Home / Romansa / Milyader, Mari Bercerai / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Milyader, Mari Bercerai: Chapter 101 - Chapter 110

178 Chapters

Bab 101

Aku mengangguk pelan, tetapi aku bertanya-tanya bagaimana Lucas bisa mengetahui isi tasku. "Kamu tahu dari mana kalau isinya kertas sketsa?" Lukas menunjuk tasku dengan dagunya. "Ritsletingnya setengah terbuka."Aku melihat ke bawah dan mengumpat, "Sial!" Aku segera meletakkan tas itu di pangkuanku untuk memeriksa apakah ada barang lain yang jatuh. Ritsletingnya pasti terbuka saat pencuri itu merebut tasku atau saat Luigi merampas tasku dari tangan si pencuri.Aku menyadari kalau Lucas terus menatapku saat aku mengeluarkan kertas-kertas sketsaku dan memeriksanya. Aku menghela napas lega karena semua desainku masih lengkap. Ketika mendongak, aku menjelaskan pada Lucas dengan canggung, "Aku takut ada yang hilang karena terselip atau jatuh." Aku berusaha tersenyum."Terus, ada yang hilang, nggak?" Dia mengangkat alisnya yang terukir sempurna. "Nggak. Semuanya masih ada," jawabku sambil mengembalikan kertas-kertas itu ke dalam tas."Aku boleh lihat, nggak?" tanya Lucas dengan lembut hingg
Read more

Bab 102

Lucas menghela napas sebelum menjawab, "Karena mereka nggak mengizinkan aku pulang.""Mereka?" Alisku turun saat aku menatap Lucas dengan bingung. "Siapa yang nggak mengizinkan kamu?"Bulu matanya turun dan sudut bibirnya terangkat membentuk senyum pahit. "Anggota keluargaku."Aku mengerutkan dahi saat mencoba memahaminya. Aku pun menggeleng dan berkata, "Aku nggak ngerti. Apa kamu bisa jelasin ke aku?""Jadi gini, kamu baru tahu, 'kan, kalau aku punya hubungan darah sama Mark?  Itu karena sebenarnya aku ini anak haram. Awalnya, aku nggak diterima sama keluarga itu. Aku cuma rahasia kotor mereka yang nggak pernah disebut-sebut atau dibicarakan. Mereka cuma membiarkan aku terkurung di ranjang rumah sakit." Lucas melanjutkan, "Ayahku adalah suami Doris yang sudah meninggal. Dia satu-satunya orang yang menghubungkan aku dengan keluarga itu. Waktu ayahku meninggal, dia cuma punya satu keinginan. Dia ingin keluarga itu merawat aku dengan baik, jadi mereka menerima aku dengan berat hati."A
Read more

Bab 103

Sudut pandang Mark:"Ini laporan penyelidikan Nona Bella," aku mendengar asistenku berkata.Aku hanya menanggapinya dengan bergumam. Beberapa detik kemudian, aku mengalihkan pandanganku dari berkas yang merinci semua hal yang perlu diketahui tentang investor terbaru GT Group, tetapi asistenku langsung berlari keluar pintu.Aku terpaku dan bertanya-tanya mengapa dia begitu terburu-buru. Pandanganku kembali tertuju pada laporan yang aku perintahkan untuk dibawakan.Meskipun aku ingin membaca sendiri setiap detail laporan itu, aku terlalu sibuk. Tadinya, aku berencana meminta asistenku untuk meringkas laporan itu karena dialah yang menyusunnya setelah detektif swasta melakukan penyelidikan, tetapi sekarang asistenku sudah pergi begitu saja.Aku meraih ponselku dan hendak menelepon asistenku, tetapi aku berhenti. Pandanganku beralih pada laporan yang tergeletak di satu sisi mejaku, di atas tumpukan berkas yang masih harus aku baca.Membaca laporan itu seharusnya tidak memakan waktu lama; m
Read more

Bab 104

Aku menaiki mobilku dan melaju melewati batas kecepatan saat aku memacu mobilku ke apartemen Bella.Sejak pesta ulang tahun yang berakhir dengan tangisannya, Bella tidak pulang ke tempatku. Jadi, seharusnya dia berada di apartemennya atau mungkin dia memutuskan untuk menangis di pelukan kekasihnya.Yah, apa pun itu, aku akan mengetahui kebenarannya saat aku sampai di apartemennya.Aku tidak mau repot mengemudikan mobil ke halaman rumahnya atau memarkirnya dengan rapi. Aku hanya menghentikan mobil, mencabut kunci, dan menaiki tangga menuju apartemen Bella. Saat aku sampai di pintunya, aku tidak ragu untuk menghantamkan tinjuku ke pintunya."Bella!" teriakku dengan segenap kemarahan dan rasa sakit yang aku rasakan. Tidak ada jawaban dari dalam, tetapi aku tidak menyerah. Aku terus menghantamkan tinjuku ke pintunya.Aku mengangkat tinjuku untuk menghantamkannya ke pintu untuk keempat kalinya, tetapi aku mendengar suara gaduh dari dalam. Aku berhenti dengan tangan yang masih menggantung di
Read more

Bab 105

Sudut pandang Mark:Aku bergegas mengejar para perawat saat mereka mendorong Bella ke dalam rumah sakit dengan brankar. Tidak ada yang datang saat aku berteriak meminta bantuan setelah Bella mulai pendarahan, tetapi begitu aku turun ke lantai bawah, ambulans telah tiba.Dengan tergesa-gesa, aku masuk ke ambulans dan memegang tangan Bella. Aku memanggil namanya beberapa kali dan berharap dia akan terbangun, tetapi matanya tetap tertutup.Dokter tiba-tiba muncul dari sudut ruangan. Dia menggantungkan stetoskopnya dengan asal di lehernya. Sambil berjalan cepat mengikuti para perawat yang mendorong brankar, aku menjelaskan semua yang terjadi pada sang dokter."Kayaknya orang itu sempat memukuli Bella, karena dia tiba-tiba mulai pendarahan."Dokter itu mengangguk dan memasuki bangsal tempat mereka membawa Bella. Dia sudah dibaringkan di ranjang rumah sakit. Aku tidak diizinkan masuk ke bangsal, jadi aku tetap berada di luar pintu dan mengamati melalui kaca tembus pandang di pintu.Dokter it
Read more

Bab 106

"Dok, apa pasiennya sudah bangun? Apa saya boleh ketemu dia sekarang?" Akhirnya, aku bisa bersuara.Namun, dokter itu hanya menggeleng. "Pasien masih tidur karena pengaruh anestesinya. Pasien akan dipindahkan ke kamar perawatan sekarang. Dalam beberapa menit lagi, pasien pasti sudah bangun.""Makasih, Dok." Dokter itu mengangguk, lalu pergi.Aku berada di ruang tunggu sambil mencoba untuk tetap sabar menunggu Bella terbangun. Lalu, seorang perawat menghampiriku, "Pak Mark, pasien yang Anda bawa sudah dipindahkan ke kamar dan sekarang sudah bangun. Kalau Anda mau ketemu pasien sekarang, saya bisa antar Anda ke bangsalnya."Aku berdiri dan mengangguk. "Tolong antarkan saya ke kamarnya." Perawat itu memimpin jalan dan aku mengikutinya. Kami melewati beberapa kamar lain sampai akhirnya sang perawat berhenti di depan sebuah pintu.Dia membuka pintunya. "Ini bangsalnya, Pak."Aku memasuki bangsal dan perawat itu pergi meninggalkanku berdua dengan Bella. Wajah Bella sedang menoleh ke sisi lai
Read more

Bab 107

Gelombang kemarahan yang dahsyat menyelimutiku. Perasaan ini datang mewakili Sydney dan diriku. Aku menatap Bella dengan pandangan penuh penghinaan."Nggak usah salahkan Sydney terus ataupun nutupi kebohonganmu dengan membuatnya tampak buruk. Ini nggak ada hubungannya sama dia. Aku bahkan sudah lama nggak berhubungan dengannya, lebih tepatnya sejak kami bercerai. Jadi, jangan libatkan dia.""Percayalah, sejak Syd …. "Aku menutup mata dan menggertakkan gigiku, berusaha menahan amarahku. Namun, Bella membuatnya semakin sulit. "Diam, Bella. Aku nggak mau dengar kebohonganmu yang dibuat-buat lagi. Aku sudah cukup mendengarnya.""Mark …. ""Sebaiknya kamu istirahat. Aku pergi dulu. Akan kutelpon Michael dan Clarissa biar mereka datang menjemputmu," perintah aku.Darah seolah-olah mengalir dari wajah Bella. Matanya membelalak penuh kepanikan. Tubuh dan suaranya gemetar saat dia berteriak, "Apa kamu mau putus denganku?!"Aku mengangkat alisku. "Memangnya kita pernah pacaran? Kita nggak perna
Read more

Bab 108

Sudut pandang Sydney:Aku menautkan alisku saat melihat judul berita yang baru saja muncul di notifikasi ponselku. Judul yang mencolok itu bertuliskan.[ Wanita Licik Mengalami Keguguran, Kehilangan Tiket Menuju Kekayaan. ]Sebuah foto Mark sedang menggendong Bella yang berlumuran darah ke dalam ambulans terlampir di postingan berita tersebut. Meskipun wajah mereka sedikit kabur karena mosaik tipis, siapa pun yang akrab dengan kalangan atas pasti bisa mengenali mereka dalam sekejap. Itu karena Bella sering memamerkan foto-foto kehamilannya di media sosial.'Apa mereka bertengkar atau semacamnya?' pikirku penasaran. Namun, rasa ingin tahu itu tidak cukup untuk membuatku ingin membuka beritanya dan mengalihkan perhatian dari pekerjaanku.Aku menghela napas, lalu menggulir layar ponselku ke gambar sampel perhiasan yang diinginkan seorang klien. Inilah tujuanku mengambil ponsel. Aku membandingkannya dengan sketsa yang telah kubuat dan menggelengkan kepala.Aku sudah puas dengan apa yang ku
Read more

Bab 109

"Kami benar-benar …. "Aku bersandar di kursi dan memotong ucapannya, "Aku penasaran, apa seorang anak perempuan hanya alat untuk kamu gunakan? Apa begitu kami semua bagimu? Apa kamu selalu menganggap Bella begitu?"Aku berhenti sejenak, tiba-tiba gambaran tentang Mark menggendong Bella yang berlumuran darah terlintas di pikiranku. "Aku benar-benar penasaran, apa kamu sudah mengunjungi Bella di rumah sakit? Atau kamu belum mendengar apa-apa?""Aku …. " Suara ayah terdengar tercekat. Aku bahkan merasa kesal dengan diriku sendiri karena masih menganggap mereka sebagai orang tuaku. "Aku akan pergi sekarang juga!" katanya dengan tergesa-gesa."Saran dariku, berhentilah sebelum semuanya terlambat. Menabunglah untuk dirimu sendiri dan ibu supaya kalian nggak benar-benar jadi gelandangan. Dan tolong jangan hubungi aku lagi!" kataku dengan tegas lalu mengakhiri panggilan telepon dan memblokir nomor itu. Aku penasaran nomor mana lagi yang akan dia pakai untuk menelepon.Aku mendorong ponselku k
Read more

Bab 110

Sudut pandang Bella:"Terima kasih." Aku masih terbaring di ranjang dengan posisi telungkup dan suaraku terdengar serak, bahkan tidak sedikit pun terkesan bersyukur. "Bisakah kalian pergi sekarang?""B …. ""Ibu!" Aku berbalik dengan marah dan menatap tajam pada mereka. "Apa kalian nggak bisa pergi? Tolonglah, aku ingin sendirian!"Dadaku naik turun dengan cepat karena marah sambil melihat mereka saling bertukar tatapan. Mereka lalu berdiri dan keluar dari kamar.Aku melihat barang-barang yang mereka bawa untukku, lalu menyingkirkan makanan yang diberikan untukku dan meraih ponselku. Dengan tergesa-gesa, aku menggulir layar ponselku untuk mencari berita, blog, dan komentar-komentar yang ada.Seperti yang mereka katakan, berita itu sudah menyebar ke mana-mana. Setiap saluran berita hiburan, blog, bahkan kanal media mengolok-olokku karena ditinggalkan oleh Mark.[ Wanita matre berpura-pura hamil untuk menjebak miliarder Mark Torres. ][ Wanita hamil yang mencoba memaksakan dirinya masuk
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status