Share

120.Jurus Akar Penarik Jiwa

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-03-03 13:52:23

"Jurus Pertama Akar Penarik Jiwa!" teriak Intan sambil menghantamkan tangannya ke tanah.

Rukma kembali mengendalikan pedang terbang miliknya ke arah Nyai Sarpa.

Lima siluman anjing bertubuh manusia itu adalah peliharaan Nyai Sarpa yang di beri nama Anjing Neraka.

Kelima siluman itu sangat kuat dan berbahaya. Tubuhnya panas dan mampu membuat apa saja terbakar hanya dengan goresan cakar mau pun gigitannya.

Saat akar hijau menyerang mereka, dengan cepat mereka berkelit dengan cara melompat ke udara.

Akar hijau itu mengejar mereka dengan cepat. Kelima siluman itu berpencar di udara menyebar lalu kembali menyerang.

Intan menatap tajam. Dia tak menyangka para siluman itu cerdik dan mempunyai akal.

"Ini akan sulit... tapi aku tak bisa kalah begitu saja, meski nyawaku berkurang setiap menggunakan jurus ini, aku tak peduli..."

Akar hijau itu menyebar ke berbagai arah di sekitar Intan. Para siluman anjing Neraka itu tak bisa langsung mendekat karena akar tersebut.

Mereka berkelit secep
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    121.Kerjasama

    Pedang Darah Bima siap membelah kepala kera raksasa tersebut. Namun kera dengan julukan Raja Kera Hitam itu meniup tubuh Bima hingga terpental dan jatuh di atas tanah. Untungnya dengan sigap Bima menahan tubuhnya dengan kedua kakinya. "Hanya tiupan nya saja sudah sekuat ini, apakah dia benar-benar monster?" batin Bima. Lesmana membidik kepala Raja Kera. Sementara empat yang lainnya menyerang dengan senjata roh masing-masing. "Raka! Banin! Serang sebelah kiri dengan tombak roh dan jaring roh kalian!" perintah Lesmana. "Aryo! Danu! Gunakan racun roh dan Pengikat roh kalian! Aku akan membidik kepalanya dengan benar!""Baik ketua!" sahut empat kesatria tersebut. Serakah Bima yang terpental oleh tiupan napas Raja Kera Hitam, Raka dengan Tombak Roh miliknya melesat bersama Banin yang menggunakan Jaring Roh. Tugas mereka adalah melumpuhkan gerakan tubuh Raja Kera dari sebelah kiri. Sedangkan Aryo yang menggunakan Racun Roh bersama dengan Danu yang menggunakan Pengikat Roh akan melump

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    122.Kerajaan Peri Pelindung

    Bima membuka matanya perlahan. Dia menatap dengan nanar tempat di sekitarnya. "Aku... dimana ini?" batinnya sambil menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya. Ketika dia turun dari ranjang yang terlihat mewah itu Bima terkejut mendapati dirinya tak mengenakan pakaian apa pun. "Astaga... memalukan sekali!" batin pemuda itu sambil mencari pakaian miliknya. Ternyata di sebuah meja kecil sudah di siapkan satu set pakaian mewah. Bima segera memakainya. Pedang miliknya pun tersandar di sebelah lemari dengan warna gading. "Tempat semewah ini, apakah aku berada di Kerajaan Peri Pelindung?" batin Bima. "Benar sekali anak muda, kau berada di tempat surga dunia!" ucap Iblis Bayangan menyahut. "Surga dunia?" tanya Bima. "Huh? Kau tidak tahu surga dunia? Lelaki macam apa kau ini anak muda!?" tanya Iblis Bayangan meledek. Iblis Es mendengus. "Yang jelas dia bukan lelaki macam kamu," kata Iblis Es membuat Iblis Bayangan tertawa. Bima menggelengkan kepalanya mendengar dua Iblis yang sudah be

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    123.Toko Misterius

    Bima keluar dari toko pakaian. Dia mengganti pakaian mewah yang diberikan oleh Kerajaan padanya. Intan dan Rukma hanya bisa saling pandang. Mereka pun berjalan menyusuri kota yang terlihat ramai oleh para Peri jelata yang berjualan di lapak masing-masing. Banyak juga para pembeli yang mampir hanya untuk mencari barang yang di sukai atau hanya sekedar melihat-lihat. Keadaan di kota itu berbanding terbalik dengan mereka yang ada di perbatasan. Tinju Bima terkepal melihat ketidak adilan tersebut. Sambil berjalan mereka melihat ke sekeliling yang tampak meriah. Hingga satu toko menarik perhatian Bima. "Aku ingin melihat tempat ini, apakah tidak masalah kalian menunggu?" tanya Bima. Intan dan Rukma mengangguk. "Tidak masalah, ini adalah toko misterius yang menjual benda-benda pusaka yang cukup terkenal di tempat ini. Sayangnya, hanya ramai di kunjungi penonton tapi justru sepi pembeli karena mahal sekali untuk harga satu bendanya. Harganya rata-rata adalah roh siluman atau Iblis kel

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    124.Dwarawati

    Melihat siapa yang baru saja datang, Goro membungkuk hormat sambil menahan sakit karena tangan kanan nya yang patah. Wanita cantik itu menatap tangan Goro dengan tajam. Lalu menoleh ke arah Bima. "Manusia? Apa yang kau lakukan terhadap prajurit ku?" tanya wanita tersebut. "Aku hanya membela diri, dia yang terlalu bernapsu," jawab Bima acuh tak acuh. Wanita itu sedikit kesal mendengar jawaban Bima yang seenak nya sendiri. "Aku adalah Dwarawati ketua Peri Petarung, Goro adalah salah satu kesatria papan atas yang kami miliki, dan kau sekarang menciderainya,apakah kau siap menghadapi hukuman?" Bima tersenyum sinis. Matanya menatap tajam ke arah wanita bernama Dwarawati. "Aku tak peduli kau siapa, tapi jika kau mau menghukum diriku, bukankah kamu menantang perang terhadapku?" ucap Bima penuh ancaman. "Kau...!" Goro ingin melompat dan kembali menyerang. Namun Dwarawati menahannya. "Manusia! Siapa tuanmu!" bentak Dwarawati marah. "Siapa tuanku? Hengh! Pertanyaan dungu macam apa yan

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    125.Lesmana

    Dwarawati menoleh kearah kesatria Peri yang telah melancarkan panah padanya. "Kau...!" serunya kaget melihat siapa yang baru saja memanah menggunakan senjata roh. Lelaki Peri dengan tampang berwibawa mengangguk dan tersenyum. Dwarawati berdiri dan menatap tajam kepada lelaki Peri tersebut. Peri tersebut tak lain tak bukan adalah Lesmana. Peri yang bertempur melawan para siluman perbatasan bersama Bima. Lesmana bukanlah atasan Dwarawati, namun lelaki itu juga bukan bawahan nya meski dia masuk ke dalam kesatria petarung. Lesmana adalah kakak sekaligus guru Dwarawati. Yang menjadi pembeda adalah kekuatan milik Lesmana berada di bawah Dwarawati sehingga wanita itulah yang menjadi ketua di Peri petarung. Sedangkan Lesmana hanyalah wakilnya saja, tapi Dwarawati tak mau menjadikan kakaknya sebagai bawahan. Dia tetap memanggilnya dengan panggilan kakak. "Kenapa kakak datang ke sini!?" tanya Dwarawati dengan wajah kesal. Apalagi tahu yang datang adalah kakaknya sendiri. "Apa yang kau l

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    126.Penyihir Gelap & Murid Sesat

    Tak jauh dari kota Kerajaan Peri tersebut ada satu hutan batu yang menjulang tinggi. Tempat itu kering kerontang dan hanya ada batu besar dan tinggi saja. Melihat tempat terpencil itu makhluk lain enggan datang kesana. Karena hawa aneh yang menyelimuti hutan batu tersebut. Satu sosok hitam berkelebat masuk ke dalam hutan batu. Sosok itu terus berlari menyusuri jalan setapak. Jejeran batu-batu raksasa yang menjulang tinggi membuat kesan seram bagi siapa pun yang melihatnya. "Ada apa kau berlari seperti di kejar setan, Bajang?" terdengar suara menggaung yang entah darimana asalnya. Sosok yang di panggil dengan nama Bajang itu berhenti berlari dan menatap ke sekeliling. "Nyai Sri Wedari... Ada hal yang ingin aku kabarkan padamu," kata Bajang. Dari arah batu besar tiba-tiba muncul satu lingkaran hitam yang terlihat seperti lorong. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul satu sosok wanita tua dengan tubuh bungkuk berdiri di depan Bajang. Wajah wanita ini terlihat sangat tidak bersahaba

    Last Updated : 2025-03-06
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    127.Senjata-Senjata Rahasia

    Bima mengambil beberapa benda yang terlihat sangat unik dan langka. "Kartika, bisakah kau jelaskan benda-benda aneh ini?" tanya Bima sambil menaruh beberapa benda yang baru saja dia ambil dari meja pameran. Kartika tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah sabuk penyimpanan. Ada beberapa tombol di sabuk ini. Cukup dengan menekan tombol ini, tuan bisa menyimpan atau mengeluarkan benda yang tuan inginkan. Sabuk ini di ciptakan oleh seorang tetua Peri dengan kemampuan pengetahuan yang tetua miliki. Harganya cukup mahal, tuan hanya boleh menukarnya dengan roh siluman kelas atas," kata Kartika. Bima mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat takjub dengan benda tersebut. Yang jelas, dia belum pernah melihat benda itu ada di dunia manusia. "Apakah kamu yakin akan membeli benda ini kakak?" tanya Intan. Bima mengangguk. "Sabuk ini akan sangat berguna untuk menyimpan barang-barang milikku, termasuk uang dan pakaian. Agar saat aku menjumpai kalian tanpa pakaian bisa langsung menyiapkan paka

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    128.Kartika Sang Pelayan

    "Darimana tuan bisa mendapatkan roh kelas atas sebanyak ini? Apakah tuan ini seorang Pembantai Iblis?" tanya Kartika. Bima tersenyum. Intan dan Rukma juga tersenyum. Mereka berdua sudah tidak kaget dengan roh-roh yang di miliki oleh Bima. "Apakah cukup untuk membayar semua ini?" tanya Bima. "Tuan menberikan Roh Iblis Tanduk Hitam saja itu sudah cukup untuk membayar semua benda ini tuan..." kata Kartika. "Apa? Hanya satu roh?" tanya Bima tak percaya. "Benar tuan, roh Iblis ini adalah roh kelas Mulia, harganya sepuluh kali lipat dibanding roh kelas atas. Dan roh Iblis lebih istimewa dibanding roh siluman, karena Iblis lebih murni tingkat kadar kekuatannya, itu yang pernah tuanku katakan," kata Kartika. "Hmm... begitu ya, aku baru tahu jika roh Iblis bisa sehebat itu," ucap Bima. "Roh Iblis yang kuat dan padat bisa di simpan menjadi kekuatan sebuah pusaka. Jika itu dari siluman, biasanya mempunyai umur tertentu, berbeda dengan roh Iblis yang bisa bertahan selamanya." jelas Kartika

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    250.Kekuatan Tangan Darah

    Bima tersenyum mendengar ledakan itu. "Dia sudah mulai, aku penasaran akan seperti apa pertarungan mereka!" batin Bima. Para murid yang terkejut mendengar ledakan dari arah aula tak bisa berbuat apa-apa. Mereka kocar-kacir diserang oleh Bima. "Jangan biarkan musuh begitu saja! Serang dengan kekuatan kalian!" terdengar teriakan dari atas menara. Bima menoleh. Dia terkejut saat satu anak panah sudah ada di depan matanya. Namun dalam sekejap Bima telah menghilang dan berpindah tempat di depan pemanah tersebut. Sang pemanah terkejut. Namun hanya sesaat, karena di detik berikutnya kepalanya telah terlepas dari tubuhnya setelah terkena sabetan pedang milik Bima. Murid-murid yang lain terlihat ketakutan. Ini kali pertama mereka melihat sosok Iblis di depan mereka. "Dia sangat cepat dan ganas... Bagaimana cara kita menahan serangan nya...?" "Gunakan senjata roh! Kita serang bersama-sama!"Bima menatap ke bawah. Jika puluhan pendekar itu menggunakan senjata roh, dia akan cukup kesulita

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    249.Tangan Darah

    Bima menatap tajam mata Datuk Manggala. Dia khawatir mayat yang sudah dia hidupkan akan menyerangnya. "Dia saat ini berada di ranah Cakrawala tahap tengah, jika dia menyerangku, akan sangat menyusahkan, sialan..." batin Bima. Datuk Manggala berjalan mendatangi Bima yang masih bersembunyi dibalik dinding es. Setiap langkahnya menggetarkan lantai goa. Blarrrr! Dinding es yang sangat kuat itu hancur hanya dengan telapak tangan Datuk Manggala. Bima bersiap dengan pedang Hantu Biru. Dia harus segera kabur jika Datuk Manggala itu menyerangnya. Namun sesuatu yang membuat Bima terkesima pun terjadi. Datuk Manggala berlutut di depan Bima sambil menyilangkan tangan kanannya di depan dada. "Seorang Pelayan Terkuat ada di depanku..." ucap Bima dalam hati sambil tertawa keras. "Hmm, namamu sekarang adalah Tangan Darah, apakah kau dengar?" ucap Bima. "Saya mendengar tuanku," sahut Datuk Manggala yang sekarang berganti nama menjadi Tangan Darah. Bima mempunyai alasan tersendiri kenapa dia

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    248.Kebangkitan Sang Datuk

    Bima mendekati empat sosok penjaga berbentuk Iblis Es tersebut. Namun empat penjaga itu langsung menyerangnya dengan kekuatan es. "Hei! Apakah kalian tidak mengenali tubuhku!" teriak Bima yang langsung mengeluarkan pedang es dan menangkis serangan empat penjaga tersebut. Keempat penjaga itu menatap Bima dengan tatapan aneh. "Apakah kau juga pecahan kekuatanku!?" tanya salah satu dari empat Iblis Es tersebut. Bima mengangguk. "Akan ada orang lain yang juga ingin mengambil bunga ini. Aku yakin, kalian tidak akan bisa menghadapinya. Iblis Es di dalam tubuhku sudah berkembang dan menjadi lebih kuat, kalian bisa masuk ke dalam tubuhku dan aku akan mengambil inti bunga tersebut untuk sebuah ritual," kata Bima. "Kami tidak akan setuju begitu saja, coba tunjukkan kemampuan Iblis Es yang ada di dalam tubuhmu," kata salah satu penjaga tersebut. Bima menatap tajam. Tangannya bergerak membuat sebuah rapalan. Dia akan mengeluarkan Jurus Pedang Es miliknya dengan kekuatan tinggi. Empat penj

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    247.Rencana Bima (2)

    Mata Bima membesar melihat sebuah benda bersinar warna warni dan melayang di depan Ayu Wulan Paradista. Bima mendekati benda tersebut. "Nona, apa maksudnya ini? Benda apa ini? Aku merasakan tiga kekuatan di dalam benda ini," tanya Bima. Di depan Bima saat ini adalah sebuah cincin perak dengan aura tiga warna. "Cincin ini adalah jelmaan dari roh tiga pilar yang sudah tiada. Mereka menginginkan dirimu untuk memiliki nya sebagai wujud rasa terimakasih mereka padamu," kata Wulan sambil mendorong cincin itu dengan jari nya. Cincin perak itu pun melayang mendekati Bima. Dengan perasaan aneh bercampur takjub Bima memegang cincin tersebut. Dia bisa merasakan aura kekuatan yang luar biasa dari cincin itu. "Kenapa mereka berterimakasih padaku? Apa yang telah aku lakukan pada mereka?" tanya Bima. Wulan tersenyum. Dia bangkit berdiri. "Kamu sudah membunuh Datuk Manggala yang sudah membunuh mereka di masa lalu. Dan juga itu adalah satu-satunya permintaan ku padamu karena aku telah menolong

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    246.Rencana Bima

    Bima melayang turun dan mendarat tak jauh dari Ayu Wulan Paradista.Sementara itu, Hujan Es Abadi masih menghantam tubuh Datuk Manggala. Area seluas ratusan tombak itu berubah menjadi lahan es yang sangat dingin. Wulan menahan kekuatan dingin itu dengan Tongkat Penyembuh miliknya. Namun rasa dingin itu tidak bisa ditahan dengan tingkat penyembuh."Apakah kau merasa sangat kedinginan?" tanya Bima. Wanita itu tak menjawab. Tapi Bima tahu hanya dengan melihat bibirnya yang terlihat pucat. "Kekuatan es milikku meningkat hingga beberapa kali lipat sehingga tingkat dinginnya bisa membekukan apa pun, bahkan pendekar Ranah Cakrawala sekalipun," batin Bima lalu tangan kirinya membuat bola api merah. Mata Wulan terlihat membesar melihat Bola Api merah milik Bima. Dia tidak menyangka bahwa pemuda itu pun mempunyai kekuatan api. Bima meletakkan api itu di atas tempat pemujaan. Hawa hangat langsung terasa sehingga Wulan tak perlu lagi menggunakan kekuatan miliknya. "Kamu mempunyai dua elemen

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    245.Datuk Manggala(2)

    Setelah memukul Bima hingga terpental jauh dan menabrak batu besar, Datuk Manggala langsung melesat menyusul tubuh Bima. Namun matanya terbelalak saat melihat dua larik sinar biru yang menyilang menderu ke arahnya dari dalam gumpalan debu yang berasal dari batu besar. "Masih bisa menyerang!?" batin Datuk Manggala. Dengan cepat Datuk menghindari serangan sinar biru tersebut. Namun dia terkecoh, serangan sebenarnya bukan dua larik sinar biru tersebut, akan tetapi serangan pedang Es yang bergerak sangat cepat dari dalam gelapnya debu. Datuk Manggala menahan pedang es dengan perisai gaib miliknya. Tubuhnya terdorong hingga jatuh ke tanah. Bum!Percikan biru terlihat terus menekan tubuh Datuk Manggala. Dari dalam asap tebal, Bima muncul dalam langsung melesat ke arah Datuk Manggala. "Cobalah jurus ku ini, Pedang Pemotong Roh!" ucap Bima lalu menewaskan pedang nya beberapa kali. Sepuluh larik sinar biru dengan kekuatan dingin luar biasa menderu ke arah Datuk Manggala. "Tenaga bocah

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    244.Datuk Manggala

    Ledakan terjadi saat dua larik sinar merah menghantam lantai altar pemujaan. Untungnya Bima dengan sigap menyambar tubuh Wulan sehingga wanita itu selamat dari serangan. "Hahahaha! Setelah sekian lama, akhirnya kutemukan lagi tempat ini, hei, wanita, bukankah sudah aku bilang padamu, aku akan mencarimu seumur hidupku!" ucap seseorang dengan suara lantang. Bima menoleh ke arah Wulan. "Apa hubungan orang itu denganmu? Dan siapa dia tiba-tiba datang langsung menyerang?" tanya Bima. Wajah Wulan terlihat pucat. Bima merasa aneh dengan wanita itu. Padahal seorang pelayan Dewa tapi takut terhadap musuh yang baru saja datang. "Apakah dia sangat kuat?" tanya Bima lagi. "Dia... Dia yang telah membunuh tiga pilar lainnya, dan menyisakan diriku. Dia menantikan momen ini, dimana senjata sakti itu turun dan ingin merebutnya." kata Wulan dengan suara parau. Bima menoleh kearah sosok yang datang melayang dengan sayap merah di punggung. "Sayap?" batin Bima. "Bima! Musuh di depan sangat kuat!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    243.Kuku Pancanaka

    Mendengar ucapan Dewa Angin membuat Bima sangat takjub dan penasaran. Siapakah orang yang Dewa Angin maksud tersebut. "Sekuat apa orang ini sehingga membuat gempar dunia dewa?" batin Bima. "Sekarang kau tak perlu memikirkan orang itu. Dia jelas jauh dari tempat ini. Sekarang, aku akan berikan senjata yang mampu merobek langit membelah gunung padamu," kata Dewa Angin. "Tunggu Guru! Aku mau bertanya padamu, apakah senjata ini sedahsyat itu? Daritadi kamu berkata bisa merobek langit dan membelah gunung," potong Bima. Mata Dewa Angin melotot. "Bukan begitu, aku hanya mengatakannya agar terlihat luar biasa. Jika senjata ini mampu merobek langit, bukankah aku akan di hukum oleh para Dewa karena telah membuat senjata yang berbahaya bagi dunia Dewa?" kata Dewa Angin membuat Bima menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tidak perlu risau, senjata ini tetaplah ciptaan Dewa. Jadi, jangan ragu akan kekuatan nya. Nanti kau bisa mencobanya," kata Dewa Angin. Bima mengangguk. Dewa Angin meminta

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    242.Dewa Angin

    Bima mengambil Plat Senjata miliknya. Dia menatap plat dengan bentuk bintang empat sisi di tengahnya. Sisi-sisi itu itu mempunyai warnanya sendiri. "Sebenarnya, plat ini berasal darimana?" tanya Bima. "Plat itu adalah kunci Altar Pemujaan ini. Hilang di curi seseorang. Dan sekarang kembali lagi kesini, bukankah kamu berjodoh dengan tempat ini?" ucap Wulan membuat Bima tak bisa berkata apa-apa lagi. "Lalu... Apa yang akan terjadi nanti jika ini ku letakan di tempatnya?" tanya Bima lagi. Wulan tersenyum. "Kamu sudah lolos ujian ilusi dari Pilar Dewa. Sedangkan Pilar Dewa ini di tugaskan menjaga altar ini untuk menanti kedatangan orang yang di harapkan oleh tuan kami, Dewa Angin. Keuntungan mu menjadi murid Dewa Angin adalah mempunyai senjata hebat ciptaan Dewa Angin sendiri. Empat senjata dari pilar penjaga juga ciptaan darinya." kata Wulan sambil tersenyum. Setelah mendengar hal itu, tanpa ragu lagi Bima meletakkan Plat Senjata miliknya tepat di atas sebuah batu. Di atas batu itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status