah memiliki kekasih. Marsha yakin, Alice adalah wanita dewasa yang cantik. Berbeda dengan dirinya yang masih muda. Marsha berjalan menuju ruang makan. Dia melihat William yang tengah menikmati sarapan. Tanpa menyapa sedikit pun, dian angsu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 39 - KEDATANGAN ALICE

    William duduk di kursi kebesarannya, dia baru saja selesai meeting. Pikirannya tidak berhenti memikirkan perkataan Marsha tadi malam. Teringat jelas perkataan Marsha jika Marsha menunggu Raymond kembali padanya. Jika William mengingat itu, dia langsung mengepalkan tangannya. Dia benci jika Marsha masih memikirkan pria yang pergi tanpa memberi kabar sedikit pun. Hari ini William harus menjemput Alice. Tapi dia sendiri tidak ingin menjemput Alice. Dulu biasanya William selalu senang ketika menjemput kekasihnya. Tapi entah kenapa kali ini dia merasa enggan untuk menjemput kekasihnya itu. Alice memang gadis yang sangat cantik. Dia wanita dewasa yang umurnya sama dengan William. Pekerjaan Alice sebagai seorang artis, membuat Lukas ayah William tidak pernah merestui Alice menjadi menantunya. Lukas jauh lebih memilih Marsha, karena Marsha adalah gadis polos yang sangat cantik, lahir dari keluarga baik-baik. Itulah yang membuat Lukas memilih Marsha. Terdengar suara ketukan pintu, membuat Wi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 40 - AKU SUDAH MENIKAH

    "Alice, jangan samakan Milan dengan Toronto. Di sini tempat tinggal keluargaku. Aku tidak ingin ada pemberitaan macam-macam tentang diriku," seru William yang mulai malas menanggami ucapan Alice."Kalau begitu, kenapa kau tidak mengenalkan aku dengan keluargamu? Kita sudah menjalin hubungan lama William!" balas Alice.William membuang napas kasar. "Aku belum bisa mengenalkanmu pada keluargaku. Banyak hal yang harus aku katakan padamu Alice.""Ada apa? Kau ingin mengatakan apa?" tanya Alice menatap serius Wlliam."Banyak hal yang harus kau ketahui, mungkin kau belum melihat berita di media tentang diriku." tukas William dingin.Alice mengerutkan dahinya. "Apa yang kau maksud William? Aku tidak mengerti." "Aku dijodohkan dengan anak sahabat ayahku, Dia anak dari Mario Nicholas, Aku rasa kau pernah mendengar nama Mario Nicholas. Beberapa bulan terakhir Mario Nicholas mampu membawa perusahaannya berada di puncak," jawab William menatap lekat manik mata Alice. "Dan aku sudah menikah denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 41 - HARUS MEMILIKI BATASAN

    Marsha baru saja tiba di mansion. Dia masuk ke dalam kamar, kini sudah pukul tujuh malam. William memang tadi berpesan, jika William akan pulang terlambat. Ingin rasanya Marsha menghubungi William. Bertanya di mana William sekarang, namun dengan cepat Marsha mengurungkan niatnya. Marsha sudah berjanji untuk menjaga jarak dengan William. Dia tidak boleh terlalu dekat William. Diaharus mengingat perkataan William, mereka harus memiliki batasan. Pernikahan ini hanya terikat dengan sebuah kontrak perjanjian. Marsha tidak ingin terjatuh karena bermain pada perasaannya. Terkadang Marsha melihat di internet kabar tentang Raymond. Tapi entah kenapa dia sudah tidak ada perasaan di mana dia mengharapkan Raymond kembali ke Kanada. Marsha memang ingin tahu bagaimana kabar Raymond, tapi ia hanya sebatas hanya ingin tahu. Berkali-kali Marsha meyakinkan diri, jika dirinya hanya mencintai Raymond. Namun semakin dia meyakinkan diri, semakin Marsha menyadari perasaannya pada Raymond mulai menghilang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 42 - KEDATANGAN LAURA

    Marsha duduk di ranjang, dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Marsha tengah membaca novel kesukaanya. Marsha menyukai novel romance. Hari ini Marsha menikmati weekendnya di rumah. William juga berada di rumah, tapi William berada di ruang kerjanya. Semenjak pertengkaran antara William dan Marsha memang sudah menjaga jarak. Terkadang mereka hanya menyapa, setelah itu mereka melakukan aktivitas mereka. Jika weekend seperti ini, William menghabiskan waktunya di ruang kerja. Sedangkan Marsha, terkadang dia pergi dengan Karin. Tapi terkadang Marsha memilih menghabiskan waktunya di rumah. Dia menyukai membaca novel dan menonton film drama. Suara dering ponsel terdengar, membuat Marsha yang tengah membaca harus mengalihkan pandanganya ke ponselnya yang berada di atas nakas. Dia mengambil ponselnya, lalu menatap ke layar tertera nama Karin. Tanpa menunggu lama, dia langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, meletakan ke telinganya. "Ya, rin?" j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 43 - JACOB?

    keesokan hari, Marsha sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Saat Marsha sudah selesai berias, dia menatap William yang juga sudah selesai mengganti pakaiannya. Namun mata Marsha tertuju pada dasi yang dipakai William kurang rapih. Sangat mengganggu ketika Marsha melihatnya. Tanpa menunggu Marsha melangkah mendekat ke arah William. Dia angsung merapihkan dasi William, sedangkan William hanya terpaku dengan tindakan Marsha yang merapihkan dasinya. Jarak mereka begitu dekat, meskipun tinggi Marsha hanya sebahu William, namun tetap saja William bisa melihat Marsha begitu cekatan saat merapihkan dasinya. "Selesai," Marsha menepuk pelan dada William. "Jika kau ingin meninggalkan kamar, kau harus perhatikan dirimu di cermin. Apa semuanya sudah rapih atau belum. Bagaimana jika kau sudah berangkat bekerja, tapi dasimu masih miring seperti tadi," gerutu Marsha yang membuat William tersenyum. "Aku tadi terburu-buru, jadi tidak memperhatikan ke cermin lagi." jawab William.Marsha mendengus

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 44 - AMARAH WILLIAM

    Marsha, Karin dan Jacob sudah tiba disalah satu restoran terdekat dengan Stefano Company. Jacob memesan sirloin steak untuk Marsha dan Karin. Sedangkan dirinya lebih memilih seafood. Tidak lama kemudian, pelayan mengatarkan makanan yang sudah di pesan oleh Jacob. Mereka pun langsung menikmati makanan yang sudah terhidang di atas meja. "Jacob, sekarang kau harus menjawab ku. Kenapa kau ada di Kanada? Dan kenapa kau berada di Stefano Company?" tanya Marsha yang sejak tadi sudah penasaran. "Aku-" "Tunggu Jacob," potong Marsha dengan cepat. Jacob mengerutkan dahinya, dia menatap bingung kenapa Marsha menghentikan ucapan yang bahkan dia belum menyelesaikannya. "Aku minta maaf, aku lupa mengenalkanmu pada sahabatku," kata Marsha dengan senyum lebarnya. Jacob tersenyum, gadis di hadapannya begitu menggemaskan. "Jacob, ini Karin sahabatku. Dia asli orang Indonesia. Dia satu kuliah dengan ku," ucap Marsha yang memperkenalkan Karin."Karin, ini Jacob dia orang yang menemaniku saat dompet

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 500 – TA S2 - Welcome Milan

    Pesawat yang membawa William dan Marsha, telah mendarat di Bandar Udara Internasional Malpensa. Kini William dan Marsha turun dari pesawat, mereka berjalan keluar dari pesawat, menuju lobby. Sebelumnya, William sudah meminta sopir dari perusahaan kakeknya yang ada di Milan untuk menjemput. Terlihat Marsha yang tampak begiti kelelahan. Marsha terus memeluk lengan William, menyandarkan kepalanya di lengan kekar sang suami. Ketika sudah tiba di lobby, William dan Marsha melihat sopir sudah menjemput mereka. Sang sopir langsung menundukan kepalanya, menyapa William dan Marsha. Kemudian, William dan Marsha masuk ke dalam mobil. Kini mobil yang membawa William dan Marsha, mulai berjalam meninggalkan lobby bandara. Sepanjang perjalanan, Marsha menyandarkan kepalanya di bahu William. Berkali-kali William menawarkan untuk memanggil dokter, tapi istrinya tida pernah mau. Ya, Marsha saat ini hanya ingin segera tiba di hotel, dan langsung beristirahat. "Marsha, apa besok kau tidak usah datang

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 499 – TA S2 - Goes To Milan

    Waktu menunjukan pukul tujuh pagi, Marsha sudah bangun lebih awal. Ya, pagi ini Marsha harus bersiap-siap karena hari ini dia dan William akan terbang ke Milan. Sungguh, suaminya itu sangat mengejutkannya. Marsha bahkan belum menyiapkan apapun. Beruntung, William sudah menyiapkan hadiah pernikahan Orina dan Antonio, jika belum, sudah pasti dia akan kesal karena semuanya harus terburu-buru. "Sudah semua belum ya?" gumam Marsha seraya mengetuk pelan dagunya dengan telunjuknya. Tatapannya, mentap barang-barang pribadi miliknya dan William. Khusus keberangkatan hari ini, William memutuskan untuk tidak membawa Sean. Tadi pagi, Sean sudah dititipkan pada Veronica dan Lukas. William sengaja tidak membawa Sean, karena putranya itu baru masuk sekolah. Tidak hanya itu, tapi beberapa minggu terakhir, Sean akan banyak berlajar bahasa asing. Itu yang membuat William dan Marsha tidak mungkin membawa Sean. Mengingat pendidikan Sean jauh lebih penting. "Astaga, aku belum membawa perawatan kulit."

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 498 – TA S2 - Sean's Birthday II

    "Tuan William, aku rasa kita bisa membahas kerja sama bisnis," ujar George sambil menatap William yang berdiri di hadapannya. William tersenyum tipis. "Ya, aku rasa itu bukan ide yang buruk. Kita bisa membahas kerja sama." "Nyonya Sofia, Boleh aku menggendong Aurora?" pinta Marsha yang sudah sejak tadi sangat gemas pada bayi perempuan yang digendong Sofia. "Tentu Boleh, Nyonya Marsha..." Sofia langsung memberikan Aurora pada Marsha. Dengan wajah yang begitu bahagia Marsha menggendong Aurora, dia memberikan banyak kecupan pada bayi perempuan yang sangat cantik itu. "Mommy... Mommy menggendong siapa?" Sean yang tadi tengah bermain dengan Lea, dia langsung menghampiri Marsha yang tengah menggendong seorang baik. Marsha mengalihkan pandangannya, melihat Sean yang kini berada di hadapannya. Kemudian dia menundukan tubuhnya seraya berkata, "Sean, apa bayi perempuan ini sangat cantik?" tanyanya dengan lembut pada putranya. Sean mengangguk, lalu dia membawa tangan mungilnya menyentuh pi

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 497 – TA S2 - Sean's Birthday

    Pagi hari semua orang terlihat begitu sibuk. Para pelayan, modar mandir membantu menyiapkan segala kebutuhan ulang tahun Sean. Terlebih tadi pagi, hadiah dari Clara baru saja datang. Sebuah mobil Bugatti Centodieci telah disiapkan oleh Clara dan Mario untuk Sean. Orang pertama yang begitu terkejut adalah Marsha, dia sungguh tidak berpikir orang tuanya akan membelikan sebuah mobil sport untuk Sean. Terlebih Bugatti Centodieci adalah salah satu mobil yang hanya diproduksi sebanyak sepuluh unit. Tentu yang memiiki mobil Bugatti Centodieci, harus rela mengeluarkan uang yang besar. Kini Marsha baru saja selesai berias. Tubuhnya terbalut oleh gaun berwarna merah dengan model atas kemben. Gaun ini benar-benar membuat lengkuk tubuhnya terlihat sempurna. Riasan bold, dengan lipstik merah membuat bibir ranumnya tampak penuh dan seksi. Rambut pirang dan tebalnya, Marsha biarkan tergerai indah, menutupi punggung polosnya. William yang berdiri di ambang pintu, dia tersenyum melihat sang istri ya

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 496 – TA S2 - Menginginkan Yang Sempurna

    Menjelang pesta ulang tahun Sean, Marsha disibukan dengan banyaknya yang harus diurus. Meski, dia menyerahkan pada Luna, assistantnya, tapi tetap saja Marsha ingin terlibat pada pesat ulang tahunnya Sean. Tidak hanya sendiri, Marsha pun turut dibantu oleh Ibu mertuanya. Paling tidak meski Clara, ibunya sendiri tidak ada di dekatnya, ada Ibu mertuanya yang selalu membantu dirinya.Kini Marsha tengah berada di dapur—memasak untuk sang suami. Hari ini, Marsha ingin khsus memasak makanan untuk William. Sudah beberapa minggu terakhir, sang suami selalu masak makanan yang telah disiapkan oleh Andine, chefnya. Untuk kali ini, Marsha ingin sendiri memasak untuk William. "Selesai," ucap Marsha ketika menata tenderloin steak dengan mashed potato di atas piring. Tidak lupa dia menambahkan tartar sauce dan lemon untuk menambah citra rasa makanan yang telah dibuatnya. Setelah selesai memasak, Marsha mengalihkan pandangannnya ke jam dinding, kini sudah pukul enam sore, biasanya William sudah pula

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 495 – TA S2 - Persiapan Ulang Tahun Sean II

    "William, ada yang ingin aku bicarakan padamu.." Marsha melangkah keluar dari walk-in closetnya. Dia baru saja mengganti pakaiannya dengan gaun tidur nyaman. Tatapannya kini menatap sang suami yang duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang seraya fokus pada iPad ditangannya. Kemudian Marsha mendekat, lalu duduk di samping suaminya. "Apa kau sibuk?" William mengalihkan pandangannya, lalu saat dia melihat sang istri sudah duduk di sampingnya, dia langsung meletakan iPad yang ada di tangannya itu ke atas nakas. Kemudian dia menarik tangan Marsha masuk ke dalam pelukannya seraya menjawab, "Apa yang kau ingin bicarakan, sayang?""Aku ingin membahas tentang tadi. Kenapa kau dan Mama sudah membahas tentang jodoh untuk Sean? Putra kita masih sagat kecil, William," ujar Marsha yang memprotes. Sudah sejak tadi dai menahan diri. Meski dia tahu, percuma saja memprotes, tapi setidaknya dia berbicara pada sang suami apa yang dia tidak sukai. "Kenapa kau tidak membiarkan Sea

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 494 – TA S2 - Persiapan Ulang tahun Sean

    "Kalian nikmatilah liburan. Pergilah berbulan madu, nanti Dokter bisa menemani kalian. Ini waktunya kalian menikmati hidup kalian. Masalah perusaahan, biar aku semua yang menanganinya. Setelah Sean berulang tahun nanti, aku akan menyiapkan liburan untuk kalian berdua," ujar William sambil menatap kedua orang tuanya.Veronica dan Lukas sama-sama tersenyum. "Ya, kami percaya, kau bisa mengatasi perusahaan dengan baik," jawab Lukas.Kemudian, tatapan Veeronica teralih pada Marsha yang duduk di samping Wiliam. "Marsha, Mama ingin membahas hal penting..""Ada apa, Ma?" Marsha mengerutkan keningnya, menatap bingung Ibu mertuanya."Ini tentang hadiah ulang tahun, Sean," balas Veronica. Marsha mendesah lega, ternyata mertuanya membahas tentang ulang tahun Sean. Dia berpikir, Ibu mertuanya akan memaksa dirinya agar hamil. Mengingat sudah cukup lama dia menikah dengan William, namun hanya memiliki satu orang putranya. Marsha benar-benar bersyukur memiliki mertua yang begitu pengertian dan meny

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 493 – TA S2 - Ketakutan Marsha

    Marsha melangkah masuk ke dalam kamar William. Kamar yang dulu William sebelum mereka menikah. Entah kenapa, Marsha ingin berada di kamar lama milik William. Kini Marsha duduk di tepi ranjang. Tatapannya, teralih pada foto dirinya dan Sean yang terletak di atas nakas. Marsha langsung mengambil bingkai foto itu, dia menatap wajah putranya yang sekarang sudah tumbuh besar. Ingatan Marsha mengingat, kala Sean masih bayi, sejak dulu putranya itu sudah begitu menggemaskan. Di saat Marsha tengah menatap foto dirinya dan Sean, dia kembali mengingat tanpa terasa pernikahannya dnegan William hampir empat tahun. Dan selama itu juga dirinya masih belum memberikan adik untuk Sean. Marsha mendesah pelan, tadi Laura memberikan kabar bahagia, bahwa telah hamil. Tentu Masha begitu bahagia mendengar kabar itu. Dia sangat senang, melihat adik iparnya memiliki kehidupan yang sempurna. Lea akan segera memiliki seorang adik. Pikiran Marsha mengingat permintaan Sean yang ingin segera memiliki seorang adik

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 492 – TA S2 - Kabar Kehamilan Laura

    Suara dering ponsel terdengar, Marsha yang baru saja selesai mandi dan masih memakai bathrobe, langsung menuju pada ponselnya yang terus berdering itu. Kemudian, dia mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas—menatap ke layar, tertera nomor Laura yang menghubunginya. Tanpa menunggu lama, Marsha langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya. "Ya, Laura?" jawab Marsha saat panggilan terhubung. "Marsha, apa aku mengganggumu? Kau di mana?" tanya Laura dari seberang line. "Tidak, Laura. Aku baru saja selesai mandi. Ada apa?" "Marsha, aku dan Raymond sudah di Toronto, apa kau bisa hari ini ke rumah Mama? Aku dan Raymond hari ini ke rumah Mama." "Kau sudah pulang? Bukannya kau akan pulang besok?" "Tidak, aku dan Raymond memajukan kepulangan kami. Jadi apa kau hari ini bisa datang ke rumah Mama?""Jam berapa kau ke sana?" "Jam sepuluh nanti kalau kakakku tidak bisa ikut, tidak apa-apa, kau saja dengan Sean." "Baiklah aku akan k

DMCA.com Protection Status