All Chapters of Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) : Chapter 111 - Chapter 120

173 Chapters

111.Wujud Sempurna

Senjata Rantai Tulang Iblis itu melesat dengan cepat menyambar patung es Siluman Penghisap Darah. Senjata itu pun menembus tubuh Siluman tersebut dengan telak. Bima segera menarik kembali Rantai Tulang Iblis sehingga tubuh Siluman itu meluncur ke arahnya. "Sekarang, gunakan pedang itu!" ucap Iblis Bayangan. Bima menggenggam erat pedangnya. Aura hitam keluar dari pedang tersebut. Namun sebelum tubuh yang membeku itu sampai, sebuah cahaya merah meledakkan patung es tersebut. Bima menutupi wajahnya dengan lengan saat ledakan itu menyebar ke arahnya. "Celaka! Bima! Musuh telah mendapatkan pencerahan swtelah melawanmu! Dia baru saja menemukan wujud sempurnanya!" seru Iblis Bayangan. "Wujud sempurna katamu!?" tanya Bima tak mengerti. "Benar! Aku bisa merasakannya karena senjata Rantai Tulang ini masih terhubung ke arah sana, aku merasakan perubahan yang sempurna! Mungkin dia telah berubah wujud ke bentuk manusia!" kata Iblis Bayangan. Bima masih kurang paham apa itu bentuk sempurna.
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

112.Araca

Tubuh Bima meluncur ke arah Araca yang siap dengan tinjunya. Dengan cepat Bima memasang perisai pada tubuhnya. Dessshh! Tinju wanita siluman itu menghantam perut Bima. Untungnya tinju itu tertahan perisai es milik Bima. Meski perisai itu hancur dan tubuh Bima terpental beberapa tombak di udara. "Ugghhhh...! Sangat kuat!" seru Bima dalam hati. Dia merasa tubuhnya seperti di hantam godam raksasa. Araca tersenyum sinis. Tubuhnya merunduk sesaat lalu melesat dengan cepat menyusul tubuh Bima yang masih meluncur di udara. "Tak akan ku biarkan kau menginjak tanah!" teriak Araca dengan posisi tubuh berada di bawah Bima. Kaki Araca menendang punggung Bima hingga tubuh pemuda itu terpental ke atas. Bima tak bisa berkutik. Beberapa tulangnya terasa patah oleh pukulan dan tendangan Araca. Namun tidak cukup sampai di situ saja Acara terbang menyusul tubuh Bima ke atas. Tahu-tahu wanita itu sudah berada di atas Bima dengan senyum seringai dan tinju yang siap menghantam. "Rasakan siksaan in
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

113.Menuju Kerajaan Peri

Mata Bima terbuka perlahan. Samar-samar dia melihat sosok gadis cantik tengah menatap wajahnya dengan jarak yang sangat dekat. "Intan...?" lirih Bima. "Kamu sudah sadar... Jangan banyak bergerak dulu, kekuatanmu sangat lemah, dan beberapa tulangmu patah. Butuh berhari-hari untuk sembuh," kata Intan. "Dimana siluman itu...?" tanya Bima menoleh ke kanan dan ke kiri. "Dia kabur dengan luka parah di tubuhnya, sepertinya dia terluka karena benda yang saat ini menempel di tanganmu," kata Intan. Bima langsung mengangkat tangannya. Dia melihat Rantai Tulang Iblis yang menempel bahkan menancap di lengannya tersebut. "Aku tak menyangka dia menjadi patuh terhadapku," kata Bima sambil tersenyum. Tubuhnya masih tergeletak di tempat yang sama sebelum dia tak sadarkan diri. Intan hanya mempunyai merawat seadanya karena dia juga terluka. Apalagi dia juga merawat Rukma yang tergeletak masih tak sadarkan diri. Kekalahan itu sungguh memukul hati Bima. Apalagi dengan tewasnya Sinta, membuatnya m
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

114.Bima & Peri Tua

Bima dan dua gadis Peri itu tiba di sebuah desa Peri yang lumayan ramai meski desa itu berbatasan dengan hutan yang di penuhi siluman. Mereka tiba menjelang sore hari. Intan dan Rukma menyempatkan diri untuk membeli pakaian. Bima memperhatikan alat pembayaran yang mereka pakai. Ternyata dua Peri itu tidak membayar dengan uang atau tail emas seperti yang ada di dunia manusia. Kedua Peri itu membayar dengan membagikan roh yang mereka tangkap selama di hutan sebelumnya. Roh itu bisa berupa roh siluman tingkat tinggi mau pun tingkat rendah. Bima melihat dua gadis itu hanya mempunyai roh kelas rendah yang cukup murah harganya. Sementara kain yang ingin mereka beli cukup mahal harganya. Sehingga terjadi tawar menawar di antara dua gadis peri tersebut dengan sang penjual. Bima tersenyum melihat dua gadis itu cemberut karena tak mendapatkan apa yang ingin mereka beli. "Kalian tunggu di sini, biar aku yang menawar pakaian untuk
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

115.Desa Peri

Intan dan Rukma memakai pakaian yang mereka inginkan. Bima membebaskan dua gadis itu memilih pakaian yang terbaik. Bima pun memilih pakaian yang baginya paling cocok,yaitu pakaian warna merah. Peri tua yang sebelumnya terlihat sinis hanya bisa tersenyum dan berharap tiga orang itu segera pergi. "Tuan dan nona-nona, hari sudah mulai gelap, kurasa aku akan segera menutup tokonya karena banyak siluman dari perbatasan desa berkeliaran di malam hari," kata Peri tua tersebut. "Kami akan segera selesai pak tua, tenang saja, jika ada siluman, aku akan memburunya," sahut Bima membuat Peri tua tersebut terdiam. Dia baru sadar jika ada pembantai di dalam tokonya. Jadi dia tak perlu merasa khawatir lagi. Setelah gadis-gadis Peri itu selesai, Bima pun mengajak mereka pergi dari toko tersebut. Setelah mereka keluar, pemilik toko segera menutup tokonya dengan terburu-buru. Dan ternyata semua rumah dan kedai yang ada di desa tersebut telah tutup. Bahkan tak ada satu warga desa Peri tersebut yang
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

116.Serangan Siluman

Sepuluh kesatria itu menanti di gerbang Desa. Mereka melihat ratusan siluman yang mendatangi desa tersebut. "Sejak puluhan tahun, baru kali ini siluman datang dengan pasukan sebanyak ini," kata pemimpin kelompok. "Ketua Lesmana, apakah kita yakin bisa melawan ratusan siluman ini? Kekuatan kita terbatas," ucap salah satu kesatria. "Hmm, aku tak bisa menjawab. Tapi aku tak peduli kita kalah atau tidak. Yang pasti, nyawa kita adalah untuk kerajaan dan rakyat, untuk apa kita menjadi kesatria agung jika takut pada kematian?" ucap ketua bernama Lesmana. Di depan mereka para siluman mulai mendekat ke arah pagar kayu yang di buat oleh penduduk sekitar. "Waktunya bertempur! Jangan biarkan satu siluman pun masuk ke dalam gerbang!" teriak Lesmana. "Siap ketua!" sahut sembilan kesatria lain. "Berpencar! Kalau bisa, kembali dengan selamat!" perintah Lesmana terkahir kali sebelum melompat ke arah para siluman. Pa
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

117.Siluman Harimau Taring Biru

Melihat sosok pemuda yang datang membantu para kesatria peri, mereka langsung bersemangat melanjutkan pertarungan. Gerakan kilat Bima dan tajamnya pedang yang dia bawa membuat para siluman itu tak berkutik. Bima dengan mudah menusuk dan menebas. Setelah ajian Bola Iblis menghantam kerumunan siluman tersebut, Bima dengan cepat memotong semua siluman yang membeku terkena ledakan. Intan dan Rukma datang membantu menyelamatkan satu kesatria yang terluka parah. Kaki kanan dan kedua tangannya buntung. Beberapa tubuhnya juga koyak terkena cabikan dan gigitan siluman beruang Api. Para kesatria tersebut terkejut melihat dua gadis peri yang ikut membantu. Namun mereka tak mempedulikan dua gadis itu. Mereka harus tetap terjaga dari setiap serangan lawan. Jika lengah sedikit saja, nyawa adalah taruhannya. Pertarungan semakin ganas. Perbatasan desa dan hutan itu sudah menjadi lahan es. Banyak siluman mati membeku. Bima benar-benar menikmati saat melihat siluman-siluman itu mati di oleh pedan
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

118.Jurus Bayangan Ganda

Iblis Es yang belum terbiasa mengendalikan tubuh Bima hampir saja terkena Ajian Auman Badai Biru. Gelombang Biru itu menghantam pepohonan hingga hancur berantakan. "Tubuh aslinya kuat...!" batin Iblis Es. Sementara itu Bima tengah berada di dalam alam bawah sadarnya. Dia di hadapkan berbagai macam aura. "Iblis Tanduk Emas, peri tua itu bilang aura warna kuning keemasan, mungkin itu," pikir Bima sambil melayang ke arah aura warna kuning. Di depannya terlihat aura kuning bercahaya. "Kekuatan ini belum di olah. Aku hanya harus menyerapnya saja," batin Bima kemudian tangannya menjulur dan menggenggam aura kuning tersebut. Dengan mata terpejam Bima mulai menyerap aura tersebut ke dalam tubuhnya. Sosok roh Iblis Tanduk Emas muncul di hadapannya. Menatap tajam."Aku tidak menyangka Roh ku akan menjadi alat oleh manusia seperti dirimu!" ucap Roh Iblis Tanduk Emas. Bima tersenyum. "Tenang saja, roh mu berguna untuk melawan siluman jahat. Setidaknya dirimu sudah terlepas dari perbudaka
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

119.Nyai Sarpakenaka

Sebuah kaki besar melangkah keluar dari dalam kabut. Bima menatapnya dengan pedang siap menyerang. "Ukurannya terlalu besar..." batin Lesmana yang melihat kera raksasa itu muncul di depan Bima. Seorang kesatria mendatanginya. Lesmana memperhatikan kesatria yang baru datang. "Kenapa kau malah kesini?" tanya Lesmana. "Aku membawakan obat penahan racun sementara dari pendekar yang baru saja menolong kita," jawab kesatria itu lalu memberikan pil hitam kepada Lesmana. Tanpa ragu Lesmana langsung menelan pil tersebut. Beberapa saat setelah pil itu bekerja, Lesmana merasakan tangannya membaik. Rasa sakitnya berkurang. "Obat yang mujarab..." ucap Lesmana lalu mengambil pedang nya yang tergeletak di atas tanah. "Kita bantu pemuda itu membunuh siluman raksasa tersebut!" kata Lesmana mengajak satu anak buah nya.~Intan dan Rukma membawa kesatria yang buntung kakinya pergi menjauh. Namun mereka terkejut karena di hadang beberapa ekor anjing siluman. Anjing-anjing itu muncul dari gang yang
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

120.Jurus Akar Penarik Jiwa

"Jurus Pertama Akar Penarik Jiwa!" teriak Intan sambil menghantamkan tangannya ke tanah. Rukma kembali mengendalikan pedang terbang miliknya ke arah Nyai Sarpa. Lima siluman anjing bertubuh manusia itu adalah peliharaan Nyai Sarpa yang di beri nama Anjing Neraka. Kelima siluman itu sangat kuat dan berbahaya. Tubuhnya panas dan mampu membuat apa saja terbakar hanya dengan goresan cakar mau pun gigitannya. Saat akar hijau menyerang mereka, dengan cepat mereka berkelit dengan cara melompat ke udara. Akar hijau itu mengejar mereka dengan cepat. Kelima siluman itu berpencar di udara menyebar lalu kembali menyerang. Intan menatap tajam. Dia tak menyangka para siluman itu cerdik dan mempunyai akal. "Ini akan sulit... tapi aku tak bisa kalah begitu saja, meski nyawaku berkurang setiap menggunakan jurus ini, aku tak peduli..." Akar hijau itu menyebar ke berbagai arah di sekitar Intan. Para siluman anjing Neraka itu tak bisa langsung mendekat karena akar tersebut. Mereka berkelit secep
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status