Share

122.Kerajaan Peri Pelindung

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 06:22:00

Bima membuka matanya perlahan. Dia menatap dengan nanar tempat di sekitarnya.

"Aku... dimana ini?" batinnya sambil menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya. Ketika dia turun dari ranjang yang terlihat mewah itu Bima terkejut mendapati dirinya tak mengenakan pakaian apa pun.

"Astaga... memalukan sekali!" batin pemuda itu sambil mencari pakaian miliknya.

Ternyata di sebuah meja kecil sudah di siapkan satu set pakaian mewah. Bima segera memakainya. Pedang miliknya pun tersandar di sebelah lemari dengan warna gading.

"Tempat semewah ini, apakah aku berada di Kerajaan Peri Pelindung?" batin Bima.

"Benar sekali anak muda, kau berada di tempat surga dunia!" ucap Iblis Bayangan menyahut.

"Surga dunia?" tanya Bima.

"Huh? Kau tidak tahu surga dunia? Lelaki macam apa kau ini anak muda!?" tanya Iblis Bayangan meledek.

Iblis Es mendengus.

"Yang jelas dia bukan lelaki macam kamu," kata Iblis Es membuat Iblis Bayangan tertawa.

Bima menggelengkan kepalanya mendengar dua Iblis yang sudah be
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    123.Toko Misterius

    Bima keluar dari toko pakaian. Dia mengganti pakaian mewah yang diberikan oleh Kerajaan padanya. Intan dan Rukma hanya bisa saling pandang. Mereka pun berjalan menyusuri kota yang terlihat ramai oleh para Peri jelata yang berjualan di lapak masing-masing. Banyak juga para pembeli yang mampir hanya untuk mencari barang yang di sukai atau hanya sekedar melihat-lihat. Keadaan di kota itu berbanding terbalik dengan mereka yang ada di perbatasan. Tinju Bima terkepal melihat ketidak adilan tersebut. Sambil berjalan mereka melihat ke sekeliling yang tampak meriah. Hingga satu toko menarik perhatian Bima. "Aku ingin melihat tempat ini, apakah tidak masalah kalian menunggu?" tanya Bima. Intan dan Rukma mengangguk. "Tidak masalah, ini adalah toko misterius yang menjual benda-benda pusaka yang cukup terkenal di tempat ini. Sayangnya, hanya ramai di kunjungi penonton tapi justru sepi pembeli karena mahal sekali untuk harga satu bendanya. Harganya rata-rata adalah roh siluman atau Iblis kel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    124.Dwarawati

    Melihat siapa yang baru saja datang, Goro membungkuk hormat sambil menahan sakit karena tangan kanan nya yang patah. Wanita cantik itu menatap tangan Goro dengan tajam. Lalu menoleh ke arah Bima. "Manusia? Apa yang kau lakukan terhadap prajurit ku?" tanya wanita tersebut. "Aku hanya membela diri, dia yang terlalu bernapsu," jawab Bima acuh tak acuh. Wanita itu sedikit kesal mendengar jawaban Bima yang seenak nya sendiri. "Aku adalah Dwarawati ketua Peri Petarung, Goro adalah salah satu kesatria papan atas yang kami miliki, dan kau sekarang menciderainya,apakah kau siap menghadapi hukuman?" Bima tersenyum sinis. Matanya menatap tajam ke arah wanita bernama Dwarawati. "Aku tak peduli kau siapa, tapi jika kau mau menghukum diriku, bukankah kamu menantang perang terhadapku?" ucap Bima penuh ancaman. "Kau...!" Goro ingin melompat dan kembali menyerang. Namun Dwarawati menahannya. "Manusia! Siapa tuanmu!" bentak Dwarawati marah. "Siapa tuanku? Hengh! Pertanyaan dungu macam apa yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    125.Lesmana

    Dwarawati menoleh kearah kesatria Peri yang telah melancarkan panah padanya. "Kau...!" serunya kaget melihat siapa yang baru saja memanah menggunakan senjata roh. Lelaki Peri dengan tampang berwibawa mengangguk dan tersenyum. Dwarawati berdiri dan menatap tajam kepada lelaki Peri tersebut. Peri tersebut tak lain tak bukan adalah Lesmana. Peri yang bertempur melawan para siluman perbatasan bersama Bima. Lesmana bukanlah atasan Dwarawati, namun lelaki itu juga bukan bawahan nya meski dia masuk ke dalam kesatria petarung. Lesmana adalah kakak sekaligus guru Dwarawati. Yang menjadi pembeda adalah kekuatan milik Lesmana berada di bawah Dwarawati sehingga wanita itulah yang menjadi ketua di Peri petarung. Sedangkan Lesmana hanyalah wakilnya saja, tapi Dwarawati tak mau menjadikan kakaknya sebagai bawahan. Dia tetap memanggilnya dengan panggilan kakak. "Kenapa kakak datang ke sini!?" tanya Dwarawati dengan wajah kesal. Apalagi tahu yang datang adalah kakaknya sendiri. "Apa yang kau l

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    126.Penyihir Gelap & Murid Sesat

    Tak jauh dari kota Kerajaan Peri tersebut ada satu hutan batu yang menjulang tinggi. Tempat itu kering kerontang dan hanya ada batu besar dan tinggi saja. Melihat tempat terpencil itu makhluk lain enggan datang kesana. Karena hawa aneh yang menyelimuti hutan batu tersebut. Satu sosok hitam berkelebat masuk ke dalam hutan batu. Sosok itu terus berlari menyusuri jalan setapak. Jejeran batu-batu raksasa yang menjulang tinggi membuat kesan seram bagi siapa pun yang melihatnya. "Ada apa kau berlari seperti di kejar setan, Bajang?" terdengar suara menggaung yang entah darimana asalnya. Sosok yang di panggil dengan nama Bajang itu berhenti berlari dan menatap ke sekeliling. "Nyai Sri Wedari... Ada hal yang ingin aku kabarkan padamu," kata Bajang. Dari arah batu besar tiba-tiba muncul satu lingkaran hitam yang terlihat seperti lorong. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul satu sosok wanita tua dengan tubuh bungkuk berdiri di depan Bajang. Wajah wanita ini terlihat sangat tidak bersahaba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    127.Senjata-Senjata Rahasia

    Bima mengambil beberapa benda yang terlihat sangat unik dan langka. "Kartika, bisakah kau jelaskan benda-benda aneh ini?" tanya Bima sambil menaruh beberapa benda yang baru saja dia ambil dari meja pameran. Kartika tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah sabuk penyimpanan. Ada beberapa tombol di sabuk ini. Cukup dengan menekan tombol ini, tuan bisa menyimpan atau mengeluarkan benda yang tuan inginkan. Sabuk ini di ciptakan oleh seorang tetua Peri dengan kemampuan pengetahuan yang tetua miliki. Harganya cukup mahal, tuan hanya boleh menukarnya dengan roh siluman kelas atas," kata Kartika. Bima mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat takjub dengan benda tersebut. Yang jelas, dia belum pernah melihat benda itu ada di dunia manusia. "Apakah kamu yakin akan membeli benda ini kakak?" tanya Intan. Bima mengangguk. "Sabuk ini akan sangat berguna untuk menyimpan barang-barang milikku, termasuk uang dan pakaian. Agar saat aku menjumpai kalian tanpa pakaian bisa langsung menyiapkan paka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    128.Kartika Sang Pelayan

    "Darimana tuan bisa mendapatkan roh kelas atas sebanyak ini? Apakah tuan ini seorang Pembantai Iblis?" tanya Kartika. Bima tersenyum. Intan dan Rukma juga tersenyum. Mereka berdua sudah tidak kaget dengan roh-roh yang di miliki oleh Bima. "Apakah cukup untuk membayar semua ini?" tanya Bima. "Tuan menberikan Roh Iblis Tanduk Hitam saja itu sudah cukup untuk membayar semua benda ini tuan..." kata Kartika. "Apa? Hanya satu roh?" tanya Bima tak percaya. "Benar tuan, roh Iblis ini adalah roh kelas Mulia, harganya sepuluh kali lipat dibanding roh kelas atas. Dan roh Iblis lebih istimewa dibanding roh siluman, karena Iblis lebih murni tingkat kadar kekuatannya, itu yang pernah tuanku katakan," kata Kartika. "Hmm... begitu ya, aku baru tahu jika roh Iblis bisa sehebat itu," ucap Bima. "Roh Iblis yang kuat dan padat bisa di simpan menjadi kekuatan sebuah pusaka. Jika itu dari siluman, biasanya mempunyai umur tertentu, berbeda dengan roh Iblis yang bisa bertahan selamanya." jelas Kartika

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    129.Teritori Hutan Batu

    "Guru...?" batin Bima melihat sosok lelaki yang tak lain adalah gurunya. "Hahaha! Kau masih ingat padaku anak muda? Setelah lama tak bertemu, bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Pendeta Barata. Bima tertegun sesaat. Dia tidak menyadari, jika ilusi telah mengelabui pikirannya. Sementara tiga gadis itu masih memejamkan mata. Mereka tak mendengar suara apa pun selain suara Bima yang berbicara sendiri. "Kakak sedang bicara kepada siapa...?" batin Intan yang sangat penasaran. Tapi dia takut jika membuka mata, akan ada hal yang tidak dia inginkan. Meski tadi jelas Bima sempat berkata Guru membuat Intan berpikir keras."Apakah dia bertemu gurunya? Tapi aku tak mendengar satu suara pun selain suara kakak Bima... Ada yang aneh, hawa aneh ini," batin Intan. Bima mendekati gurunya. Pendeta Barata tersenyum melihat Bima. "Kau sudah semakin kuat nak, membanggakan sekali," kata Barata membuat Bima merasa asing dengan kalimat tersebut. "Sejauh ini Guru belum pernah memujiku..." batin Bima. "Te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    130.Sihir Sanca Banteng Hitam

    Bajang yang saat itu berada di dalam wujud Pendeta Barata menoleh kearah Bima. Dia merasa ada yang ganjil. "Aku merasa ada hal yang aneh, apakah hanya perasaan ku saja? Aku merasa jurus ilusi milikku tidak bekerja padanya... tapi, dia masih menuruti apa kataku...Sial, tidak mungkin jurus milikku tak bekerja. Selama ini aku tak pernah gagal, hehehe," batin Bajang. Bima tersenyum kecil. "Bukankah ini mudah, kita selesaikan secepatnya," batin Bima. Rantai Tulang Iblis miliknya perlahan keluar dari tangan kanannya. "Iblis Bayangan, pastikan tubuh aslinya akan pindah kemana, aku yakin di depan ku ini hanyalah ilusi," kata Bima. "Tenang saja, aku sudah siapkan ilusi yang akan membuatnya terkejut setengah mati.. kekeke""Guru..." panggil Bima. Pendeta Barata menoleh. Rantai Tulang Iblis di tangan Bima bergerak cepat.Wuuttt! Jleb! Rantai tulang itu menembus tubuh Pendeta Barata. Sesaat Pendeta Barata menatap Bima, lalu terlihat seringai di bibirnya. "Kamu yang mati..." ucap Pendeta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    150.Tawaran Sulit

    Lesmana dan para kesatria bergerak waspada. "Hati-hati, sepertinya ada siluman yang masih tertinggal di tempat ini..." kata Lesmana mengingat kan. Dwarawati bersiap dengan tenaga dalam jika siluman itu muncul secara mendadak. Mereka tak menyadari dari balik reruntuhan rumah, sepasang mata merah mengawasi gerak gerik para kesatria. Grrrrrr... Siluman itu menggeram. Air liurnya keluar melihat sosok Dwarawati. Gadis cantik dengan tubuh yang indah. Sosok itu mencoba menahan diri, namun godaan ingin memakan Dwarawati sangat tinggi. Dari dalam reruntuhan, siluman itu menerkam tubuh Dwarawati yang berada di barisan belakang. Semua terkejut. Dwarawati yang sudah siap dengan tenaga dalam berhasil menahan cakar siluman itu. Tubuh mereka berguling di jalan. Di saat yang tepat kaki Dwarawati berhasil memasukkan tendangan ke perut siluman tersebut. Sosok siluman berwajah serigala itu terpental ke udara. "Kakak!" teriak Dwarawati. Lesmana langsung melepas panah roh miliknya ke arah silum

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    149.Keinginan

    Bima bangkit berdiri dengan susah payah. Luka yang dia terima karena ledakan dahsyat yang terjadi itu cukup parah. Meski begitu dengan tubuh penuh luka dia kembali terbang ke atas untuk memastikan para siluman yang menyerang telah mundur. Benar saja,siluman-siluman itu telah mundur masuk kembali ke dalam hutan setelah Raja mereka Kadal raksasa itu tewas. Dengan cepat Bima menemui Ratu Azalea yang masih berada di dalam rumah penduduk. Rumah itu sudah hancur sebagian. Aura hijau masih menyelimuti rumah tersebut. Aura itu adalah aura yang terpancar dari tombak penyembuh milik Bima. "Kamu kembali..." ucap Ratu Azalea lemah. Dia masih tergeletak di atas lantai. Sebagian luka luarnya telah pulih meski belum cukup kuat untuk berdiri sendiri. Itu karena tenaga dalamnya yang telah terkuras habis. Bima tersenyum. Dia merunduk untuk meraih tubuh Ratu Azalea. "Bisakah kamu bawa tombak itu?" tanya Bima. Ratu mengangguk dengan wajah merah. Dia mengambil tombak hijau milik Bima. Tombak peny

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    148.Kedatangan Bima

    Para siluman menatap ke arah langit. Dari atas langit Bima menatap tajam ke bawah. Sayap apinya bergerak bagaikan sayap burung raksasa. "Berani sekali kalian melukai wanitaku... Matilah!" teriak Bima sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Langit mendadak menjadi merah saat aura kekuatan Bima berkumpul. Perlahan aura tersebut berkumpul dan berubah menjadi bola api. Sembilan bola api melayang di atas kepala Bima siap untuk di jatuhkan ke arah ribuan siluman di bawahnya. "Sembilan Kutukan Neraka!" teriak Bima. Dua tanduk merahnya yang membara di kepalanya semakin menyala. Mata Bima menyorot merah. Sembilan api itu melayang turun dengan cepat bagaikan meteor saat tangan Bima menghantam ke bawah. Para siluman berteriak ketakutan. Namun tak ada tempat untuk mereka bersembunyi. Suara ledakan beruntun terdengar menggelegar. Gedung-gedung hancur terbakar api. Pemukiman itu pun menjadi lautan api yang membara. Ribuan siluman tewas seketika terbakar api merah yang sangat panas. Le

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    147.Perjuangan Sang Ratu

    Blaaarrr! Ledakan keras mengguncang seluruh kerajaan Peri Pelindung saat bola merah raksasa milik Kadal Monster itu menghantam perisai roh milik Ratu Azalea. Sang Ratu terpental mundur oleh tekanan kekuatan besar itu. Darah keluar dari mulutnya. Dia terlihat sangat kepayahan. "Lesmana, tembak!" perintah Ratu dengan suara parau. Lesmana yang sempat teralihkan pandangannya karena melihat Ratu yang terluka segera membidik kepala Kadal Raksasa tersebut. Panah roh gabungan seratus Peri petarung itu melesat di iringi aura petir kuning. Kecepatan panah tersebut membuat Kadal Raksasa tak bisa menghindar. Namun bidikan Lesmana meleset sedikit. Panah itu hanya mengenai sebagian kecil kepala Kadal Raksasa itu hingga berlubang dan membuat luka besar yang menganga. Kadal raksasa itu berteriak kesakitan. Meski tidak membuatnya mati, namun luka sebesar itu membuat dia kalap dan menerjang membabi buta. Ratu Azalea menoleh kearah Lesmana yang tangah menatap tak percaya karena bidikannya gagal.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    146.Warisan Iblis Tanduk Api

    Bima menahan tekanan kuat dari makam lantai terakhir. Sesampainya di sana dia melihat satu peti besar si tengah arena. "Apalagi kali ini," batin Bima sambil mengambil kertas di atas meja batu."Datang dan bukalah peti! Tahan kekuatan asli milikku! Jika kamu berhasil, maka warisan ini adalah milikmu dan kamu harus menjaga murid ku dengan jiwa dan ragamu!""Seperti yang Ratu katakan, tujuan warisan ini memang untuk mencarikan dia jodoh..." batin Bima. Ujian terakhir ini baginya cukup mudah. Namun Iblis Es sudah memperingatkan bahwa lantai terakhir ini adalah tekanan Iblis Tanduk Api yang asli. Tekanan seorang Iblis ranah Batara! "Baiklah... Siapkan tenaga dalam dan perisai es, kita akan mencobanya," kata Bima. Dia melangkah mendekati peti besar di tengah arena. Sebelum sampai pada peti, ada satu lingkaran kecil yang mengelilingi peti. Saat kakinya melangkah ke dalam lingkaran tersebut, Bima terkejut. Satu kekuatan tak terlihat, dengan sangat kuat menekan tubuhnya hingga dia jatuh t

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    145.Serangan

    Ratu Azalea meluncur ke atas langit menggunakan Tombak Emas miliknya. Semua kesatria pun bersiap di tembok pertama menanti kedatangan Kadal Monster bersama siluman-siluman lainnya. Ratu berkata di atas langit Kota Peri. Suaranya menggema ke seluruh penjuru kota. Bersama dengan suaranya, dari tubuh Ratu keluar cahaya kuning. "Pertarungan kali ini adalah pertarungan hidup atau mati! Tidak ada kata menyerah sebelum musuh pergi atau mati!" seru Ratu Azalea di atas langit kota. Ratu itu melayang di udara dengan bantuan Tombak Emas nya yang mempunyai kemampuan terbang. Tombak itu adalah senjata roh milik Ratu sendiri. Kemampuan milik Ratu Azalea ini sangat lah langka dan hanya sedikit pendekar yang mempunyai kesaktian yang sama dengan diri nya di seluruh dunia. Dari kejauhan terdengar raungan makhluk raksasa yang sangat besar. Saking besarnya langkah kaki makhluk itu terdengar hingga ke kerajaan. Ratu menoleh kearah para Dewan yang berkuda. "Pertahan kan tembok pertama sebisa mungkin

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    144.Pedang Es

    Bima ke arah Arimbi yang sudah siap menggorok lehernya sendiri. "Arimbi jangan!" teriak Bima. Iblis Es yang tidak bisa terhubung dengan jiwa Bima karena pengaruh kekuatan Cermin Hati Kembar hanya bisa membantu dengan menyegel kaki Bima menggunakan elemen es. Namun segel itu hancur saat Bima dengan kuat melompat ke arah Arimbi. Tekatnya untuk menolong Arimbi lebih besar. "Celaka! Dia terpengaruh ilusi dari cermin!" seru Iblis Es. Iblis Bayangan mendengus marah. "Saudara kita Iblis Tanduk Api sepertinya meremehkan ilusi milikku akan aku tunjukkan kehebatan ku dalam urusan jurus ilusi! Haaah!" umpat Iblis Bayangan lalu mengeluarkan ilusi miliknya. Medan di sekitar Bima perlahan menjadi gelap. Saat Bima telah dekat dengan Arimbi, tiba-tiba gadis itu menjelma menjadi sosok Gadis Tengkorak! Bima terkejut setengah mati dan langsung melepas ajian Bola Iblis ke arah Siluman Gadis Tengkorak. Blaaarrrr!Siluman itu berhasil menghindari serangan meski sebagian tubuhnya terkena dampak da

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    143.Cermin Hati Kembar

    Bima bergerak cepat dengan membawa Pedang Hantu Biru. Dia pun melompat ke arah empat Iblis Tanduk Api. "Iblis Bayangan! Jurus ilusi!" teriak Bima. Sekejap kemudian tubuh separuh nya yang tadi di tempati Iblis Tanduk Emas berubah cepat menjadi Iblis Bayangan. "Hooo! Ilusi milikku tak ada yang menandingi!" ucap Iblis Bayangan. Seketika arena tersebut berubah menjadi hitam. Empat Iblis Tanduk Api terlihat bingung. Mereka tak bisa bergerak. Bima tersenyum. "Jurus Ilusi ini bisa bertahan cukup lama, sangat cukup waktu bagiku untuk memusnahkan nya sekaligus," batin Bima. Bima mengangkat tangannya. Dari dalam lantai muncul empat sosok hitam berwujud ular. Dengan menggerakkan tangannya satu kali, sosok hitam itu langsung menerkam empat Iblis itu secara bersamaan. "Sekarang, Iblis Es! Jurus kedua dari Senjata Roh, Gelombang Es!" teriak Bima lalu menghantam ke lantai arena. Sosok Iblis Es kembali muncul. Dengan jurus ilusi, empat Iblis itu masih tak bisa bergerak karena ilusi itu masih

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    142.Empat Iblis

    Bima menatap tajam ke arah Iblis Tanduk Api. Matanya bersinar biru. Tanduk di kening kanannya tumbuh secara perlahan. Hingga memanjang. "Tanduk kita sudah mendekati sempurna!" seru Iblis Es. Bima tersenyum. Setelah naik ke ranah Keabadian dia merasa lebih bertenaga. "Ini waktunya menjajal senjata roh!" kata Bima lalu mengangkat tangannya ke udara. "Jurus pertama dari Senjata Roh Iblis Es, Seribu Duri Es!" teriak Bima. Dari tangan hingga ke tubuhnya mencuat es-es tajam. Aura dingin pun sontak menguasai arena tersebut. Dari punggung Bima muncul duri-duri es. Tubuhnya sudah seperti landak yang di penuhi duri. Senyum kecil menyeruak di bibir Bima. Dengan kekuatan dahsyat Bima berteriak dan melepas semua diri di tubuhnya. Empat Iblis Tanduk Api terkejut. Mereka menahan semua serangan es yang sangat cepat itu. Namun tubuh mereka perlahan membeku karena serangan dingin dari ribuan diri es tersebut. "Ini adalah serangan yang bisa mengalahkan banyak musuh sekaligus! Bagus Bima!" ucap I

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status