Semua Bab Istri yang Tak Dinafkahi : Bab 51 - Bab 60

133 Bab

51 Aku Bertindak Keterlaluan?

“Lancang banget kamu ya, Mas?”“Jangan kasar-kasar sama aku, Sin. Nanti kamu jatuh cinta!”Sindy geleng-geleng kepala mendengar ucapan Ardi yang semakin tidak tahu malu itu.“Aku nggak mau rujuk sama kamu, Mas. Yang ada hidup aku kembali menderita ...”“Siapa bilang? Dulu mungkin iya karena memang keadaan ekonomi kita yang belum mapan, tapi kan sekarang kamu sudah kerja, punya penghasilan sendiri, jadi nggak masalah dong kalau kita rujuk?”Sindy tersenyum sinis. “Terus kenapa memangnya kalau aku sudah punya penghasilan sendiri?”“Kan bisa kita gunakan sama-sama, Sin.”“Enak saja, aku lho nggak pernah merasakan nafkah seutuhnya dari kamu gara-gara kamu sibuk menggunakannya buat keluarga kamu. Giliran uang aku saja kamu berharap untuk menggunakannya sama-sama, malu lah Mas jadi laki-laki.”Ardi menggelengkan kepala. “Kalau sudah suami istri, apa-apa jadi satu. Ngapain malu?”Sindy mengepalkan tangannya, ingin sekali menonjok wajah Ardi yang tanpa dosa itu.“Percuma ngomong sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

52 Calon Istrinya Zayyan

Zayyan sedang mengemudikan mobilnya ke arah rumah, seraya mengamati jalanan di depannya yang tidak terlalu padat.Lelaki tiga puluh tahunan itu sesekali melirik selembar potret yang tergeletak di dasbor, potret masa lalu yang memperlihatkan beberapa murid berseragam putih abu-abu. Salah satunya merupakan seorang murid perempuan yang Zayyan sayangkan tidak mengingat dirinya sedikitpun.Aku memang nggak sepenting itu bagimu, pikir Zayyan seraya melirik potret itu beberapa detik lebih lama.Hanya beberapa detik, tetapi sangat fatal dampaknya ....Brukk!Zayyan merasakan ada yang membentur bagian belakang mobil yang dikemudikannya. Potret di atas dasbor sampai bergoyang dan jatuh ke bawah, membuat konsentrasi Zayyan semakin buyar dan tidak dapat berpikir dengan jernih.Refleks dia membungkuk dan mencari-cari potret itu menggunakan jemarinya, sementara terdengar suara nyaring klakson yang saling bersahutan.Tin! Tin!Brukk!Benturan itu lagi, sontak membuat Zayyan menegakkan dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

53 Clara Mulai Ikut Campur

“Ini uang setoran dari resto, Bu. Maaf kalau kedatangan kami ke sini mengganggu, masalahnya kami cuma bisa tenang kalau uang ini berada di tangan yang semestinya.” Sindy menjelaskan begitu Keke mempersilakannya masuk. “Karena Pak Zayyan tidak ada, maka saya lebih tenang jika Ibu yang menerima setoran ini daripada calon istrinya Pak Zayyan.”Seketika kening Keke berkerut. “Calon istri! Maksud kamu apa, Sindy?”“Wanita yang di luar tadi itu calon istrinya Pak Zayyan kan, Bu? Tadi dia bilang begitu.”“Oh, itu Clara namanya. Dia bukan calon istri Zayyan, tapi memang dia yang urus kecelakaan Zayyan ...”“Pak Zayyan kecelakaan, Bu?” Sindy terbelalak. “Kemarin kami masih bertemu itu, Bu.”“Musibah tidak ada yang tahu, Sin. Saya saja masih shock, ini mau ke rumah sakit lagi.”“Semoga Pak Zayyan cepat pulih ya, Bu? Paling tidak uang setoran sudah diterima dengan baik ...”“Iya, terima kasih ya? Kamu dan Nesi amanah sekali meskipun Clara mengaku sebagai calon istri Zayyan.”“Saya tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

54 Menambah Ketidaksukaan Clara

“Mulai sekarang kalian ganti supplier sayur di warung tradisional saja, biar keuntungan lebih besar.” Clara masuk ke dapur dan memberi wejangan kepada Sindy dan Roni.“Tapi selama ini Pak Zayyan sudah punya langganan tetap sendiri, Bu.” Roni mencoba menjelaskan.“Kamu tuh nggak ngerti apa-apa, ini namanya strategi marketing. Pak Zayyan juga akan senang kalau keuntungan resto makin banyak, besok saya akan suruh supplier baru untuk antar bahan-bahan dapur ke sini.”Tanpa menunggu komentar dari siapapun, Clara langsung pergi meninggalkan dapur.“Ya sudahlah, Mas. Asalkan bahan-bahan yang dibeli Bu Clara sama bagusnya,” cetus Sindy ketika mendengar Roni menarik napas panjang.“Masalahnya aku tahu betul kayak apa prinsip Pak Zayyan, Mbak. Bahan-bahan itu harus dia seleksi dulu ibaratnya, dan itu nggak bisa dilakukan sama orang lain. Aku saja terima beres, bahan-bahan yang masuk ke dapur ini sudah pasti lolos dari seleksi Pak Zayyan.”Sindy mengangguk-angguk.“Kita lihat dulu besok b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

55 Kamu Saya Pecat!

“Seharusnya sih nggak ya,” ujar Roni. “Aku justru menghawatirkan hal lain yang lebih gawat lagi.”“Apa itu, mas?”Usai meninggalkan rumah Zayyan, mereka berkumpul di sebuah warung angkringan untuk melepas penat. “Kemunduran restoran Pak Zayyan,” jawab Roni dengan raut wajah serius. “Dengan tata kelola yang diterapkan Bu Clara ini, aku rasa kita tinggal menghitung waktu saja kapan restoran ini akan mengalami kebangkrutan seperti dulu.”“Jangan dong, Mas!”“Aku masih butuh pekerjaan ini ...”“Sama, memangnya Cuma kamu saja?”Sindy menatap Roni. “Terus kita harus ngapain, mas? Apa ada di antara kita yang bisa melawan Bu Clara?”“Bisa, asalkan Pak Zayyan sembuh.”“Kita saja nggak tahu gimana keadaan Pak Zayyan yang sebenarnya,” keluh Tomi seraya meraih setusuk sate telur puyuh.“Maka dari itu, aku lebih khawatir.” Roni menarik napas panjang. “Resto sudah bagus-bagus dibenahi Pak Zayyan, malah Bu Clara buat kacau.”“Aku kayaknya juga nggak bakalan betah kalau bosnya ganti Bu Cl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

56 Setelah Sindy Dipecat

Clara berkacak pinggang di depan Sindy.“Jangan ngawur kamu ya, pelanggan nggak akan masuk rumah sakit cuma karena makan bahan-bahan tadi. Kamu memang nggak ngerti caranya berbisnis,” cemooh Clara. “Menekan biaya produksi serendah mungkin itu sah-sah saja, ngerti?”“Tidak, yang saya tahu Pak Zayyan lebih mementingkan kualitas dibandingkan keuntungan semata.”“Tahu apa kamu soal Pak Zayyan? Saya ini lebih mengenalnya luar dalam, betul kan, Ron?”Clara menoleh ke arah Roni yang enggan menjawab.“Saya nggak mau buang-buang waktu. Nesi, cepat kamu siapkan gaji terakhir buat Sindy. Sama pesangon sekalian, mumpung saya sedang baik hati.” Clara memberikan perintah, lalu dengan angkuh melenggang pergi menuju ruangan Zayyan.“Kenapa sih kamu nggak iya-in saja semua omongannya Bu Clara?” Nesi menyesalkan, matanya memanas saat dia menghitung berapa gaji yang harus dibayarkan kepada Sindy.“Iya Mbak, pura-pura tuli saja kalau Bu Clara ngomel-ngomel kayak tadi.” Meta memasang wajah murung,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

57 Rujuk dengan Clara?

“Syukurlah, Zay! Terapi kamu membuahkan hasil, mama bersyukur banget ...” Keke tak kuasa menahan laju air matanya karena menjadi saksi bagaimana anak lelakinya berjuang keras untuk bisa pulih kembali seperti sedia kala.“Aku juga bahagia, Ma. Nggak sia-sia semua ini ...”Zayyan menatap ibunya dengan mata memanas.“Sekarang saatnya kamu pertimbangkan baik-baik,” pinta Keke sungguh-sungguh.“Soal apa, Ma?”“Rujuk dengan Clara.”Zayyan langsung menyipitkan mata, rasa haru yang tadi sempat dia rasakan seketika menghilang begitu saja.“Aku nggak mau, Ma.” Keke mengusap bahu Zayyan yang lebar dan tegap.“Dengarkan mama, Clara sudah banyak berjasa pada kita selama kamu terbaring karena kecelakaan itu. Dia menunjukkan kesungguhannya mendampingi kamu, Zay. Tentu saja kamu nggak tahu, tapi mama lihat Clara bolak-balik urus resto dan pengobatan kamu. Nggak ada salahnya kalau kamu kasih dia kesempatan kedua,” bujuk Keke penuh harap.“Mama sedang membahas balas jasa?” “Ya bukan begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

58 Clara Berada dalam Kesulitan

Clara melenggang keluar dari ruangan Zayyan, lalu memanggil Roni yang sudah selesai membuatkan menu untuk pengunjung yang sudah pergi beberapa saat lalu.“Cucikan mobil saya di depan!”Tanpa membantah, seolah hal itu sudah sering terjadi, Roni menuruti perintah Clara. Tidak berapa lama kemudian Meta datang tergopoh-gopoh seraya membawakan segelas jus dingin, sementara Nesi memijat bahu Clara yang duduk bagaikan ratu.“Bu, kalau begini terus kan nggak bagus.” Nesi memberanikan diri untuk bicara. “Resto ini makin sepi, kenapa kita tidak panggil Sindy lagi? Setidaknya kalau resto ramai seperti dulu, Mas Roni jadi ada kerjaan.”Clara tidak segera menjawab. Enak saja memanggil Sindy kembali, susah payah dia menyingkirkannya ....“Masakan Roni mungkin sedang menurun, nanti-nanti juga ramai.” “Tapi ini sudah semakin parah loh, Bu!” Meta ikut memberikan pendapat, sudah seperti dayang-dayang untuk ratu yang sedang terbelit masalah. “Takutnya berimbas ke setoran harian kita, kalau sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

59 Susahnya Banting Tulang Sendirian

“Kelihatannya enak, Sin.”Rita berkomentar ketika Sindy memotret hasil masakannya untuk di-posting di beberapa akun media sosial. Tetangga kanan kiri sudah tahu dari mulut ke mulut jika Sindy berjualan masakan jadi, hanya tinggal dia maksimalkan saja jika ingin pendapatan semakin meningkat.“Aku masak lebih kok, Bu. Karena sistemnya masih pre-order, jadi Ibu sama Ayah bisa nyicip.”“Kenapa nggak dijual semua saja, Sin? Lumayan kan.”“Ya kalau Ibu mau, buat apa dijual? Kecuali Ibu mau menu yang lain gitu ...”“Masakan kamu enak, Ibu juga suka.”Sindy mengucap syukur, kemudian mulai memposting foto masakan buatannya satu per satu.[Kasihan yang sudah dipecat!]Sebuah komentar jahat masuk ke kotak pesan di aplikasi hijau milik Sindy, ternyata dari Mita. Entah dari mana dia tahu kalau dirinya sudah dipecat dari restoran Zayyan, Sindy tidak paham juga.Yang sangat dia sayangkan adalah karena Ardi sudah tidak lagi memberikan nafkah untuk Sisil sejak permintaannya untuk rujuk ditola
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

60 Untungnya Kamu Menolak

Keke terpekur cukup lama setelah Zayyan menceritakan tentang ulah Clara terhadap restoran miliknya.“Mama nggak tahu, Zay ... Mama pikir dia sanggup ...”“Dia memang sanggup, Ma. Sanggup menghancurkan restoran aku,” tegas Zayyan. “Kesalahan yang Clara perbuat sangat fatal, salah satunya adalah membuat Sindy.”“Apa? Sindy dipecat?” Keke terbelalak. “Clara nggak pernah kasih tahu mama sedikitpun, Zay! Setiap mama bertanya, dia selalu bilang kalau restoran aman terkendali.”Zayyan menarik napas panjang. Ingin menyalahkan Keke, tapi dia tidak sampai hati untuk melakukannya. Saat itu pasti pikiran mamanya hanya terfokus pada kecelakaan yang dialami.“Maafkan mama, Zay. Ini juga salah mama, kalau saja mama tidak percaya begitu saja ... Mama salah, maaf ...”Zayyan mengusap punggung tangan ibunya.“Mama nggak salah, aku paham seperti apa perasaan Mama saat lihat aku celaka ... Dan Clara datang di saat yang tepat, berpikir bahwa dia adalah dewi penolong kita. Ternyata apa yang dia perb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status