Aku secara refleks meliriknya sejenak, lalu buru-buru menundukkan kepala.Hanya dengan satu pandangan, aku sudah bisa merasakan hawa dingin yang menyelimuti pria itu."Hei, Zayn, tunggu, kamu mau keluar lagi, ya ...."Henry dengan cepat menahan Zayn yang hendak keluar, lalu berkata kepadaku, "Audrey, cepat hibur Zayn, kalau kamu hibur dia, dia pasti akan membaik."Aku tetap menunduk, berpura-pura dengan tenang makan, tidak bersuara.Padahal, hatiku sudah bergetar hebat.Henry masih tidak menyerah dan berteriak kepadaku, "Cepatlah, Audrey, Zayn itu gampang dihibur."Aku tetap diam.Pertama, aku tidak tahu bagaimana cara menghibur pria ini.Kedua, aku tidak melakukan kesalahan, tidak berkata sesuatu yang salah, kenapa aku harus menghiburnya?Terakhir, yang dia inginkan bukan hiburan atau rayuanku, aku malah mungkin akan menerima ejekan dinginnya jika mencoba menghiburnya.Setelah dipikir-pikir, lebih baik aku tetap diam."Lepaskan, aku harus pergi ke DK Internasional. Jangan buang waktuk
Baca selengkapnya