Share

127.Senjata-Senjata Rahasia

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-03-07 06:44:54

Bima mengambil beberapa benda yang terlihat sangat unik dan langka.

"Kartika, bisakah kau jelaskan benda-benda aneh ini?" tanya Bima sambil menaruh beberapa benda yang baru saja dia ambil dari meja pameran.

Kartika tersenyum dan mengangguk.

"Ini adalah sabuk penyimpanan. Ada beberapa tombol di sabuk ini. Cukup dengan menekan tombol ini, tuan bisa menyimpan atau mengeluarkan benda yang tuan inginkan. Sabuk ini di ciptakan oleh seorang tetua Peri dengan kemampuan pengetahuan yang tetua miliki. Harganya cukup mahal, tuan hanya boleh menukarnya dengan roh siluman kelas atas," kata Kartika.

Bima mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat takjub dengan benda tersebut. Yang jelas, dia belum pernah melihat benda itu ada di dunia manusia.

"Apakah kamu yakin akan membeli benda ini kakak?" tanya Intan.

Bima mengangguk.

"Sabuk ini akan sangat berguna untuk menyimpan barang-barang milikku, termasuk uang dan pakaian. Agar saat aku menjumpai kalian tanpa pakaian bisa langsung menyiapkan paka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    128.Kartika Sang Pelayan

    "Darimana tuan bisa mendapatkan roh kelas atas sebanyak ini? Apakah tuan ini seorang Pembantai Iblis?" tanya Kartika. Bima tersenyum. Intan dan Rukma juga tersenyum. Mereka berdua sudah tidak kaget dengan roh-roh yang di miliki oleh Bima. "Apakah cukup untuk membayar semua ini?" tanya Bima. "Tuan menberikan Roh Iblis Tanduk Hitam saja itu sudah cukup untuk membayar semua benda ini tuan..." kata Kartika. "Apa? Hanya satu roh?" tanya Bima tak percaya. "Benar tuan, roh Iblis ini adalah roh kelas Mulia, harganya sepuluh kali lipat dibanding roh kelas atas. Dan roh Iblis lebih istimewa dibanding roh siluman, karena Iblis lebih murni tingkat kadar kekuatannya, itu yang pernah tuanku katakan," kata Kartika. "Hmm... begitu ya, aku baru tahu jika roh Iblis bisa sehebat itu," ucap Bima. "Roh Iblis yang kuat dan padat bisa di simpan menjadi kekuatan sebuah pusaka. Jika itu dari siluman, biasanya mempunyai umur tertentu, berbeda dengan roh Iblis yang bisa bertahan selamanya." jelas Kartika

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    129.Teritori Hutan Batu

    "Guru...?" batin Bima melihat sosok lelaki yang tak lain adalah gurunya. "Hahaha! Kau masih ingat padaku anak muda? Setelah lama tak bertemu, bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Pendeta Barata. Bima tertegun sesaat. Dia tidak menyadari, jika ilusi telah mengelabui pikirannya. Sementara tiga gadis itu masih memejamkan mata. Mereka tak mendengar suara apa pun selain suara Bima yang berbicara sendiri. "Kakak sedang bicara kepada siapa...?" batin Intan yang sangat penasaran. Tapi dia takut jika membuka mata, akan ada hal yang tidak dia inginkan. Meski tadi jelas Bima sempat berkata Guru membuat Intan berpikir keras."Apakah dia bertemu gurunya? Tapi aku tak mendengar satu suara pun selain suara kakak Bima... Ada yang aneh, hawa aneh ini," batin Intan. Bima mendekati gurunya. Pendeta Barata tersenyum melihat Bima. "Kau sudah semakin kuat nak, membanggakan sekali," kata Barata membuat Bima merasa asing dengan kalimat tersebut. "Sejauh ini Guru belum pernah memujiku..." batin Bima. "Te

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    130.Sihir Sanca Banteng Hitam

    Bajang yang saat itu berada di dalam wujud Pendeta Barata menoleh kearah Bima. Dia merasa ada yang ganjil. "Aku merasa ada hal yang aneh, apakah hanya perasaan ku saja? Aku merasa jurus ilusi milikku tidak bekerja padanya... tapi, dia masih menuruti apa kataku...Sial, tidak mungkin jurus milikku tak bekerja. Selama ini aku tak pernah gagal, hehehe," batin Bajang. Bima tersenyum kecil. "Bukankah ini mudah, kita selesaikan secepatnya," batin Bima. Rantai Tulang Iblis miliknya perlahan keluar dari tangan kanannya. "Iblis Bayangan, pastikan tubuh aslinya akan pindah kemana, aku yakin di depan ku ini hanyalah ilusi," kata Bima. "Tenang saja, aku sudah siapkan ilusi yang akan membuatnya terkejut setengah mati.. kekeke""Guru..." panggil Bima. Pendeta Barata menoleh. Rantai Tulang Iblis di tangan Bima bergerak cepat.Wuuttt! Jleb! Rantai tulang itu menembus tubuh Pendeta Barata. Sesaat Pendeta Barata menatap Bima, lalu terlihat seringai di bibirnya. "Kamu yang mati..." ucap Pendeta

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    131.Sihir Sanca Banteng Hitam(2)

    Sosok kepala ular raksasa itu keluar dari tongkat hitam Nyai Sri Wedari. Penyihir Gelap tersebut terlihat memuntahkan darah hitam dari mulutnya. "Sial...! Meski aku sudah mengunci beberapa titik meridian agar kekuatan Ranah Cakrawala milikku bisa di tahan, tetap saja aku terluka dalam... Bajingan...! Jika aku tak segera selesaikan bajingan kecil itu, anak muda itu bisa tahu kelemahan ku!" batin Nyai Sri Wedari. Dia berharap Bima tidak tahu. Namun sayangnya Bima sudah mengetahui kelemahan Nyai Sri Wedari sejak awal saat Nyai Sri Wedari mulai menggunakan sihir. "Apakah dia menahan kekuatan penuhnya?" tanya Bima penasaran setelah matanya menangkap wanita peri tua tersebut muntah darah. "Sepertinya dia sedang dalam keadaan terluka. Dia menahan kekuatannya agar bertahan di ranah Keabadian. Itu artinya pembuluh darahnya telah terkena racun yang membekukan darah!" kata Iblis Es. "Racun yang bisa membuat pembuluh darah membeku adalah racun dingin. Bukanlah itu hampir sama dengan racun es

    Last Updated : 2025-03-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    132.Jarum Pengundang Kematian

    Bima menanti waktu yang tepat untuk keluar. Ular Sanca Banteng Hitam itu masih terus mengamuk. "Sial, dia terlalu kuat untuk ku hadapi, apakah ada cara untuk lepas darinya?" Batin Bima. "Kau mempunyai senjata rahasia yang baru kau beli, kau bisa gunakan itu," Kata Iblis Es. Bima mengeluarkan Belati Petir miliknya. Iblis Es tersenyum. "Kegunaan utama belati ini sebenarnya bukan untuk membunuh karena dia tidak di gunakan untuk hal itu. Namun untuk melukai musuh cukup berguna dengan memotong setiap urat nadi lawan," Jelas Iblis Es. "Lalu kegunaan senjata ini, sebenarnya untuk apa?" Tanya Bima. "Pindah tempat sesuai keinginan mu," Jawab Iblis Es membuat Bima terkejut. "Pindah tempat? Bagaimana caranya Iblis Es?" tanya Bima penasaran. "Mudah saja, kau hanya perlu memusatkan pikiran dan mengalirkan tenaga dalam pada belati tersebut. Kau bisa menjadi manusia tercepat di dunia persilatan hanya dengan belati kecil itu." Jawab Iblis Es. "Bukankah itu luar biasa...?" batin Bima. "Huh,

    Last Updated : 2025-03-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    133.Topeng Iblis Mata Tiga

    Bima menatap tajam ke arah bola hitam raksasa yang mengambang di udara. "Memang sangat kuat... Iblis Es, apa kegunaan Topeng Iblis Mata Tiga?" Tanya Bima sambil mengeluarkan topeng berwarna merah tersebut. "Kekuatan yang ada pada Leluhur kami adalah Waktu, Angin dan Api! Jika topeng itu memang asli warisan leluhur dari kami seharusnya tiga kekuatan itu ada pada topeng tersebut," Jawab Iblis Es. Bima tersenyum. "Bagus sekali, ular ini tahan dengan es dan serangan pedang, aku akan melakukan satu cara untuk mengalahkannya!" Ucap Bima. "Apakah kau akan menggunakan topeng tersebut?" Tanya Iblis Es. Bima mengangguk. Dia menatap sesaat topeng bertanduk perak tersebut. Dengan perlahan Bima memakai topeng itu. Saat topeng menempel di wajahnya, tiba-tiba Bima merasa tubuhnya tersedot satu kekuatan yang tak terlihat. Pandangan matanya gelap dan dia tak bisa melawan sama sekali! "Puluhan ribu tahun tak ada yang berani memakai topeng hasil karyaku sendiri... Sekarang, manusia lemah seperti

    Last Updated : 2025-03-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    134.Bertahan Dari Maut

    Bola kekuatan berwarna hitam itu meledak dengan sangat dahsyat. Dentuman nya menggelegar hingga jarak ratusan tombak. Ratu Azalea berdiri dari atas singgasananya. Dia meraih tongkat emas nya menatap para dewan yang duduk di depannya. "Suara apa itu?" tanya Ratu Azalea dengan suara lembut. "Kami akan selidiki Ratu, berdasarkan arah suara, itu tak jauh dari arah toko milikku," Kata Dewan Pertahanan Dwaraka. "Apakah tamu kehormatan itu belum datang ke balai kemuliaan?" Tanya Ratu Azalea. "Mohon maaf Ratu, tamu itu masih ingin berjalan-jalan di kota untuk melihat-lihat. Kami tidak bisa memaksanya untuk segera datang..." Ucap Dwaraka sambil membungkuk. "Baiklah, sekarang cepat selidiki arah suara itu. Aku merasa ada tidak beres," Perintah sang Ratu. "Baik, akan kami perintah kan tim penyelidik," ucap Dwaraka lalu pamit pergi. Ratu Azalea menatap ke arah jendela besar yang ada di istana itu. Dari raut wajahnya yang cantik terlihat jelas jika dia tengah menyembunyikan perasaan gelisa

    Last Updated : 2025-03-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    135.Ratu Azalea

    Dari kejauhan terlihat istana Kerajaan Peri Pelindung yang sangat megah dan menjulang tinggi ke langit. Gedung-gedung di kota tersebut juga menunjukkan arsitektur yang terkesan mewah. "Benteng itu..." desis Bima yang melihat benteng raksasa setinggi dua puluh tombak berdiri megah sebelum memasuki gerbang kota utama. "Itu adalah benteng pertahanan jika terjadi serangan siluman yang tidak di duga, benteng itu tinggi dua puluh tombak dan tebal dua tombak,sangat kuat untuk di tembus siluman ranah Tulang Dewa sekalipun." kata Lesmana. Mata Bima menatap tajam ke arah benteng tersebut. Di atas tembok itu terlihat berjejer para kesatria penjaga dengan senjata lengkap. Mereka terlihat selalu waspada. Bima tersenyum kagum. "Kota ini sangat penting di Kerajaan, kami harus bisa bertahan setiap terjadi serangan besar. Untungnya dalam dua ribu tahun terakhir hanya ada beberapa serangan besar yang berhasil di patahkan dengan mudah oleh Ratu Azalea," Jelas Lesmana. "Dua ribu tahun terakhir...?"

    Last Updated : 2025-03-10

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    150.Tawaran Sulit

    Lesmana dan para kesatria bergerak waspada. "Hati-hati, sepertinya ada siluman yang masih tertinggal di tempat ini..." kata Lesmana mengingat kan. Dwarawati bersiap dengan tenaga dalam jika siluman itu muncul secara mendadak. Mereka tak menyadari dari balik reruntuhan rumah, sepasang mata merah mengawasi gerak gerik para kesatria. Grrrrrr... Siluman itu menggeram. Air liurnya keluar melihat sosok Dwarawati. Gadis cantik dengan tubuh yang indah. Sosok itu mencoba menahan diri, namun godaan ingin memakan Dwarawati sangat tinggi. Dari dalam reruntuhan, siluman itu menerkam tubuh Dwarawati yang berada di barisan belakang. Semua terkejut. Dwarawati yang sudah siap dengan tenaga dalam berhasil menahan cakar siluman itu. Tubuh mereka berguling di jalan. Di saat yang tepat kaki Dwarawati berhasil memasukkan tendangan ke perut siluman tersebut. Sosok siluman berwajah serigala itu terpental ke udara. "Kakak!" teriak Dwarawati. Lesmana langsung melepas panah roh miliknya ke arah silum

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    149.Keinginan

    Bima bangkit berdiri dengan susah payah. Luka yang dia terima karena ledakan dahsyat yang terjadi itu cukup parah. Meski begitu dengan tubuh penuh luka dia kembali terbang ke atas untuk memastikan para siluman yang menyerang telah mundur. Benar saja,siluman-siluman itu telah mundur masuk kembali ke dalam hutan setelah Raja mereka Kadal raksasa itu tewas. Dengan cepat Bima menemui Ratu Azalea yang masih berada di dalam rumah penduduk. Rumah itu sudah hancur sebagian. Aura hijau masih menyelimuti rumah tersebut. Aura itu adalah aura yang terpancar dari tombak penyembuh milik Bima. "Kamu kembali..." ucap Ratu Azalea lemah. Dia masih tergeletak di atas lantai. Sebagian luka luarnya telah pulih meski belum cukup kuat untuk berdiri sendiri. Itu karena tenaga dalamnya yang telah terkuras habis. Bima tersenyum. Dia merunduk untuk meraih tubuh Ratu Azalea. "Bisakah kamu bawa tombak itu?" tanya Bima. Ratu mengangguk dengan wajah merah. Dia mengambil tombak hijau milik Bima. Tombak peny

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    148.Kedatangan Bima

    Para siluman menatap ke arah langit. Dari atas langit Bima menatap tajam ke bawah. Sayap apinya bergerak bagaikan sayap burung raksasa. "Berani sekali kalian melukai wanitaku... Matilah!" teriak Bima sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Langit mendadak menjadi merah saat aura kekuatan Bima berkumpul. Perlahan aura tersebut berkumpul dan berubah menjadi bola api. Sembilan bola api melayang di atas kepala Bima siap untuk di jatuhkan ke arah ribuan siluman di bawahnya. "Sembilan Kutukan Neraka!" teriak Bima. Dua tanduk merahnya yang membara di kepalanya semakin menyala. Mata Bima menyorot merah. Sembilan api itu melayang turun dengan cepat bagaikan meteor saat tangan Bima menghantam ke bawah. Para siluman berteriak ketakutan. Namun tak ada tempat untuk mereka bersembunyi. Suara ledakan beruntun terdengar menggelegar. Gedung-gedung hancur terbakar api. Pemukiman itu pun menjadi lautan api yang membara. Ribuan siluman tewas seketika terbakar api merah yang sangat panas. Le

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    147.Perjuangan Sang Ratu

    Blaaarrr! Ledakan keras mengguncang seluruh kerajaan Peri Pelindung saat bola merah raksasa milik Kadal Monster itu menghantam perisai roh milik Ratu Azalea. Sang Ratu terpental mundur oleh tekanan kekuatan besar itu. Darah keluar dari mulutnya. Dia terlihat sangat kepayahan. "Lesmana, tembak!" perintah Ratu dengan suara parau. Lesmana yang sempat teralihkan pandangannya karena melihat Ratu yang terluka segera membidik kepala Kadal Raksasa tersebut. Panah roh gabungan seratus Peri petarung itu melesat di iringi aura petir kuning. Kecepatan panah tersebut membuat Kadal Raksasa tak bisa menghindar. Namun bidikan Lesmana meleset sedikit. Panah itu hanya mengenai sebagian kecil kepala Kadal Raksasa itu hingga berlubang dan membuat luka besar yang menganga. Kadal raksasa itu berteriak kesakitan. Meski tidak membuatnya mati, namun luka sebesar itu membuat dia kalap dan menerjang membabi buta. Ratu Azalea menoleh kearah Lesmana yang tangah menatap tak percaya karena bidikannya gagal.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    146.Warisan Iblis Tanduk Api

    Bima menahan tekanan kuat dari makam lantai terakhir. Sesampainya di sana dia melihat satu peti besar si tengah arena. "Apalagi kali ini," batin Bima sambil mengambil kertas di atas meja batu."Datang dan bukalah peti! Tahan kekuatan asli milikku! Jika kamu berhasil, maka warisan ini adalah milikmu dan kamu harus menjaga murid ku dengan jiwa dan ragamu!""Seperti yang Ratu katakan, tujuan warisan ini memang untuk mencarikan dia jodoh..." batin Bima. Ujian terakhir ini baginya cukup mudah. Namun Iblis Es sudah memperingatkan bahwa lantai terakhir ini adalah tekanan Iblis Tanduk Api yang asli. Tekanan seorang Iblis ranah Batara! "Baiklah... Siapkan tenaga dalam dan perisai es, kita akan mencobanya," kata Bima. Dia melangkah mendekati peti besar di tengah arena. Sebelum sampai pada peti, ada satu lingkaran kecil yang mengelilingi peti. Saat kakinya melangkah ke dalam lingkaran tersebut, Bima terkejut. Satu kekuatan tak terlihat, dengan sangat kuat menekan tubuhnya hingga dia jatuh t

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    145.Serangan

    Ratu Azalea meluncur ke atas langit menggunakan Tombak Emas miliknya. Semua kesatria pun bersiap di tembok pertama menanti kedatangan Kadal Monster bersama siluman-siluman lainnya. Ratu berkata di atas langit Kota Peri. Suaranya menggema ke seluruh penjuru kota. Bersama dengan suaranya, dari tubuh Ratu keluar cahaya kuning. "Pertarungan kali ini adalah pertarungan hidup atau mati! Tidak ada kata menyerah sebelum musuh pergi atau mati!" seru Ratu Azalea di atas langit kota. Ratu itu melayang di udara dengan bantuan Tombak Emas nya yang mempunyai kemampuan terbang. Tombak itu adalah senjata roh milik Ratu sendiri. Kemampuan milik Ratu Azalea ini sangat lah langka dan hanya sedikit pendekar yang mempunyai kesaktian yang sama dengan diri nya di seluruh dunia. Dari kejauhan terdengar raungan makhluk raksasa yang sangat besar. Saking besarnya langkah kaki makhluk itu terdengar hingga ke kerajaan. Ratu menoleh kearah para Dewan yang berkuda. "Pertahan kan tembok pertama sebisa mungkin

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    144.Pedang Es

    Bima ke arah Arimbi yang sudah siap menggorok lehernya sendiri. "Arimbi jangan!" teriak Bima. Iblis Es yang tidak bisa terhubung dengan jiwa Bima karena pengaruh kekuatan Cermin Hati Kembar hanya bisa membantu dengan menyegel kaki Bima menggunakan elemen es. Namun segel itu hancur saat Bima dengan kuat melompat ke arah Arimbi. Tekatnya untuk menolong Arimbi lebih besar. "Celaka! Dia terpengaruh ilusi dari cermin!" seru Iblis Es. Iblis Bayangan mendengus marah. "Saudara kita Iblis Tanduk Api sepertinya meremehkan ilusi milikku akan aku tunjukkan kehebatan ku dalam urusan jurus ilusi! Haaah!" umpat Iblis Bayangan lalu mengeluarkan ilusi miliknya. Medan di sekitar Bima perlahan menjadi gelap. Saat Bima telah dekat dengan Arimbi, tiba-tiba gadis itu menjelma menjadi sosok Gadis Tengkorak! Bima terkejut setengah mati dan langsung melepas ajian Bola Iblis ke arah Siluman Gadis Tengkorak. Blaaarrrr!Siluman itu berhasil menghindari serangan meski sebagian tubuhnya terkena dampak da

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    143.Cermin Hati Kembar

    Bima bergerak cepat dengan membawa Pedang Hantu Biru. Dia pun melompat ke arah empat Iblis Tanduk Api. "Iblis Bayangan! Jurus ilusi!" teriak Bima. Sekejap kemudian tubuh separuh nya yang tadi di tempati Iblis Tanduk Emas berubah cepat menjadi Iblis Bayangan. "Hooo! Ilusi milikku tak ada yang menandingi!" ucap Iblis Bayangan. Seketika arena tersebut berubah menjadi hitam. Empat Iblis Tanduk Api terlihat bingung. Mereka tak bisa bergerak. Bima tersenyum. "Jurus Ilusi ini bisa bertahan cukup lama, sangat cukup waktu bagiku untuk memusnahkan nya sekaligus," batin Bima. Bima mengangkat tangannya. Dari dalam lantai muncul empat sosok hitam berwujud ular. Dengan menggerakkan tangannya satu kali, sosok hitam itu langsung menerkam empat Iblis itu secara bersamaan. "Sekarang, Iblis Es! Jurus kedua dari Senjata Roh, Gelombang Es!" teriak Bima lalu menghantam ke lantai arena. Sosok Iblis Es kembali muncul. Dengan jurus ilusi, empat Iblis itu masih tak bisa bergerak karena ilusi itu masih

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    142.Empat Iblis

    Bima menatap tajam ke arah Iblis Tanduk Api. Matanya bersinar biru. Tanduk di kening kanannya tumbuh secara perlahan. Hingga memanjang. "Tanduk kita sudah mendekati sempurna!" seru Iblis Es. Bima tersenyum. Setelah naik ke ranah Keabadian dia merasa lebih bertenaga. "Ini waktunya menjajal senjata roh!" kata Bima lalu mengangkat tangannya ke udara. "Jurus pertama dari Senjata Roh Iblis Es, Seribu Duri Es!" teriak Bima. Dari tangan hingga ke tubuhnya mencuat es-es tajam. Aura dingin pun sontak menguasai arena tersebut. Dari punggung Bima muncul duri-duri es. Tubuhnya sudah seperti landak yang di penuhi duri. Senyum kecil menyeruak di bibir Bima. Dengan kekuatan dahsyat Bima berteriak dan melepas semua diri di tubuhnya. Empat Iblis Tanduk Api terkejut. Mereka menahan semua serangan es yang sangat cepat itu. Namun tubuh mereka perlahan membeku karena serangan dingin dari ribuan diri es tersebut. "Ini adalah serangan yang bisa mengalahkan banyak musuh sekaligus! Bagus Bima!" ucap I

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status