Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 201 - Chapter 210

528 Chapters

BAB 201 - HAVE A MIND OF OWN

William melangkah masuk ke dalam ruang rawat Karin. Dia menatap Frans tengah duduk di samping ranjang dengan wajah yang terlihat muram. William terdiam sebelum mendekati sepupunya itu. Dia masih melihat Frans yang berusaha mengajak bicara Karin sama seperti dirinya pada Marsha. Kemarin William sudah meminta Albert untuk membawa dokter dari Russia dan Spain untuk pengobatan Karin. Meski Marsha sudah sadar, tapi William masih memikirkan Frans. Terlebih mengingat perkataan Frans kemarin. William berjalan mendekat ke arah Frans, "Apa kita bisa bicara?" suara datar William menegur Frans, hingga membuat Frans menoleh dan menatap Wlliam. Frans tidak menyadari kehadiran William. Karena sejak tadi Frans sibuk mengajak Karin berbicara. Fran mengangguk singkat, kemudian Frans menitipkan Karin pada perawat karena tadi orang tua Karin baru saja pulang untuk beristirahat. Frans dan William kini berjalan meninggalkan ruang rawat Karin. Mereka ke ruangan yang sebelumnya di sewa oleh William tepat b
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 202 - MENJENGUK KAKAK IPAR

Veronica turun dari mobil. Kini dia baru saja tiba di rumah sakit. Sudah beberapa hari dia tidak bisa datang melihat menantunya. Hari ini Veronica datang untuk menjenguk Marsha. Kondisi Lukas sudah lebih baik, itu kenapa dia bisa meninggalkan Lukas. Sebelumnya Veronica selalu mendengar kabar dari Albert yang melaporkan setiap perkembangan Marsha dari hari ke hari. Terlebih saat Veronica mendengar Marsha tengah mengandung, rasanya Veronica sudah tidak sabar untuk bertemu dengan menantunya itu. Veronica berjalan masuk ke dalam ruang rawat Marsha. Dia menatap Laura putrinya juga berada di sana. Kemudian Veronica melangkah mendekat ke arah Marsha yang tidak menyadari kedatangannya. "Apa mama mengganggu kalian?" suara lembut Veronica membuat Marsha dan Laura menghentikan obrolan mereka. Marsha dan Laura menoleh dan menatap Veronica yang melangkah mendekat. "Mama?" sapa Marsha saat melihat Veronica datang. Laura beranjak dan tersenyum ketika melihat Veronica datang. "Apa kabar sayang?"
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 203 - MEMBERI PELAJARAN

Agatha mencoba melepaskan ikatan di tangannya, namun semakin dia memberontak semakin dia melukai tangannya. Sudah sejak kemarin dia berusaha melepaskan ikatan di tangannya, tapi tetap tidak bisa. Agatha tidak berhenti mengumpat saat melihat Albert masuk ke dalam ruangan. "Lepaskan aku sialan! kau jangan bermain-main pada ku! aku sudah melihat berita kakak ku sudah mati! dan William harus membalas budi atas kebaikan kakak ku!" sentak Agatha meluapkan segala amarahnya dengan sorot mata tajam pada Albert yang berdiri di hadapannya. "Kau ini berasal dari Keluarga Moen bukan? kenapa sifat mu seperti wanita yang berasal dari jalanan?" tukas Albert sarkas. "Beraninya kau menghina ku! kau pikir kau ini siapa! kau hanya asssistant rendah dan kau menghina ku! aku bersumpah akan menghancurkan hidup mu!" seru Agatha meninggikan suaranya dan meluapkan segala emosinya. Albert tersenyum sinis, "Meski aku hanya seorang assistant, tapi aku tidak pernah berniat membunuh atau melukai orang yang tida
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 204 - NIGHTMARE

Marsha terus bergerak saat dirinya masih tertidur, keringat membasahi keningnya. Marsha berteriak kencang dan langsung membuka mata. William yang baru saja masuk mendengar teriakan istrinya, langsung berlari masuk ke dalam. "Sayang, kau kenapa?" William duduk di tepi ranjang, dia mengambil tisu di atas meja dan menghapus keringat di kening Marsha. Napas Marsha memburu, dia menatap sekelilingnya dirinya masih di rumah sakit. "William aku mimpi buruk." raut wajah Marsha langsung berubah ketakutan. William mendekat, dia menarik pelan tangan Marsha dan membawanya ke dalam pelukannya. "A-Aku takut William," kata Marsha lirih, dia membenamkan wajahnya di dada suaminya. William mengusap dengan lembut punggung istrinya, berusaha menenangkan istrinya. "Aku di sini Marsha, jangan takut. Maaf tadi aku keluar sebentar karena ada telepon. Aku tidak ingin kau terganggu. Tadi aku melihat mu tidur pulas."Marsha mengangkat wajahnya dari dalam pelukan William, "Bagaimana keadaan Karin? aku selalu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 205 - TIDAK INGIN MENGENAL LAGI

William menyandarkan punggungnya di sofa, memejamkan mata lelah. Kini dia berada di ruangan yang dia sewa khusus di samping ruang rawat Marsha. Setelah tadi menemui Frans, William memilih untuk menenangkan diri. Terlalu banyak masalah yang datang, dia ingin sedikit beristirahat. Sejak Marsha masuk rumah sakit, William memang kurang beristirahat. Saat William tengah beristirahat sebentar, terdengar suara ketukan pintu. William kembali membuka matanya, bahkan dia baru beristirahat sebentar saja tetap tidak bisa. William mengalihkan pandangannya, dia menoleh ke arah pintu dan langsung menginterupsi untuk masuk. "Willliam, apa papa mengganggu mu?" suara Mario berseru saat masuk ke dalam. William sedikit terkejut melihat mertuanya datang. "Tidak pa, silahkan masuk." Mario melangkah mendekat ke arah Wiliam dan duduk di samping menantunya itu. "Maaf mengganggu mu, ada hal yang ingin papa katakan pada mu." "Tidak pa, lain kali jika aku di sini tidak perlu mengetuk pintu." jawab William.
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 206 - THAT IS MY FAULT

Perlahan Marsha mulai membuka matanya, dia menatap Laura tengah tertidur pulas di sofa. Jujur saja Marsha kasihan pada keluarganya yang terus menjaganya. Siang tadi Clara dan Mario sudah datang, tapi Marsha tidak membiarkan kedua orang tuanya menginap. Marsha meminta Clara dan Mario untuk pulang dan kembali keesokan hari. Sebenarnya Marsha juga sudah meminta Laura untuk pulang, terlebih Laura sedang hamil. Tapi Laura tidak pernah mendengarkan Marsha. Beruntung, William menyiapkan dokter kandungan yang selalu memeriksa Marsha bersamaan dengan Luara. Paling tidak, Marsha jauh lebih tenang. Saat Marsha ingin kembali memejamkan mata, dia merasa ada orang yang membuka pintu. Marsha menoleh ke arah pintu, pandangannya kini jatuh pada sosok wanita yang melangkah masuk ke dalam ruangannya."Bibi Almira? bibi di sini?" Marsha mengerutkan dahinya saat menatap ibu dari Karin berada di rumah sakit. Marsha melupakan satu hal, keluarga Karin dari Indonesia memang datang ke Kanada untuk mengunjungi
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 207 - TRYING THE BEST

William menatap Marsha yang masih tidak sadarkan diri. Dokter baru saja memeriksa keadaan istrinya itu. Beruntung tidak terjadi masalah besar pada Marsha. Hanya Marsha tidak boleh memikirkan hal berat. William duduk di tepi ranjang, menatap mata Marsha yang masih sembab. William mengelus pipi Marsha, merapihkan rambut istrinya. Ini yang sejak dulu William takutkan Marsha akan terpukul setelah mengetahui kabar Karin. William menyentuh tangan istrinya, mengecup punggung tangan Marsha. "Aku memiliki alasan sendiri tidak mengatakannya. Ini semua demi diri mu dan anak kita." bisik William. Tangan kanan William mengelus dengan lembut perut istrinya yang masih rata. Perlahan Marsha mulai membuka matanya, dia menatap sekelilingnya. Lalu pandangannya menoleh ke arah sosok pria yang berada di sampingnya. Saat melihat William, dengan cepat Marsha menarik tangannya dan menjauhkan diri dari William. "Marsha, dengarkan penjelasan ku. Aku memiliki alasan kenapa menyembunyikan ini." William semaki
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 208 - DON'T BLAME HER

Frans melangkah masuk ke dalam ruang Karin. Dia harus segera berbicara pada Almira. Setidaknya Frans masih bersyukur William masih mentoleransi tindakan Almira. Jika saja terjadi sesuatu yang buruk pada Marsha, Frans yakin William akan memberikan pelajaran untuk Almira. Dan sebelum itu terjadi Frans harus mencegah itu. Karena bagaimana pun Almira adalah ibu dari wanita yang dia cintai. Frans menatap Almira dan Randy tengah duduk di sofa, dia langsung melangkah mendekat ke arah orang tuan Karin. "Paman, bibi... maaf mengganggu kalian." Frans menyapa Almira dan Randy yang kini berada di hadapannya. Almira mendesah pelan, dia menatap lekat Frans. "Ada apa? apa kau datang untuk memberikan peringatan pada ku?" "Maaf, apa kita bisa bicara di luar bibi?" pinta Frans dengan suara tenang. Randy mengerutkan dahinya, "Ada apa ini Frans?" "Kau ingin memberitahu ku tentang jangan mengatakan apapun pada Marsha? tapi kenyataannya aku sudah memberitahunya. Aku menyayangi Marsha, kau salah jika
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 209 - BAD OR GOOD NEWS?

Marsha memuntahkan semua isi perutnya. Tubuhnya lemas, kepalanya mulai memberat. William terus menemani Marsha, dia memijit pelan leher istrinya. Tidak biasanya Marsha muntah seperti ini. Semenjak hamil, Marsha sangat jarang muntah. Tapi pagi ini, Marsha tidak sanggup makan apa pun. Ketika melihat makanan, Marsha selalu mual. Namun, William tetap memaksa istrinya untuk makan atau minum juice meski hanya sedikit. William membantu Marsha untuk duduk di ranjang, William mengambilkan avocado juice yang dibuatkan oleh pelayan. Setidaknya Marsha masih bisa meminum juice, paling tidak ada nutrisi yang masuk ke tubuh istrinya itu. "Nanti kau harus tetap makan," William duduk di tepi ranjang, dia mengelus kepala istrinya. Marsha mendesah pelan, "Aku tidak ingin William. Melihat makanan membuat ku mual." "Kau harus tetap makan Marsha, anak kita butuh makan." tukas William. "Ya, tapi nanti. Aku masih belum ingin makan sekarang." Marsha terpaksa mengalah. Karena memang ini semua demi bayi ya
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 210 - IT'S A MIRACLE

Marsha tersenyum bahagia, saat William menuruti keinginannya untuk menjenguk Karin. Sudah sejak kemarin Marsha ingin menjenguk Karin. William mendorong kursi roda Marsha memasuki ruang rawat Karin. Marsha manatap Frans dan kedua orang tua Karin berada di dalam. Marsha melirik ke arah suaminya, William menunjukan wajah dingin dan tidak bersahabat ketika melihat orang tua Karin. Marsha tahu, ini psti karena kejadian dirinya pingsan setelah mengetahui kabar tentang Karin. Tapi bagaimana pun, kedua orang tua Karin sangat baik. Marsha sangat menghormati kedua orang tua Karin. "Paman... Bibi..." sapa Marsha saat melihat Almira dan Randy. Randy tersenyum, "Kau di sini Marsha? bagaimana kabar mu?" "Aku baik paman, lama tidak bertemu paman tetap masih terlihat sangat tampan." balas Marsha dengan senyuman di wajahnya. "Kau juga tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik Marsha," puji Randy dengan tatapan hangat ke arah Marsha. "Marsha, kau di sini? apa keadaan mu sudah lebih baik?" tanya Fra
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
53
DMCA.com Protection Status