Share

BAB 186 -TIDAK MENYADARI

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 00:10:52

William memeriksa tumpukan dokumen yang diberikan oleh Albert. Sebelum menandatangani setiap dokumen William selalu memeriksanya dengan teliti. Meski dia tahu Albert sudah memeriksanya dengan baik, tapi bagi William dia harus tetap memeriksa dokumen yang diberikan oleh Albert ini.

William menyandarkan punggungnya sebentar, dia memejamkan matanya lelah. Terdengar suara ketukan pintu, William membuang napas kasar. Dia paling tidak suka jika dirinya sedang sedikit bersantai harus diganggu seperti ini.

"Kau ini kenapa sejak tadi aku mengetuk pintu dan kau tidak langsung meminta ku untuk masuk?" suara Frans berseru menerobos masuk. Frans tidak memperdulikan tatapan tajam William. Bahkan William juga tidak mengatakan Frans untuk masuk tapi dia tetap tidak perduli. Terpenting bagi Frans, dia sudah mengetuk pintu.

"Ada apa kau ke sini?" tukas William dingin.

Frans berdecak kesal, "Apa begini cara mu menyambut sepupu mu sendiri William?"

"Cepat katakan jangan membuang waktu ku Frans! masi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 187 - PERMINTAAN MAAF

    Pagi itu hujan begitu deras. Marsha yang masih tertidur lelap terlebih hujan turun membuat Marsha enggan membuka matanya. Marsha bisa merasakan suara deras hujan. Beruntung, tidak ada kilatan petir. Jika saja Marsha mendengar suara petir, sudah pasti dia melompat dari ranjang dan segera bersembunyi.Terdengar bunyi alarm yang cukup keras, Marsha mengumpat dalam hati. Dia mulai membuka matanya, mematikan alarm di ponsel. Lalu melirik jam dinding kini sudah pukul sembilan pagi. Hari ini Marsha tidak memiliki jadwal kuliah, itu kenapa dia lebih bersantai. Marsha beranjak dari ranjang, dia mengikat asal rambutnya dan berjalan menuju kamar mandi. Namun langkah Marsha terhenti ketika mendengar ponsel berdering, Marsha membalikan tubuhnya mengambil ponsel di atas nakas. Dia menatap ke layar nomor tidak di kenal. Marsha mengerutkan keningnya, menatap nomor yang tidak di kenal itu. Akhirnya Marsha memilih untuk menerima panggilan itu, dia mengusap layar ponsel itu sebelum kemudian menempelkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 188 - PERINGATAN DARI ARCHIE

    Archie melompat turun dari mobil, dia melangkah cepat masuk ke dalam rumah. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan ibu dan adiknya itu. Para pelayan yang menyapa dirinya, dia abaikan. Bahkan Archie memasang wajah datar dan tidak merespon apa pun."Ma.." suara Archie memanggil cukup keras saat masuk ke dalam rumah. Dia sudah melihat ibu dan adiknya tengah membicarakan sesuatu. Archie melangkah mendekat ke arah Belinda dan Agatha. "Ada apa Archie?" tanya Belinda saat melihat putranya itu sudah berdiri di hadapannya. "Apa yang mama rencanakan? kenapa mama menipu keluarga Mario Nicholas? sebenarnya apa tujuan mu?" Archie menatap lekat Belinda. Belinda beranjak dari tempat duduknya, dia membalas tatapan putranya itu. "Jangan ikut campur urusan mama Archie!" tukas Belinda dingin. "Bagaimana aku bisa diam ketika kalian membuat kekacauan? apa kau tahu William Geovan membeli saham perusahaan kita sepuluh persen. Tidak menutup kemungkinan William memiliki rencana mengakusisi perusahaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 189 - KABAR TENTANG ALICE

    Sore itu, cuaca begitu cerah hingga membuat Marsha menghabiskan waktunya di mall. Kini Marsha tengah bersantai di Dufferin Mall. Marsha duduk di sebuah kafe yang berada di lantai satu. Dia tengah menikmati tiramisu cake, tomato juice dan pasta aglio olio. Hari ini Marsha ingin bersantai sejenak. Karin tidak bisa ikut dengannya karena Karin menjemput kedua orang tuanya di bandara.Dering ponsel terdengar, Marsha mengambil ponsel yang berada di atas meja. Marsha tersenyum, kala melihat di layar suaminya mengirimkan pesan. Dengan cepat Marsha membaca pesan dari suaminya itu. William : Apa kau masih di kampus?Marsha : Maaf aku lupa memberitahu mu, pulang dari kampus aku ke Dufferin Mall. Sekarang aku di kafe langganan ku yang berada di lantai satu. William : Kau tunggu di situ, aku akan menjemput mu. Marsha : Eh? aku membawa mobil. Marsha mendengus kesal saat Wiliam tidak lagi membalas pesannya. Dia menyesal harusnya dia mengatakan sedang di kampus. Padahal dia ingin menikmati waktu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 190 - TIDAK BIASANYA

    Marsha mengulas senyuman hangat di wajahnya. "Kalau begitu, aku selalu mendoakan mu mendapatkan wanita yang terbaik di hidup mu. Kau tampan, baik dan juga hebat. Aku yakin banyak wanita yang mengejar mu Melvin. Aku menunggu undangan pernikahan mu.""Ya, aku berharap itu akan segera terjadi di hidup ku Marsha," balas Melvin.William yang baru saja tiba di kafe tempat Marsha berada, dia menatap Melvin dan Marha tengah mengobrol. Rahangnya mengetat, Tatapannya menjam pada Melvin yang terlihat jelas mentap istrinya. William langsung berjalan menuju tempat duduk Marsha dan Melvin."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya William dingin, tatapannya menatap tajam Melvin. Marsha beranjak dari tempat duduknya, dia langsung memeluk lengan suaminya, Marsha tahu kini suaminya itu tengah menahan amarah. "William, jangan seperti itu. Melvin hanya berpamitan dia akan meninggalkan Kanada." Melvin tersenyum miring, "Tenanglah William Geovan, aku tidak akan merebut istri mu dari sisi mu. Kau tidak perlu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 191 - ACCIDENT

    Sinar matahari pagi menembus jendela kamar. Marsha kini tengah menatap ke cermin. Memoles wajah dengan make up tipis. Tadi pagi, Wiliam sudah lebih dulu berangkat ke kantor. Sejak tadi malam William tidak juga berbicara dengannya. Saat Marsha berusaha mengajaknya berbicara, William memilih untuk diam dan langsung tidur. Hingga di pagi hari, Wiliam berangkat ke kantor tanpa meninggalkan note yang biasa William lakukan jika lebih dulu berangkat.Marsha mengambil tas dan ponsel di atas meja rias, lalu dia berjalan meninggalkan kamar menuju ruang makan. Sesekali Marsha melirik layar ponsel tapi tidak ada satu pun pesan dari William. Padahal Marsha tadi malam juga sudah meminta maaf padanya. "Morning Marsha," sapa Laura saat melihat Marsha melangkah masuk ke dalam ruang makan."Morning," balas Marsha, dia duduk tepat di hadapan Laura. Kemudian pelayan mengantarkan tenderloin steak dan tomato juice untuknya. "Marsha, apa kau sakit?" tanya Laura yang sejak tadi melihat wajah Marsah terliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 192 - HAMIL?

    William menatap Dimitry yang tengah membahas pembangunan apartemen. Selain itu Mr. Kim juga ikut berada di sana. Pagi ini William di sibukan dengan memulihkan nama baik akibat pemberitaan media. Meski William sudah mempercayakan Albert untuk mengatasi semuanya, tapi William tetap ingin mengklarifikasi sendiri pemberitaan yang membuat sahamnya menurun. Sudah sejak tadi malam, William memang memilih untuk mendiamkan Marsha. Tentu dia sangat kecewa pada istrinya yang tidak mendengarkan perkataannya. Selain itu, masalah perusahaan yang datang membuat Wiliam memilih untuk mendiamkan istrinya itu. Dia takut, jika nanti akan bertengkar dengan istrinya. "Tuan William, saya rasa kita butuh untuk membangun supermarket besar. Nantinya, apartemen yang kita bangun ini untuk orang-orang menengah atas. Kita harus melengkapinya dengan fasilitas mewah. Saya juga ingin melengkapi dengan golf di sana." kata Dimtry yang memberikan saran pada William.William menyandarkan punggungnya di kursi, dengan kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 193 - REKAMAN CCTV

    William menatap Marsha yang masih memejamkan mata. William sudah meminta dokter memindahkan istrinya di ruang ICU VVIP. Kondisi istrinya masih belum sadarkan diri. Bahkan William tidak mampu melihat istrinya terluka. Kepala yang di perban, membuat William terus menyalahkan dirinya. Dia merasa gagal melindungi istrinya itu. William duduk di tepi ranjang, dia terus menatap istrinya yang masih memejamkan mata. Dia sungguh menyesal tadi malam dia mendiamkan Marsha. Kini tangan William mengelus dengan lembut perut Marsha. Matanya mulai memanas, air mata keluar dari sudut matanya. Dia sangat tersiksa melihat keadaan istrinya saat ini.William mengecup kening istrinya, dia mengelus dengan lembut pipi Marsha. Wajah istrinya kini terlihat begitu pucat. "Sayang, bangunlah. Aku tidak bisa melihat mu seperti ini." "Cepatlah bangun sayang. Kau harus kuat demi anak kita." William terus mengelus dengan lembut pipi Marsha. Dia menatap penuh harap agar istrinya bisa membuka matanya. "Terima kasih Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 194 - BERUSAHA MELARIKAN DIRI

    Laura turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Mendengar Marsha kecelakaan, Laura langsung datang ke rumah sakit. Sebenarnya Veronica juga datang ke rumah sakit saat Albert memberitahu. Tapi, karena pemberitaan di media yang mengatakan William pencucian uang dan membuat saham perusahaan jatuh, mendengar itu kesehatan Lukas langsung menurun. Laura ingin sekali menjenguk ayahnya, tapi dia tidak ingin kesehatan ayahnya semakin memburuk jika dia datang. Terlebih Laura tahu kedua orang tuanya masih belum memaafkannya. Laura berjalan masuk ke ruang rawat Marsha, dia menatap William terus menjaga Marsha. Laura tersenyum hangat, melihat kakaknya terlihat jelas begitu mencintai Marsha. Laura melangkah mendekat. "Kakak," panggil Laura pelan. William mengalihkan pandangannya, dia menatap Laura yang kini sudah berada di hadapannya. "Apa kau sudah melihat keadaan papa?" "Belum ka," Laura menggelengkan kepalanya. "Aku mendengar dari Albert kalau kondisi papa menurun. Terakhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status