All Chapters of Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) : Chapter 121 - Chapter 130

173 Chapters

121.Kerjasama

Pedang Darah Bima siap membelah kepala kera raksasa tersebut. Namun kera dengan julukan Raja Kera Hitam itu meniup tubuh Bima hingga terpental dan jatuh di atas tanah. Untungnya dengan sigap Bima menahan tubuhnya dengan kedua kakinya. "Hanya tiupan nya saja sudah sekuat ini, apakah dia benar-benar monster?" batin Bima. Lesmana membidik kepala Raja Kera. Sementara empat yang lainnya menyerang dengan senjata roh masing-masing. "Raka! Banin! Serang sebelah kiri dengan tombak roh dan jaring roh kalian!" perintah Lesmana. "Aryo! Danu! Gunakan racun roh dan Pengikat roh kalian! Aku akan membidik kepalanya dengan benar!""Baik ketua!" sahut empat kesatria tersebut. Serakah Bima yang terpental oleh tiupan napas Raja Kera Hitam, Raka dengan Tombak Roh miliknya melesat bersama Banin yang menggunakan Jaring Roh. Tugas mereka adalah melumpuhkan gerakan tubuh Raja Kera dari sebelah kiri. Sedangkan Aryo yang menggunakan Racun Roh bersama dengan Danu yang menggunakan Pengikat Roh akan melump
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

122.Kerajaan Peri Pelindung

Bima membuka matanya perlahan. Dia menatap dengan nanar tempat di sekitarnya. "Aku... dimana ini?" batinnya sambil menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya. Ketika dia turun dari ranjang yang terlihat mewah itu Bima terkejut mendapati dirinya tak mengenakan pakaian apa pun. "Astaga... memalukan sekali!" batin pemuda itu sambil mencari pakaian miliknya. Ternyata di sebuah meja kecil sudah di siapkan satu set pakaian mewah. Bima segera memakainya. Pedang miliknya pun tersandar di sebelah lemari dengan warna gading. "Tempat semewah ini, apakah aku berada di Kerajaan Peri Pelindung?" batin Bima. "Benar sekali anak muda, kau berada di tempat surga dunia!" ucap Iblis Bayangan menyahut. "Surga dunia?" tanya Bima. "Huh? Kau tidak tahu surga dunia? Lelaki macam apa kau ini anak muda!?" tanya Iblis Bayangan meledek. Iblis Es mendengus. "Yang jelas dia bukan lelaki macam kamu," kata Iblis Es membuat Iblis Bayangan tertawa. Bima menggelengkan kepalanya mendengar dua Iblis yang sudah be
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

123.Toko Misterius

Bima keluar dari toko pakaian. Dia mengganti pakaian mewah yang diberikan oleh Kerajaan padanya. Intan dan Rukma hanya bisa saling pandang. Mereka pun berjalan menyusuri kota yang terlihat ramai oleh para Peri jelata yang berjualan di lapak masing-masing. Banyak juga para pembeli yang mampir hanya untuk mencari barang yang di sukai atau hanya sekedar melihat-lihat. Keadaan di kota itu berbanding terbalik dengan mereka yang ada di perbatasan. Tinju Bima terkepal melihat ketidak adilan tersebut. Sambil berjalan mereka melihat ke sekeliling yang tampak meriah. Hingga satu toko menarik perhatian Bima. "Aku ingin melihat tempat ini, apakah tidak masalah kalian menunggu?" tanya Bima. Intan dan Rukma mengangguk. "Tidak masalah, ini adalah toko misterius yang menjual benda-benda pusaka yang cukup terkenal di tempat ini. Sayangnya, hanya ramai di kunjungi penonton tapi justru sepi pembeli karena mahal sekali untuk harga satu bendanya. Harganya rata-rata adalah roh siluman atau Iblis kel
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

124.Dwarawati

Melihat siapa yang baru saja datang, Goro membungkuk hormat sambil menahan sakit karena tangan kanan nya yang patah. Wanita cantik itu menatap tangan Goro dengan tajam. Lalu menoleh ke arah Bima. "Manusia? Apa yang kau lakukan terhadap prajurit ku?" tanya wanita tersebut. "Aku hanya membela diri, dia yang terlalu bernapsu," jawab Bima acuh tak acuh. Wanita itu sedikit kesal mendengar jawaban Bima yang seenak nya sendiri. "Aku adalah Dwarawati ketua Peri Petarung, Goro adalah salah satu kesatria papan atas yang kami miliki, dan kau sekarang menciderainya,apakah kau siap menghadapi hukuman?" Bima tersenyum sinis. Matanya menatap tajam ke arah wanita bernama Dwarawati. "Aku tak peduli kau siapa, tapi jika kau mau menghukum diriku, bukankah kamu menantang perang terhadapku?" ucap Bima penuh ancaman. "Kau...!" Goro ingin melompat dan kembali menyerang. Namun Dwarawati menahannya. "Manusia! Siapa tuanmu!" bentak Dwarawati marah. "Siapa tuanku? Hengh! Pertanyaan dungu macam apa yan
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

125.Lesmana

Dwarawati menoleh kearah kesatria Peri yang telah melancarkan panah padanya. "Kau...!" serunya kaget melihat siapa yang baru saja memanah menggunakan senjata roh. Lelaki Peri dengan tampang berwibawa mengangguk dan tersenyum. Dwarawati berdiri dan menatap tajam kepada lelaki Peri tersebut. Peri tersebut tak lain tak bukan adalah Lesmana. Peri yang bertempur melawan para siluman perbatasan bersama Bima. Lesmana bukanlah atasan Dwarawati, namun lelaki itu juga bukan bawahan nya meski dia masuk ke dalam kesatria petarung. Lesmana adalah kakak sekaligus guru Dwarawati. Yang menjadi pembeda adalah kekuatan milik Lesmana berada di bawah Dwarawati sehingga wanita itulah yang menjadi ketua di Peri petarung. Sedangkan Lesmana hanyalah wakilnya saja, tapi Dwarawati tak mau menjadikan kakaknya sebagai bawahan. Dia tetap memanggilnya dengan panggilan kakak. "Kenapa kakak datang ke sini!?" tanya Dwarawati dengan wajah kesal. Apalagi tahu yang datang adalah kakaknya sendiri. "Apa yang kau l
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

126.Penyihir Gelap & Murid Sesat

Tak jauh dari kota Kerajaan Peri tersebut ada satu hutan batu yang menjulang tinggi. Tempat itu kering kerontang dan hanya ada batu besar dan tinggi saja. Melihat tempat terpencil itu makhluk lain enggan datang kesana. Karena hawa aneh yang menyelimuti hutan batu tersebut. Satu sosok hitam berkelebat masuk ke dalam hutan batu. Sosok itu terus berlari menyusuri jalan setapak. Jejeran batu-batu raksasa yang menjulang tinggi membuat kesan seram bagi siapa pun yang melihatnya. "Ada apa kau berlari seperti di kejar setan, Bajang?" terdengar suara menggaung yang entah darimana asalnya. Sosok yang di panggil dengan nama Bajang itu berhenti berlari dan menatap ke sekeliling. "Nyai Sri Wedari... Ada hal yang ingin aku kabarkan padamu," kata Bajang. Dari arah batu besar tiba-tiba muncul satu lingkaran hitam yang terlihat seperti lorong. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul satu sosok wanita tua dengan tubuh bungkuk berdiri di depan Bajang. Wajah wanita ini terlihat sangat tidak bersahaba
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

127.Senjata-Senjata Rahasia

Bima mengambil beberapa benda yang terlihat sangat unik dan langka. "Kartika, bisakah kau jelaskan benda-benda aneh ini?" tanya Bima sambil menaruh beberapa benda yang baru saja dia ambil dari meja pameran. Kartika tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah sabuk penyimpanan. Ada beberapa tombol di sabuk ini. Cukup dengan menekan tombol ini, tuan bisa menyimpan atau mengeluarkan benda yang tuan inginkan. Sabuk ini di ciptakan oleh seorang tetua Peri dengan kemampuan pengetahuan yang tetua miliki. Harganya cukup mahal, tuan hanya boleh menukarnya dengan roh siluman kelas atas," kata Kartika. Bima mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat takjub dengan benda tersebut. Yang jelas, dia belum pernah melihat benda itu ada di dunia manusia. "Apakah kamu yakin akan membeli benda ini kakak?" tanya Intan. Bima mengangguk. "Sabuk ini akan sangat berguna untuk menyimpan barang-barang milikku, termasuk uang dan pakaian. Agar saat aku menjumpai kalian tanpa pakaian bisa langsung menyiapkan paka
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

128.Kartika Sang Pelayan

"Darimana tuan bisa mendapatkan roh kelas atas sebanyak ini? Apakah tuan ini seorang Pembantai Iblis?" tanya Kartika. Bima tersenyum. Intan dan Rukma juga tersenyum. Mereka berdua sudah tidak kaget dengan roh-roh yang di miliki oleh Bima. "Apakah cukup untuk membayar semua ini?" tanya Bima. "Tuan menberikan Roh Iblis Tanduk Hitam saja itu sudah cukup untuk membayar semua benda ini tuan..." kata Kartika. "Apa? Hanya satu roh?" tanya Bima tak percaya. "Benar tuan, roh Iblis ini adalah roh kelas Mulia, harganya sepuluh kali lipat dibanding roh kelas atas. Dan roh Iblis lebih istimewa dibanding roh siluman, karena Iblis lebih murni tingkat kadar kekuatannya, itu yang pernah tuanku katakan," kata Kartika. "Hmm... begitu ya, aku baru tahu jika roh Iblis bisa sehebat itu," ucap Bima. "Roh Iblis yang kuat dan padat bisa di simpan menjadi kekuatan sebuah pusaka. Jika itu dari siluman, biasanya mempunyai umur tertentu, berbeda dengan roh Iblis yang bisa bertahan selamanya." jelas Kartika
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

129.Teritori Hutan Batu

"Guru...?" batin Bima melihat sosok lelaki yang tak lain adalah gurunya. "Hahaha! Kau masih ingat padaku anak muda? Setelah lama tak bertemu, bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Pendeta Barata. Bima tertegun sesaat. Dia tidak menyadari, jika ilusi telah mengelabui pikirannya. Sementara tiga gadis itu masih memejamkan mata. Mereka tak mendengar suara apa pun selain suara Bima yang berbicara sendiri. "Kakak sedang bicara kepada siapa...?" batin Intan yang sangat penasaran. Tapi dia takut jika membuka mata, akan ada hal yang tidak dia inginkan. Meski tadi jelas Bima sempat berkata Guru membuat Intan berpikir keras."Apakah dia bertemu gurunya? Tapi aku tak mendengar satu suara pun selain suara kakak Bima... Ada yang aneh, hawa aneh ini," batin Intan. Bima mendekati gurunya. Pendeta Barata tersenyum melihat Bima. "Kau sudah semakin kuat nak, membanggakan sekali," kata Barata membuat Bima merasa asing dengan kalimat tersebut. "Sejauh ini Guru belum pernah memujiku..." batin Bima. "Te
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

130.Sihir Sanca Banteng Hitam

Bajang yang saat itu berada di dalam wujud Pendeta Barata menoleh kearah Bima. Dia merasa ada yang ganjil. "Aku merasa ada hal yang aneh, apakah hanya perasaan ku saja? Aku merasa jurus ilusi milikku tidak bekerja padanya... tapi, dia masih menuruti apa kataku...Sial, tidak mungkin jurus milikku tak bekerja. Selama ini aku tak pernah gagal, hehehe," batin Bajang. Bima tersenyum kecil. "Bukankah ini mudah, kita selesaikan secepatnya," batin Bima. Rantai Tulang Iblis miliknya perlahan keluar dari tangan kanannya. "Iblis Bayangan, pastikan tubuh aslinya akan pindah kemana, aku yakin di depan ku ini hanyalah ilusi," kata Bima. "Tenang saja, aku sudah siapkan ilusi yang akan membuatnya terkejut setengah mati.. kekeke""Guru..." panggil Bima. Pendeta Barata menoleh. Rantai Tulang Iblis di tangan Bima bergerak cepat.Wuuttt! Jleb! Rantai tulang itu menembus tubuh Pendeta Barata. Sesaat Pendeta Barata menatap Bima, lalu terlihat seringai di bibirnya. "Kamu yang mati..." ucap Pendeta
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status