Semua Bab Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) : Bab 141 - Bab 150

173 Bab

141.Isi Hati Sang Ratu

Bima terpaku mendengar perkataan Ratu Azalea yang tak pernah dia duga. Perasaannya bercampur aduk. Pemuda itu terkejut dengan pernyataan Ratu yang tiba-tiba itu. Entah bagaimana dia akan menanggapinya. "Ratu... Apakah warisan itu sungguh untuk mendapatkan calon suami untukmu?" tanya Bima. Ratu Azalea mengangguk. "Guru tak ingin aku menikah dengan orang lemah. Dan benar apa yang dia katakan, banyak pendekar yang berada di ranah Keabadian datang tapi gugur di jembatan ilusi. Di ujian terakhir saat kamu berbicara padaku, itu adalah ujian kelayakan yang hanya aku penentu lolos dan tidaknya pewaris tersebut. Jika aku tidak menyukai nya ataupun mencintainya, itu sudah di anggap tidak lolos..." kata Ratu masih dengan posisi menghadap dinding. Bima melihat tangan Ratu yang terkepal. Perasaannya bimbang. Dia tak menampik bahwa Ratu itu membuatnya jatuh cinta karena kecantikan nya yang luar biasa. Namun, dia juga mencintai Arimbi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

142.Empat Iblis

Bima menatap tajam ke arah Iblis Tanduk Api. Matanya bersinar biru. Tanduk di kening kanannya tumbuh secara perlahan. Hingga memanjang. "Tanduk kita sudah mendekati sempurna!" seru Iblis Es. Bima tersenyum. Setelah naik ke ranah Keabadian dia merasa lebih bertenaga. "Ini waktunya menjajal senjata roh!" kata Bima lalu mengangkat tangannya ke udara. "Jurus pertama dari Senjata Roh Iblis Es, Seribu Duri Es!" teriak Bima. Dari tangan hingga ke tubuhnya mencuat es-es tajam. Aura dingin pun sontak menguasai arena tersebut. Dari punggung Bima muncul duri-duri es. Tubuhnya sudah seperti landak yang di penuhi duri. Senyum kecil menyeruak di bibir Bima. Dengan kekuatan dahsyat Bima berteriak dan melepas semua diri di tubuhnya. Empat Iblis Tanduk Api terkejut. Mereka menahan semua serangan es yang sangat cepat itu. Namun tubuh mereka perlahan membeku karena serangan dingin dari ribuan diri es tersebut. "Ini adalah serangan yang bisa mengalahkan banyak musuh sekaligus! Bagus Bima!" ucap I
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

143.Cermin Hati Kembar

Bima bergerak cepat dengan membawa Pedang Hantu Biru. Dia pun melompat ke arah empat Iblis Tanduk Api. "Iblis Bayangan! Jurus ilusi!" teriak Bima. Sekejap kemudian tubuh separuh nya yang tadi di tempati Iblis Tanduk Emas berubah cepat menjadi Iblis Bayangan. "Hooo! Ilusi milikku tak ada yang menandingi!" ucap Iblis Bayangan. Seketika arena tersebut berubah menjadi hitam. Empat Iblis Tanduk Api terlihat bingung. Mereka tak bisa bergerak. Bima tersenyum. "Jurus Ilusi ini bisa bertahan cukup lama, sangat cukup waktu bagiku untuk memusnahkan nya sekaligus," batin Bima. Bima mengangkat tangannya. Dari dalam lantai muncul empat sosok hitam berwujud ular. Dengan menggerakkan tangannya satu kali, sosok hitam itu langsung menerkam empat Iblis itu secara bersamaan. "Sekarang, Iblis Es! Jurus kedua dari Senjata Roh, Gelombang Es!" teriak Bima lalu menghantam ke lantai arena. Sosok Iblis Es kembali muncul. Dengan jurus ilusi, empat Iblis itu masih tak bisa bergerak karena ilusi itu masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

144.Pedang Es

Bima ke arah Arimbi yang sudah siap menggorok lehernya sendiri. "Arimbi jangan!" teriak Bima. Iblis Es yang tidak bisa terhubung dengan jiwa Bima karena pengaruh kekuatan Cermin Hati Kembar hanya bisa membantu dengan menyegel kaki Bima menggunakan elemen es. Namun segel itu hancur saat Bima dengan kuat melompat ke arah Arimbi. Tekatnya untuk menolong Arimbi lebih besar. "Celaka! Dia terpengaruh ilusi dari cermin!" seru Iblis Es. Iblis Bayangan mendengus marah. "Saudara kita Iblis Tanduk Api sepertinya meremehkan ilusi milikku akan aku tunjukkan kehebatan ku dalam urusan jurus ilusi! Haaah!" umpat Iblis Bayangan lalu mengeluarkan ilusi miliknya. Medan di sekitar Bima perlahan menjadi gelap. Saat Bima telah dekat dengan Arimbi, tiba-tiba gadis itu menjelma menjadi sosok Gadis Tengkorak! Bima terkejut setengah mati dan langsung melepas ajian Bola Iblis ke arah Siluman Gadis Tengkorak. Blaaarrrr!Siluman itu berhasil menghindari serangan meski sebagian tubuhnya terkena dampak da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

145.Serangan

Ratu Azalea meluncur ke atas langit menggunakan Tombak Emas miliknya. Semua kesatria pun bersiap di tembok pertama menanti kedatangan Kadal Monster bersama siluman-siluman lainnya. Ratu berkata di atas langit Kota Peri. Suaranya menggema ke seluruh penjuru kota. Bersama dengan suaranya, dari tubuh Ratu keluar cahaya kuning. "Pertarungan kali ini adalah pertarungan hidup atau mati! Tidak ada kata menyerah sebelum musuh pergi atau mati!" seru Ratu Azalea di atas langit kota. Ratu itu melayang di udara dengan bantuan Tombak Emas nya yang mempunyai kemampuan terbang. Tombak itu adalah senjata roh milik Ratu sendiri. Kemampuan milik Ratu Azalea ini sangat lah langka dan hanya sedikit pendekar yang mempunyai kesaktian yang sama dengan diri nya di seluruh dunia. Dari kejauhan terdengar raungan makhluk raksasa yang sangat besar. Saking besarnya langkah kaki makhluk itu terdengar hingga ke kerajaan. Ratu menoleh kearah para Dewan yang berkuda. "Pertahan kan tembok pertama sebisa mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

146.Warisan Iblis Tanduk Api

Bima menahan tekanan kuat dari makam lantai terakhir. Sesampainya di sana dia melihat satu peti besar si tengah arena. "Apalagi kali ini," batin Bima sambil mengambil kertas di atas meja batu."Datang dan bukalah peti! Tahan kekuatan asli milikku! Jika kamu berhasil, maka warisan ini adalah milikmu dan kamu harus menjaga murid ku dengan jiwa dan ragamu!""Seperti yang Ratu katakan, tujuan warisan ini memang untuk mencarikan dia jodoh..." batin Bima. Ujian terakhir ini baginya cukup mudah. Namun Iblis Es sudah memperingatkan bahwa lantai terakhir ini adalah tekanan Iblis Tanduk Api yang asli. Tekanan seorang Iblis ranah Batara! "Baiklah... Siapkan tenaga dalam dan perisai es, kita akan mencobanya," kata Bima. Dia melangkah mendekati peti besar di tengah arena. Sebelum sampai pada peti, ada satu lingkaran kecil yang mengelilingi peti. Saat kakinya melangkah ke dalam lingkaran tersebut, Bima terkejut. Satu kekuatan tak terlihat, dengan sangat kuat menekan tubuhnya hingga dia jatuh t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

147.Perjuangan Sang Ratu

Blaaarrr! Ledakan keras mengguncang seluruh kerajaan Peri Pelindung saat bola merah raksasa milik Kadal Monster itu menghantam perisai roh milik Ratu Azalea. Sang Ratu terpental mundur oleh tekanan kekuatan besar itu. Darah keluar dari mulutnya. Dia terlihat sangat kepayahan. "Lesmana, tembak!" perintah Ratu dengan suara parau. Lesmana yang sempat teralihkan pandangannya karena melihat Ratu yang terluka segera membidik kepala Kadal Raksasa tersebut. Panah roh gabungan seratus Peri petarung itu melesat di iringi aura petir kuning. Kecepatan panah tersebut membuat Kadal Raksasa tak bisa menghindar. Namun bidikan Lesmana meleset sedikit. Panah itu hanya mengenai sebagian kecil kepala Kadal Raksasa itu hingga berlubang dan membuat luka besar yang menganga. Kadal raksasa itu berteriak kesakitan. Meski tidak membuatnya mati, namun luka sebesar itu membuat dia kalap dan menerjang membabi buta. Ratu Azalea menoleh kearah Lesmana yang tangah menatap tak percaya karena bidikannya gagal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

148.Kedatangan Bima

Para siluman menatap ke arah langit. Dari atas langit Bima menatap tajam ke bawah. Sayap apinya bergerak bagaikan sayap burung raksasa. "Berani sekali kalian melukai wanitaku... Matilah!" teriak Bima sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Langit mendadak menjadi merah saat aura kekuatan Bima berkumpul. Perlahan aura tersebut berkumpul dan berubah menjadi bola api. Sembilan bola api melayang di atas kepala Bima siap untuk di jatuhkan ke arah ribuan siluman di bawahnya. "Sembilan Kutukan Neraka!" teriak Bima. Dua tanduk merahnya yang membara di kepalanya semakin menyala. Mata Bima menyorot merah. Sembilan api itu melayang turun dengan cepat bagaikan meteor saat tangan Bima menghantam ke bawah. Para siluman berteriak ketakutan. Namun tak ada tempat untuk mereka bersembunyi. Suara ledakan beruntun terdengar menggelegar. Gedung-gedung hancur terbakar api. Pemukiman itu pun menjadi lautan api yang membara. Ribuan siluman tewas seketika terbakar api merah yang sangat panas. Le
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

149.Keinginan

Bima bangkit berdiri dengan susah payah. Luka yang dia terima karena ledakan dahsyat yang terjadi itu cukup parah. Meski begitu dengan tubuh penuh luka dia kembali terbang ke atas untuk memastikan para siluman yang menyerang telah mundur. Benar saja,siluman-siluman itu telah mundur masuk kembali ke dalam hutan setelah Raja mereka Kadal raksasa itu tewas. Dengan cepat Bima menemui Ratu Azalea yang masih berada di dalam rumah penduduk. Rumah itu sudah hancur sebagian. Aura hijau masih menyelimuti rumah tersebut. Aura itu adalah aura yang terpancar dari tombak penyembuh milik Bima. "Kamu kembali..." ucap Ratu Azalea lemah. Dia masih tergeletak di atas lantai. Sebagian luka luarnya telah pulih meski belum cukup kuat untuk berdiri sendiri. Itu karena tenaga dalamnya yang telah terkuras habis. Bima tersenyum. Dia merunduk untuk meraih tubuh Ratu Azalea. "Bisakah kamu bawa tombak itu?" tanya Bima. Ratu mengangguk dengan wajah merah. Dia mengambil tombak hijau milik Bima. Tombak peny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

150.Tawaran Sulit

Lesmana dan para kesatria bergerak waspada. "Hati-hati, sepertinya ada siluman yang masih tertinggal di tempat ini..." kata Lesmana mengingat kan. Dwarawati bersiap dengan tenaga dalam jika siluman itu muncul secara mendadak. Mereka tak menyadari dari balik reruntuhan rumah, sepasang mata merah mengawasi gerak gerik para kesatria. Grrrrrr... Siluman itu menggeram. Air liurnya keluar melihat sosok Dwarawati. Gadis cantik dengan tubuh yang indah. Sosok itu mencoba menahan diri, namun godaan ingin memakan Dwarawati sangat tinggi. Dari dalam reruntuhan, siluman itu menerkam tubuh Dwarawati yang berada di barisan belakang. Semua terkejut. Dwarawati yang sudah siap dengan tenaga dalam berhasil menahan cakar siluman itu. Tubuh mereka berguling di jalan. Di saat yang tepat kaki Dwarawati berhasil memasukkan tendangan ke perut siluman tersebut. Sosok siluman berwajah serigala itu terpental ke udara. "Kakak!" teriak Dwarawati. Lesmana langsung melepas panah roh miliknya ke arah silum
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status