Home / Romansa / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 42 - KEDATANGAN LAURA

Share

BAB 42 - KEDATANGAN LAURA

last update Last Updated: 2024-11-16 00:29:25

Marsha duduk di ranjang, dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Marsha tengah membaca novel kesukaanya. Marsha menyukai novel romance. Hari ini Marsha menikmati weekendnya di rumah. William juga berada di rumah, tapi William berada di ruang kerjanya.

Semenjak pertengkaran antara William dan Marsha memang sudah menjaga jarak. Terkadang mereka hanya menyapa, setelah itu mereka melakukan aktivitas mereka. Jika weekend seperti ini, William menghabiskan waktunya di ruang kerja. Sedangkan Marsha, terkadang dia pergi dengan Karin. Tapi terkadang Marsha memilih menghabiskan waktunya di rumah. Dia menyukai membaca novel dan menonton film drama.

Suara dering ponsel terdengar, membuat Marsha yang tengah membaca harus mengalihkan pandanganya ke ponselnya yang berada di atas nakas. Dia mengambil ponselnya, lalu menatap ke layar tertera nama Karin. Tanpa menunggu lama, dia langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, meletakan ke telinganya.

"Ya, rin?" j
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 43 - JACOB?

    keesokan hari, Marsha sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Saat Marsha sudah selesai berias, dia menatap William yang juga sudah selesai mengganti pakaiannya. Namun mata Marsha tertuju pada dasi yang dipakai William kurang rapih. Sangat mengganggu ketika Marsha melihatnya. Tanpa menunggu Marsha melangkah mendekat ke arah William. Dia angsung merapihkan dasi William, sedangkan William hanya terpaku dengan tindakan Marsha yang merapihkan dasinya. Jarak mereka begitu dekat, meskipun tinggi Marsha hanya sebahu William, namun tetap saja William bisa melihat Marsha begitu cekatan saat merapihkan dasinya. "Selesai," Marsha menepuk pelan dada William. "Jika kau ingin meninggalkan kamar, kau harus perhatikan dirimu di cermin. Apa semuanya sudah rapih atau belum. Bagaimana jika kau sudah berangkat bekerja, tapi dasimu masih miring seperti tadi," gerutu Marsha yang membuat William tersenyum. "Aku tadi terburu-buru, jadi tidak memperhatikan ke cermin lagi." jawab William.Marsha mendengus

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 44 - AMARAH WILLIAM

    Marsha, Karin dan Jacob sudah tiba disalah satu restoran terdekat dengan Stefano Company. Jacob memesan sirloin steak untuk Marsha dan Karin. Sedangkan dirinya lebih memilih seafood. Tidak lama kemudian, pelayan mengatarkan makanan yang sudah di pesan oleh Jacob. Mereka pun langsung menikmati makanan yang sudah terhidang di atas meja. "Jacob, sekarang kau harus menjawab ku. Kenapa kau ada di Kanada? Dan kenapa kau berada di Stefano Company?" tanya Marsha yang sejak tadi sudah penasaran. "Aku-" "Tunggu Jacob," potong Marsha dengan cepat. Jacob mengerutkan dahinya, dia menatap bingung kenapa Marsha menghentikan ucapan yang bahkan dia belum menyelesaikannya. "Aku minta maaf, aku lupa mengenalkanmu pada sahabatku," kata Marsha dengan senyum lebarnya. Jacob tersenyum, gadis di hadapannya begitu menggemaskan. "Jacob, ini Karin sahabatku. Dia asli orang Indonesia. Dia satu kuliah dengan ku," ucap Marsha yang memperkenalkan Karin."Karin, ini Jacob dia orang yang menemaniku saat dompet

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 45 - JANGAN MEMBUATKU MARAH

    William menggeram, tanpa memperdulikan ucapan Marsha. Dia langsung menarik paksa tengkuk leher Marsha. Dia mencium kasar bibir Marsha, Dia menghisap kuat bibir Marsha. Marsha mendorong kuat dada William. Namun, William tidak memperdulikannya. William terus mencium kasar bibir Marsha. Bahkan tangan William meremas dengan kuat gundukan kembar di dada Marsha. Hingga membuat Marsha memekik terkejut.Masrha memukul dada William, memberontak saat William menyentuh dadanya. Tapi tetap saja tenaganya hanya bagaikan kapas. Semakin Marsha berusaha untuk melepaskan diri, William semakin menciumnya dengan kasar. Hingga akhirnya Marsha diam dan membiarkan William mencium bibirnya. "Jangan lagi memancing amarahku Marsha! Menurutlah atau kau akan tahu akbibatnya," geram Wiliam. Tatapannya menatap Marsha, penuh dengan peringatan."Kenapa William? Kenapa kau tidak bertindak adil? Kenapa hanya aku yang harus menurutimu? Jika hanya karena kau menghidupiku dan membiayai seluruh hidupku. Maka mulai detik

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 46 - AKU MERINDUKANMU

    William berdiri di depan kamar tamu. Marsha memilih untk mengunci diri di kamar tamu. Ketika William ingin mengetuk pintu, dia memilih untuk mengurungkan niatnya. Percuma saja, dia pasti akan kembali bertengkar dengan Marsha. Lebih baik baginya saat ini, untuk membiarkan Marsha menenangkan dirinya. William memilih melangkah menuju kamarnya, namun tidak lama kemudian terdengar dering ponsel miliknya. Dia mengambil ponselnya dan melihat ke layar tertera nama Alice. William membuang napas kasar, dia baru mengingat jika dirinya memiliki janji untuk bertemu dengan Alice. Jika dia tidak datang, sama saja akan menambah masalah baru. Tidak ada pilihan lain, William langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian meletakan ke telinganya. "Ya Alice." jawab William saat panggilannya terhubung. "William, kau di mana? Kenapa belum datang?" tanya Alice dari seberang line. "Alice, sepertinya aku tidak bisa datang malam ini." "Tidak! Kau harus datang malam ini! Jika ka

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 47 - KENYATAANNYA DIA TIDAK KEMBALI

    Sinar matahari pagi menembus jendela kamar Marsha, perlahan Marsha membuka kedua matanya. Dia mengerjap, lalu mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar. Marsha baru mengingat, dia tertidur di kamar tamu. Marsha mengikat rambutnya asal. Dia beranjak dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajahnya. Marsha melangkah menuju kamarnya dan William. Saat dia masuk, dia sudah tidak melihat William. Marsha memilih untuk segera mandi."Sykurlah dia sudah ke kantor," gumam Marsha ketika William tidak ada di kamar. Setelah Marsha selesai mandi, dan mengganti pakaiannya. Marsha langsung menuju ruang makan. Suasana hatinya masih sangat buruk. Tapi sebisa mungkin, Marsha berusaha untuk melupakan semuanya. Saat tiba di ruang makan, seperti biasa pelayan mengantarkan sandwich tuna dan susu kacang untuknya. "Apa William sudah berangkat ke kantor?" tanya Marsha pada pelayan yang berdiri di hadapannya. "Tuan tidak pulang dari kemarin malam nyonya," jawab pel

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 48 - KARIN'S BIRTHDAY

    Marsha turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam mansionnya. Hari ini adalah ulang tahun Karin, dia harus segera bersiap-siap. Jika dirinya sampai terlambat, sahabatnya itu pasti akan mencari marah padanya. Marsha mempercepat langkahnya masuk ke dalam kamar. Saat Marsha masuk ke dalam kamar, dia menatap jam dinding di kamar, kini sudah pukul enam sore, dia langsung berisap-siap. Karena pesta ulang tahun Karin pukul sembilan malam. Untunglah William sejak kemarin tidak pulang. Marsha pun tidak menanyakan keberadaan William, untuk apa bertanya dia tidak ingin ikut campur dalam kehidupan pribadi William. Dia terlalu lelah untuk menangisi suatu hal yang tidak seharusnya dia tangisi. Marsha melangkah menuju kamar mandi, dia memilih untuk berendam. Dia melepas pakaiannya dan mulai berendam di jacuzzi. Aroma jasmine dicampur dengan milk membuat tubuhnya lebih rileks dan tenang. Berendam membuatnya setidaknya sedikit melupakan masalahnya. Marsha mulai memejamkan mata sebentar, Saat dia

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 49 - KERIBUTAN

    Karin menyenggol lengan Marsha, "Marsha itu bukannya-"Marsha kini menatap yang telah di tunjuk oleh Karin, Karin menunjuk pasangan pria dan wanita itu dengan tatapan mata Karin. Seketika, tubuh Marsha menegang melihat pasangan itu. Terlihat sang wanita memeluk erat pria tampan tampan itu. Dan mereka begitu mesra."Marsha," bisik Karin."Ya, William dengan kekasihnya yang cantik datang," jawab Marsha dingin."B-Bagaimana bisa?" Karin mulai gugup, dia memikirkan bagaimana perasaan sahabatnya. Marsha mengalihkan padangannya, dia mengulas senyuman tipis. "Biarkan saja Karin. Ketika dia telah menemukan kebahagiaanya. Maka aku juga pantas menemukan kebahagianku."Disisi lain, tepat bersebrangan dengan Marsha. William masih belum menyadari Marsha berada di dalam klub malam itu. Wiliam hanya melihat Frans bersama dengan seorang wanita yang dia tidak kenal. William memilih untuk duduk bergabung dengan Frans. "Kau datang bersama Alice?" tukas Frans, dingin. "Ya." jawab William singkat,"Hi

    Last Updated : 2024-11-16
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 50 - UNGKAPAN HATI

    Marsha turun dari mobil, dia berlari masuk ke dalam mansion. Kali ini sudah cukup kesabarannya, William terlalu ikut campur masalahnya. Sudah jelas bahkan William berciuman dengan wanita lain. Marsha tidak ikut campur dalam masalah pribadi William. Tapi ini hanya Marsha berdansa dengan Jacob, Wiliam sudah menghajar Jacob. Bukan hanya sekedar menghajar tapi hampir membunuh Jacob. Marsha berlari masuk ke dalam kamar, dia tidak memperdulikan teriakan William yang memanggilnya. Tidak hanya diam, William langsung mengejar Marsha ke dalam kamar. Rahangnya mengeras mengingat Marsha berdansa dengan pria lain. Bahkan mereka berpelukan."Marsha berhenti!" bentak William. Dia berhasil menarik kasar tangan Marsha. "Lepaskan aku William!" seru Marsha. Dia berusaha melepaskan cengkraman tangan William. Namun sia-sia, karena Wiliam semakin mencengkram kuat lengannya. "Apa maksudmu ke klub malam dengan pakaian seperti ini Marsha! Dan kenapa kau berani-beraninya berdansa dengan pria itu!" geram Wil

    Last Updated : 2024-11-16

Latest chapter

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status