Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 251 - Bab 260

528 Bab

BAB 251 - WILLIAM'S BIRTHDAY

William turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam perusahaan. Pikirannya tidak tenang sejak Marsha terlihat berbeda sejak kemarin. Sebenarnya William ingin memaksa Marsha untuk berbicara padanya, tapi William tidak ingin berdebat dengan istrinya itu. William memilih untuk menunggu nanti malam dan langsung berbicara pada istrinya. William berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya. Albert yang berada di depan ruang kerja William, langsung ikut masuk ketika William mengisyaratkan Albert untuk ikut masuk ke dalam. "Kau sudah menemukan assistant untuk istriku?" tanya William dingin. Kini dia sudah duduk di kursi kerjanya. Jemari tangannya mengetuk pelan meja secara berirama. "Dua hari lagi saya akan membawakan assistant untuk Nyonya Marsha tuan, saat ini saya masih memilih yang terbaik untuk nyonya," jawab Albert. William mengangguk singkat. "Albert, apa menurutmu aku melakukan hal yang membuat istriku marah?" "Maaf tuan, bagaimana maksudnya?" Albert menatap bingung William. Terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 252 - SPECIAL GIFT

Setelah acara ulang tahun William, kini William dan Marsha sudah kembali ke rumah. Marsha memeluk lengan William dan melangkah masuk ke dalam kamar. Marsha sengaja untuk memberikan hadiah untuk suaminya saat mereka sudah berada di kamar. Marsha bersyukur semua rencana dirinya dan Laura berlangsung dengan sempurna. Beruntung Laura selalu membantu Marsha. Tidak hanya itu, Laura juga mengingatkan Marsha ulang tahun suaminya. Sungguh memalukan, Marsha ingat ulang tahun William masih bukan depan. Tapi kenyataannya salah. Jika saja Marsha sampai melupakan ulang tahun suaminya sendiri, Marsha pasti akan sangat malu pada suaminya. Tiba-tiba saat William dan Marsha sudah berada di dalam kamar, tanpa di duga William langsung menangkup pipi Marsha dan melumat bibir istrinya itu. Tangan kanan William mulai meremas pelan gundukan kembar di dada Marsha hingga membuat Marsha mendesah."William, kau harus melihat hadiah dariku dulu," bisik Marsha saat pagutan mereka terlepas. William menyapukan je
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 253 - HONESTY

Sinar matahari pagi menembus dari sela-sela tirai. William yang sudah lebih dulu bangun, dia tidak henti menatap wajah Marsha yang tertidur pulas. Tubuh polos istrinya masih terbalut dengan selimut. William mengelus lembut pipi Marsha yang mulai bertambah berisi. William senang, melihat pipi istrinya yang mulai berisi itu. William mulai menelusuri wajah Marsha, bulu mata yang lentik, hidung yang mungil, bibir ranum yang selalu menggodanya itu. Perlahan Marsha mulai menggeliat dan membuka matanya ketika merasakan sentuhan di wajahnya. Senyum di bibir Marsha terukir, ketika melihat suaminya terus menatap dirinya. William menarik pelan tangan Marsha dan membawanya ke dalam pelukannya. "Apa aku mengganggu tidurmu?" Marsha membenamkan wajahnya di dada William, menghirup aroma tubuh suaminya yang begitu dia sukai. Kemudian Marsha mendongak dari dalam pelukan William. "Tidak, kau tidak membangunkanku. Aku menyukai seperti ini, ketika aku bangun pagi kau masih berada di sampingku.""Maaf
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 254 - MADRID?

William tengah membaca dokumen yang baru saja diberikan oleh Aluna sekretarisnya. Meski sudah diperiksa oleh Albert, tapi William selalu kembali memeriksa dokumen sebelum menandatanganinya. Suara ketukan pintu terdengar membuat William mengalihkan pandangannya. Kemudian William menginterupsi untuk masuk. "Tuan," Albert menundukan kepalanya saat melangkah masuk ke dalam ruang kerja William. "Ada apa?" tanya William dingin. Dia kembali membaca dokumen di hadapannnya. "Tuan saya ingin memberitahu kalau saya sudah mendapatkan assistant paling tepat untuk nyonya. Namanya Luna , dia lulusan terbaik dari Cambridge University. Tidak hanya itu Luna juga mampu menguasai lima bahasa. Russia, prancis, jepang, mandarin dan english. Luna juga mampu bela diri. Saat ini usianya masih 26 tahun," jelas Albert. "Apa kau yakin dia tidak akan seperti yang terakhir kau pilih?" suara William bertanya tersirat sindiran dan nada yang tidak ramah. "Tidak tuan," jawab Albert meyakinkan. "Saya sudah menyel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 255 - LDR DIMULAI

Keesokan hari, Marsha bangun lebih awal. Marsha sengaja bangun lebih awal untuk menyiapkan segala kebutuhan yang akan di bawa oleh suaminya itu. Kini Marsha tengah memasukan barang-barang yang akan dibawa William. Meski berat, Marsha harus mengerti suaminya memiliki tanggung jawab atas perusahaan. Jika dulu William melakukan perjalanan bisnis selalu membawa dirinya, sekarang niat itu harus tertunda. Benar apa yang dikatakan William tadi malam. Saat ini dirinya tengah hamil, mereka baru saja kembali dari Las Vegas. Tidak mungkin Marsha harus kembali dalam perjalanan yang cukup jauh. William yang baru saja masuk ke dalam kamar, dia menatap istrinya tengah menata barang-barang yang akan dia bawa ke Madrid. Senyum di bibir William terukir, ketika mengingat istrinya itu merajuk meminta untuk ikut. Semenjak Marsha hamil, istrinya itu memang lebih bersikap seperti anak-anak. Apa pun yang Marsha inginkan, biasanya Marsha selalu memaksa William memenuhi keinginannya. Hingga kemudian, Willia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 256 - DISTURBER

Mobil Marsha mulai memasuki lobby kampus. Sebelum turun dari mobil, Marsha meminta sopirnya untuk menunggu di kafe dekat kampusnya. Karena Marsha masih tidak tahu, kapan dia akan selesai berbicara dengan dosennya. Marsha melangkah masuk ke dalam kampus. Senyum di bibir Marsha terukir ketika melihat banyak mahasiswa baru. Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, dirinya sebentar lagi akan lulus kuliah. Tidak pernah Marsha berpikir, di usianya yang masih muda, dia sudah akan menjadi seorang ibu."Marsha," panggil Karin ketika melihat Marsha, dia langsung berlari ke arah sahabatnya itu. Marsha menoleh dan menatap Karin yang tengah berlari ke arahnya. "Karin? Kau baru sampai? Aku pikir kau sudah di ruangan Mr. Gerald." Karin mendesah pelan. "Ban mobilku kempes, dan Frans menjemputku sangat lama. Salahkan Frans, menjemputku lama!" Marsha mengulum senyumannya. "Yasudah, lebih baik kita ke ruangan Mr. Gerald. Aku tidak ingin menjelang lulus harus mendengar dia memarahiku." "Mr. Gerald
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 257 - MEET JEFFERSON FAMILY

Laura mematut cermin, kini tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna navy dengan model bagian atas x-straps. Perutnya sudah semakin membucit. Semua orang yang melihat tentu tahu, jika dirinya tengah mengandung. Hingga detik ini Laura masih belum bertanya apakan keluarga Raymond tahu jika dirinya tengah mengandung. Mengingat keluarga Raymond tinggal di Jepang dan Raymond juga sangat sibuk. Laura yakin, Raymond masih belum memberitahu keluarga pria itu.Suara dering ponsel, memecahkan keheningan. Laura mengalihkan pandangannya pada ponsel, kemudian dia mengambil ponsel di atas meja rias dan menatap ke layar. Tertera nama Raymond mengirimkan pesan padanya. Tanpa menunggu lama, Laura langsung membuka pesan dari Raymond itu. *Aku sudah di depan rumahmu, keluarlah. - Raymond. J.* Laura tersenyum ketika membaca pesan Raymond. Laura langsung mengambil tas dan ponsel di atas meja rias, serta shopping bag yang berisikan dua tas terbaru untuk ibu dan adiknya Rayomd. Tidak hanya untuk ibu da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 258 - FEELING LONELY

Suasana hening di dalam mobil, baik Laura dan Raymond mereka berdua tidak berbicara sepatah kata pun. Setelah pertemuan dengan keluarga Raymond, Laura lebih memilih untuk diam dan tidak mengatakan apa pun. Sedangkan Raymond, sesekali melihat Laura yang lebih memilih menatap ke luar jendela."Laura?" panggil Raymond yang sejak tadi sudah tidak tahan ingin bicara dengan Laura. Laura mengalihkan pandangannya, lalu menoleh ke arah Raymond. "Ada apa?" "Aku sungguh minta maaf atas apa yang dikatakan adikku. Celine begitu dekat dengan Marsha, aku mohon maafkan Celine. Aku berjanji setelah ini Celine tidak akan bebricara seperti itu lagi." Raymond membawa tangannya, menyentuh tangan Laura dan meremasnya pelan. Raymond tahu, ini sangat melukai hati Laura dan Raymond tidak ingin Laura terluka karena itu. Laura mendesah pelan. "Aku mengerti Raymond. Aku tahu, pasti adikmu menginginkan Marsha menjadi kakak iparnya. Ini tidak sepenuhnya salah Celine. Lambat laun. Celinen akan menerimanya. Jadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 259 - EXPLANATION TO CELINE

Pagi hari, Marsha memilih untuk berenang. Sinar matahari pagi, begitu menyejukan. Hembusan angin begitu menangkan kulitnya. Marsha memang jarang berenang, dia tidak terlalu hebat dalam berenang. Tidak seperti Karin dan Laura, dua wanita itu sangat hebat. Tiga puluh menit kemudian, setelah Marsha puas berenang dia langsung naik dan duduk di tepi kolam. Pelayan datang menghampirinya membawakan Marsha orange juice dan sandwich daging."Apa kau melihat Laura?" tanya Marsha pada pelayan yang membawakannya sarapan. "Nona Laura sedang berada di studio lukis nyonya," jawab pelayan itu. Marsha mengangguk. "Terima kasih." "Sama-sama nyonya. Kalau begitu saya permisi," pelayan itu menundukan kepalanya lalu undur diri dari hadapan Marsha. Kemarin ketika Laura menceritakan pertemuan dengan Keluarga Raymond, jujur saja Marsha merasa tidak enak. Laura memang mengatakan jika dia mengerti dengan semuanya, tapi Marsha tahu hati Laura pasti sakit. Marsha sangat mengenal Celine, adik Raymond itu mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 260 - PROUD TO HAVE HIM

Marsha menyandarkan punggungnya di sofa, sembari menikmati tiramisu cake yang dibawakan oleh pelayan. Sejak pertemuan Marsha dengan Celine membuat Marsha menjadi kesal. Marsha tidak tahu, kenapa sekarang Celine semakin berubah menjadi gadis yang keras kepala. Pertama kalinya Marsha berkata dengan keras pada Celine saat wanita itu menghina Laura. Marsha tidak menyangka hinaan akan terlontar dari Celine. Bahkan Celine menilai Laura degan sudut pandang yang salah. Jika memikirkan ini, benar-benar membuat Marsha sakit kepala. Namun, seketika Marsha baru mengingat. Marsha melihat jam dinding masih pukul sembilan malam. Di Madrid sekarang sudah pukul tiga dini hari, tapi sejak tadi William belum menghubunginya. Marsha mengambil ponsel, menatap ke layar dan benar saja William belum menghubungi dirinya. Marsha mendengus kesal, padahal Marsha sudah mengatakan pada William, untuk segera menghubunginya jika sudah tiba di Madrid. Marsha yakin, William akan beralasan dengan pekerjaan yang begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status