Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Bangunan Di Tengah Hutan

Share

Bangunan Di Tengah Hutan

last update Last Updated: 2025-01-16 12:29:50

Pemuda itu adalah Arya, setelah menyelesaikan masalah kerajaan, dan diangkat jadi putra mahkota, Arya kencana untuk tinggalkan istana dengan alasan mencari pedang matahari.

Tapi yang Arya temukan saat ini adalah pembangunan sebuah bangunan yang begitu luas, begitu besar.

Arya turun, dan dia menuntun kudanya untuk berjalan mendekati ratusan orang yang sedang melakukan pekerjaan itu.

"Siapa kau anak muda?"

Seorang lelaki dengan pakaian Adipati berteriak dan menghalangi Arya yang ingin mendekati bangunan yang sedang dibangun itu.

"Maaf, paman! Aku hanya seorang petualang," jawab Arya sopan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya orang itu lagi.

"Aku baru sampai dan baru keluar dari hutan itu paman, aku baru datang dari negeri Purawa!" jawab Arya.

"Negeri Purawa? Apakah kau lewati hutan siluman itu?" tanya lelaki yang tak lain adalah Adipati Pandi.

"Hutan siluman? Aku tidak merasakan jika itu hutan siluman!" kata Arya.

"Itu hutan yang mengerikan, sungguh berani kau memasuki hutan ini!" kata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Bicara Dengan Ki Guntur

    KI Guntur kaget saat melihat murid terbaik perguruan guntur muntah darah karena pukulan Arya."Anak muda! Aku lawanmu!"Ki Guntur melompat tinggi, dan memberikan satu serangan kuat ke arah Arya."Ki Guntur! Tahan serangan mu!"Ki Rembang yang melihat sesungguhnya Arya sudah menahan diri dalam meladeni murid terbaik perguruan Guntur mencoba hentikan Ki Guntur, tapi semuanya sudah terlambat. Ki Guntur sudah gelap mata melihat murid perguruannya muntah darah Arya pun tidak mau terluka karena serangan Ki Guntur, dia memutar tubuh sekalian mengeluarkan tenaga dalamnya.Bammmmmmmmm!!Dua tangan yang di kepal bertemu, dan suara ledakan terdengar, tidak hanya suara ledakan, tapi gelombang kejut dari dua pukulan itu menghempaskan rambut dari murid-murid perguruan Guntur itu."Tidak mungkin!" kata Ki Rembang saat melihat Ki guntur terdorong lima langkah, sementara Arya hanya tetap bertahan di tempatnya."Anak muda itu sangat kuat!" kata Ki Rembang.Hiiiaaattt!!Ki Guntur tidak terima dia dikal

    Last Updated : 2025-01-17
  • Sang Penghancur Langit    Mewariskan Kitab Ilmu Pengobatan

    "Benarkah jika Ki Rembang, Tabib Tujuh Penjuru Mata Angin?" tanya Arya inginkan jawaban yang sesungguhnya."Iya, itulah julukan Ki Rembang, tapi sekarang dia seolah lupakan julukannya itu," kata Ki Guntur."Aku ingin bicara denganmu Ki, aku sudah mencari mu lebih dari belasan purnama!" kata Arya."Bicara denganku? Ada apa? jika kau inginkan aku mengobati seseorang atau mengajari mu ilmu pengobatan, lupakan saja!" kata Ki Rembang pada Arya."Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan meminta mengobati seseorang, atau meminta kau ajari aku menjadi ahli obat!" kata Arya."Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Ki Rembang jadi tertarik dengan jawaban Arya."Aku ingin kita bicara empat mata!" kata Arya."Kau anggap aku orang lain?" tanya Ki Guntur tidak suka. Ki Guntur masih penasaran dengan kitab api yang ada pada Arya, dan kini Arya seolah anggap dia tak ada saat Arya meminta bicara empat mata dengan ku Rembang."Maaf paman! Ini sesuatu yang bersifat pribadi, hanya aku dan Ki R

    Last Updated : 2025-01-18
  • Sang Penghancur Langit    Menuju Kota Mentari

    Ki Rembang berjalan keluar dengan cepat ke luar dari gua, dan disana ada dua orang yang datang menunggu dengan wajah yang lelah."Apa benar kalian utusan, Adipati Jampar?" tanya Ki Rembang."Iya tabib, saat ini Adipati Jampar sudah tidak memiliki pilihan lain selain meminta bantuan, tabib!" kata utusan itu."Apa yang terjadi dengan kadipaten Mentari?" tanya Tabib Rembang."Racun yang mengerikan!" jawab utusan itu."Racun?" desis Ki Rembang.***Kadipaten Mentari, kadipaten yang berjarak puluhan ribu kilometer jauhnya dari kota rimba raya, dan dua kadipaten itu terpisahkan oleh kadiapten lain, kadipaten Sekayu.Kadipaten Mentari merupakan kadipaten yang memiliki banyak hasil bumi dan hasil alam yang lain.Di kota itu ada sebuah tambang emas, satu-satunya penambangan emas yang ada di negeri lingga.Selain ibukota, kota Mentari merupakan kota kedua terbesar dan teramai yang ada di negeri lingga, dan penyebabnya adalah tambang emas.Adipati Jampar, Adipati yang berkuasa di kadiapten itu s

    Last Updated : 2025-01-19
  • Sang Penghancur Langit    Kota Sandiwara

    Dua ekor kuda gagah berjalan membelah dan menembus hutan yang membatasi kota rimba raya dengan kota Sedayu, kadipaten Sedayu."Kita sudah sampai di kadipaten Sedayu Arya, hati-hati dengan penduduk kota ini," kata Ki Rembang pada Arya."Kenapa, paman?" tanya Arya ingin tahu."Di kota ini, warga kota akan sengaja mencari masalah demi pundi emas!" jawab Ki Rembang."Eh kenapa begitu?" tanya Arya bingung."Itu kebiasaan penduduk kota ini, jadi kota ini tidak ada majunya," jawab Ki Rembang."Kalau begitu kita tidak usah singgah, paman. Dari pada dapat masalah," kata Arya."Tidak, kita harus singgah! Hanya ini kota yang akan kita lewati sebelum kota mentari!" jawab Ki Rembang."Tapi nanti ada yang cari masalah, paman," kata Arya lagi."Anggap saja pelajaran untuk mencoba kehati-hatian, Arya!" ucap Ki Rembang."Pelajaran kehati-hatian!" gumam Arya.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota Sedayu, puluhan pasang mata menatap mereka seolah Arya dan Ki Rembang adalah makanan mereka."Jangan tatap

    Last Updated : 2025-01-19
  • Sang Penghancur Langit    Kadipaten Mentari

    Menempuh perjalanan tiga hari tanpa halangan, Arya dan Ki Rembang akhirnya sampai di wilayah kadipaten Mentari, tujuan akhir dari keduanya."Sungguh ramai kadipaten ini, paman!" kata Arya.Meskipun Arya sudah berada di ibukota, seperti ibukota kerajaan Teruma, kota Wan. Tapi Arya belum pernah lihat kota yang sangat ramai dan semaju kota mentari."Kota ini merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota kerajaan lingga!" kata Ki Rembang."Benarkah itu, paman?" tanya Arya."Iya, itu memang benar!" jawab Ki Rembang.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota mentari, belasan orang dengan pakaian berlambang beruang menghadang perjalanan mereka."Ada apa ini?" tanya Ki Rembang."Maaf, orang luar dilarang memasuki kota ini! Jadi kalian sebaiknya putar balik dulu!' kata salah satu dari belasan orang yang memakai pakaian berlambang beruang itu."Eh kenapa?" tanya Ki Rembang."Saat ini keadaan kota sedang tidak kondusif, kami dari perguruan beruang biru yang saat ini jadi penjaga kota ini!""Bagaima

    Last Updated : 2025-01-20
  • Sang Penghancur Langit    Masalah Kota Mentari

    Semua mata menatap ke arah Arya, dan menunggu jawaban dari pemuda itu. Arya tersenyum, karena empat pasang mata menatap dia dan menunggu jawaban."Jika aku menolak, untuk apa aku ikut, paman!" jawab Arya.Jawaban Arya itu sudah menujukkan jika Arya bersedia untuk mencari telaga mata dewa untuk jadi penawar racun dari sakit yang di derita Adipati Jampar dan keluarganya."Katakan saja, dimana wilayah dari pulau ular siluman itu?" tanya Arya."Cukup jauh, tapi jika kau terus memacu kuda tanpa henti, kau akan sampai di pesisir pantai dalam lima hari!" kata Ki Rembang."Hanya lima hari? Itu tidak jauh!" kata Arya."Tapi sebaiknya kau berangkat esok saja, Arya. Kau sudah lelah, sebaiknya kau istirahat dulu!' kata Ki Rembang."Iya, paman! Aku akan istirahat!" jawab Arya dan keluar dari gubuk itu."Kau akan istirahat di luar, Arya? Apa kau merasa jijik dengan tubuh kami?" tanya Adipati Jampar."Hahahaha! Jangan tersinggung Adipati, Tapi aku tidak tahu aku harus istirahat dimana!" jawab Arya.

    Last Updated : 2025-01-20
  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Kota Mentari

    "Ketua, apa orang yang kau maksud itu sebagai tabib tujuh penjuru mata angin itu mampu obati luka Adipati?" tanya juragan Handoko pada orang yang berpakaian hijau itu."Tidak, kau tenang saja Handoko, tidak semudah itu menemukan obat racun itu, satu-satunya obat dari racun adalah air dari telaga mata dewa!" jawab lelaki berpakian hijau yang sedari tadi menyimak dan sedikit menanggapi."Kau sungguh yakin, ketua?" tanya juragan Handoko."Harsah tidak pernah berdusta, asal kau tahu, kelompok teratai hijau melakukan pekerjaaan seperti ini sudah bertahun-tahun, dan racun adalah keahlian kami," kata ketua Harsah yang tak lain adalah ketua dari kelompok teratai hijau."Aku akan yakinkan diriku," kata juragan Handoko."Harus, dan itu memang yang harus kau lakukan!" kata ketua Harsah.***Jurang pengasingan, Arya masih malas untuk meninggalkan kota mentari. Arya merasa di membutuhkan istirahat yang lebih."Apa kau itu seorang pemalas?"Andini datang dan menemani Arya bicara."Aku lelah! Aku in

    Last Updated : 2025-01-21
  • Sang Penghancur Langit    Permainan Ketua Harsah

    Ki sepat langsung berbalik saat dengar suara itu. "Aku sudah yakin jika yang datang itu adalah dirimu, Ki Rembang!" kata Ki sepat dan berjalan ke arah Ki Rembang."Hahahaha! Tenyata dirimu, sepat!" kata Ki Rembang yang mengenal Ki sepat.Dua orang yang datang dari jaman yang sama itu berpelukan, karena terlalu lama mereka tidak bertemu."Jika aku tahu kau membuat perguruan disini, sudah pasti aku akan sering singgah, sepat. Aku hampir dua atau tiga purnama selalu datang ke kota ini!" kata Ki Rembang."Datang ke kota ini? Untuk apa?" tanya ku sepat."Adipati adalah menantuku, Andini adalah cucuku!" jawab Ki Rembang."Sungguh?" tanya Ki sepat tidak percaya."Iya, untuk apa aku berdusta!" jawab Ki Rembang.Setelah basa-basi itu semuanya diam."Kau tadi mengatakan jika ada seseorang yang ingin hancurkan menantuku, dan ingin kuasai kota, siapa yang kau maksud, Sepat?" tanya Ki Rembang."Saat ini masih diselidiki muridku, Danu. Yang aku curigai adalah juragan Handoko, dia memiliki akses ke

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status