Home / Romansa / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 231 - Chapter 240

528 Chapters

BAB 231 - PEMERIKSAAN DOKTER

Marsha melangkah masuk ke dalam ruang kerja William. Dia menatap suaminya tengah fokus pada laptop. Marsha menghela napas dalam. Meski bekerja di rumah, William tetap akan sibuk dengan pekerjaannya. "William," panggil Marsha mendekat ke arah suaminya itu. William mengalihkan pandangannya, lalu menatap Marsha yang mendekat ke arahnya. "Kau ingin membahas tentang liburan lagi?" suara William terdengar begitu dingin.Marsha mendengus kesal, dia langsung duduk di pangkuan William. "Laura sudah menghubungi Dokter Fiona untuk datang memeriksa kandungan ku dan Laura. Minggu lalu Dokter Fiona mengatakan kandungan ku sudah kuat." "Itu bukan artinya kau tetap bisa berangkat pergi jauh Marsha," jawab William yang mulai lelah dengan perdebatan dengan istrinya itu. "CK! William tapi Dokter Fiona akan datang. Dia akan memeriksa kandungan ku. Kau harus mendengarkannya," balas Marsha yang tetap memaksa. Marsha akan terus berusaha membujuk suaminya itu.William membuang napas kasar. "Berikan aku a
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 232 - HOLIDAY PREPARATIONS

Marsha memasukan barang-barang yang akan di bawa oleh dirinya dan William untuk berlibur. Besok mereka akan berangkat. Marsha hanya mengemasi barang-barang pentingnya. Untuk beberapa pakaian sudah di kemasi oleh pelayan. Marsha tahu, William akan marah jika Marsha mengemasi barang-barang sendiri. Itu kenapa Marsha meminta pelayan mengemasi pakaiannya. Setalah memastikan semuanya telah di bawa, Marsah menutup koper dan meminta pelayan meletakanya di dekat jendela. Marsha tersenyum bahagia, akhirnya dia bisa berlibur. Terlebih banyaknya masalah yang datang di kehidupannya membuat Marsha sudah lama tidak berlibur. Terakhir Marsha pergi berlibur yaitu ke Turkey bersama dengan William. Marsha melangkah menuju sofa, dia duduk di sofa. Tidak lama kemudian pelayan mengatarkan chocolate cake dan ice cream untuknya. Seperti biasa, Marsha memang menyukai makanan manis. Terkadang Marsha memang ingin makanan pedas tapi William selalu melarang. Terpaksa Marsha menurut, jika tidak pasti dirinya ak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 233 - GOES TO LAS VEGAS

Pagi hari, Marsha sudah bersiap-siap menuju bandara. Marsha menatap cermin, memastikan penampilannya hari ini. Mini dress berwarna mustard di padukan dengan leather jacket membuat penampilan Marsha terlihat cantik dan anggun. Kemudian Marsha berjalan keluar dari walk in closet dan menatap William yang tengah sibuk dengan ipad. Marsha melangkah mendekat ke arah William. "William," panggil Marsha. "Apa kau masih sibuk?" William mengalihkan pandangannya, menatap Marsha yang berada di hadapannya. "Kau sudah siap?" "Sudah, apa barang-barang sudah di bawa semua?" tanya Marsha balik."Aku sudah meminta pelayan membawa barang-barang kita," jawab William. "Lebih baik kita berangkat sekarang." Marsha mengangguk setuju. Marsha mengambil tasnya, lalu memeluk lengan William. Kini mereka berjalan meninggalkan kamar. Saat Marsha dan William tiba di depan, mereka melihat Laura yang juga baru saja keluar."Laura, apa Raymond nanti menjemput mu?" tanya Marsha. "Tidak Marsha," jawab Laura. "Aku m
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 234 - WELCOME LAS VEGAS

Las Vegas - Nevada.Kini William dan Marsha sudah tiba di Las Vegas. Marsha memeluk lengan William berjalan keluar dari bandara. Sama seperti Marsha, Laura dan Karin juga bersama dengan Raymond dan Frans berjalan keluar dari bandara. Barang-barang mereka telah di bawa oleh pelayan. William memang sengaja membawa pelayan, dia tidak ingin istrinya harus mengemasi barang-barang sendirian. Itu kenapa William membawa beberapa pelayan yang khusus untuk membawa barang-barang mereka. "William, apa kau memiliki cabang perusahaan di sini?" tanya Marsha yang sejak tadi penasaran."Ya, aku memilikinya," jawab William singkat. Marsha mendesah pelan. "Kenapa setiap kita berlibur kau selalu memiliki perusahaan cabang di setiap negara yang kita datangi?" "Kau tahu jawabannya," tukas William. Tidak lama kemudian, mobil Limousine mulai memasuki lobby. Marsha menoleh ke arah mobil yang memasuki lobby. "William, apa itu yang mobil itu menjemput kita?" tanya Marsha. "Ya," jawab William. "Kita masuk
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 235 - DINNER

Karin dan Laura duduk di area lobby. Mereka duduk sembari menikmati tomato juice yang Raymond pesan untuk mereka. Frans tengah fokus berkutat dengan ipadnya, dia duduk di sebrang Karin. Sedangkan Raymond baru saja selesai menelpon assistantnya. "Laura, kenapa Marsha lama sekali?" gerutu Karin yang sudah tidak sabar. Karin melirik arloji kini sudah pukul tujuh malam. Perutnya sudah lapar sejak tadi menunggu Marsha tapi sahabatnya itu belum juga datang. "Tadi Marsha bilang sebentar lagi dia turun," jawab Laura. Karin mendengus kesal. "Lama sekali dia, memangnya dia itu tidak lapar." "Sabar Karin, mungkin kakak ku dan Marsha sedang bermesraan." Laura terkekeh pelan. Karin mendengus kesal mendengar ucapan Laura. Pandangan Karin kini melihat ke arah Frans yang terus sibuk pada ipad di tangannya. "Frans, kau ini sedang apa? Kenapa dari tadi kau hanya fokus pada ipad mu?""Aku membalas email masuk," jawab Frans tanpa mengalihkan pandangannya. "Kita ini sedang berlibur Frans. Kenapa kau
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 236 - GRAND CANAL SHOPPES

Marsha menatap cermin, menata rambut panjangnya. Kini Marsha telah bersiap-siap, hari ini William akan mengajaknya ke Las Vegas Strips. Sebenarnya Marsha ingin sekali memakai stiletto. Tapi tidak mungkin, karena dirinya sedang hamil. Jika Marsha tetap memaksa, dia yakin suaminya itu akan melemparkan tatapan tajam padanya. Cuaca di Las Vegas hari ini begitu menyejukan, musim semi salah satu musim yang Marsha sukai. Kalau saja ini musim panas, Marsha pasti tidak mau berlibur. Marsha memang pernah tinggal di Indonesia dengan iklim tropis. Namun Marsha kurang menyukai musim panas. Biasanya Jika di Kanada Marsha datang ke pantai, di saat musim semi atau musim gugur. Jika Marsha datang ke pantai saat musim panas, kulit Marsha akan memerah. Itu yang membuat Marsha kurang menyukai musim panas. Dengan cuaca yang begitu mendukung, Marsha memilih memakai outwear dan stocking hitam. Tidak lupa dengan boots yang membuat penampilannya sangat cantik dan menawan. Marsha melirik arloji kini sudah pu
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 237 - LAS VEGAS STRIP

William, Raymond dan Frans duduk di kafe sembari menikmati kopi. Sudah tiga jam lamanya mereka menunggu tapi Marsha, Laura dan Karin masih belum selesai berbelanja."Sebenarnya mereka itu berbelanja atau bekerja di butik? Kenapa sejak tadi mereka masih belum selesai juga?" seru Frans mulai kesal. Dia bosan harus menunggu di sini. "Kau seperti tidak tahu wanita," balas Raymond sembari menyesap kopi di tangannya. Frans membuang napas kasar. "William, kau jangan lupa malam ini kau harus bermain kasino dengan ku. Aku pastikan kau akan kalah dari ku seperti sebelumnya." "Kau yakin akan menang dari ku?" William tersenyum miring. "Lebih baik kau siapkan kekalahaan mu. Kau bisa kehilangan sebagian harta mu." "CK! Lihat saja nanti! Aku pastikan aku akan menang!" seru Frans dengan yakin. William mengedikan bahunya acuh, lalu mengambil cangkir kopi di atas meja dan mulai menyesapnya. Tidak lama kemudian, Marsha, Karin dan Laura masuk ke dalam kafe tempat dimana William, Raymond dan Frans m
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 238 - RAO'S MEATBALL

Marsha tengah terlelap dalam tidurnya, namun perlahan dia mulai menggeliat dan membuka matanya. Marsha terbangun karena mulai merasakan lapar. Marsha mengerjap, dia mengambil ponsel di atas nakas menatap ke layar sekarang sudah pukul dua belas malam. Marsha menoleh ke arah William yang masih tertidur sambil memeluknya. Marsha tidak tega membangunkan William, tapi dia sangat lapar dan tidak mungkin dia menahannya. "William, bangun aku lapar.." Marsha menggoyangkan bahu William, namun suaminya itu masih tetap memejamkan matanya. Marsha mendengus kesal, suaminya itu masih terus memejamkan mata dan tidak juga bangun. Padahal, biasanya William menghina Marsha yang jika tidur seperti tidak akan pernah bangun lagi. Ternyata sama saja, William juga tidak langsung bangun. "William, bangun aku lapar.." Masha kembali mencoba membangunkan William. Dan masih sama, suaminya itu masih memejamkan mata. "William! bangun aku lapar!" suara Marsha sedikit berteriak, dia tidak memiliki cara lain sela
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 239 - MANDALAY DAY BEACH

Keesokan hari, Marsha baru saja membersihkan diri. Dia langsung mengganti pakaiannya dengan mini dress yang nyaman. Hari ini William akan menuruti Marsha untuk pergi ke Mandalay Day Beach. Sebuah tempat yang sejak awal Marsha dan Karin ingin datangi. Marsha menatap cermin, memoles wajahnya dengan make up tipis. Marsha memilih untuk mengikat rambutnya. Model ponytail yang Marsha pilih hari ini. Setelah selesai, Marsha melangkah mendekat ke arah William yang sejak tadi menunggunya duduk di sofa, dan tengah fokus pada ipad di tangannya. "William, apa kau sibuk?" tanya Marsha. Dia langsung duduk di samping suaminya itu. Marsha mendesah pelan, William memang tidak akan pernah mungkin lepas dari pekerjaannya. Wiliam mengalihkan pandangannya, menatap istrinya yang sudah duduk di sampingnya. "Kau sudah siap? Aku tadi hanya membaca email masuk." "Sudah," jawab Marsha. "Kita breakfast dulu, aku yakin yang lainnya sudah menunggu kita." William mengangguk singkat, dia meletakan ipadnya di at
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 240 - MENGAJAK BERKENALAN

Marsha, Laura dan Karin duduk di tepi kolam sembari menikmati orange juice. William, Raymond dan Frans tengah berenang. Seperti biasa, Frans selalu menantang William. Marsha sudah tidak heran, ini memang sifat Frans. Terlihat beberapa kali William bisa mengalahkan Frans dan Raymond. Tapi beberapa kali Raymond dan Frans juga menang dari William."Frans sepertinya harus lebih banyak belajar lagi. Beberapa kali Frans kalah," keluh Karin kesal. Marsha terkekeh kecil. "Kau jangan seperti itu, tadi Frans juga menang." "Ya, hanya beberapa kali saja." Karin mendengus.Laura menggeleng pelan dan tersenyum. "Kakak itu memang hebat. Aku hampir tidak tahu apa kekurangannya. Banyak teman-teman ku yang menyukai kakak ku itu. Mereka selalu mengatakan kakak ku sempurna. Hanya ada sifat yang aku tidak suka darinya. Sifat arrogantnya itu yang membuat ku sering kesal padanya." "Apa dari banyaknya teman mu, tidak ada yang William sukai?" tanya Masha sambil menatap Laura. "Tidak," jawab Laura. "Aku me
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status