Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 181 - Chapter 190

528 Chapters

BAB 181 - MENGUNDANG RAYMOND

Marsha berlari keluar kelas, dia melirik arloji kini sudah pukul sebelas siang. Tadi dia sudah mendapatkan pesan dari William, jika suaminya itu menunggunya di kafe terdekat dengan kampus. Tidak hanya sendiri, Marsha juga menarik Karin untuk ikut dengannya. Alasannya karena Frans juga bersama dengan William. Kali ini Karin hanya pasrah dan menurut pada Marsha. Karin tidak lagi memberontak sejak perkataan Marsha yang mengatakan setiap orang memiliki batas kesabaran. Marsha dan Karin berjalan cepat keluar dari kampus menuju kafe tempat dimana William dan Frans menunggu. Marsha mengulum senyumannya, mengingat ini pertama kali William menunggunya di kampus. Biasanya William mengatar Marsha cukup hanya sampai lobby kampus. Hari ini William memang benar-benar sangat manis. Saat Marsha dan Karin sudah tibaa di kafe, mereka sudah melihat William dan Frans duduk di sudut sebelah kanan. Marsha kembali menarik tangan Karin agar wanita itu mempercepat langkahnya. "Maaf aku menunggu mu lama," u
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 182 - INDONESIAAN FOOD?

Marsha menatap makanan yang tersedia di atas meja. Dia tersenyum senang, akhirnya dia bisa makan masakan kesukaannya. Sudah sejak lama dia menginginkan ini, karena memang biasanya makanan Indonesia tersedia jika dia berada di rumah keluarganya. Clara ibunya dan pelayan yang dia bawa dari Indonesia selalu memasak makanan Indonesia. Jika di sini, Marsha lebih sering memakan western food atau italian food sesuai permintaan William. Tidak hanya Marsha, Karin juga terus menatap makanan yang tersedia di atas meja. Dia merasakan seperti pulang ke negaranya. Sudah lama sekali Karin tidak kembali ke Indonesia. Itu yang membuat orang tuanya geram atas dirinya. "Marsha, aku seperti berada di rumah." bisik Karin di telinga Marsha. Marsha tersenyum, "Aku juga demikian. Lebih baik kita duduk." Karin mengangguk singkat, dia duduk di samping Frans. Sedangkan Marsha duduk di samping Wiliam yang berada di tengah. Laura memilih duduk di samping Marsha, memang Laura belum terbiasa. Tapi saat ini Laur
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 183 - SUAMI TERBAIK

William dan Raymond saling beradu pandang. Mereka saling melempar tatapan tajam satu sama lain. Setelah makan, William memang membawa Raymond ke ruang kerja. Raymond melangkah mendekat ke arah William, dia duduk tepat di hadapan William. Rarymond menyilangkan kakinya, jemarinya mengetuk pelan meja di hadapannya itu. "Kau mengajak ku ke sini hanya untuk berbicara tentang Marsha yang mengundang ku datang?" Raymond lebih dulu mengeluarkan kata-kata. Karena sejak tadi William dan dirinya hanya saling melempar tatapan tajam. William tersenyum tipis, "Aku tidak ingin membahas itu, kalau aku menginginkan sudah sejak tadi aku dengan mudahnya mengusir mu. Sayangnya aku masih berbaik hati dan membiarkan mu makan bersama dengan keluarga ku." Raymond menggeleng pelan dan menyunggingkan senyuman meledek. "Aku yakin kau tidak akan berani karena aku di undang oleh istri mu sendiri. Kau tidak ingin bertengkar dengan istri mu bukan? dan aku harap kau tidak lagi cemburu pada ku. Karena memang aku da
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 184 - BERSANTAI DI TAMAN

Laura duduk di taman bersama dengan Karin. Mereka berdua melihat bunga yang tumbuh sangat indah. Cuaca yang begitu cerah membuat mereka memilih untuk duduk di taman. Angin berhembus begitu menyejukan. "Taman ini sangat indah dan sejuk Laura, harusnya aku membuat taman seperti ini di mansion ku." kata Karin yang terus memandangi bunga-bunga yang tumbuh sangat indah. "Marsha memang menyukai keindahan taman, dia selalu meminta pelayan untuk menjaga dan merawat bunga-bunga ini dengan baik. Saat aku pindah ke sini. aku juga kagum dengan taman ini. Ternyata Marsha begitu menyukai keindanhan taman." ujar Laura, dia juga menatap bunga-bunga yang tumbuh dengan indah. "Aku sudah menduganya, sejak dulu Marsha itu sangat menyukai bunga." balas karin."Hmm. Laura, apa Marsha saat ini bersama dengan William? atau dia bersama dengan Chef Andine?" tanya Karin, sejak tadi dia tidak melihat Marsha menyusul ke taman."Aku tidak tahu, mungkin masih bersama dengan Chef Andine. Aku melihat Marsha, Seper
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 185 - USAHA FRANS

Sepanjang perjalanan, suasan hening. Karin menatap luar jendela. Frans tetap fokus menyetir dengan kecepatan sedang. Lebih tepatnya, Frans tidak ingin terburu-buru mengantarkan Karin. Itu yang membuat Frans melajukan mobilnya pelan. Dia masih ingin melihat Karin yang dengan wajah yang begitu menggemaskan. "Apa kau ingin makan lagi?" Frans lebih dulu membuka suara, dia berusaha memulai percakapan dengan Karin. "Tidak, aku masih kenyang." jawab Karin singkat tanpa menoleh ke arah Frans, dia masih menatap ke luar jendela. "Tadi kau yang sengaja memberikan aku makanan pedas bukan? apa kau senang melihat wajah ku memerah dan harus bolak balik masuk kamar mandi?" Frans bertanya tentang kejadian tadi siang, dia sengaja menyindir sekaligus menggoda Karin. Karin berusaha untuk tenang, pandangannya tetap menoleh ke arah jendela. "Aku tidak mengerjai mu. Lagi pula makanan itu sama sekali tidak pedas. Kau saja yang berlebihan Frans. Aku saja makan itu biasa saja." Frans menggeleng pelan dan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 186 -TIDAK MENYADARI

William memeriksa tumpukan dokumen yang diberikan oleh Albert. Sebelum menandatangani setiap dokumen William selalu memeriksanya dengan teliti. Meski dia tahu Albert sudah memeriksanya dengan baik, tapi bagi William dia harus tetap memeriksa dokumen yang diberikan oleh Albert ini. William menyandarkan punggungnya sebentar, dia memejamkan matanya lelah. Terdengar suara ketukan pintu, William membuang napas kasar. Dia paling tidak suka jika dirinya sedang sedikit bersantai harus diganggu seperti ini. "Kau ini kenapa sejak tadi aku mengetuk pintu dan kau tidak langsung meminta ku untuk masuk?" suara Frans berseru menerobos masuk. Frans tidak memperdulikan tatapan tajam William. Bahkan William juga tidak mengatakan Frans untuk masuk tapi dia tetap tidak perduli. Terpenting bagi Frans, dia sudah mengetuk pintu. "Ada apa kau ke sini?" tukas William dingin. Frans berdecak kesal, "Apa begini cara mu menyambut sepupu mu sendiri William?" "Cepat katakan jangan membuang waktu ku Frans! masi
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 187 - PERMINTAAN MAAF

Pagi itu hujan begitu deras. Marsha yang masih tertidur lelap terlebih hujan turun membuat Marsha enggan membuka matanya. Marsha bisa merasakan suara deras hujan. Beruntung, tidak ada kilatan petir. Jika saja Marsha mendengar suara petir, sudah pasti dia melompat dari ranjang dan segera bersembunyi.Terdengar bunyi alarm yang cukup keras, Marsha mengumpat dalam hati. Dia mulai membuka matanya, mematikan alarm di ponsel. Lalu melirik jam dinding kini sudah pukul sembilan pagi. Hari ini Marsha tidak memiliki jadwal kuliah, itu kenapa dia lebih bersantai. Marsha beranjak dari ranjang, dia mengikat asal rambutnya dan berjalan menuju kamar mandi. Namun langkah Marsha terhenti ketika mendengar ponsel berdering, Marsha membalikan tubuhnya mengambil ponsel di atas nakas. Dia menatap ke layar nomor tidak di kenal. Marsha mengerutkan keningnya, menatap nomor yang tidak di kenal itu. Akhirnya Marsha memilih untuk menerima panggilan itu, dia mengusap layar ponsel itu sebelum kemudian menempelkan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 188 - PERINGATAN DARI ARCHIE

Archie melompat turun dari mobil, dia melangkah cepat masuk ke dalam rumah. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan ibu dan adiknya itu. Para pelayan yang menyapa dirinya, dia abaikan. Bahkan Archie memasang wajah datar dan tidak merespon apa pun."Ma.." suara Archie memanggil cukup keras saat masuk ke dalam rumah. Dia sudah melihat ibu dan adiknya tengah membicarakan sesuatu. Archie melangkah mendekat ke arah Belinda dan Agatha. "Ada apa Archie?" tanya Belinda saat melihat putranya itu sudah berdiri di hadapannya. "Apa yang mama rencanakan? kenapa mama menipu keluarga Mario Nicholas? sebenarnya apa tujuan mu?" Archie menatap lekat Belinda. Belinda beranjak dari tempat duduknya, dia membalas tatapan putranya itu. "Jangan ikut campur urusan mama Archie!" tukas Belinda dingin. "Bagaimana aku bisa diam ketika kalian membuat kekacauan? apa kau tahu William Geovan membeli saham perusahaan kita sepuluh persen. Tidak menutup kemungkinan William memiliki rencana mengakusisi perusahaan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 189 - KABAR TENTANG ALICE

Sore itu, cuaca begitu cerah hingga membuat Marsha menghabiskan waktunya di mall. Kini Marsha tengah bersantai di Dufferin Mall. Marsha duduk di sebuah kafe yang berada di lantai satu. Dia tengah menikmati tiramisu cake, tomato juice dan pasta aglio olio. Hari ini Marsha ingin bersantai sejenak. Karin tidak bisa ikut dengannya karena Karin menjemput kedua orang tuanya di bandara.Dering ponsel terdengar, Marsha mengambil ponsel yang berada di atas meja. Marsha tersenyum, kala melihat di layar suaminya mengirimkan pesan. Dengan cepat Marsha membaca pesan dari suaminya itu. William : Apa kau masih di kampus?Marsha : Maaf aku lupa memberitahu mu, pulang dari kampus aku ke Dufferin Mall. Sekarang aku di kafe langganan ku yang berada di lantai satu. William : Kau tunggu di situ, aku akan menjemput mu. Marsha : Eh? aku membawa mobil. Marsha mendengus kesal saat Wiliam tidak lagi membalas pesannya. Dia menyesal harusnya dia mengatakan sedang di kampus. Padahal dia ingin menikmati waktu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 190 - TIDAK BIASANYA

Marsha mengulas senyuman hangat di wajahnya. "Kalau begitu, aku selalu mendoakan mu mendapatkan wanita yang terbaik di hidup mu. Kau tampan, baik dan juga hebat. Aku yakin banyak wanita yang mengejar mu Melvin. Aku menunggu undangan pernikahan mu.""Ya, aku berharap itu akan segera terjadi di hidup ku Marsha," balas Melvin.William yang baru saja tiba di kafe tempat Marsha berada, dia menatap Melvin dan Marha tengah mengobrol. Rahangnya mengetat, Tatapannya menjam pada Melvin yang terlihat jelas mentap istrinya. William langsung berjalan menuju tempat duduk Marsha dan Melvin."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya William dingin, tatapannya menatap tajam Melvin. Marsha beranjak dari tempat duduknya, dia langsung memeluk lengan suaminya, Marsha tahu kini suaminya itu tengah menahan amarah. "William, jangan seperti itu. Melvin hanya berpamitan dia akan meninggalkan Kanada." Melvin tersenyum miring, "Tenanglah William Geovan, aku tidak akan merebut istri mu dari sisi mu. Kau tidak perlu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
53
DMCA.com Protection Status