Home / Rumah Tangga / Istri yang Tak Dinafkahi / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri yang Tak Dinafkahi : Chapter 61 - Chapter 70

126 Chapters

61 Kembali ke Resto

Sindy diam mendengarkan selama Zayyan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sejak kasus pemecatan yang Clara lakukan. “Sayang sekali ya, Pak? Padahal selama saya di sana, resto lumayan ramai karena banyak pelanggan.” Sindy berkomentar setelah Sindy selesai bercerita. “Berarti ini sama saja Anda harus berjuang dari awal lagi.” “Kamu benar, beruntung mental saya sedikit kuat. Kalau tidak, mungkin saya sudah tidak sanggup lagi.” “Jadi pengusaha memang berat, Pak. Saya saja pusing, padahal skala saya masih kecil-kecilan begini ...” “Tapi kamu masih bisa berkembang ke depannya.” “Doakan saja, Pak. Saya bikinkan minum dulu, ya? Makan siangnya jadi?” Zayyan mengangguk, karena dia butuh alasan untuk berada di rumah orang tua Sindy lebih lama lagi. “Anak kamu mana?” “Ke warung sama neneknya, biasa jajan.” Zayyan diam sambil mengamati Sindy yang begitu cekatan mengambil nasi dan lauk untuknya. “Ikan bakar legendaris,” ucap Sindy sambil menyajikan menu makan siang
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

62 Membuat Restoran Rugi Besar

“Pak Bos!”“Masuk saja, Mbak. Ini kami baru dari tempatnya Beni,” kata Roni memberi tahu. “Aku yang datangnya kebagian, Mas.”Sindy mundur untuk memberi jalan kepada Zayyan dan juga Roni. Tidak lama setelah itu, muncul Nesi yang langsung memeluk Sindy tiba-tiba.“Aku sudah lama nunggu kamu!”“Kok nggak langsung japri?”“Nggak berani, karena aku nggak punya uang buat bayar gaji kamu—argh!” Nesi meringis ketika mendapatkan jitakan dari Sindy.Beni muncul ketika hari mulai beranjak siang, sedangkan pegawai lain sudah asyik berdiskusi di seberang meja yang tidak terpakai oleh pelanggan.“Bagusnya kita ubah tatanan ruang ini, Pak.”“Hitung-hitung buang sial, gara-gara sempat dipegang sama Bu Clara ...”“Betul, Pak. Cukup tatanan ruang ini saja, kalau cat ulang kan butuh budget yang tidak sedikit.”Zayyan mendengarkan pendapat para pegawainya dengan saksama, setelah itu segera mengambil keputusan.“Kalau begitu kalian bisa lakukan perubahan saat restoran libur, terserah mau kal
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

63 Tidak Pernah Menjanjikan Rujuk

Zayyan menatap Keke. “Mama menjanjikan apa sama Clara?”“Mama nggak pernah menjanjikannya apa-apa, Zay! Niat mama untuk membujuk kamu supaya mau rujuk itu tanpa sepengetahuan dia, jadi spontan saja.”Zayyan menoleh ke arah Clara. “Kamu dengar itu? Mamaku tidak pernah menjanjikan apapun sama kamu, niatnya membujuk aku adalah bentuk spontanitas saja.”“Sama saja itu adalah sebuah janji!” “Beda hukumnya, Cla! Tante bujuk Zayyan karena tante yang merasa utang budi, makanya tante inisiatif ... Tapi Tante tidak pernah menjanjikan kalau Zayyan pasti akan rujuk sama kamu, paham kan?” Keke berusaha meluruskan, tapi bukan Clara namanya jika menyerah begitu saja.“Tante sama Mas Zayyan sungguh zalim, tunggu saja. Karma akan secepatnya mendatangi kalian!” cecar Clara tidak terima, dia mengusap air matanya kemudian pergi begitu saja dari rumah Zayyan.Keke langsung merasakan tungkai kakinya lemas. “Mama!” Zayyan lebih khawatir saat melihat ibunya shock akibat mendengar ucapan Clara.“Kar
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

64 Tipis-tipis Rasa Cinta

“Kami mau makan di sini, Mbak.”“Betul, soalnya warung di rumah Mbak Sindy tutup. Katanya kalau kami kepingin makan masakan dia, suruh mampir ke sini saja.”Nesi mengangguk paham. “Silakan duduk dulu, Ibu-Ibu.”Meta tergopoh-gopoh membawa catatan ketika tahu ada pelanggan yang datang.“Yang masakan Mbak Sindy yang mana saja, nih?”“Kami minta yang masak Mbak Sindy!”Meta melirik ke arah Nesi, karena ini baru pertama kali terjadi. “Biar saya saja yang ke dapur,” kata Zayyan kepada Nesi. “Jangan pernah tinggalkan kasir.”Nesi mengangguk mengerti dan meminta Meta untuk menjelaskan sebisanya.“Oh, kalau menu yang biasa dimasak Mbak Sindy ini ada ikan bakar, Ibu-Ibu! Salah satu menu kesukaan pelanggan,” jelas Meta dengan ramah. “Kalau tidak mau bakar, digoreng juga bisa. Lalapan dan sambalnya juga lengkap, dijamin Ibu-Ibu ketagihan makan di sini lagi!”Sekumpulan Ibu-Ibu itu mengangguk dan sibuk membaca daftar menu.“Sin, kamu bawa pasukan ke sini?”Sindy menoleh ketika Zayyan
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

65 Mengakui Hubungan Kita

Zayyan berdiri mematung mendengar ucapan Keke.“Aku kan cuma duda, Ma.”“Terus kenapa? Sindy malah sudah punya anak, paket lengkap kalau kamu nikah sama dia.”“Mama ini!”Keke tidak bisa menahan senyumnya melihat Zayyan tampak salah tingkah.“Bisa jadi dia pembawa rejeki, Zay. Memang rejeki itu Allah yang atur, tapi kita nggak pernah tahu akan lewat tangan siapa.”Zayyan garuk-garuk kepala.“Andai aku memang mau menikah, itu karena aku benar-benar niat untuk menyayangi dia dan anaknya seutuhnya, Ma. Bukan karena semata-mata ngejar rejeki.”“Lho, bisa menikah saja itu termasuk salah satu rejeki. Suami istri bisa saling menjadi jalan rejeki masing-masing,” ujar Keke. “Mama nggak akan memaksa kamu, sejak dulu begitu kan? Cuma kalau mama lihat, Sindy itu kandidat yang oke.”“Kandidat ... seperti pemilihan saja, Ma.”“Harus kan, memangnya kamu mau dapat uang tipe-tipe seperti Clara?”“Amit-amit, masa dapatnya itu lagi sih Ma?” Keke tertawa kecil. “Makanya, langsung gas saja ka
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

66 Harus Ikut Skenario Zayyan

Sindy melirik Zayyan yang berdiri tepat di sampingnya, sementara lelaki berkacamata itu balas memberinya isyarat untuk mengiyakan apa saja yang dia katakan.“Kok Mbak Sindy ... ternyata selama ini kamu sudah nikung aku, Mbak?” Mita histeris, memantik reaksi yang beragam dari teman-temannya.“Jangan nuduh aku, Mit. Harusnya aku yang tanya sama kamu, jangan-jangan kamu punya niat menikung mantan kakak ipar kamu sendiri?” balas Sindy yang tidak mengerti apa-apa, sontak saja ucapan itu membuat teman-teman Mita berbisik satu sama lain.“Sekarang sudah jelas ya semua?” Zayyan menatap Mita dan komplotannya bergantian. “Saya sudah punya calon, jadi tolong jangan sebarkan hoax lagi kecuali mau mengubah di hotel prodeo.”“Jangan, Kak! Itu Mita yang suka gembar-gembor kalau dia punya calon bos resto!”“Betul itu, Kak! Mita yang selama ini meyakinkan kita ...”“Jadi salahkan Mita saja, kami nggak ikut-ikutan!”Mita menatap teman-teman yang sering nongkrong dengannya itu dengan tidak percay
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

67 Masa Lalu Masing-masing

Perlahan mobil Zayyan berhenti di depan resto, sengaja tidak memasuki halaman parkir khusus pelanggan.“Yang tadi itu ... bukan cuma sekadar skenario saja, Sin. Saya serius,” ucap Zayyan ketika Sindy hendak turun dari mobilnya.“Yang mana, Pak?”“Yang tadi itu ...”Sindy berpikir sebentar.“Yang Anda bilang ke Mita dan teman-temannya kalau Anda sudah punya calon?” tanya Sindy memperjelas. “Itu ternyata bukan skenario belaka?”“Bukan, itu serius.”“Kalau begitu selamat, Pak! Siapa calonnya?”“Kamu,” cetus Zayyan, membuat Sindy terkesiap.“Saya, Pak?” Zayyan mengangguk. “Semoga kamu mempertimbangkannya, Sin.”“Tapi ... saya janda, punya ekor satu.”“Saya juga duda, cuma bedanya saya tidak punya anak dari pernikahan sebelumnya.”Sindy terdiam, terjepit antara bingung dan juga kaget karena semua yang terlalu mendadak untuknya.“Saya rasa kita sudah selesai dengan masa lalu masing-masing, tidak ada salahnya kan?” ujar Zayyan lagi, dia memang tidak pandai merayu dengan kata-k
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

68 Jodoh Adikmu Ditikung Sindy

“Bisa-bisanya kamu baru cerita sekarang sih, Mit?” protes Ardi tak terima.“Baru kapan hari kok Kak kejadiannya ...” Mita memang sengaja menunggu waktu yang tepat untuk memberi tahu Ardi, agar dampaknya bisa lebih dramatis dibandingkan jika dia langsung bercerita setelah mengalami kejadian itu.“Tetap saja kita harus gerak cepat, Mit!”“Gerak cepat ngapain? Bukannya kakak bilang kalau sudah nggak minat ngajak Mbak Sindy balikan?” tanya Mita heran.“Tadinya begitu sih ...” Ardi menghela napas panjang, entah kenapa ada rasa tidak rela mendapati Sindy menjalin hubungan dengan pria selain dirinya.“Terus kamu mau lakukan apa, Kak? Ngejar Mbak Sindy lagi? Ingat Kak, dia sudah nggak punya penghasilan rutin lagi.”Ardi terdiam bisu. Selain tidak rela Sindy mulai membuka hati, dia juga tidak setuju jika Sisil memiliki ayah sambung.“Kamu nggak akan paham, Mit. Ini bukan cuma menyangkut Sindy, tapi masa depan Sisil juga.” Ardi menjelaskan. “Nggak rela aku kalau Sisil punya ayah tiri, b
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

69 Merebut Jodoh Anak Saya

Zayyan menoleh menatap Sindy setelah sejak tadi dia menahan diri.“Saya tentu akan memprioritaskan anak dan istri saya,” katanya yakin. “Tapi ada beberapa hal yang kamu harus tahu, Sin. Saya memiliki tanggung jawab penuh terhadap mama saya, karena mama seorang janda. Saya juga punya adik kembar laki-laki yang kuliah di luar kota, sesekali saya mengirim uang jajan untuk mereka.”“Anda yakin bisa memprioritaskan saya dan Sisil di di tengah-tengah tanggung jawab Anda terhadap keluarga?”“Kenapa tidak?”“Karena saya ... saya tidak tega kalau memaksa anda untuk memilih salah satu pihak, saya sering mendengar ungkapan bahwa istri itu adalah orang lain yang kebetulan dinikahi. Sedangkan ibu dan saudara kandung adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan suami, saya khawatir ke depannya hal itu akan menimbulkan konflik.”Zayyan menarik napas, kini dia semakin mengerti kenapa Sindy seolah enggan menikah kembali.“Saya bukan perempuan matre, Pak. Tapi sebagai istri, wajar kan kalau s
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

70 Doa yang Buruk

“Aku akan hancurkan pernikahan kamu,” ancam Ardi tak gentar. “Memangnya calon suami aku akan diam saja?” balas Sindy dengan nada mengejek. “Aku juga akan merebut hak asuh Sisil!” “Silakan, aku juga bisa melaporkan kamu karena nggak memenuhi kewajiban kamu sebagai ayah kandung Sisil. Kapan terakhir kali kamu kasih dia nafkah, masih ingat?” Wajah Ardi seketika pucat pasi. “Kamu nggak bisa seperti ini, Sin!” Ratna menyela. “Memang faktanya begitu kok, Mas Ardi ini sudah nggak pernah lagi melakukan kewajiban sebagai ayah kandung Sisil. Aku diam saja bukan berarti lupa, tapi malas ribut perkara uang yang nggak sanggup Mas Ardi bayar!” “Sindy!” Amarah Ardi tak terbendung lagi. “Ada apa ini ribut-ribut?” Ayah Sindy tampil untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan. “Ini yah, mantan besan nuduh anak kita sudah merebut jodohnya.” Rita langsung mengadu. “Kok lucu? Kalau nikahnya sama Sindy, berarti bukan jodoh namanya. Kenapa malah maksa?” Raut wajah Ratna seketika merah p
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status