Home / Rumah Tangga / Istri yang Tak Dinafkahi / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri yang Tak Dinafkahi : Chapter 91 - Chapter 100

126 Chapters

91 Mencari Informasi Kecelakaan Mobil

Selama beberapa saat mereka berdua terdiam dan sibuk dengan isi pikiran masing-masing. “Apa kita harus membutuhkan pengakuan langsung darinya kalau ingin meneruskan kasus itu?” Tanya Zayyan masih penasaran. “Memang tidak harus, asalkan ada bukti yang kuat. Masalahnya adalah kita baru menyelidiki sendiri karena ternyata pihak berwajib kurang gesit dalam menangani kasus Anda, dalam kurun waktu tersebut saya yakin sudah banyak bukti yang entah tercecer, entah tersamarkan.” Boby menjawab dengan raut wajah serius. “Wah, wah, dia benar-benar bermain cantik dan rapi.” “Lebih tepatnya karena didukung situasi juga, Pak. Anda yang saat itu kecelakaan cukup parah, kemudian lanjut terapi, sehingga Nyonya Keke hanya fokus terhadap kesembuhan Anda, dan dia datang sebagai malaikat penolong di saat yang benar-benar tepat.” Zayyan mengangguk setuju. “Jadi dia memiliki alibi untuk berkelit kalau kita mendesaknya sekarang?” “Saya pikir begitu, terpaksa kita harus bersabar dan tetap memantau
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

92 Nenek Kandung Sisil Selamanya

“Aku akan telepon mama dan memintanya untuk tidak meninggalkan Sisil sendirian, kamu tenang ya?” Bujuk Zayyan, dia sangat mengerti dengan kegelisahan yang dirasakan Sindy. “Cepat, Mas! Atau kamu bisa pulang duluan, aku benar-benar tidak tenang ini ...” Zayyan menyentuh lengan sindy sebagai isyarat untuk diam sejenak karena sambungan dengan Keke mulai terhubung. “Halo, Zay?” “Ma, ayah kandung Sisil mau datang ke rumah. Aku minta tolong jangan pernah tinggalkan Sisil sama dia, ini Sindy sudah ketakutan setengah mati soalnya.” “Memangnya ada apa, Zay? Ayahnya Sisil cuma datang buat bertemu, kan?” “Ceritanya panjang, ma. Pokoknya aku minta tolong jangan biarkan Sisil sendirian, tolong ya, Ma?” “Oke, kamu tenang saja. Mama akan jaga Sisil,” sahut Keke buru-buru. Usai pembicaraan dengan ibunya berakhir, Zayyan menoleh memandang Sindy. “Mama sudah aku kasih tahu soal Ardi, jadi kamu tenang saja.” Sindy hanya bisa mengangguk, meski dalam hati rasanya ingin cepat pulang ke r
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

93 Ambil Hak Asuh Sisil

Sindy membelalakkan matanya mendengar permintaan Ardi. Lebih tepatnya tuntutan. “Hak asuh Sisil? Beraninya kamu ...” “Apa salahnya? Sisil anak kandung aku.” Sindy melirik Zayyan, seolah meminta izin untuk mengamuk detik itu juga. “Sebentar, ini tadi rencananya kan cuma mau bertemu Sisil. Kenapa jadi bahas masalah hak asuh anak?” tanya Zayyan tidak senang. “Sekalian saja mumpung kalian ada di sini, aku nggak mau kalau sampai Sisil melupakan aku sebagai ayah kandungnya atau lebih dekat sama orang lain yang bukan siapa-siapa.” Sorot mata Ardi menyala-nyala ketika mengucapkan hal itu, seakan selama ini dia telah dipisahkan dengan sangat sadis oleh Sindy. “Sebaiknya kamu bawa Sisil masuk dulu,” pinta Zayyan kepada Sindy. “Iya, Mas ...” “Tunggu, mau dibawa ke mana anakku? Aku belum puas bertemu sama dia,” protes Ardi keras. “Kita tidak bisa membicarakan hal-hal seperti ini di depan Sisil,” kata Zayyan tenang. “Jadi biarkan dia sama Sindy di dalam dulu.” “Tapi urusanku
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

94 Hubungan Khusus dengan Mita

Sindy menatap Zayyan. “Namanya juga anak muda, Mas. Mungkin Aftar mau kumpul-kumpul selagi masih liburan di sini ...” “Tapi biasanya anak itu lebih suka di rumah sama Affan, setahu aku libur mereka juga tidak terlalu lama. Ini sudah lebih dari dua mingguan kan?” Tidak berselang lama, terdengar deru suara motor yang melaju pergi meninggalkan rumah. “Laki-laki mana ada yang anak rumahan, jarang.” Sindy berkomentar. “Mungkin, ya sudahlah. Kita lanjutkan, sampai mana tadi?” “Belum sampai mana-mana ...” “Kelamaan kan ini,” kata Zayyan tidak sabar. “Sabar ...” Sindy sedikit berdebar karena malam itu Zayyan menginginkan pengaman di antara mereka tidak perlu digunakan lagi. Ada rasa was-was jika penyatuan mereka langsung membuahkan hasil, jujur saja sindy belum merasa siap lahir batin. Keesokan harinya, dapur sudah ramai seperti biasa saat Sindy dan Zayyan turun untuk sarapan. “Kemarin kamu pulang jam berapa?” Tanya Keke kepada Aftar, sementara satu tangannya terulur meraih t
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

95 Lain Kali Aku yang Menang

Namun, dia tidak ingin Zayyan berpikir macam-macam tentangnya. Memang ada yang salah kalau Aftar dekat dengan Mita? “Kamu kenapa gelisah begitu?” tanya Zayyan seolah mengerti dengan gelagat istrinya. “Mungkin Aftar dan adiknya Ardi cuma teman biasa.” “Kamu yakin, Mas?” “Ya namanya juga pergaulan, kita tidak bisa ikut menyeleksi siapa-siapa saja yang berinteraksi sama adik-adikku. Kecuali terbukti ada yang membawa pengaruh buruk bagi mereka, baru di saat itulah aku akan bertindak.” Zayyan menjelaskan. “Semoga ini cuma prasangka buruk aku saja, mau gimana lagi ... Mita itu kan dulunya gencar sekali ngejar-ngejar kamu, aku curiga dia ...” Zayyan menunggu Sindy menyelesaikan ucapannya. “Takutnya Mita dekat-dekat Aftar cuma buat modus,” sambung Sindy dengan wajah muram. “Dia mau ngapain kek, yang penting aku tidak akan menanggapi. Jadi kamu tidak perlu khawatir, oke?” Sindy tidak menjawab. “Kok malah diam?” “Tidak apa-apa ...” “Jangan dipikirkan selama adiknya Ardi t
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

96 Ardi Meminta Izin Sindy

“Aku sudah ancam begitu, Bu. Tapi tetep saja nggak mempan,” keluh Ardi. “Mita saksinya ...” “Di mana adik kamu itu?” “Ngebo di kamar, heran. Perawan kok dibiarkan kayak gitu, nanti siapa yang mau jadi jodohnya?” Ratna terdiam. “Kalau kata aku, lebih baik Ibu didik Mita mulai dari sekarang deh. Jangan sampai jodohnya jadi menjauh gara-gara dia terlalu malas,” ujar Ardi lambat-lambat. “Aku cuma nggak mau kalau dia nanti diperlakukan remeh sama suaminya karena cuma bisa minta nafkah, tapi nggak bisa urus kerjaan rumah tangga.” Ratna mengembuskan napas panjang, ucapan Ardi memang ada benarnya. Namun, rasa sayang Ratna yang begitu besar terhadap anak-anak perempuannya membuat dia menyayangi mereka dengan berlebihan. “Suami Mita nanti laki-laki mapan, pasti dia akan memperlakukan adik kamu seperti ratu ...” “Iya kalau kejadian, kalau jauh dari harapan gimana?” “Kamu ini kok malah mendoakan yang enggak-enggak sih, Di? Nggak suka kalau adik-adik kamu dapat jodoh orang sukses?”
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

97 Jadi Sahabat Istri Kamu

“Gimana di, berhasil?” Ratna sudah menunggu di depan pintu ketika Ardi tiba di rumah. “Berhasil Bu, Sisil mau aku ajak main.” “Bagus!” Ardi berjalan melewati ibunya dan pergi ke dapur. “Nggak bikin cemilan apa-apa ya, Bu? Tumben ...” “Uang kamu lagi ibu irit-irit, biar cukup sampai gajian kamu berikutnya. Penginnya juga kayak biasa, di. Bisa siapkan cemilan pas kamu pulang kerja,” pungkas Ratna sambil membuka lemari persediaan. “Beberapa hari lagi kopi kamu juga habis, di ...” “Aduuuhhh!” Ardi mengeluh, dia paling tidak bisa kalau tidak minum kopi sembari makan cemilan. “Pusing kan? Makanya kamu harus cepat-cepat dekat sama Sisil, di. Setidaknya kita asuh dia sambil mengumpulkan uang ...” “Uang dari mana, Bu?” “Dari Sindy lah, dia pasti kasih uang buat kebutuhan Sisil. Bisa diatur itu nanti, yang penting anak kamu nggak akan kekurangan sekaligus kita bisa sisihkan sebagian uangnya.” Ardi berpikir sebentar, dalam hati dia tidak yakin jika Sindy akan setuju. “Ya jan
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

98 Sikap Manja Sindy

“Kamu nggak lemah, kamu tetap kuat seperti yang biasanya aku kenal.” Zayyan menghibur Sindy yang masih terisak-isak di bahunya. “sisil dulu nggak kenal sama aku, kamu sendirian ... makanya dia nggak rewel.”Sindy masih sesenggukan, meskipun tidak sekencang tadi.“Tapi sekarang, adiknya Sisil tahu kalau ibunya nggak sendirian lagi,” sambung Zayyan sembari membelai punggung Sindy. “Ada ayahnya di sini yang setiap saat menemani, kapanpun dibutuhkan.”Zayyan melepas Sindy dan mengusap sisa-sisa air mata di wajahnya.“Kamu sedang hamil,” kata Zayyan mengingatkan. “jadi jangan stres atau berpikir yang macam-macam, kasihan yang ada di dalam.”Dia mengusap perut Sindy yang masih rata.“Maaf ... aku jadi manja begini sama kamu ...” ucap Sindy lirih.“Jangan minta maaf,” tepis Zayyan. “aku justru senang karena ini pertama kalinya aku bisa menemani kamu di masa kehamilan kamu yang berat.”Sindy menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa lagi.Setelah itu sikap manja sindy justru sering menjad
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

99

Ratna balas menatap kedua anaknya bergantian. "Ibu usahakan, tapi kamu juga harus bertindak." Wanita berumur itu melirik anak lelakinya. "Dekati Sisil, siapa tahu dia bisa kasih info meski masih kecil." "Apa yang mau diharapkan dari Sisil sih, Bu? Dia ngomong saja belum bener!" tukas Mita meremehkan. "Kamu nggak ngerti kalau ingatan anak kecil itu kuat, Mit! Dari Sisil, Ardi bisa tanya-tanya kapan pemilik resto itu ke rumah, terus mereka ngapain saja ... Minimal Sisil pasti ingat Sindy sudah dikasih apa saja sama laki-laki itu, siapa tahu malah anak itu juga dijanjikan beli baju baru untuk acara ..." Ardi terdiam merenungi ucapan Ratna. Meskipun tidak ingin membayangkannya, tapi dia merasa jika ucapan Ratna lumayan masuk akal. Kalau Ardi ada di posisi Zayyan, tentu dia akan berusaha mendekati Sindy dengan mencari perhatian anaknya. Karena itulah Ardi berencana untuk menemui Sisil dan ngobrol dengannya, tidak peduli Sindy akan memberi izin atau tidak. ** Tidak membutuhkan waktu
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

100

“Kok cemberut begitu?” Keke menyambut kepulangan Zayyan di rumah dengan senyum merekah, tetapi langsung surut ketika melihat wajah masam putranya.“Biasalah, Ma ...” Zayyan lantas menceritakan pembicaraan dengan Sindy tadi, sementara Keke mendengarkan dengan sungguh-sungguh.“Godaan menjelang pernikahan, biasa itu. Yang penting keyakinan kamu sama Sindy nggak goyah sedikitpun, dia sendiri tanggapannya gimana?”“Sindy nggak goyah sih, Ma. Dia bilang kalau mantan suami dan keluarganya nggak usah dipedulikan, mereka seringkali omong kosong tanpa ada bukti.”Keke mengangguk paham. “Lagian seyakin itu mereka meng-klaim kalau kamu adalah jodoh si Mita ... Laris sekali sih anak mama ini!”“Aku bukan dagangan, Ma.”“Tapi banyak yang ngejar. Ada cewek labil, Clara ... Eh iya, ngomong-ngomong soal Clara gimana, Zay?”“Nggak gimana-gimana, Ma.”“Setidaknya kamu harus antisipasi kalau dia tahu dan mencoba melakukan hal-hal yang bisa mengancam keberlangsungan acara kita.” Zayyan merenung
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status