Beranda / Pendekar / Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) / 126.Penyihir Gelap & Murid Sesat

Share

126.Penyihir Gelap & Murid Sesat

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-06 06:31:50

Tak jauh dari kota Kerajaan Peri tersebut ada satu hutan batu yang menjulang tinggi. Tempat itu kering kerontang dan hanya ada batu besar dan tinggi saja.

Melihat tempat terpencil itu makhluk lain enggan datang kesana. Karena hawa aneh yang menyelimuti hutan batu tersebut.

Satu sosok hitam berkelebat masuk ke dalam hutan batu. Sosok itu terus berlari menyusuri jalan setapak. Jejeran batu-batu raksasa yang menjulang tinggi membuat kesan seram bagi siapa pun yang melihatnya.

"Ada apa kau berlari seperti di kejar setan, Bajang?" terdengar suara menggaung yang entah darimana asalnya.

Sosok yang di panggil dengan nama Bajang itu berhenti berlari dan menatap ke sekeliling.

"Nyai Sri Wedari... Ada hal yang ingin aku kabarkan padamu," kata Bajang.

Dari arah batu besar tiba-tiba muncul satu lingkaran hitam yang terlihat seperti lorong. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul satu sosok wanita tua dengan tubuh bungkuk berdiri di depan Bajang.

Wajah wanita ini terlihat sangat tidak bersahaba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    127.Senjata-Senjata Rahasia

    Bima mengambil beberapa benda yang terlihat sangat unik dan langka. "Kartika, bisakah kau jelaskan benda-benda aneh ini?" tanya Bima sambil menaruh beberapa benda yang baru saja dia ambil dari meja pameran. Kartika tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah sabuk penyimpanan. Ada beberapa tombol di sabuk ini. Cukup dengan menekan tombol ini, tuan bisa menyimpan atau mengeluarkan benda yang tuan inginkan. Sabuk ini di ciptakan oleh seorang tetua Peri dengan kemampuan pengetahuan yang tetua miliki. Harganya cukup mahal, tuan hanya boleh menukarnya dengan roh siluman kelas atas," kata Kartika. Bima mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat takjub dengan benda tersebut. Yang jelas, dia belum pernah melihat benda itu ada di dunia manusia. "Apakah kamu yakin akan membeli benda ini kakak?" tanya Intan. Bima mengangguk. "Sabuk ini akan sangat berguna untuk menyimpan barang-barang milikku, termasuk uang dan pakaian. Agar saat aku menjumpai kalian tanpa pakaian bisa langsung menyiapkan paka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    128.Kartika Sang Pelayan

    "Darimana tuan bisa mendapatkan roh kelas atas sebanyak ini? Apakah tuan ini seorang Pembantai Iblis?" tanya Kartika. Bima tersenyum. Intan dan Rukma juga tersenyum. Mereka berdua sudah tidak kaget dengan roh-roh yang di miliki oleh Bima. "Apakah cukup untuk membayar semua ini?" tanya Bima. "Tuan menberikan Roh Iblis Tanduk Hitam saja itu sudah cukup untuk membayar semua benda ini tuan..." kata Kartika. "Apa? Hanya satu roh?" tanya Bima tak percaya. "Benar tuan, roh Iblis ini adalah roh kelas Mulia, harganya sepuluh kali lipat dibanding roh kelas atas. Dan roh Iblis lebih istimewa dibanding roh siluman, karena Iblis lebih murni tingkat kadar kekuatannya, itu yang pernah tuanku katakan," kata Kartika. "Hmm... begitu ya, aku baru tahu jika roh Iblis bisa sehebat itu," ucap Bima. "Roh Iblis yang kuat dan padat bisa di simpan menjadi kekuatan sebuah pusaka. Jika itu dari siluman, biasanya mempunyai umur tertentu, berbeda dengan roh Iblis yang bisa bertahan selamanya." jelas Kartika

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    129.Teritori Hutan Batu

    "Guru...?" batin Bima melihat sosok lelaki yang tak lain adalah gurunya. "Hahaha! Kau masih ingat padaku anak muda? Setelah lama tak bertemu, bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Pendeta Barata. Bima tertegun sesaat. Dia tidak menyadari, jika ilusi telah mengelabui pikirannya. Sementara tiga gadis itu masih memejamkan mata. Mereka tak mendengar suara apa pun selain suara Bima yang berbicara sendiri. "Kakak sedang bicara kepada siapa...?" batin Intan yang sangat penasaran. Tapi dia takut jika membuka mata, akan ada hal yang tidak dia inginkan. Meski tadi jelas Bima sempat berkata Guru membuat Intan berpikir keras."Apakah dia bertemu gurunya? Tapi aku tak mendengar satu suara pun selain suara kakak Bima... Ada yang aneh, hawa aneh ini," batin Intan. Bima mendekati gurunya. Pendeta Barata tersenyum melihat Bima. "Kau sudah semakin kuat nak, membanggakan sekali," kata Barata membuat Bima merasa asing dengan kalimat tersebut. "Sejauh ini Guru belum pernah memujiku..." batin Bima. "Te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    130.Sihir Sanca Banteng Hitam

    Bajang yang saat itu berada di dalam wujud Pendeta Barata menoleh kearah Bima. Dia merasa ada yang ganjil. "Aku merasa ada hal yang aneh, apakah hanya perasaan ku saja? Aku merasa jurus ilusi milikku tidak bekerja padanya... tapi, dia masih menuruti apa kataku...Sial, tidak mungkin jurus milikku tak bekerja. Selama ini aku tak pernah gagal, hehehe," batin Bajang. Bima tersenyum kecil. "Bukankah ini mudah, kita selesaikan secepatnya," batin Bima. Rantai Tulang Iblis miliknya perlahan keluar dari tangan kanannya. "Iblis Bayangan, pastikan tubuh aslinya akan pindah kemana, aku yakin di depan ku ini hanyalah ilusi," kata Bima. "Tenang saja, aku sudah siapkan ilusi yang akan membuatnya terkejut setengah mati.. kekeke""Guru..." panggil Bima. Pendeta Barata menoleh. Rantai Tulang Iblis di tangan Bima bergerak cepat.Wuuttt! Jleb! Rantai tulang itu menembus tubuh Pendeta Barata. Sesaat Pendeta Barata menatap Bima, lalu terlihat seringai di bibirnya. "Kamu yang mati..." ucap Pendeta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    131.Sihir Sanca Banteng Hitam(2)

    Sosok kepala ular raksasa itu keluar dari tongkat hitam Nyai Sri Wedari. Penyihir Gelap tersebut terlihat memuntahkan darah hitam dari mulutnya. "Sial...! Meski aku sudah mengunci beberapa titik meridian agar kekuatan Ranah Cakrawala milikku bisa di tahan, tetap saja aku terluka dalam... Bajingan...! Jika aku tak segera selesaikan bajingan kecil itu, anak muda itu bisa tahu kelemahan ku!" batin Nyai Sri Wedari. Dia berharap Bima tidak tahu. Namun sayangnya Bima sudah mengetahui kelemahan Nyai Sri Wedari sejak awal saat Nyai Sri Wedari mulai menggunakan sihir. "Apakah dia menahan kekuatan penuhnya?" tanya Bima penasaran setelah matanya menangkap wanita peri tua tersebut muntah darah. "Sepertinya dia sedang dalam keadaan terluka. Dia menahan kekuatannya agar bertahan di ranah Keabadian. Itu artinya pembuluh darahnya telah terkena racun yang membekukan darah!" kata Iblis Es. "Racun yang bisa membuat pembuluh darah membeku adalah racun dingin. Bukanlah itu hampir sama dengan racun es

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    132.Jarum Pengundang Kematian

    Bima menanti waktu yang tepat untuk keluar. Ular Sanca Banteng Hitam itu masih terus mengamuk. "Sial, dia terlalu kuat untuk ku hadapi, apakah ada cara untuk lepas darinya?" Batin Bima. "Kau mempunyai senjata rahasia yang baru kau beli, kau bisa gunakan itu," Kata Iblis Es. Bima mengeluarkan Belati Petir miliknya. Iblis Es tersenyum. "Kegunaan utama belati ini sebenarnya bukan untuk membunuh karena dia tidak di gunakan untuk hal itu. Namun untuk melukai musuh cukup berguna dengan memotong setiap urat nadi lawan," Jelas Iblis Es. "Lalu kegunaan senjata ini, sebenarnya untuk apa?" Tanya Bima. "Pindah tempat sesuai keinginan mu," Jawab Iblis Es membuat Bima terkejut. "Pindah tempat? Bagaimana caranya Iblis Es?" tanya Bima penasaran. "Mudah saja, kau hanya perlu memusatkan pikiran dan mengalirkan tenaga dalam pada belati tersebut. Kau bisa menjadi manusia tercepat di dunia persilatan hanya dengan belati kecil itu." Jawab Iblis Es. "Bukankah itu luar biasa...?" batin Bima. "Huh,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    133.Topeng Iblis Mata Tiga

    Bima menatap tajam ke arah bola hitam raksasa yang mengambang di udara. "Memang sangat kuat... Iblis Es, apa kegunaan Topeng Iblis Mata Tiga?" Tanya Bima sambil mengeluarkan topeng berwarna merah tersebut. "Kekuatan yang ada pada Leluhur kami adalah Waktu, Angin dan Api! Jika topeng itu memang asli warisan leluhur dari kami seharusnya tiga kekuatan itu ada pada topeng tersebut," Jawab Iblis Es. Bima tersenyum. "Bagus sekali, ular ini tahan dengan es dan serangan pedang, aku akan melakukan satu cara untuk mengalahkannya!" Ucap Bima. "Apakah kau akan menggunakan topeng tersebut?" Tanya Iblis Es. Bima mengangguk. Dia menatap sesaat topeng bertanduk perak tersebut. Dengan perlahan Bima memakai topeng itu. Saat topeng menempel di wajahnya, tiba-tiba Bima merasa tubuhnya tersedot satu kekuatan yang tak terlihat. Pandangan matanya gelap dan dia tak bisa melawan sama sekali! "Puluhan ribu tahun tak ada yang berani memakai topeng hasil karyaku sendiri... Sekarang, manusia lemah seperti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    134.Bertahan Dari Maut

    Bola kekuatan berwarna hitam itu meledak dengan sangat dahsyat. Dentuman nya menggelegar hingga jarak ratusan tombak. Ratu Azalea berdiri dari atas singgasananya. Dia meraih tongkat emas nya menatap para dewan yang duduk di depannya. "Suara apa itu?" tanya Ratu Azalea dengan suara lembut. "Kami akan selidiki Ratu, berdasarkan arah suara, itu tak jauh dari arah toko milikku," Kata Dewan Pertahanan Dwaraka. "Apakah tamu kehormatan itu belum datang ke balai kemuliaan?" Tanya Ratu Azalea. "Mohon maaf Ratu, tamu itu masih ingin berjalan-jalan di kota untuk melihat-lihat. Kami tidak bisa memaksanya untuk segera datang..." Ucap Dwaraka sambil membungkuk. "Baiklah, sekarang cepat selidiki arah suara itu. Aku merasa ada tidak beres," Perintah sang Ratu. "Baik, akan kami perintah kan tim penyelidik," ucap Dwaraka lalu pamit pergi. Ratu Azalea menatap ke arah jendela besar yang ada di istana itu. Dari raut wajahnya yang cantik terlihat jelas jika dia tengah menyembunyikan perasaan gelisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    255.Geger Di Malam Hari(2)

    Tengkorak Merah raksasa menderu dari atas langit menuju aula dimana para pendekar sewaan Perguruan Bangau Surga berada. "Hei, apakah kalian merasa ada yang aneh?" tanya salah satu pendekar yang sedang asik minum tuak. "Kau mabuk, apa yang kau rasakan kecuali pusing? Hahaha!" sahut kawannya yang juga sudah dalam keadaan mabuk. Di dalam aula itu ada sepuluh pendekar Ranah Tulang Dewa dan belasan pendekar ranah Keabadian. Keberadaan mereka adalah untuk menjebak pembunuh yang mengincar Ketua mereka. Namun mereka tak menyadari, bahaya yang lebih mengerikan tengah menuju ke arah mereka. "Beberapa hari ini Ketua Adisatya mengurung diri di gubuk itu, apakah dia akan terus membiarkan orang-orang pemabuk ini berada di aula terhormat kita?" bisik salah satu murid Perguruan. "Sssttt! Jangan sampai mereka mendengar, itu akan jadi masalah untuk Perguruan kita," sanggah kawannya yang lebih memilih diam. Saat keadaan te

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    253.Geger Di Malam Hari

    Bima melangkah masuk ke dalam penginapan yang sudah dia tempati beberapa hari ini. Matanya melirik kearah kedai yang ada di lantai bawah. Disana banyak pendekar yang sedang minum tuak dan berjudi. "Sampah-sampah ini hanya merusak pemandangan dan membuatku sakit mata," batin Bima sambil terus berjalan ke lantai dua. Sesampainya di kamar Bima menggelar semua senjata yang dia beli tadi. "Aku bisa merasakannya, senjata yang hampir mirip..." batin Bima. Dia mengambil satu persatu senjata berupa pisau dan belati tersebut. Setelah beberapa lama mencari akhirnya dia menemukan senjata berupa belati yang dia inginkan. "Ini dia... Benar... Ini mirip dengan belati petir..." batin Bima. Dia mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam belati tersebut. Aura petir muncul dari senjata kecil itu membuat Bima yakin itu memang belati petir pasangan belati petir miliknya. "Keberuntungan yang tidak terduga!" batin Bima sam

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    252.Perguruan Bangau Surga

    Beberapa hari setelah pembantaian di Perguruan Taring Putih, seluruh kerajaan gempar. Kabar itu di sampaikan oleh Pengawas Kerajaan yang di tempatkan di Perguruan Taring Putih. Dia baru saja kembali bersama beberapa muridnya setelah melakukan latihan di hutan. Saat mereka pulang, Perguruan yang mereka tempati telah musnah. Tak ada yang tersisa satu nyawa pun. Semua tetua dan murid yang berjumlah ratusan tewas. Bahkan didapati lubang besar yang pengawas itu duga adalah serangan banyak pendekar.Tidak ada yang mengira sama sekali jika pelaku serangan itu hanyalah tiga orang saja. Banyak dugaan kuat jika serangan di lakukan oleh musuh abadi Perguruan tersebut. Dan musuh abadi Perguruan Taring Putih adalah Perguruan Bangau Surga. Kedua Perguruan kelas tengah itu sering berselisih. Namun belum pernah tejadi peperangan besar di antara keduanya. Raja Negara Angin Timur mulai menyikapi dengan serius masalah pembantaian dua

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    251.Kekuatan Tangan Darah( 2)

    Tangan Darah berteriak keras sambil menahan serangan pukulan Taring Harimau Dewa gabungan. Tengkorak-tengkorak yang dia lancarkan tak mampu melahap semua kekuatan gabungan itu. Sehingga terjadi ledakan yang sangat dahsyat bagaikan ledakan gunung berapi. Wulan mencoba terus bertahan meski darah sudah mengalir dari sela bibirnya. Dia bisa merasakan tubuhnya yang seperti tengah di cabik-cabik binatang buas. Di tengah ledakan dahsyat itu terdengar suara auman harimau yang sangat keras. Para tetua itu berteriak keras sambil terus bertahan dari ledakan tersebut. Namun tidak semua berhasil bertahan, karena beberapa tengkorak berhasil lepas dari ledakan dan langsung menyerang mereka dan memakannya dengan buas. "Bertahan lah sekuat tenaga!" teriak Wiraseta. Namun darah menyembur dari mulutnya. Dia yang paling terkena dampak dari ledakan tersebut karena dia yang paling depan. "Sudah menggabungkan kekuat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    250.Kekuatan Tangan Darah

    Bima tersenyum mendengar ledakan itu. "Dia sudah mulai, aku penasaran akan seperti apa pertarungan mereka!" batin Bima. Para murid yang terkejut mendengar ledakan dari arah aula tak bisa berbuat apa-apa. Mereka kocar-kacir diserang oleh Bima. "Jangan biarkan musuh begitu saja! Serang dengan kekuatan kalian!" terdengar teriakan dari atas menara. Bima menoleh. Dia terkejut saat satu anak panah sudah ada di depan matanya. Namun dalam sekejap Bima telah menghilang dan berpindah tempat di depan pemanah tersebut. Sang pemanah terkejut. Namun hanya sesaat, karena di detik berikutnya kepalanya telah terlepas dari tubuhnya setelah terkena sabetan pedang milik Bima. Murid-murid yang lain terlihat ketakutan. Ini kali pertama mereka melihat sosok Iblis di depan mereka. "Dia sangat cepat dan ganas... Bagaimana cara kita menahan serangan nya...?" "Gunakan senjata roh! Kita serang bersama-sama!"Bima menatap ke bawah. Jika puluhan pendekar itu menggunakan senjata roh, dia akan cukup kesulita

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    249.Tangan Darah

    Bima menatap tajam mata Datuk Manggala. Dia khawatir mayat yang sudah dia hidupkan akan menyerangnya. "Dia saat ini berada di ranah Cakrawala tahap tengah, jika dia menyerangku, akan sangat menyusahkan, sialan..." batin Bima. Datuk Manggala berjalan mendatangi Bima yang masih bersembunyi dibalik dinding es. Setiap langkahnya menggetarkan lantai goa. Blarrrr! Dinding es yang sangat kuat itu hancur hanya dengan telapak tangan Datuk Manggala. Bima bersiap dengan pedang Hantu Biru. Dia harus segera kabur jika Datuk Manggala itu menyerangnya. Namun sesuatu yang membuat Bima terkesima pun terjadi. Datuk Manggala berlutut di depan Bima sambil menyilangkan tangan kanannya di depan dada. "Seorang Pelayan Terkuat ada di depanku..." ucap Bima dalam hati sambil tertawa keras. "Hmm, namamu sekarang adalah Tangan Darah, apakah kau dengar?" ucap Bima. "Saya mendengar tuanku," sahut Datuk Manggala yang sekarang berganti nama menjadi Tangan Darah. Bima mempunyai alasan tersendiri kenapa dia

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    248.Kebangkitan Sang Datuk

    Bima mendekati empat sosok penjaga berbentuk Iblis Es tersebut. Namun empat penjaga itu langsung menyerangnya dengan kekuatan es. "Hei! Apakah kalian tidak mengenali tubuhku!" teriak Bima yang langsung mengeluarkan pedang es dan menangkis serangan empat penjaga tersebut. Keempat penjaga itu menatap Bima dengan tatapan aneh. "Apakah kau juga pecahan kekuatanku!?" tanya salah satu dari empat Iblis Es tersebut. Bima mengangguk. "Akan ada orang lain yang juga ingin mengambil bunga ini. Aku yakin, kalian tidak akan bisa menghadapinya. Iblis Es di dalam tubuhku sudah berkembang dan menjadi lebih kuat, kalian bisa masuk ke dalam tubuhku dan aku akan mengambil inti bunga tersebut untuk sebuah ritual," kata Bima. "Kami tidak akan setuju begitu saja, coba tunjukkan kemampuan Iblis Es yang ada di dalam tubuhmu," kata salah satu penjaga tersebut. Bima menatap tajam. Tangannya bergerak membuat sebuah rapalan. Dia akan mengeluarkan Jurus Pedang Es miliknya dengan kekuatan tinggi. Empat penj

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    247.Rencana Bima (2)

    Mata Bima membesar melihat sebuah benda bersinar warna warni dan melayang di depan Ayu Wulan Paradista. Bima mendekati benda tersebut. "Nona, apa maksudnya ini? Benda apa ini? Aku merasakan tiga kekuatan di dalam benda ini," tanya Bima. Di depan Bima saat ini adalah sebuah cincin perak dengan aura tiga warna. "Cincin ini adalah jelmaan dari roh tiga pilar yang sudah tiada. Mereka menginginkan dirimu untuk memiliki nya sebagai wujud rasa terimakasih mereka padamu," kata Wulan sambil mendorong cincin itu dengan jari nya. Cincin perak itu pun melayang mendekati Bima. Dengan perasaan aneh bercampur takjub Bima memegang cincin tersebut. Dia bisa merasakan aura kekuatan yang luar biasa dari cincin itu. "Kenapa mereka berterimakasih padaku? Apa yang telah aku lakukan pada mereka?" tanya Bima. Wulan tersenyum. Dia bangkit berdiri. "Kamu sudah membunuh Datuk Manggala yang sudah membunuh mereka di masa lalu. Dan juga itu adalah satu-satunya permintaan ku padamu karena aku telah menolong

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    246.Rencana Bima

    Bima melayang turun dan mendarat tak jauh dari Ayu Wulan Paradista.Sementara itu, Hujan Es Abadi masih menghantam tubuh Datuk Manggala. Area seluas ratusan tombak itu berubah menjadi lahan es yang sangat dingin. Wulan menahan kekuatan dingin itu dengan Tongkat Penyembuh miliknya. Namun rasa dingin itu tidak bisa ditahan dengan tingkat penyembuh."Apakah kau merasa sangat kedinginan?" tanya Bima. Wanita itu tak menjawab. Tapi Bima tahu hanya dengan melihat bibirnya yang terlihat pucat. "Kekuatan es milikku meningkat hingga beberapa kali lipat sehingga tingkat dinginnya bisa membekukan apa pun, bahkan pendekar Ranah Cakrawala sekalipun," batin Bima lalu tangan kirinya membuat bola api merah. Mata Wulan terlihat membesar melihat Bola Api merah milik Bima. Dia tidak menyangka bahwa pemuda itu pun mempunyai kekuatan api. Bima meletakkan api itu di atas tempat pemujaan. Hawa hangat langsung terasa sehingga Wulan tak perlu lagi menggunakan kekuatan miliknya. "Kamu mempunyai dua elemen

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status