Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Sang Penghancur Langit : Chapter 131 - Chapter 140

240 Chapters

Tawaran Menggiurkan

"Kurang ajar! Kehadiran pemuda itu sudah membuatku gagal mendapatkan Kirana, aku sungguh inginkan gadis itu!" maki juragan Bentra.Sudah berbagai cara dilakukan oleh juragan Bentra untuk menghancurkan kedai Wardana, tapi tetap tidak ada satupun yang berhasil melakukannya, semuanya gagal karena Arya selalu gagalkan semua yang sudah dia perbuat."Apa ada cara untuk jauhkan pemuda itu dari kota ini?" tanya juragan Bentra."Bagaimana jika kita bayar dia untuk pergi dari kota ini, juragan?" tanya danau hitam. Salah satu dari tiga pendekar danau maut."Membayarnya? Apakah itu mungkin, danau hitam?" tanya juragan Bentra."Menurut juragan, apa yang membuat dia bertahan di kota ini? Aku yakin dia ingin modalnya kembali setelah itu dia akan pergi dari kota ini!" kata danau hitam."Kau benar juga, kalau begitu panggil dia ke rumah ini!" kata juragan Bentra."Aku yang akan memanggil dia!' kata danau biru.Lelaki berpakaian biru itu memberikan hormat pada juragan Bentra, dan melesat menuju ke arah
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Ibu Yang Kejam

Seperti biasa warung Wardana akan buka disaat siang mendekat, dan pagi itu, tidak seperti biasa.Nyai asih datang ke warung dengan pakaian yang bagus, dan dia mendekati Wardana."Warung kita sepertinya maju, suamiku!" kata nyai asih."Benar! Dan semuanya tidak lepas dari kerja keras, Kirana!" jawab Wardana."Dia memang, anak yang baik!" kata nyai asih.Saat keduanya masih bicara, Kirana datang, dan sudah membawa tempat belanjaan untuk belanja ke pasar."Kau mau belanja, Kirana?" tanya nyai Asih."Iya Bu!" jawab Kirana tidak suka pada ibunya itu."Ibu akan menemani mu, apakah kau mau?" tanya nyai Asih.Kirana menatap ayahnya, Wardana. Yang di sambut anggukan kepala."Baiklah ibu, Kirana mau," jawab gadis itu.Nyai asih tersenyum penuh misteri, dan dia angguk kepala pada suaminya."Kalian berdua hati-hati lah!" kata Wardana."Baik ayah!' kata Kirana dan keluar dari kedai mereka.Kirana begitu cantik pada hari itu, pancaran dari tubuhnya begitu sempurna, dan itu membuat siapapun yang mel
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Amarah Wardana

Juragan Bentra termangu melihat gadis yang baru saja dia nikmati itu sudah bersimbah darah, dan hanya menunggu kematian saja."Sialan! Aku belum puas dia sudah memilih mati! Dasar gadis bodoh!" kata juragan Bentra dan tanpa sedikitpun peduli pada Kirana yang sudah menunggu mati, dia meninggalkan gadis yang masih tak berpakaian itu.Setelah itu dia memilih untuk keluar."Kita kembali, ambil jalan potong, ambil jalan yang lain!" kata juragan Bentra."Baik, juragan!" jawab danau biru.Empat orang itu meninggalkan gubuk di tengah hutan itu, dan tak sedikitpun peduli dengan seorang gadis yang meregang nyawa di dalam gubuk itu."Kita segera ke kota, aku ingin mengurus sesautu dengan Adipati!" kata juragan Bentra."Baik juragan!"***"Cepat katakan, dimana letak tempat persembunyian juragan itu?" bentak Arya pada anak buah juragan Bentra yang membawanya."Mereka ada di dalam hutan tuan pendekar, tapi aku tidak tahu dimana keberadaan gubuk itu," jawab anak buah juragan Bentra itu."Bodoh! Kau
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Mendatangi Juragan Barsah

"Saatnya menyelesaikan semua ini!" kata Arya.Itu Arya katakan setelah menenangkan Wardana, dan memutuskan akan mengakhiri kekejaman yang terjadi di kota itu."Apakah kau sungguh ingin membunuh juragan Bentra, Arya?" tanya Wardana."Iya paman, sudah saatnya memang akhiri semua ini!" jawab Arya."Apakah aku boleh ikut?" tanya Wardana."Tidak usah, paman. Paman disini saja!" kata Arya.Wardana angguk kepala dan melihat Arya meninggalkan rumahnya.Tapi saat Arya sudah tidak terlihat, Wardana masuk kedalam kamarnya, dan mengambil sebilah pedang yang panjang."Aku tidak akan biarkan juragan itu dibunuh oleh orang lain, harus aku yang membunuhnya, bukan orang lain!" kata Wardana dan berjalan mengejar Arya.Huppppp!!Arya melesat di tengah kota Gambalang, dia sudah memutuskan akan selesaikan kejahatan di kota itu sebelum akhirnya tinggalkan kota itu menuju pulau siluman ular hijau.Arya mendarat di atap rumah juragan Bentra, dan mengawasi dari atas."Dia ternyata sudah menyiapkan penyambutan
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Kematian Juragan Barsah

Arya menarik paksa juragan Bentra dari ruangan yang seharusnya tidak diketahui oleh banyak."Apa kau pikir aku tidak tahu? Anak buahmu sudah berkhianat!" kata Arya."Tidak, itu tidak mungkin. Anak buah ku orang-orang yang setia!" kata juragan Bentra."Setia? Buktinya aku menemukan dirimu!" kata Arya.Bammmmmmmmm!!Arya memukul punggung juragan Bentra, dan itu membuat juragan itu terjungkal ke depan."Apa yang kau lakukan, keparat? Aku adalah juragan kota ini!" bentak juragan Bentra."Sudah saatnya kau menghilangkan nama juragan mu itu," ucap Arya."Apa maksudmu?" tanya juragan Bentra ketakutan.Arya tidak menjawab, tapi dia mendekat ke arah juragan Bentra, dengan langkah yang pelan."Karena hari ini kau akan mati!"Satu suara penuh dendam terdengar, dan itu adalah suara dari Wardana. Mata juragan Bentra melirik, dan lirikan itu sangat menakutkan.Sreeetttt!!Wardana mencabut pedang yang sudah dia bawa dari rumahnya, dan berjalan dengan mata penuh amarah."Arya! Ijinkan aku yang membun
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Musuh Yang Tangguh

Arya kaget dengan perkataan nenek tua itu."Apa maksud nenek?" tanya Arya.Hehehehe!"Kau sudah memasuki daerah yang salah anak muda!" kata nenek tua itu.Whuttttt!!Tiba-tiba saja nenek tua itu mengebutkan tongkatnya ke arah Arya dan itu mengeluarkan angin yang kencang.Tappppp!!Arya menahan tongkat itu dengan telapak tangannya, dan itu membuat terjadi adu tenaga dalam antara Arya dengan nenek tua itu.Bammmmmmmmm!Ledakan energi terjadi, bahkan itu membuat gubuk nenek tua itu hancur berantakan, membuat Arya dan nenek kini terlihat dengan jelas."Kau memiliki sesuatu yang mengerikan ternyata," kata nenek tua itu.Arya menatap, mencoba mendeteksi kemampuan nenek tua itu."Siapa kau nek?" tanya Arya.Hehehe!Kembali nenek tua itu hanya terkekeh menjawab pertanyaan Arya.Kembali Arya dilanda kebingungan, belum lagi secara tiba-tiba berdatangan belasan nenek-nenek dengan usia yang tidak terlalu jauh dari nenek yang baru saja dia hadapi."Gondola! Segera berlari menuju hutan!" teriak Ary
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Kelompok Tongkat Hitam

Belasan kakek dan nenek berkemampuan tinggi itu tidak menjawab, mereka hanya saling tatap dan hanya berikan jarak yang lebar."Tongkat mengejar nyawa!"Satu teriakan dari jauh terdengar, dan itu membuat semua yang mengurung Arya angguk kepala, dan memutar tongkat yang jadi senjata andalan mereka."Ada apa ini? Kenapa setelah dengar suara itu, mereka menjadi memiliki semangat baru? Atau kekuatan baru kah?" gumam Arya Arya memperhatikan jika semua mata yang awalnya menunjukkan rasa ragu untuk menyerang kembali memiliki keberanian.Satu persatu, kakek dan nenek tua yang berilmu tinggi itu berlari pelan, berlari memutari Arya, jumlah yang banyak tidak membuat mereka saling bertabrakan.Semakin lama mereka semakin cepat memutari tubuh Arya, dan hanya selulit bayangan mereka yang terlihat.Whusssssssss!Sebuah tongkat melayang ke arah Arya, tapi untungnya Arya masih mampu hindari dengan berkelit ke samping, tapi saat itulah serangan kuat dari nenek dan kakek itu dimulai.Belasan tongkat ya
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Kota Di Atas Bukit

Arya mengerahkan seluruh ilmu meringankan tubuh yang dia miliki, itu karena Arya merasakan banyak pancaran energi yang datang ke arahnya."Aku tidak mungkin ke kadipaten Gambalang, aku harus ambil jalan ke kanan!" kata Arya.Arya melesat cepat, dan benar saja saat Arya memasuki hutan lain untuk menyamarkan keberadaannya, belasan anak buah si tongkat maut sudah sampai di tempat Arya dan kuda gondola bicara."Kemana bocah itu?""Mana kau tahu, bukankah kita sampai sama-sama disini!" jawab rekannya."Jadi bagaimana ini? Hutan ini sangat lah luas, tidak mungkin kita temukan dia!""Kita bagi kelompok, sertiap kelompok terbagi atas dua orang!" kata salah satu dari mereka memberikan ide."Aku setuju, kita datangi setiap kota yang ada di negeri ini, dan bawa kepala bocah itu untuk ketua!" kata mereka.Mereka angguk kepala, dan memilih rekan untuk mencari dan mengejar Arya yang mereka pun tidak tahu dimana keberadaannya.Dalam waktu yang singkat, mereka sudah tinggalkan daerah hutan itu, dan h
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Masalah Perguruan Elang Sakti

Mendengar Arya menjawab dan akan bersedia memberikan bayaran, Ki Bonggol yang awalnya rebahan kali ini duduk dan menjadi lebih serius."Apa kau sungguh mau membayar ku untuk membawamu masuk ke perguruan elang sakti?" tanya Ki Bonggol."Iya, untuk awalnya kita makan dulu!" ajak Arya."Baik, aku mau! Dari pagi aku belum makan!" kata Ki Bonggol dan menyambut ajakan Arya.Dua orang dari beda generasi itu keluar dari rumah Ki Bonggol dan memasuki sebuah rumah makan yang mewah."Apa ini tidak berlebihan, anak muda?" tanya Ki Bonggol."Kenapa, kek?" tanya Arya."Harga makanan disini katanya orang-orang sangat mahal, hanya orang penting yang boleh makan disini!" kata Ki Bonggol."Kakek penting untukku, jadi kakek pantas makan disini!" kata Arya.Ki Bonggol diam, dia menjadi curiga dengan identitas Arya, dan tidak lagi memikirkan tujuan Arya ingin datang ke perguruan elang sakti."Siapkan kami sebuah meja pribadi!" kata Arya begitu dia masuk.Arya mengatakan itu karena pelayan pasti akan usir
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Memasuki Perguruan

"Ki Bonggol!"Ki Banggar menyambut Ki Bonggol dengan wajah yang begitu sumbringah, sebuah senyum lebar tergambar di wajahnya, dan itu senyum yang sudah lama hilang dari Ki Banggar."Kenapa kau tidak mengunjungi ku, dalam waktu yang lama, sahabatku?" tanya Ki Banggar dengan wajah yang merungut."Seharusnya pertanyaan itu aku tujukan padamu, sahabatku! Apa harus selalu aku yang datang untuk menemui dirimu?" tanya Ki Bonggol balik bertanya."Kau pasti tahu keadaan Perguruan ku, bagaimana saat ini, aku tidak memiliki muka untuk dunia luar!" jawab Ki Banggar dengan wajah pilu."Kau terlalu memikirkan semua itu, sahabatku! Kau harus merelakan semuanya!" kata Ki Bonggol.Ki Banggar diam, dia tidak mampu menjawab perkataan Ki Bonggol."Jadi apa yang membuatmu kemari, sahabatku?" tanya Ki Banggar."Aku ingin membawa seseorang menemui, diirmu, apakah kau memiliki waktu bertemu dengannya?" tanya Ki Bonggol."Huh .. pasti hanya orang yang tidak penting!" ejek Ki Sengko yang masih ada di tempat it
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status