Beranda / Rumah Tangga / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 270 - GAUN UNTUK PESTA

Share

BAB 270 - GAUN UNTUK PESTA

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 00:41:01

Pagi hari, Marsha sudah bangun mempersiapkan pakaian yang akan di pakai suaminya. Beruntung pagi ini Marsha bangun lebih awal, jadi dia bisa membantu William mempersiapkan pakaian yang di pakai hari ini. Jika saja Marsha bangun terlambat seperti biasanya, pasti William akan lebih dulu berangkat dan hanya meninggalkan sebuah note padanya. Seperti kebiasaan William yang beralasan tidak tega membangunkan dirinya.

"Selesai," Marsha menepuk pelan dada William setelah selesai memasangan dasi suaminya itu.

William memeluk pinggang istrinya. "Hari ini aku akan pulang sedikit terlambat. Kau tidurlah lebih awal."

Marsha mendengus. "Kemarin kau pulang cepat pasti karena aku ikut ke kantor bersama denganmu. Sekarang, aku tidak ikut ke kantor kau pasti pulang terlambat. Menyebalkan sekali."

"Kau sedang hamil Marsha..." William menangkup kedua pipi Marsha, memberikan kecupan dibibir istrinya itu. "Aku harus berangkat sekarang. Hari ini adaah hari pertama Luna menjadi asssistantmu. Jika kau tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 271 - KEPULANGAN FRANS

    Karin membelokan mobilnya memasuki halaman parkir mansion, kemudian dia turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah. Kening Karin berkerut dalam, ketika melihat Bugatti Veyron berwarna biru ada di halaman parkir mansionnya. "Mobil siapa ini? Papa tidak mungkin membeli mobil semahal ini," gumam Karin yang terus menatap mobil itu. Tidak ingin terlalu banyak berpikir, Karin melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, seketika Karin tersentak melihat sosok pria yang belakangan ini tidak menghubunginya, kini berada di hadapannya. "Frans? Kau di sini?" Karin menatap tak percaya Frans berada di hadapannya. Frans melangkah mendekat, dia langsung memeluk pinggang Karin. "Apa begini cara menyambut kekasihmu? Aku baru saja kembali dari Madrid, dan kau menyambutku tidak dengan kata-kata manis." Karin memukul sedikit keras lengan Frans. "Kau ini! Menyambut manis dari mana! Kau saja menyebalkan sekali! Kau tidak memberi kabar padaku! William saja sudah pulang, dan kau masih berada di Madrid

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 272 - PESTA PERTUNANGAN GILBERT

    Sinar matahari pagi begitu cerah menembus tirai-tirai. Marsha melihat dari jendela di dalam kamarnya, mobil Willam kini sudah meninggalkan rumah. Pagi ini William berangkat jauh lebih pagi dari sebelumnya. Marsha mengikat asal rambutnya dan langsung berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Beruntung, Laura tinggal bersama dengannya. Itu yang membuat Marsha tidak kesepian. Mungkin saat nanti Laura sudah menikah dengan Raymond, Marsha akan sedikit kehilangan Laura. Tapi meski demikiran, Marsha menunggu hari di mana Laura dan Raymond menikah. Marsha ingin melihat Laura bahagia dengan Raymond. "Morning Marsha," sapa Laura saat melihat Marsha melangkah masuk ke dalam ruang makan. "Morning Laura," balas Marsha. Dia langsung duduk di hadapan Laura. Tidak lama kemudian, pelayan membawakan omelette dan susu kacang untuk Marsha. "Laura, malam ini pesta bertunangan Gilbert. Nanti kau berangkat bersama dengan Raymond?" tanya Marsha sembari menikmati sarapannya. Laura mengangguk pelan. "Ya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 273 - RIOTS

    Marsha menoleh dan menatap wanita yang menumpahkan minuman digaun milik Laura. Seketika Marsha tersentak menatap wanita yang ada di hadapannya ini. "Celine? Kau yang menabrak Laura?" Marsha melayangkan tatapan dingin, dan tidak bersahabat ketika melihat Celine lah yang menumpakan minuman ke gaun Laura. "Aku sudah mengatakan, aku tidak sengaja," jawab Celine acuh, terlihat jelas diwajah Celine dia tidak perduli dengan apa yang terjadi. Bahkan Tatapan Celine tidak menunjukan rasa bersalah sama sekali. "Celine! Kau pasti sengaja menumpahkannya! Kenapa kau sekarang jahat Celine? Aku bahkan seperti tidak mengenalmu!" seru Karin dengan tatapan tajam ke arah Celine."Apa pendengaran kau itu rusak? Bukannya aku sudah mengatakan padamu, jika aku tidak sengaja?" balas Celine tak terima jika disalahkan. "Celine, jaga sifatmu! Ini pesta, dan ada William dan juga Raymond di sini. Jangan membuat masalah yang nantinya akan kau sesali!" tukas Marsha memberikan peringatan pada Celine. "Sudah, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 274 -SETELAH PERTIKAIAN

    Sepanjang perjalanan, suasana hening di dalam mobil. Marsha melirik William yang lebih memilih melihat keluar jendela. Marsha tidak berani mengeluarkan kata-kata. Sejak tadi William menarik Marsha keluar dari pesta pertunangan Gilbert, suaminya itu tidak mengatakan apa pun. Bahkan Marsha juga tidak berani berbicara pada William lebih dulu. Marsha sengaja memilih diam, dia ingin William mengendalikan amarahnya terlebih dulu.Kini mobil yang membawa Marsha dan William sudah memasuki halaman parkir mansion. William lebih dulu turun dari mobil. Marsha menyusul, dia langsung melangkah masuk mengikuti William. Marsha mengatur napasnya, dia kan berusaha menjelaskan pada suaminya. Saat Masuk ke dalam kamar, William tidak memperdulikan Marsha yang memanggil dirinya. Marsha melepaskan sepatunya, dengan cepat Marsha langsung menahan lengan William. "Tunggu William, aku bisa menjelaskan." Marsha terus menahan lengan William, tidak ada waktu lagi. Marsha harus menjelaskan hari ini juga. Marsha t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 275 - SQUABBLING

    Gilbert turun dari mobil, dia membanting kasar pintu mobilnya. Dengan penuh amarah, Gilbert melangkah masuk ke dalam rumah keluarganya. "Axel!" Suara teriakan Gilbert menggelegar saat masuk ke dalam rumah. "Gilbert? Apa apa ini? Kenapa kau berteriak seperti ini?" Suara Elara ibunya yang baru saja menuruni tangga, dia terkejut mendengar suara teriakan Gilbert. "Di mana Axel ma?" seru Gilbert. Wajahnya penuh dengan kemarahan, rahangnya mengetat, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. "Ada masalah apa lagi Gilbert?" tanya Elara dengan nada cemas. "Putramu itu mencari masalah dengan William Geovan!" tukas Gilbert. "William Geovan? Ada apa sebenarnya?" Wajah Elara semakin panik setelah mendengar perkataan Gilbert. "Kenapa kau ke sini?" Axel muncul dari depan, dia melayangkan tatapan dingin dan tidak bersahabat ketika melihat Gilbert. "Kau muncul juga akhirnya," seru Gilbert. "Kau sudah lihat? Saham perusahaan kita menurun? Ini ulah mu! Aku sudah mengatakan padamu jangan mencari mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 276 - APOLOGIZE

    William duduk di kursi kebesarannya, dia baru saja menyelesaikan meeting. Pikiran William masih terus memikirkan pria yang berani mengganggu istrinya. William tidak akan tenang sebelum memberi pelajaran pada pria yang berani mengganggu istrinya itu. Terdengar suara ketukan pintu, William mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dia langsung menginterupsi untuk masuk. "Tuan," sapa Albert menundukan pelakanya saat masuk ke dalam ruangan. William menaikan sebelah alisnya. "Bagaimana? Apa kau sudah menyelesaikan masalah di media?" "Sudah tuan, segala berita tentang anda sudah berhasil dihapus," ujar Albert. "Selain itu, berita tentang nyonya juga sudah terhapus." "Pastikan tidak ada pemberitaan di media tentang diriku ataupun istriku," tukas William dingin. Albert mengangguk patuh. "Baik tuan, saya yakin media tidak mungkin berani mencari masalah." "Ya, mereka memang harus takut jika berani mencari masalah denganku," balas Willia datar."Maaf tuan, ada yang ingin saya katakan," ucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 277 - A PATIENCE

    Raymond dan Laura turun dari mobil, mereka melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Raymond. Sebelumnya, Laura meminta Raymond untuk pergi ke salah satu mall terdekat. Laura tidak bisa jika tidak membawakan apa pun untuk Dahlia. Meski awalnya, Raymond menolak tapi Laura terus memaksa Raymond. Tidak mungkin Laura datang tidak membawa apa pun. Beruntung Raymond mau pergi ke salah satu mall terlebih dulu. Raymond menggenggam tangan Laura, masuk ke dalam rumah. Para pelayan menundukan kepala dan menyapa Raymond dan Laura yang masuk ke dalam rumah. Laura membalas sapaan mereka dengan senyuman ramah di wajahnya. "Ma.." panggil Raymond saat dia dan Laura sudah tiba di ruang keluarga. Dahlia tersenyum melihat Raymond dan Laura. "Kalian sudah datang? Kemarilah.." "Apa kabar bibi?" sapa Laura dengan senyuman hangat di wajahnya. "Baik sayang, kau terlihat sangat cantik hari ini." Dahlia memeluk Laura, dia mengelus lembut pipi Luara. "Terima kasih bibi," balas Laura. "Ini aku membawakan sesu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 278 - SPECIAL DISH MADE BY MARSHA

    Karin duduk di tepi kolam renang, hembusan angin yang begitu menyejukan menyentuh kulitnya. Sore ini cuaca begitu cerah, jika dulu mansionnya tidak memiliki taman namun tidak lagi sekarang. Sejak Frans menjadi kekasih Karin, mansionnya kini dipenuhi dengan bunga yang indah. Frans khusus membuatkan taman yang sama persis dengan taman milik Marsha. "Apa melamun sekarang menjadi kebiasaanmu?" Suara Frans berseru dari arah belakang. Karin mengalihkan pandangannya, menatap Frans yang kini melangkah mendekat ke arahnya. Kemudian Frans duduk tepat di samping Karin. "Kau di sini? Biasanya kau selalu pulang malam," kata Karin yang heran Frans sudah berada di rumahnya. Padahal, biasanya Frans selalu pulang malam."Ya, aku ingin bertemu kekasihku," jawab Frans. "Apa kau sudah makan?" Karin mendengus. "Jika aku belum makan, itu tidak mungkin. Kau sangat tahu, aku itu mudah sekali lapar." Frans terkekeh pelan, dia mengusap rambut Karin. "Kau benar, aku sampai lupa kekasihku itu sangat mudah la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status