Home / Romansa / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 171 - Chapter 180

528 Chapters

BAB 171 - SUDAH CUKUP BERMAIN-MAIN

William turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah. William tidak habis pikir anak dari Belinda Moen berani datang menemuinya. Bagi Wiliam anak dari Belinda Moen itu terlalu berani hingga menghampiri dirinya. Saat William melangkah masuk, langkahnya terhenti melihat Albert berdiri menundukan kepalanya."Kenapa kau di sini?" tanya William dingin. Harusnya Albert berada di kantor, karena William menyerahakan semua perkejaannya pada Albert. "Tuan, maaf saya meninggalkan perusahaan. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan langsung." jawab Albert. "Kita bicara di ruang kerja ku," balas William. Albert mengangguk patuh. Kemudian William berjalan menuju ruang kerjanya dan Albert mengikuti William dari belakang. William melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya, dia duduk di kursi kerja dan menatap lekat Albert. "Apa yang ingin kau katakan?" "Anak buah kita ada yang mengikuti Nyonya Clara. Hari ini Nyonya Clara pergi ke CF Toronto Eaton Centre." jawab Albert yang menjelaskan. "D
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 172 - BERUSAHA BERTEMU

Clara duduk di tepi kolam renang, angin yang berhembus menyentuh kulitnya begitu menyejukan. Setelah pertemuannya dengan Belinda membuat Clara semakin yakin dengan keputusannya. Bagi Clara, wanita di masa lalu Mario benar-benar bukan wanita tidak berpendidikan. Meski saat Clara bertemu Belinda, kesan pertama yang Clara lihat dari wanita itu adalah kecantikan dan keanggunannya. Harus Clara akui, di usia yang sudah tidak muda lagi Belinda masih terlihat sangat cantik, kulit yang putih bersih dan tubuh yang sangat indah. Sayangnya, itu semua tidak sesuai dengan sifat yang di tunjukannya. Clara menatap pemandangan yang begitu indah, lalu dia memejamkan matanya sebentar menikmati hembusan angin menyentuh kulitnya. Mungkin ini tidak akan lama lagi, karena Clara sudah memutuskan untuk segera bercerai dengan Mario. Dia akan segera meminta pengacara pribadinya untuk segera mengurus perceraiannnya dengan Mario. Marsha yang baru saja tiba di rumah orang tuanya, dia menatap Clara tengah duduk d
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 173 - KENYATAAN SEPERTI APA?

Belinda dan Agatha melangkah masuk ke dalam lobby hotel. Ketukan heels yang mereka pakai begitu menggema, mereka melangkah dengan begitu anggun memasuki lobby hotel. Sudah sejak tadi terutama Agatha menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? dengan balutan gaun berwarna maroon membuatnya terlihat begitu cantik dan seksi. Belinda dan Agatha melangkah masuk ke dalam sebuah restaurant yang berada di dalam Ritz Carlton Hotel di Toronto Kanada. Saat Belinda dan Agatha melangkah masuk ke dalam langkah mereka terhenti saat Hardwin assistant Mario sudah berdiri di depan Belinda Agatha. "Menyingkirlah, aku ingin bertemu dengan Mario." tukas Belinda dingin. "Nyonya Belinda, saat ini Tuan Mario masih bertemu dengan rekan bisnisnya. Lebih baik anda kembali, dan menemui Tuan Mario besok hari." ujar Hardwin menjelaskan, karena memang Mario masih tidak bisa di ganggu."Tidak!" tolak Belinda tegas. "Aku dan putri ku bisa menunggunya di dalam sampai Mario menyelesaikan meetingnya. Menyingkirlah jang
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 174 - TERBONGKAR

"Apa papa sangat yakin Agatha adalah anak mu?" tukas William, tatapannya tetap menatap tajam Belinda."Jaga bicara mu William Geovan!" bentak Belinda yang tidak terima dengan apa yang di katakan William."Kau yang jaga bicara mu! siapa kau berani membentak ku!" suara William begitu keras, dingin dan tajam hingga membuat Belinda terdiam tidak berani menjawab perkataan William."Kenapa kau membentak ibu ku!" seru Agatha meninggikan suaranya, dia tidak terima William membentak ibunya."Hentikan ini, William kau harus mengerti son. Papa mohon, mengertilah karena ini kenyataan yang harus kita terima." ujar Mario berusaha menghentikan perdebatan ini.William tersenyum tipis, "Kenyataan seperti apa yang papa katakan itu?""William, papa tahu kau pasti akan selalu membela Marsha. Tapi kenyataannya papa telah memiliki anak dari Belinda. Kita semua harus menerima ini son." Mario berusaha menjelaskan dan meminta William menerima ini. William kini mengalihkan pandangannya ke arah Belinda. "Nyony
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 175 - SHE IS MY PRIORITY

Kondisi restaurant itu terlihat masih sunyi. Mario masih duduk di hadapan William, dia terdiam dengan apa yang barusan terjadi. William masih duduk di hadapan Mario. Saat William datang, dia memang meminta Albert untuk mengkosongkan restuarant ini. William tidak ingin ada pengunjung yang mengambil gambar dirinya. Beruntung, selama ini anak buah William selalu mengawasi pergerakan Belinda dan juga anaknya. Itu yang membuat William tahu keberadaan Belinda. "William, dari mana kau tahu tentang ini?" Mario bertanya dengan tatapan kosong, dia masih tidak menyangka wanita yang sejak dulu dia percayai nyatanya membohongi dirinya. Bahkan hampir merusak kehidupan keluarganya. "Sejak awal aku sudah tidak mempercayainya. Itu kenapa aku bertanya apa alasan mu percaya dengan Belinda. Karena aku pernah di posisi mu pa, begitu percaya pada masa lalu dan kenyataannya dia telah berani menipu ku." jawab William. "Dulu papa memang sangat mempercayai Belinda, bahkan tidak pernah terpikir dia akan beru
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 176 - TIDAK AKAN MEMBIARKAN MEREKA BAHAGIA

Marsha menatap wajah Clara yang terlihat beegitu terkejut, "Ma, mama kenapa?" tanya Marsha cemas dan panik. Clara tidak bergeming, bahkan matanya masih terus menatap isi yang tertera di keras tersebut. Mario membiarkan Clara terus menaatp hasil itu. Mario menunggu hingga Clara bertanya padanya. "Kau sudah membaca hasilnya? dan itulah kenyataannya Clara. Jika kau tidak mempercayai ku maka kau bisa bertanya langsung pada menantu mu Wiliam." kata Mario menjelaskan kebenarannya. Beruntung William membantu dirinya. "Ma, mama kenapa hanya diam?" desak Marsha tidak sabar. Sejak tadi ibunya itu tidak menjawabnya. "Apa maksud mu ini?" akhinya Clara bertanya dan menatap Mario. "Kau melihatnya bukan? hasil test itu tertera dengan jelas. Anak Belinda bukanlah anak ku. Kau bisa bertanya pada menantu mu William. Karena dia yang membantu ku. Jika bukan karena William, mungkin aku tidak tahu seperti apa keluarga kita ini." kata Mario menjelaskan semuanya. Marsha tersentak saat Mario menyebutkan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 177 - CEMBURU PADA ALBERT

Marsha melompat turun dari mobil, dia langsung belari masuk ke dalam rumah. Langkahnya terhenti ketika ada pelayan yang menundukan kepala menyapa dirinya. "Nyonya," sapa sang pelayan. "Apa suami ku sudah pulang?" tanya Marsha terburu-buru. "Sudah nyonya. Saat ini tuan berada di ruang kerjanya." jawab pelayan itu. Marsha mengangguk, lalu berlari menuju ruang kerja William. Dia ingin segera bertemu dengan suaminya itu. Sudah sejak tadi Marsha tidak sabar bertemu dengan suaminya saat ayahnya mengatakan suaminya itu terlibat dalam test DNA anak dari Belinda. "William," Marsha memanggil dengan cukup keras saat masuk ke ruang kerja William. Marsha tersentak saat melihat Albert berada di ruang kerja William. Melihat Marsha datang, William menggerakan kepalanya memberi kode pada Albert untuk meninggalkannya. Albert menunduk lalu undur diri dari ruang kerja Wiliam. Saat Albert pergi, Marsha langsung berlari ke arah Wiliam. Dia langsung duduk di pangkuan suaminya itu. William membenarkan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 178 - NAUGHTY GIRL

Marsha berjalan keluar dari kamar mandi, dengan tubuh yang masih memakai bathdrobe. Marsha melangkah masuk ke dalam walk in closet miliknya. Dia memilih gaun tidur berwarna putih bermotif brokat tipis. Namun, saat Marsha ingin membalikan tubuhnya, dai tersentak saat merasakan tangan yang memeluknya begitu erat. Marsha menoleh dan menggeleng pelan melihat Wiliam memeluk erat dirinya. "Kau mengagatkan ku William!" "Aku menyukai wroma mu," William tidak mendengarkan keluhan Marsha, dia terus mengecupi leher putih Marsha. Wiliam mulai menaikan tangannya dan meremas dada Marsha hingga membuat Marsha mendesah pelan. "William kau benar-benar!" dengus Marsha. "Apa kau tidak ingin memberikan ku hadiah hm? aku sudah membantu mu. Harusnya aku mendaptakn hadiah dari mu." William terus mengecupi leher istrtinya itu. Marsha mengrutakn dahi tidak mnegerti dengan apa yang di katakan William. "Hadiah ap-"Belum selesai Marsha menyelesaikan ucapannya, dia langsung terkesiap ketika William membalik
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 179 - SWEET DAY

Sinar matahari pagi bergitu cerah, cahayanya menembus jendela. Kini William terus menatap sosok wanita yang masih tertidur pulas di sampingnya. Tubuh polos Marsha yang masih terbalut oleh selimut, wajah polos Marsha yang tidak memakai make up membuat William tidak henti memandangi istrinya. William harus mengakui istrinya ternayata sangat cerdas. Bahkan tadi malam, tanpa diminta Marsha sudah melakukan yang William inginkan. William masih terus menatap Marsha yang tertidur di dalam pelukannya. Objek pemandangan pagi ini terlalu indah bagi William untuk tidak di lihat. Wajah istrinya memang begitu cantik, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan mungil, bibir yang tipis membuat rasanya William tidak pernah bosan menatap istrinya yang cantik itu. Bahkan tadi malam mereka bercinta hingga hampir pagi hari. William mengulum senyumannya, dia membiarkan istrinya masih tertidur. Dia tahu, istrinya itu sudah sangat kelelahan akibat ulahnya selalu meminta lagi dan lagi. William mengelus
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 180 - I TRUST HIM

Mobil Bugatti Veyron milik William memasuki halaman parkir kampus Marsha. Ada rasa senang di hati Marsha karena William mengantarkannya dan juga rasa kesal karena pasti banyak wanita yang menatap suaminya itu saat mengantarkan masuk ke dalam kampus. "Kau ingin aku temani masuk?" tanya William pada Marsha. "Eh? lebih baik tidak usah," tolak Marsha, dia tidak ingin suaminya itu menjadi pusat perhatian para wanita. "Kau yakin?" "Hemm.." Marsha terdiam, berpikir sejenak. Sebenarnya dia ingin sekali di antar William masuk ke dalam. "Yasudah antar aku ke dalam," kata Marsha dengan yakin. Willi mengulum senyumannya, "Allright miss..." Kemudian William dan Marsha turun dari mobil. Marsha memeluk lengan William melangkah masuk ke dalam kampus. Marsha menatap sekelilingnya, benar saja beberapa wanita di kampus tidak berhenti menatap William. Marsha semakin memeluk erat suaminya, beruntung sejak Marsha mengenal William suaminya itu bukan pria yang sering bermain-main mengganti wanita.Saat
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status