Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 271 - Chapter 280

528 Chapters

BAB 271 - KEPULANGAN FRANS

Karin membelokan mobilnya memasuki halaman parkir mansion, kemudian dia turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah. Kening Karin berkerut dalam, ketika melihat Bugatti Veyron berwarna biru ada di halaman parkir mansionnya. "Mobil siapa ini? Papa tidak mungkin membeli mobil semahal ini," gumam Karin yang terus menatap mobil itu. Tidak ingin terlalu banyak berpikir, Karin melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, seketika Karin tersentak melihat sosok pria yang belakangan ini tidak menghubunginya, kini berada di hadapannya. "Frans? Kau di sini?" Karin menatap tak percaya Frans berada di hadapannya. Frans melangkah mendekat, dia langsung memeluk pinggang Karin. "Apa begini cara menyambut kekasihmu? Aku baru saja kembali dari Madrid, dan kau menyambutku tidak dengan kata-kata manis." Karin memukul sedikit keras lengan Frans. "Kau ini! Menyambut manis dari mana! Kau saja menyebalkan sekali! Kau tidak memberi kabar padaku! William saja sudah pulang, dan kau masih berada di Madrid
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 272 - PESTA PERTUNANGAN GILBERT

Sinar matahari pagi begitu cerah menembus tirai-tirai. Marsha melihat dari jendela di dalam kamarnya, mobil Willam kini sudah meninggalkan rumah. Pagi ini William berangkat jauh lebih pagi dari sebelumnya. Marsha mengikat asal rambutnya dan langsung berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Beruntung, Laura tinggal bersama dengannya. Itu yang membuat Marsha tidak kesepian. Mungkin saat nanti Laura sudah menikah dengan Raymond, Marsha akan sedikit kehilangan Laura. Tapi meski demikiran, Marsha menunggu hari di mana Laura dan Raymond menikah. Marsha ingin melihat Laura bahagia dengan Raymond. "Morning Marsha," sapa Laura saat melihat Marsha melangkah masuk ke dalam ruang makan. "Morning Laura," balas Marsha. Dia langsung duduk di hadapan Laura. Tidak lama kemudian, pelayan membawakan omelette dan susu kacang untuk Marsha. "Laura, malam ini pesta bertunangan Gilbert. Nanti kau berangkat bersama dengan Raymond?" tanya Marsha sembari menikmati sarapannya. Laura mengangguk pelan. "Ya,
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 273 - RIOTS

Marsha menoleh dan menatap wanita yang menumpahkan minuman digaun milik Laura. Seketika Marsha tersentak menatap wanita yang ada di hadapannya ini. "Celine? Kau yang menabrak Laura?" Marsha melayangkan tatapan dingin, dan tidak bersahabat ketika melihat Celine lah yang menumpakan minuman ke gaun Laura. "Aku sudah mengatakan, aku tidak sengaja," jawab Celine acuh, terlihat jelas diwajah Celine dia tidak perduli dengan apa yang terjadi. Bahkan Tatapan Celine tidak menunjukan rasa bersalah sama sekali. "Celine! Kau pasti sengaja menumpahkannya! Kenapa kau sekarang jahat Celine? Aku bahkan seperti tidak mengenalmu!" seru Karin dengan tatapan tajam ke arah Celine."Apa pendengaran kau itu rusak? Bukannya aku sudah mengatakan padamu, jika aku tidak sengaja?" balas Celine tak terima jika disalahkan. "Celine, jaga sifatmu! Ini pesta, dan ada William dan juga Raymond di sini. Jangan membuat masalah yang nantinya akan kau sesali!" tukas Marsha memberikan peringatan pada Celine. "Sudah, aku
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 274 -SETELAH PERTIKAIAN

Sepanjang perjalanan, suasana hening di dalam mobil. Marsha melirik William yang lebih memilih melihat keluar jendela. Marsha tidak berani mengeluarkan kata-kata. Sejak tadi William menarik Marsha keluar dari pesta pertunangan Gilbert, suaminya itu tidak mengatakan apa pun. Bahkan Marsha juga tidak berani berbicara pada William lebih dulu. Marsha sengaja memilih diam, dia ingin William mengendalikan amarahnya terlebih dulu.Kini mobil yang membawa Marsha dan William sudah memasuki halaman parkir mansion. William lebih dulu turun dari mobil. Marsha menyusul, dia langsung melangkah masuk mengikuti William. Marsha mengatur napasnya, dia kan berusaha menjelaskan pada suaminya. Saat Masuk ke dalam kamar, William tidak memperdulikan Marsha yang memanggil dirinya. Marsha melepaskan sepatunya, dengan cepat Marsha langsung menahan lengan William. "Tunggu William, aku bisa menjelaskan." Marsha terus menahan lengan William, tidak ada waktu lagi. Marsha harus menjelaskan hari ini juga. Marsha t
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 275 - SQUABBLING

Gilbert turun dari mobil, dia membanting kasar pintu mobilnya. Dengan penuh amarah, Gilbert melangkah masuk ke dalam rumah keluarganya. "Axel!" Suara teriakan Gilbert menggelegar saat masuk ke dalam rumah. "Gilbert? Apa apa ini? Kenapa kau berteriak seperti ini?" Suara Elara ibunya yang baru saja menuruni tangga, dia terkejut mendengar suara teriakan Gilbert. "Di mana Axel ma?" seru Gilbert. Wajahnya penuh dengan kemarahan, rahangnya mengetat, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. "Ada masalah apa lagi Gilbert?" tanya Elara dengan nada cemas. "Putramu itu mencari masalah dengan William Geovan!" tukas Gilbert. "William Geovan? Ada apa sebenarnya?" Wajah Elara semakin panik setelah mendengar perkataan Gilbert. "Kenapa kau ke sini?" Axel muncul dari depan, dia melayangkan tatapan dingin dan tidak bersahabat ketika melihat Gilbert. "Kau muncul juga akhirnya," seru Gilbert. "Kau sudah lihat? Saham perusahaan kita menurun? Ini ulah mu! Aku sudah mengatakan padamu jangan mencari mas
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 276 - APOLOGIZE

William duduk di kursi kebesarannya, dia baru saja menyelesaikan meeting. Pikiran William masih terus memikirkan pria yang berani mengganggu istrinya. William tidak akan tenang sebelum memberi pelajaran pada pria yang berani mengganggu istrinya itu. Terdengar suara ketukan pintu, William mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dia langsung menginterupsi untuk masuk. "Tuan," sapa Albert menundukan pelakanya saat masuk ke dalam ruangan. William menaikan sebelah alisnya. "Bagaimana? Apa kau sudah menyelesaikan masalah di media?" "Sudah tuan, segala berita tentang anda sudah berhasil dihapus," ujar Albert. "Selain itu, berita tentang nyonya juga sudah terhapus." "Pastikan tidak ada pemberitaan di media tentang diriku ataupun istriku," tukas William dingin. Albert mengangguk patuh. "Baik tuan, saya yakin media tidak mungkin berani mencari masalah." "Ya, mereka memang harus takut jika berani mencari masalah denganku," balas Willia datar."Maaf tuan, ada yang ingin saya katakan," ucap
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 277 - A PATIENCE

Raymond dan Laura turun dari mobil, mereka melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Raymond. Sebelumnya, Laura meminta Raymond untuk pergi ke salah satu mall terdekat. Laura tidak bisa jika tidak membawakan apa pun untuk Dahlia. Meski awalnya, Raymond menolak tapi Laura terus memaksa Raymond. Tidak mungkin Laura datang tidak membawa apa pun. Beruntung Raymond mau pergi ke salah satu mall terlebih dulu. Raymond menggenggam tangan Laura, masuk ke dalam rumah. Para pelayan menundukan kepala dan menyapa Raymond dan Laura yang masuk ke dalam rumah. Laura membalas sapaan mereka dengan senyuman ramah di wajahnya. "Ma.." panggil Raymond saat dia dan Laura sudah tiba di ruang keluarga. Dahlia tersenyum melihat Raymond dan Laura. "Kalian sudah datang? Kemarilah.." "Apa kabar bibi?" sapa Laura dengan senyuman hangat di wajahnya. "Baik sayang, kau terlihat sangat cantik hari ini." Dahlia memeluk Laura, dia mengelus lembut pipi Luara. "Terima kasih bibi," balas Laura. "Ini aku membawakan sesu
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 278 - SPECIAL DISH MADE BY MARSHA

Karin duduk di tepi kolam renang, hembusan angin yang begitu menyejukan menyentuh kulitnya. Sore ini cuaca begitu cerah, jika dulu mansionnya tidak memiliki taman namun tidak lagi sekarang. Sejak Frans menjadi kekasih Karin, mansionnya kini dipenuhi dengan bunga yang indah. Frans khusus membuatkan taman yang sama persis dengan taman milik Marsha. "Apa melamun sekarang menjadi kebiasaanmu?" Suara Frans berseru dari arah belakang. Karin mengalihkan pandangannya, menatap Frans yang kini melangkah mendekat ke arahnya. Kemudian Frans duduk tepat di samping Karin. "Kau di sini? Biasanya kau selalu pulang malam," kata Karin yang heran Frans sudah berada di rumahnya. Padahal, biasanya Frans selalu pulang malam."Ya, aku ingin bertemu kekasihku," jawab Frans. "Apa kau sudah makan?" Karin mendengus. "Jika aku belum makan, itu tidak mungkin. Kau sangat tahu, aku itu mudah sekali lapar." Frans terkekeh pelan, dia mengusap rambut Karin. "Kau benar, aku sampai lupa kekasihku itu sangat mudah la
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 279 - BIRTHDAY INVITATIONS

"William, ingat nanti kau harus menghubungiku kalau malam ini pulang terlambat," kata Marsha sembari membantu William memasang dasi.William menunduk dan mengecup singkat bibir Marsha. "Ya sayang, nanti akan menghubungimu kalau aku pulang terlambat." "Apa hari ini kau sangat sibuk?" tanya Marsha yang kini sudah selesai memasangkan dasi suaminya. "Hari ini aku ada meeting dengan Mr. Kim dan Mr. Dimitry," jawab William sambil mengusap kepala Marsha.Marsha mendengus kesal. "Kau belakangan ini selalu sibuk!""Maaf, aku akan usahakan lebih banyak waktu untukmu." Willam menarik dagu Marsha, mencium dan melumat lembut bibir istrinya. "Aku harus berangkat sekarang, kalau kau ingin berbelanja, ingat kau harus bersama dengan sopir dan juga Luna." Marsha mengangguk patuh. "Aku ingat William, tanpa kau minta pun sopir dan assistant yang kau berikan selalu mengikutiku." "Ya, itu memang tugas mereka," tukas William."William, apa kau tidak sarapan dulu? Ini masih sangat pagi William," ujar Mar
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 280 - ASK FOR PERMISSION

Kini Marsha dan Laura sudah tiba di mansion, mereka melangkah masuk ke dalam mansion dan menuju kamar mereka masing-masing. Marsha melirik arlojinya kini sudah pukul tujuh malam. Sebelumnya Willam mengirimkan pesan padanya, jika akan pulang terlambat malam ini.Marsha melangkah masuk ke dalam kamar, dia melepas sepatu heels dan meletakan tas di atas meja. Namun, seketika Marsha terkejut saat masuk ke dalam kamar sudah ada William yang duduk di sofa sembari berkutat dengan ipad di tangannya."William? Kau sudah pulang?" Marsha mendekat, dia duduk di samping suaminya. William mengalihkan pandanganya, dia menatap Marsha sudah duduk di sampingnya. William meletakan ipad di tangannya ke atas meja, dia menarik tangan Marsha masuk ke dalam pelukannya. "Ya, aku hari ini pulang lebih awal. Pekerjaaaku sudah selesai," jawab William. "Bagaimana harimu? Luna mengatakan kau pergi ke salon. kenapa kau tidak berbelanja?" Marsha mengulum senyumannya, dia mendongak dari dalam pelukan William. "Kau
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
53
DMCA.com Protection Status