Semua Bab Sang Penghancur Langit : Bab 111 - Bab 120

133 Bab

Kekalahan Pemberontak

Arya masih terus berusaha menjatuhkan ketua Bernadi, meskipun sudah mengalami banyak luka, tapi ketua Bernadi masih mampu bertahan dari setiap serangan Arya.Crasssssss!!Saat memiliki satu kesempatan, Arya menebas ke arah punggung ketua Bernadi, ketua Bernadi mencoba menghindari serangan itu, tapi yang terjadi malah tangan kirinya yang jadi sasaran ketajaman pedang urat petir.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Ketua Bernadi harus merelakan satu tangannya buntung, dan yang paling membuatnya terkejut tangannya gosong menjadi hitam.Selain itu, dia juga merasakan energi yang merusak mencoba memaksa masuk ke dalam tubuhnya.Tukkkkkk!!Ketua Bernadi langsung menotok pergelangan tangan yang sudah buntung, dan itu dia lakukan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pada tangannya itu."Setelah tanganmu, sebentar lagi lehermu yang akan buntung!' kata Arya.Ketua Bernadi tidak lagi menjawab, dia meyakini itu, dia sudah kalah, hanya harga diri saja yang membuat dia tidak menyerah pada Arya."Aku akan ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Eksekusi Mati

Mayat-mayat bergelimpangan di halaman istana kerajaan Purawa, dan itu adalah mayat dari dua belah pihak yang berperang.Tidak ada senyum bahagia setelah perang itu berakhir dan yang adalah senyum tangis yang penuh dengan kehilangan sahabat maupun rekan seperjuangan."Pangeran, apakah Yang Mulia sudah jadi di jemput?" tanya Resi Gunin pada Arya."Sudah resi, aku sudah perintahkan Mahapatih Tengguru untuk jemput ayahanda dan seluruh keluarga kerajaan!" jawab Arya."Baguslah! Ingat janjimu pangeran!" kata Resi Gunin."Pasti Resi, aku akan menjadi raja di kerajaan ini jika ayah sudah turun tahta!" kata Arya."Hehehehe! itu yang aku harapkan!" kata Resi Gunin.Arya menatap ke seluruh penjuru istana, banyak bangunan istana yang hancur, hancur karena pertarungan antara dirinya dengan ketua Bernadi."Dia lawan yang tangguh!" kata Arya sambil menatap mayat ketua Bernadi yang tanpa kepala."Ayo kita bereskan seluruh kekacauan ini sebelum ayahanda sampai di istana ini!" kata Arya.Prajurit keraj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Rencana Adipati Pandi

Brakkkkkkk!"Itu mustahil terjadi!"Amarah itu datang dari seorang lelaki yang memakai topeng tengkorak, dan amarah itu menghancurkan sebuah meja batu yang ada di ruangan sebuah rumah di kota Semia."Aku tidak berbohong ketua, anak buah kelompok teratai kuning saat ini sudah tercerai berai, dan kata mereka ketua Bernadi sudah tewas dibunuh oleh seseorang di kerajaan Purawa!"Amarah itu memang datang dari ketua Son Chong, dia tidak menyangka jika ketua Bernadi, salah satu orang yang dia dapatkan dan rekrut untuk jadi bagian dari kelompok teratai tewas di tangan seseorang di kerajaan Purawa."Sudah aku katakan, jangan ikut campur dengan urusan pemerintahan, tapi tetap saja dia tidak mendengarkan apa yang aku katakan!" kata ketua Son Chong."Jadi apa yang harus kita lakukan ketua?""Aku ingin selidiki siapa yang sudah mengalahkan ketua bernadi, untuk sementara kelompok teratai kuning aku non aktifkan!" kata ketua Son Chong.Ketua Son Chong menjadi melamun, dia memikirkan siapa yang mampu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Bangunan Di Tengah Hutan

Pemuda itu adalah Arya, setelah menyelesaikan masalah kerajaan, dan diangkat jadi putra mahkota, Arya kencana untuk tinggalkan istana dengan alasan mencari pedang matahari.Tapi yang Arya temukan saat ini adalah pembangunan sebuah bangunan yang begitu luas, begitu besar.Arya turun, dan dia menuntun kudanya untuk berjalan mendekati ratusan orang yang sedang melakukan pekerjaan itu."Siapa kau anak muda?"Seorang lelaki dengan pakaian Adipati berteriak dan menghalangi Arya yang ingin mendekati bangunan yang sedang dibangun itu."Maaf, paman! Aku hanya seorang petualang," jawab Arya sopan."Apa yang kau lakukan disini?" tanya orang itu lagi."Aku baru sampai dan baru keluar dari hutan itu paman, aku baru datang dari negeri Purawa!" jawab Arya."Negeri Purawa? Apakah kau lewati hutan siluman itu?" tanya lelaki yang tak lain adalah Adipati Pandi."Hutan siluman? Aku tidak merasakan jika itu hutan siluman!" kata Arya."Itu hutan yang mengerikan, sungguh berani kau memasuki hutan ini!" kata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Bicara Dengan Ki Guntur

KI Guntur kaget saat melihat murid terbaik perguruan guntur muntah darah karena pukulan Arya."Anak muda! Aku lawanmu!"Ki Guntur melompat tinggi, dan memberikan satu serangan kuat ke arah Arya."Ki Guntur! Tahan serangan mu!"Ki Rembang yang melihat sesungguhnya Arya sudah menahan diri dalam meladeni murid terbaik perguruan Guntur mencoba hentikan Ki Guntur, tapi semuanya sudah terlambat. Ki Guntur sudah gelap mata melihat murid perguruannya muntah darah Arya pun tidak mau terluka karena serangan Ki Guntur, dia memutar tubuh sekalian mengeluarkan tenaga dalamnya.Bammmmmmmmm!!Dua tangan yang di kepal bertemu, dan suara ledakan terdengar, tidak hanya suara ledakan, tapi gelombang kejut dari dua pukulan itu menghempaskan rambut dari murid-murid perguruan Guntur itu."Tidak mungkin!" kata Ki Rembang saat melihat Ki guntur terdorong lima langkah, sementara Arya hanya tetap bertahan di tempatnya."Anak muda itu sangat kuat!" kata Ki Rembang.Hiiiaaattt!!Ki Guntur tidak terima dia dikal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Mewariskan Kitab Ilmu Pengobatan

"Benarkah jika Ki Rembang, Tabib Tujuh Penjuru Mata Angin?" tanya Arya inginkan jawaban yang sesungguhnya."Iya, itulah julukan Ki Rembang, tapi sekarang dia seolah lupakan julukannya itu," kata Ki Guntur."Aku ingin bicara denganmu Ki, aku sudah mencari mu lebih dari belasan purnama!" kata Arya."Bicara denganku? Ada apa? jika kau inginkan aku mengobati seseorang atau mengajari mu ilmu pengobatan, lupakan saja!" kata Ki Rembang pada Arya."Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan meminta mengobati seseorang, atau meminta kau ajari aku menjadi ahli obat!" kata Arya."Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Ki Rembang jadi tertarik dengan jawaban Arya."Aku ingin kita bicara empat mata!" kata Arya."Kau anggap aku orang lain?" tanya Ki Guntur tidak suka. Ki Guntur masih penasaran dengan kitab api yang ada pada Arya, dan kini Arya seolah anggap dia tak ada saat Arya meminta bicara empat mata dengan ku Rembang."Maaf paman! Ini sesuatu yang bersifat pribadi, hanya aku dan Ki R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Menuju Kota Mentari

Ki Rembang berjalan keluar dengan cepat ke luar dari gua, dan disana ada dua orang yang datang menunggu dengan wajah yang lelah."Apa benar kalian utusan, Adipati Jampar?" tanya Ki Rembang."Iya tabib, saat ini Adipati Jampar sudah tidak memiliki pilihan lain selain meminta bantuan, tabib!" kata utusan itu."Apa yang terjadi dengan kadipaten Mentari?" tanya Tabib Rembang."Racun yang mengerikan!" jawab utusan itu."Racun?" desis Ki Rembang.***Kadipaten Mentari, kadipaten yang berjarak puluhan ribu kilometer jauhnya dari kota rimba raya, dan dua kadipaten itu terpisahkan oleh kadiapten lain, kadipaten Sekayu.Kadipaten Mentari merupakan kadipaten yang memiliki banyak hasil bumi dan hasil alam yang lain.Di kota itu ada sebuah tambang emas, satu-satunya penambangan emas yang ada di negeri lingga.Selain ibukota, kota Mentari merupakan kota kedua terbesar dan teramai yang ada di negeri lingga, dan penyebabnya adalah tambang emas.Adipati Jampar, Adipati yang berkuasa di kadiapten itu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Kota Sandiwara

Dua ekor kuda gagah berjalan membelah dan menembus hutan yang membatasi kota rimba raya dengan kota Sedayu, kadipaten Sedayu."Kita sudah sampai di kadipaten Sedayu Arya, hati-hati dengan penduduk kota ini," kata Ki Rembang pada Arya."Kenapa, paman?" tanya Arya ingin tahu."Di kota ini, warga kota akan sengaja mencari masalah demi pundi emas!" jawab Ki Rembang."Eh kenapa begitu?" tanya Arya bingung."Itu kebiasaan penduduk kota ini, jadi kota ini tidak ada majunya," jawab Ki Rembang."Kalau begitu kita tidak usah singgah, paman. Dari pada dapat masalah," kata Arya."Tidak, kita harus singgah! Hanya ini kota yang akan kita lewati sebelum kota mentari!" jawab Ki Rembang."Tapi nanti ada yang cari masalah, paman," kata Arya lagi."Anggap saja pelajaran untuk mencoba kehati-hatian, Arya!" ucap Ki Rembang."Pelajaran kehati-hatian!" gumam Arya.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota Sedayu, puluhan pasang mata menatap mereka seolah Arya dan Ki Rembang adalah makanan mereka."Jangan tatap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Kadipaten Mentari

Menempuh perjalanan tiga hari tanpa halangan, Arya dan Ki Rembang akhirnya sampai di wilayah kadipaten Mentari, tujuan akhir dari keduanya."Sungguh ramai kadipaten ini, paman!" kata Arya.Meskipun Arya sudah berada di ibukota, seperti ibukota kerajaan Teruma, kota Wan. Tapi Arya belum pernah lihat kota yang sangat ramai dan semaju kota mentari."Kota ini merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota kerajaan lingga!" kata Ki Rembang."Benarkah itu, paman?" tanya Arya."Iya, itu memang benar!" jawab Ki Rembang.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota mentari, belasan orang dengan pakaian berlambang beruang menghadang perjalanan mereka."Ada apa ini?" tanya Ki Rembang."Maaf, orang luar dilarang memasuki kota ini! Jadi kalian sebaiknya putar balik dulu!' kata salah satu dari belasan orang yang memakai pakaian berlambang beruang itu."Eh kenapa?" tanya Ki Rembang."Saat ini keadaan kota sedang tidak kondusif, kami dari perguruan beruang biru yang saat ini jadi penjaga kota ini!""Bagaima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Masalah Kota Mentari

Semua mata menatap ke arah Arya, dan menunggu jawaban dari pemuda itu. Arya tersenyum, karena empat pasang mata menatap dia dan menunggu jawaban."Jika aku menolak, untuk apa aku ikut, paman!" jawab Arya.Jawaban Arya itu sudah menujukkan jika Arya bersedia untuk mencari telaga mata dewa untuk jadi penawar racun dari sakit yang di derita Adipati Jampar dan keluarganya."Katakan saja, dimana wilayah dari pulau ular siluman itu?" tanya Arya."Cukup jauh, tapi jika kau terus memacu kuda tanpa henti, kau akan sampai di pesisir pantai dalam lima hari!" kata Ki Rembang."Hanya lima hari? Itu tidak jauh!" kata Arya."Tapi sebaiknya kau berangkat esok saja, Arya. Kau sudah lelah, sebaiknya kau istirahat dulu!' kata Ki Rembang."Iya, paman! Aku akan istirahat!" jawab Arya dan keluar dari gubuk itu."Kau akan istirahat di luar, Arya? Apa kau merasa jijik dengan tubuh kami?" tanya Adipati Jampar."Hahahaha! Jangan tersinggung Adipati, Tapi aku tidak tahu aku harus istirahat dimana!" jawab Arya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status