Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 261 - Bab 270

528 Bab

BAB 261 - MISSING YOU...

Suara dering ponsel terdengar, membuat Marsha yang tengah tidur siang terganggu dengan dering ponsel yang sejak tadi tidak henti berdering. Dengan terpaksa Marsha membuka mata, dia mengerjap dan melihat ke layar tertera nama Karin. Marsha mendesah kasar, sahabatnya itu mengganggu saja. Marsha menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian menempelkan ditelinganya. "Ya rin, ada apa?" jawab Marsha dengan suara serak saat panggilan terhubung. "Marsha, apa kau aku mengganggumu?" tanya Karin dari seberang line. "Aku sedang tidur siang Karin. Aku masih mengantuk, ada apa?" "Kau tidur siang? Tidak biasanya kau tidur siang." Marsha mendengus. "Cepat katakan ada apa? Kalau kau tidak bicara juga, lebih baik aku matikan saja teleponnya." "CK! Kau ini benar-benar! Aku menghubungimu karena aku ingin mengatakan besok aku ingin ke rumahmu." "Karin, sejak kapan kau mau ke rumahku harus meminta izin terlebih dulu? Kau bisa datang kapanpun yang kau inginkan." "Aku tetap harus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 262 - AMARAH RAYMOND

Raymond turun dari mobil, dia membanting kasar pintu mobil. Wajah Raymond terlihat begitu marah, dia masih mengingat semua perkataan Marsha. Raymond berjalan masuk ke dalam rumah. Bahkan saat masuk ke dalam rumah, Raymond tidak membalas sapaan para pelayan yang menyambut dirinya. Raymond terus melangkah menuju ruang keluarga. "Celine!" Suara Raymond berteriak begitu keras. Hingga membuat semua orang yang ada di ruang keluarga terkejut, ketika melihat Raymond masuk ke dalam ruang kerluarga. "Raymond? Ada apa? Kenapa kau berteriak seperti ini?" Dahlia beranjak dari tempat duduknya, dia melangkah mendekat ke arah putranya. Raymond tidak menjawab, tatapannya menatap tajam Celine yang masih duduk tidak jauh darinya. "Ka kenapa kau berteriak memanggilku seperti itu?" seru Celine kesal. Dia paling tidak suka jika dipanggil dengan keras seperti ini. "Kau masih bertanya kenapa setelah ulah yang kau perbuat Celine? Sejak kapan kau memandang seseorang dari sudut pandangmu yang buruk itu?" R
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 263 - MARSHA MERAJUK

"Jika kau mengatakan itu aku sungguh malu," Marsha terkekeh kecil. "Selama ini aku hanya kuliah. Sebelumnya ayahku yang memberikanku uang dan segala fasilitas. Dan sekarang, aku memiliki suami, tentu semuanya di ambil alih William. Aku tidak pernah merasakan susahnya mencari uang seperti orang lain. Terkadang aku ingin seperti orang lain, tapi itu pasti tidak mungkin. William tidak mungkin membiarkanku harus memikirkan cara mencari uang. Jika Willam tahu, itu sama saja aku mencari masalah dengannya."Laura mengulum senyumannya. "Dulu aku pernah mencari uang sendiri. Ketika aku di Melbourne, aku menjual hasil lukisanku. Dan mengikuti beberapa kompetisi pameran. Hingga aku berhasil membuat pameran lukisanku sendiri di Melbourne. Di sana aku belajar untuk bertahan hidup. Aku tidak mengandalkan uang kelaurgaku. Aku belajar bagaimana susahnya mencari uang. Tapi percayalah Marsha, ada masa dimana aku tidak tahan karena uangku masih belum cukup membeli barang-barang mahal yang biasa aku beli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 264 - HANYA TEMAN MASA KECIL

Karin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, kini dia mulai membelokan mobilnya masuk ke dalam halaman parkir rumah Marsha. Karin turun dari mobil. dia langsung berjalan masuk ke dalam rumah sahabatnya itu. "Selamat pagi Nona Karin," sapa seorang pelayan menundukan kepalanya saat Karin masuk ke dalam rumah. Karin tersenyum ramah. "Pagi, apa Marsha sudah bangun?" "Nyonya Marsha sepertinya masih di dalam kamar. Apa Nona Karin ingin saya panggilkan nyonya?" tawar pelayan itu. "Tidak usah, aku ke ruang makan saja. Nanti pasti Marsha turun," jawab Karin. "Baik nona. Kalau begitu saya permisi," pamit pelayan itu, lalu dia undur diri dari hadapan Karin. Karin melanjutkan langkahnya menuju ruang makan. Karin sengaja tidak membangunkan Marsha, dia memilih untuk menunggu Marsha hingga turun ke bawah."Karin?" Laura sedikit terkejut melihat Karin berada di ambang pintu. Tatapan Karin menatap Laura dan Raymond yang tengah berada di meja makan. "Hi Laura, Hi Raymond." Karin mendekat, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 265 - MEET DAHLIA

Siang itu, Marsha menemani Karin pergi ke Dufferin Mall. Sesuai dengan keinginan Karin, Marsha menemani sahabatnya itu berjalan-jalan di mall. "Karin, kau ingin membeli sesuatu?" tanya Marsha sambil melihat ke arah Karin yang berdiri di sampingnya. "Aku ingin membeli beberapa dress untuk ibuku," jawab Karin. "Kita ke sana saja, aku juga ingin membeli sesuatu untuk ibuku dan ibu mertuaku," tunjuk Marsha pada salah satu toko yang lokasinya tidak jauh darinya. "Oke kita ke sana." Karin langsung memeluk lengan Marsha, kini mereka berjalan menuju toko yang lokasinya tidak jauh dari mereka. Saat di dalam toko, Marsha memilh beberapa dress untuk Clara dan Veronica. Beruntung ukuran badan mereka sama. Meski Clara dan Veronica sudah tidak muda lagi, tapi mereka masih memiliki tubuh yang indah. Itu yang membuat Marsha tidak sulit memilihkan dress untuk mereka. Pilihan Marsha jatuh pada gaun berwarna navy dan maroon. Marsha menatap kedua gaun ini benar-benar sangat indah. "Karin, apa kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 266 - UNDANGAN KE PESTA

Marsha melangkah masuk ke dalam kamar. Dia merenggangkan lehernya, dan segera melepas sepatu. Setelah pergi ke mall bersama dengan Karin, sampai bertemu dengan Dahlia membuat Marsha sedikit kelelahan. Semenjak hamil, Marsha memang mudah sekali lelah. Berbeda dengan Laura yang terlihat begitu kuat. Mungkin alasan salah satunya karena Marsha jarang sekali olah raga. Berbeda dengan Laura yang setiap pagi selalu yoga sebelum memulai aktivitasnya. Marsha melangkah menuju sofa, dia duduk di sofa empuk kamarnya. Mengambil remote televisi dan menekan tombol on. Marsha mengambil pacakes yang baru saja diantar pelayan. Tidak mungkin Marsha bersantai di dalam kamar sambil menonton televisi tanpa ngemil. Kehamilan membuat Marsha sering mudah lapar. "Kenapa ini enak sekali," gumam Marsha saat menikmati pancakes saus coklat. Pandangan Marsha kini menatap layar televisi yang menyiarkan berita terbaru. Namun, seketika Marsha sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pembawa berita itu. Marsh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 267 - GETTING SURPRISE

Malam itu, hujan begitu deras membasahi kota. Setelah perjalanan cukup panjang, William kini sudah tiba di mansion. Saat di bandara, dia langsung memilih untuk pulang ke rumah. Para pelayan dan penjaga menundukan kepala mereka ketika William melangkah masuk ke dalam rumah. "Di mana istriku?" tanya William pada pelayan yang berada di sampingnya. "Nyonya Marsha sedang tidur tuan," jawab pelayan itu.William mengangguk singkat, dia melanjutkan langkahnya menuju kamar. William melirik arloji kini sudah pukul sepuluh malam. Pantas saja jika istrinya itu sudah tidur.Saat William sudah tiba di kamar, dia menatap Marsha yang masih tertidur lelap. Bahkan ketika William masuk, istrinya itu tetap masih tertidur. William melonggarkan dasinya, lalu dia melepaskan jas dan dasi. Kemudian meletakannya di sofa. William berjalan mendekat ke arah ranjang, dia duduk di tepi ranjang. Pandangannya terus menatap wajah Marsha yang terlihat begitu polos ketika tertidur pulas. William mengelus lembut pipi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 268 - MENEMANI WILLIAM DI KANTOR

Sinar matahari pagi menembus tirai-tirai. Marsha menguap dan menggeliat. Dia mulai membuka matanya. Tangan Marsha meraba ke samping, ketika ranjang sudah kosong Marsha langsung menoleh. Marsha mendengus ketika melihat William sudah tidak ada di sampingnya. Marsha beranjak dari tempat tidur, dia mengikat asal rambutnya. Kemudian berjalan menuju kamar mandi. Tidak ingin marah di pagi hari, lebih baik Marsha memilih untuk membersihkan diri.Setelah selesai mandi dan sudah mengganti pakaiannya. Marsha memeriksa nakas. Biasanya William selalu meletakan note di sana. Namun, ketika Marsha memeriksa di atas nakas masih kosong. Tidak ada note yang biasa ditulis William. Dengan cepat Marsha menyambar ponselnya yang terletak di atas nakas dan langsung menghubungi William."William menghubungi siapa sepagi ini!" gerutu Marsha saat nomor telepon William tengah sibuk. Marsha kembali mencoba, tapi hingga lima kali Marsha menghubungi suaminya itu tetap saja nomor telepon Willam sibuk. "Apa kau menca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 269 - ASSISTANT BARU

Marsha melihat jam dinding, kini sudah pukul dua siang. Marsha yang masih berada di kamar pribadi suaminya tengah duduk di sofa empuk sembari menonton film. Sedangkan William berada tidak jauh dengan Marsha. Hanya saja suaminya itu tengah berkutat dengan macbook ditangannya. "William, apa nanti kau akan meeting lagi?" tanya Marsha memastikan. Rasanya dia tidak rela jika William meninggalkannya. Ya, meski Marsha tahu itu terdengar sangat egois. Tapi Marsha memang ingin selalu berada disisi suaminya. "Aku rasa Direktur pemasaranku bisa menggantikanku," jawab William tanpa mengalihkan pandangannya yang fokus pada macbooknya. Terdengar suara ketukan pintu, William dan Marsha mengalihkan pandangan mereka ke aarah pintu. William langsung menginterupsi untuk masuk. "Tuan.. Nyonya.." sapa Albert saat masuk ke dalam. "Ada apa Albert?" tanya William dingin. "Tuan, Luna sudah menunggu di ruangan anda tuan," jawab Albert. "Siapa Luna?" Marsha memincingkan matanya ke arah William. William
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 270 - GAUN UNTUK PESTA

Pagi hari, Marsha sudah bangun mempersiapkan pakaian yang akan di pakai suaminya. Beruntung pagi ini Marsha bangun lebih awal, jadi dia bisa membantu William mempersiapkan pakaian yang di pakai hari ini. Jika saja Marsha bangun terlambat seperti biasanya, pasti William akan lebih dulu berangkat dan hanya meninggalkan sebuah note padanya. Seperti kebiasaan William yang beralasan tidak tega membangunkan dirinya. "Selesai," Marsha menepuk pelan dada William setelah selesai memasangan dasi suaminya itu. William memeluk pinggang istrinya. "Hari ini aku akan pulang sedikit terlambat. Kau tidurlah lebih awal." Marsha mendengus. "Kemarin kau pulang cepat pasti karena aku ikut ke kantor bersama denganmu. Sekarang, aku tidak ikut ke kantor kau pasti pulang terlambat. Menyebalkan sekali." "Kau sedang hamil Marsha..." William menangkup kedua pipi Marsha, memberikan kecupan dibibir istrinya itu. "Aku harus berangkat sekarang. Hari ini adaah hari pertama Luna menjadi asssistantmu. Jika kau tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
53
DMCA.com Protection Status