“Apa sih, biasa saja kali ...” “Aku kira kamu sudah move on.” “Memang sudah, kamu saja yang telat info. Sibuk bisnis sih,” ujar Mita tanpa menatap adiknya. “Ya iyalah, mumpung ada kesempatan nih. Lagian tinggal posting-posting doang, barang nggak usah nyetok. Kalau laku, tinggal ambil di toko.” Mita mencibir, meski dengan mata terarah lurus ke layar ponsel. “Serius amat, sudah ada gebetan baru?” Tanya Sani penasaran. “Kamu bikinkan aku kopi dulu, nanti aku kasih tahu cerita lengkapnya.” “Dih, ogah banget!” “Nggak ada salahnya berbakti sama kakak, San.” “Kakak macam apa dulu?” “Sudah deh, cepetan!” Dengan bibir maju, Sani pergi ke dapur dan menyeduh kopi untuk Mita. “Jadi tuh aku lagi dekat sama seseorang, kali ini usianya nggak terlalu jauh. Memang lebih tuaan dia, tapi nggak sebanyak kakak bos.” Mita mulai bercerita, saat Sani menyajikan secangkir kopi panas untuknya. “Oh, terus?” “Orangnya asyik, ramah, dan menyambut baik pertemanan kita.” Mita melanjutkan
Last Updated : 2024-12-31 Read more