Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 151 - Bab 160

528 Bab

BAB 151 - HANYA MASA LALU

William membawa Marsha masuk ke dalam kamar. Kini Marsha duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. William juga meminta pelayan membawakan coklat hangat untuk istrinya. Frans sudah berpamitan pulang, dia tidak ingin mengganggu Marsha dan William. Sedangkan Laura, sebenarnya Laura tadi menawarkan diri untuk menghibur Marsha. Tapi William meminta Laura untuk masuk ke dalam kamar. William duduk disamping istrinya, ia menatap lembut Marsha yang masih terdiam. "Marsha, aku yakin ibu mu hanya karena sedang marah." "Mama mengatakan pada ku, dia akan bercerai dan akan pindah menetap di Indonesia. Aku tidak ingin orang tua ku bercerai William. Aku juga tidak mau mama pindah ke Indonesia. Aku tidak bisa jauh darinya." ucap Marsha, air matanya terus berlinang membasahi pipinya. William menarik tangan Marsha dan membawanya kedalam pelukannya. "Ssst, aku tidak suka melihat mu menangis seperti ini." "William, kenapa orang tua ku ingin bercerai? mereka saling mencintai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 152 - PENJELASAN MARIO

Mario membawa Marsha masuk ke ruang kerjanya. Dia ingin berbicara berdua dengan putrinya. William dan Clara berada di bawah, bukan Mario tidak ingin mereka mengetahui apa yang dia akan katakan. Tapi Mario, ingin berbicara berdua dengan putrinya. Dia tidak ingin putrinya salah paham mengenai dirinya. Marsha duduk dan menatap lekat ayahnya yang yang berdiri di hadapannya. Marsha menunggu apa yang akan dikatakan oleh ayahnya. Penjelasan apa yang akan dijelaskan hingga memintanya untuk berbicara berdua. "Sekarang apa yang ingin papa jelaskan hingga meminta kita berbicara berdua?" suara Marsha bertanya terdengar begitu dingin. Ini pertama kalinya Marsha berbicara dingin pada ayahnya sendiri. Ia masih kecewa mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya. Rasanya sangat sakit saat mendengar ayahnya telah memiliki anak dari wanita lain. Mario menghela napas dalam, ia melangkah mendekat kearah Marsha dan duduk di samping putrinya. "Ini tidak seperti yang kau pikirkan sayang." "Jika tidak seper
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 153 - MEMBERI PERINGATAN

Di dalam mobil, Marsha duduk terdiam. Sejak pembicaraannya dengan Mario dia lebih memilih untuk pulang. Saat ini Marsha tidak tahu, harus bersikap seperti apa. kenyataan ini terlalu menyakitkan baginya. Bahkan sejak tadi Marsha memilih untuk diam. Marsha meminta Clara ibunya untuk menenangkan diri. Marsha tahu, saat ini Clara sulit menerima ini. Tapi Marsha tidak ingin ibunya mengambil sebuah keputusan yang akan disesali di masa depan. Sebenarnya tadi Clara ingin pergi meninggalkan rumah, tapi dengan tegas Marsha melarangnya. Marsha juga sudah mengatakan pada Mario untuk memberikan ruang bagi Clara. William menatap Marsha yang sejak tadi memilih diam. Ia tidak ingin bertanya yang membuat istrinya akan menangis. William memilih untuk diam, dan membiarkan Marsha menyandarkan kepalanya di bahunya. William mengusap puncak kepala istrinya. "Kau ingin makan sesuatu?" Marsha menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak ingin apa pun." "Tapi aku lapar, aku ingin makan steak." ucap William yang se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 154 - AGATHA?

William duduk di kursi kerjanya dengan punggung yang bersandar di kursi. Sejak tadi malam William memang tidak bertanya pada Marsha. Ia tidak ingin membuat istrinya bersedih. William lebih memilih untuk mencari tahu sendiri apa yang terjadi. William menekan tombol interkom, ia langsung memerintahkan Albert segera masuk ke dalam ruang kerjanya. "Tuan," sapa Albert menundukan kepalanya saat masuk ke dalam ruang kerja William. "Albert, aku minta kau cari tahu tentang ayah mertua ku. Sekarang ayah mertua ku sedang dalam masalah. Cari tahu semuanya, aku ingin besok pagi kau sudah melaporkan yang terjadi." perintah William. "Maaf tuan, apa Tuan Mario sedang mengalami masalah dalam bisnis?" tanya Albert hati-hati. "Bukan bisnis, tapi masalah pribadi. Aku mendengar ayah mertua ku memiliki anak dari wanita lain. Aku ingin kau cari tahu semuanya dengan jelas. Besok aku sudah ingin mendengar laporan mu." ujar William degan tegas. Albert mengangguk patuh, "Baik tuan besok saya akan segera me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 155 - I WILL ALWAYS PROTECT YOU

Marsha memarkiran mobinya di parkiran mansionnya, lalu ia melangkah masuk ke dalam rumah. Sejak bertemu dengan wanita yang bernama Agatha, Marsha tidak dengan keadaan yang baik. Membuatnya ingin langsung segera pulang ke rumah. Saat Marsha berpapasan dengan pelayan, Marsha meminta pelayan untuk membawakan ice cream ke dalam kamar. Beberapa hari ini memang Marsha tidak bisa berpikir dengan baik. Terlalu banyak masalah yang datang ke hidupnya. Padahal, dia ingin sekali bersantai tapi kenyataannya dirinya harus dihadapkan dengan masalah yang sangat berat. "Marsha? kau sudah pulang?" sapa Laura saat melihat Marsha melangkah masuk ke dalam rumah. Marsha tersenyum. "Ya, aku sudah pulang. Kau sedang apa Laura?" "Aku baru selesai melukis, bagaimana kabar mu Marsha? belakangan ini kau terlihat muram." ujar Laura, ia memang selalu memperhatikan Marsha yang sangat terlihat memiliki masalah. "Belakangan ini memang masalah selalu datang, semoga ini yang terakhir. Aku juga lelah dengan masalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 156 - ALASAN MARIO

Dering ponsel, membuat William terbangun. William membuka matanya, ia mengambil ponselnya di atas nakas. Melihat ke layar ponsel tertera nama Albert assitantnya tengah menghubunginya. William menoleh ke samping, istrinya masih tertidur pulas akibat ulahnya. William menecup bahu istrinya, lalu beranjak dan memakai pakaiannya kembali yang tergeletak di lantaiWilliam berjalan menjauh dari Marsha, ia tidak ingin membangunkan istrinya yang masih tertidur pulas. William menekan tombol penerima dan langsung menempelkan ponselnya ke telinganya. "Ada apa Albert?" suara Wiliam bertanya saat panggilannya terhubung. "Tuan, maaf sayang mengganggu tuan. Tapi ada hal penting yang haru saya sampaikan." ujar Albert dari seberang line. "Apa yang ingin kau katakan?" tanya William. "Ini mengenai Tuan Mario, saya sudah mendapatkan informasi yang tuan inginkan." jawab Albert. "Katakan, aku ingin tahu semuanya." balas William. "Tuan Mario memiliki mantan kekasih bernama Belinda Moen. Suami dari Belin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 157 - KECURIGAAN

Marsha memarkirkan mobilnya di parkiran kampus. Ia turun dari mobil, dan langsung melangkah masuk ke dalam kampus. Marsha melirik arloji kini sudah pukul sembilan pagi. Hari ini Marsha memiliki kelas di jam sebelas siang, ia masih memiliki waktu dua jam lagi untuk bersantai. Pikiran Marsha beberapa hari ini benar-benar tidak bisa berpikir dengan baik. Tapi beruntung William selalu berada di sisinya. William selalu membantu Marsha, bahkan William mengambil alih semua hal yang membebani Marsha. Marsha memang benar-benar beruntung memiliki suami seperti William.Karin yang baru saja memarkirkan mobilnya. Ia turun dari mobil lalu menatap Marsha yang melangkah masuk ke dalam kampus. Dengan cepat Karin langsung berlari mengejar Marsha. "Marsha," suara Karin berteriak cukup keras hinggga membuat Marsha menghentikan langkahnya. "Karin! aku sudah bilang jangan berteriak! ini bukan hutan." seru Marsha kesal, ia sudah berkali-kali mengatakan jangan berteriak tapi tetap saja temannya itu tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 158 - BERTEMU PRIA ASING

Laura menatap bunga-bunga yang kini bertumbuh dengan sangat cantik. Marsha memang sangat menyukai tamannya di penuhi semua jenis bunga yang sangat indah. Angin berhembus dengan begitu menyejukan. Cuaca di Kanada begitu cerah, sehari-hari Laura lebih banyak menghabiskan waktunya di taman atau di studio lukisnya. Sudah beberapa hari ini Marsha tidak menemani dirinya, Laura mengerti saat ini Marsha sedang banyak masalah. Kandungannya kini sudah memasuki lima belas minggu. Perut Laura sudah semakin terlihat membesar. Terkadang Laura masih tidak memprcayai dirinya kini sudah mengandung. Laura tidak menyesali keadaan dimana dia harus mengandung anak dari Raymond. "Kenapa kau sendirian?" suara bariton menyapa Laura membuat Laura terkesiap, Laura langsung menoleh ke sumber suara itu dan tersenyum melihat sosok yang sangat dia kenali melangkah mendekat ke arahnya. "Raymond? kenapa bisa kau disini?" sapa Laura. Raymond melangkah mendekat dan duduk di samping Laura. "Sudah lama tidak bertemu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 159 - BENAR-BENAR BERBEDA

"Maaf, kau siapa?" tanya Marsha saat pria itu kini berada di hadapannya. Marsha sangat yakin, dirinya belum pernah bertemu dengan pria di hadapannya ini."Apa kabar Marsha? apa aku menganggu mu?" tanya pria itu dengan suara ramah."Maaf, kau siapa? apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Marsha lagi. Ia yakin tidak pernah bertemu dengan pria di hadapannya ini. Tapi kenapa pria ini mengenal dirinya. Marshan terus berusaha mengingat tapi tetap dia tidak mengenal pria dihadapannya ini. "Apa kita bisa berbicara sebentar Marsha?" kata pria itu, dia menatap lekat Marsha yang berdiri di hadapannya. "Aku tidak mungkin berbicara dengan pria asing. Aku tidak mengenal mu. Maaf aku harus segera pulang." tolak Marsha dengan suara lembut. Ia tidak mungkin berbicara dengan seorang pria asing. Pria itu tersenyum, "Aku Archie, pasti kau mengenal Agatha bukan? Agtha adalah saudara kembar ku." Tatapan Marsha berubah menunjukan tatapan tidak suka dengan pria dihadapannya ini setelah pria itu menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

BAB 160 - PERINGATAN DARI WILLIAM

William melajukan mobil Bugatti Veyron miliknya dengan kecepatan sedang menuju Moen Company. Tujuan William tentu bertemu dengan pemilik dari Moen Company. Rasanya William sangat suka jika ada orang yang bermain-main dengannya. Kini mobil milik William memasuki parkiran milik Moen Company. William turun dari mobil, dia langsung melangkah masuk ke dalam lobby perusahaan. Hari ini William datang ke Moen Company. Tentu saja William sudah tidak sabar bertemu dengan Belinda Moen. Sejak laporan dari Albert kemarin, William tidak bisa menunda lagi untuk bertemu dengan Belinda Moen. William melirik arloji, kini sudah pukul satu siang. Wiliam melangkah masuk menuju receptionist. Sudah sejak tadi orang di lobby tidak berhenti menatap William. Bagaimana tidak, William terlihat begitu dingin dan angkuh melangkah masuk ke dalam perusahaan itu. "Selamat siang tuan, ada yang bisa saya batu?" sapa seorang receptionist dengan suara lembut dan ramah. "Aku ingin bertemu dengan Belinda Moen." jawab W
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
53
DMCA.com Protection Status