Semua Bab Istri yang Tak Dinafkahi : Bab 71 - Bab 80

126 Bab

71 Mengusik Urusan Orang Lain

Ratna balas menatap kedua anaknya bergantian. “Ibu usahakan, tapi kamu juga harus bertindak.” Wanita berumur itu melirik anak lelakinya. “Dekati Sisil, siapa tahu dia bisa kasih info meski masih kecil.” “Apa yang mau diharapkan dari Sisil sih, Bu? Dia ngomong saja belum bener!” tukas Mita meremehkan. “Kamu nggak ngerti kalau ingatan anak kecil itu kuat, Mit! Dari Sisil, Ardi bisa tanya-tanya kapan pemilik resto itu ke rumah, terus mereka ngapain saja ... Minimal Sisil pasti ingat Sindy sudah dikasih apa saja sama laki-laki itu, siapa tahu malah anak itu juga dijanjikan beli baju baru untuk acara ...” Ardi terdiam merenungi ucapan Ratna. Meskipun tidak ingin membayangkannya, tapi dia merasa jika ucapan Ratna lumayan masuk akal. Kalau Ardi ada di posisi Zayyan, tentu dia akan berusaha mendekati Sindy dengan mencari perhatian anaknya. Karena itulah Ardi berencana untuk menemui Sisil dan ngobrol dengannya, tidak peduli Sindy akan memberi izin atau tidak. *** Tidak membutuhk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

72 Titik Terang Soal Kecelakaan

“Kok cemberut begitu?” Keke menyambut kepulangan Zayyan di rumah dengan senyum merekah, tetapi langsung surut ketika melihat wajah masam putranya. “Biasalah, Ma ...” Zayyan lantas menceritakan pembicaraan dengan Sindy tadi, sementara Keke mendengarkan dengan sungguh-sungguh. “Godaan menjelang pernikahan, biasa itu. Yang penting keyakinan kamu sama Sindy nggak goyah sedikitpun, dia sendiri tanggapannya gimana?” “Sindy nggak goyah sih, Ma. Dia bilang kalau mantan suami dan keluarganya nggak usah dipedulikan, mereka seringkali omong kosong tanpa ada bukti.” Keke mengangguk paham. “Lagian seyakin itu mereka meng-klaim kalau kamu adalah jodoh si Mita ... Laris sekali sih anak mama ini!” “Aku bukan dagangan, Ma.” “Tapi banyak yang ngejar. Ada cewek labil, Clara ... Eh iya, ngomong-ngomong soal Clara gimana, Zay?” “Nggak gimana-gimana, Ma.” “Setidaknya kamu harus antisipasi kalau dia tahu dan mencoba melakukan hal-hal yang bisa mengancam keberlangsungan acara kita.” Zayyan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

73 Janda dan Duda

Sindy mengamati layar ponselnya yang sunyi, meski sebenarnya ada beberapa pesan yang masuk dari Ardi, Mita, dan juga Nesi. Namun, pihak yang ditunggu-tunggu malah tidak hadir ke permukaan dan itu cukup membuat hati Sindy gelisah tidak nyaman. Sejak pengakuan di dalam mobil, hingga disepakati niat baik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, bahkan ketika keluarganya selesai berembug mengenai acara resepsi pernikahan, Zayyan jarang sekali menghubunginya. Interaksi mereka di restoran pun terlampau sedikit, sehingga terkadang Sindy merasa ragu dengan kesungguhan Zayyan yang berniat ingin menikahinya. Memangnya apa sih yang aku harapkan, batin Sindy sambil menjatuhkan dirinya ke tempat tidur, lalu memeluk bantal guling dengan erat. Kami sama-sama janda dan duda, masa iya mau mesra-mesraan kayak anak remaja? Saat sedang galau-galaunya melanda, tiba-tiba Sindy mendengar dering singkat dari ponsel miliknya. Dengan ogah-ogahan, dia mengulurkan tangan untuk mengambil ponsel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

74 Bersyukur Karena Perceraian

Sindy menantang Ardi lewat sorot matanya yang setajam pisau. “Salah kamu sendiri karena nggak bisa jaga omongan di depan anak kecil,” desis Sindy dalam bisikan rendah. “Lebih nggak tahu malu mana dibandingkan kamu yang malah sayang-sayangan sama lelaki lain di depan Sisil?” “Siapa yang sayang-sayangan?” Sindy hampir saja menggebrak meja saking emosinya, tapi Rita buru-buru menengahi. “Ehem, sudah mau gelap ini, Di! Apa nggak sebaiknya kamu pulang dulu, dicariin ibu kamu nanti.” Ardi mengembuskan napas panjang, seolah baru saja berlari dari tempat yang lumayan menguras energi. “Nantinya aku akan sering-sering datang ke sini, Bu. Aku nggak mau Sisil melupakan aku sebagai ayah kandungnya ...” “Biarkan saja Sisil lupa, orang kamu juga melupakan kewajiban kamu sebagai ayahnya kok.” “Kewajiban apa?” “Kasih nafkah buat Sisil!” Menyadari jika nada bicara keduanya semakin lama semakin keras, Rita cepat-cepat mengajak Sisil untuk masuk ke dalam rumah. “Oh, itu ...” “Itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

75 Memikirkan Pernikahan Mantan Istri

Beberapa saat sebelum itu .... Mau tak mau, Mita terpaksa ikut keluarganya kembali ke rumah. “Berhasil rencana kalian?” tanya ayah Ardi yang sedang menikmati secangkir kopi ketika mereka tiba, terlihat begitu damai dan tenteram. Berbanding terbalik dengan seluruh anggota keluarganya yang tampak pias karena kegagalan rencana mereka. “Berhasil apanya, Yah?” gerutu Sani. “Dapat malu, iya.” “Kok bisa dapat malu?” “Tahu tuh Kak Mita, teriak-teriak terus kayak orang gila sampai kita dilihatin banyak orang ...” Mendengar Sani terus menerus menyalahkannya, tentu saja Mita tidak terima. “Kamu itu masih bau kencur, San! Kamu mana paham perasaan aku kayak gimana, apa kamu bisa bayangkan saat orang yang kamu sukai bersanding sama perempuan lain?” Sani melengos, dia justru bingung dengan pola pikir Mita. Usia masih begitu muda, tapi kenapa malah jatuh hati sama lelaki yang usianya jauh lebih dewasa di atasnya. Kayak nggak ada laki-laki lain saja, batin Sani. “Terus apa saja ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

76 Foto Siapa Ini?

Ekspresi wajah Sindy langsung berubah tegang. “Kok cepat amat, Ma?” “Tidak apa-apa kalau memang rejeki kalian, kan?” “Tapi aku masih mau kerja di resto, Ma. Syukur-syukur nanti bisa berkembang pesat dan buka cabang, sekalian nunggu Sisil agak besar. Mama tidak keberatan kan?” Keke tersenyum. “Tidak, kamu benar. Sisil juga masih butuh perhatian dari kalian berdua, atur saja deh.” “Terima kasih banyak, Ma. Semoga aku tidak pernah mengecewakan Mama sebagai menantu.” Keke mengusap bahu Sindy seraya tersenyum. “Kita saling memahami saja, meski tidak semudah mama ngomong.” Sindy mengangguk. “Ingatkan aku kalau ada salah, Ma.” Keke balas berbisik. “Sisil biar tidur sama mama, kamu sama Zayyan fokus saja.” Sindy merespons dengan semburat merah yang terlihat pada wajahnya. “Semoga kamu nyaman di kamar ini,” bisik Zayyan saat Sindy sedang sibuk menata pakaian-pakaiannya di dalam lemari. “Kalau ada perabotan yang kamu butuhkan, tinggal bilang saja.” “Beres, Pak Bos!” Zay
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

77 Salah Satu dari Masa Lalu

Zayyan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah adik kembarnya. Mereka meneruskan obrolan, hingga keduanya memutuskan untuk pergi dari restoran Zayyan karena ingin kembali ke rumah. Mita ternyata masih berada di resto bersama teman-temannya dan ketika si kembar muncul, tatapan matanya tidak bergeser satu senti pun dari mereka berdua. Saat itu Mita terlalu bingung untuk menjatuhkan pilihannya kepada siapa. Dua-duanya punya kharisma dan wajah yang begitu mirip. Andai di negara ini poliandri dilegalkan, pikir Mita mulai ngelantur. “Mit, kamu nggak apa-apa?” tanya salah satu teman ketika melihat kebisuan Mita. “Kesambet mungkin dia ...” “Ngaco! Siang-siang begini mana ada kesambet.” “Setan mana ada pilih-pilih waktu, sih?” Mita tidak menghiraukan ucapan teman-temannya, dia justru fokus kepada dua laki-laki muda itu sampai mereka masuk mobil dan melaju pergi. “Aku jadi bingung pilih mana,” ucap Mita saat tiba di rumah, dia menjatuhkan diri di tempat dan berbarin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

78 Menunggu Jodohnya Datang

“kamu masih menyimpan foto ini, itu artinya kenangan itu sangat penting buat kamu kan?” Tanya Sindy lagi. “Memang penting, tadi kan sudah aku jelaskan sama kamu.” Sindy menarik napas, tentu saja itu bukan jawaban yang dia harapkan. Tadinya dia pikir Zayyan akan minta maaf dan berjanji untuk membuang benda masa lalu itu sesegera mungkin, tapi ternyata tidak demikian. “Ada lagi yang mau kamu tanyakan?” cetus Zayyan ketika melihat Sindy hanya terdiam bisu. “Tidak ada ...” “Ngambek?” “Tidaklah, buat apa ngambek. Kamu mandi saja, ini bajunya.” Sindy buru-buru mengulurkan satu setel baju ke tangan Zayyan. Selama Zayyan mandi, Sindy lebih memilih untuk berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Dia punya firasat jika suaminya masih terikat kuat dengan foto yang ditemukannya itu, terus apa gunanya mereka menikah jika masih kepikiran dengan masa lalu? Tujuan Sindy menikah lagi adalah untuk bisa memulai segalanya dari awal, dan foto itu merupakan bukti jika Zayyan memiliki pri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

79 Malam-malam Menyenangkan

Ardi memutar bola matanya malas. “Gimana mau nabung, kan sebagian besar uang aku dipegang sama Ibu.” Dia mengingatkan. “Masa sih? Terus yang dipegang sama Sindy apa, masa dia nggak bisa menyisihkan sedikit buat ditabung?” Ratna masih saja menyangkal. “Sindy saja selalu bilang kalau uangnya kurang, kan dia memang dapatnya sisa gaji karena Ibu yang pertama kali ambil gajiku.” “Oh, ya wajar kan? Keluarga kamu yang utama, istri sudah seharusnya menerima berapa pun yang dikasih suaminya.” Ardi hanya bertopang dagu, selalu itu-itu saja yang Ratna tekankan kepadanya sejak awal meniti rumah tangga dengan Sindy. Dan polosnya, prinsip itu dia telan mentah-mentah tanpa disaring terlebih dahulu. Tidak heran jika rumah tangga Ardi jauh dari kata harmonis. *** “Akhir pekan ini kamu mau kita bulan madu ke vila puncak atau pantai?” tanya Zayyan ketika mobil yang dikemudikannya mulai melaju dengan kecepatan sedang. Mereka dalam perjalanan pulang dari restoran menuju rumah usai jam kerj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

80 Kamu Juga Hangat Sama Dia?

“Ekor apa dulu, Ma?” Zayyan yang menyahut. “Ekor ikan, tentu saja calon bayi lah!” “Doakan saja menantu Mama ini bersedia tanpa kebanyakan alasan buat bikin ...” “Aku tidak banyak alasan, tapi memang ada alasan logis.” Sindy membantah dengan segera. “Ya itu kan tetap saja namanya alasan, Sin.” Keke geleng-geleng kepala menyaksikan perdebatan anak dan menantunya. “Terserah kalian berdua prosesnya mau gimana, pokoknya mama terima beres saja.” Dia menengahi. Saat hari keberangkatan, Keke melepas kepergian Zayyan dan istrinya di pagi buta. “Nanti mama bilang Sisil kalau kalian ada urusan, sana berangkat.” “Terima kasih ya Ma, sudah mau jaga Sisil ...” “Sama-sama, ada om kembarnya juga, sudah sana.” Sindy tersenyum saat Keke mendorongnya masuk mobil. Perjalanan menuju lokasi berlangsung mulus karena hari masih pagi, sehingga belum banyak kendaraan yang beradu di jalanan. Zayyan ternyata sudah menyewa penginapan khusus untuknya dan Sindy dalam rangka suasana pengantin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status