All Chapters of Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam: Chapter 211 - Chapter 220

305 Chapters

Bab 211

"Aku belum nanya kenapa kamu ada di sini," ujar Jeremy dengan nada datar.Yoana memaksakan senyuman dan berkata, "Tiara mengalami sedikit masalah, tentang insiden di hotel itu .... Dia temanku, jadi aku khawatir dia ketakutan sendirian, makanya aku ikut ke sini. Bagaimana denganmu, Jeremy? Kenapa kamu di sini?""Sama sepertimu, tentang masalah di hotel," jawab Jeremy dengan suara tenang.Nada bicaranya terdengar seperti biasanya, tetapi Yoana dapat merasakan adanya aura berbahaya di balik kata-kata itu.Yoana mencengkeram jemarinya erat-erat, bahkan hingga kulitnya terluka tanpa dia sadari. Dia mencurigai bahwa Jeremy telah mengetahui sesuatu. Kalau tidak, mengapa dia sampai datang langsung ke sini?Tidak lama kemudian, Robert dan Felicia datang dengan tergesa-gesa. Setelah mendengar tentang kejadian itu, Felicia tampak sangat panik. Begitu melihat Yoana, dia langsung bertanya, "Yoana, apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?""Paman, Bibi, jangan panik dulu. Aku juga lagi cari t
Read more

Bab 212

Suara yang dingin dan penuh bahaya tiba-tiba terdengar, membuat punggung Tiara menegang seketika. Ketika dia berbalik, matanya membelalak melihat Jeremy yang entah sejak kapan sudah duduk di sana dan menatapnya dengan tatapan tajam.Wajah Yoana seketika berubah, ekspresinya semakin gelap. Dia memandang Tiara dengan tatapan seperti sedang melihat seorang idiot.Tiara yang awalnya penuh emosi, sekarang menjadi pucat pasi. "Pak Jeremy?"Dia berusaha keras untuk mengendalikan ketakutannya dan mencengkeram telapak tangannya sendiri hingga meninggalkan bekas merah."Ceritakan dengan jelas kejadian malam ini dari awal sampai akhir," pungkas Jeremy.Tiara menggigil ketakutan. Aura agresifnya yang tadi digunakan untuk mengadu kepada Robert dan Felicia kini menghilang sepenuhnya.Kenapa Jeremy ada di sini? Kemudian, dia melirik ke arah Yoana untuk mencari jawaban.Meskipun hatinya ikut berdebar, Yoana berusaha keras menjaga ekspresi tenangnya. Dengan senyuman tipis, dia berbicara kepada Tiara, "
Read more

Bab 213

"Tiara, kamu benar-benar gegabah. Kenapa kamu berbuat begini?" Yoana berpura-pura marah.Namun, Jeremy bahkan tidak mendengarkan kata-kata Yoana hingga selesai. Dia berdiri, memberi tatapan singkat kepada polisi di sampingnya dan berkata, "Orang seperti ini ... perlakukan sesuai prosedur."Setelah berkata demikian, dia langsung berbalik dan pergi. Kebenaran dari situasi ini sudah jelas di benaknya dan dia tidak punya waktu atau minat untuk terus mendengarkan kebohongan mereka.Mendengar keputusan Jeremy, wajah keluarga Robert langsung menjadi muram.Tiara yang ketakutan buru-buru melangkah maju dan mencengkeram tangan Yoana dengan erat. Dengan suara rendah yang penuh kebencian, dia berkata, "Kamu harus bantu aku. Ini semua idemu. Kalau aku kena masalah, aku juga nggak akan biarkan kamu lolos."Namun, Yoana menatap Tiara dengan wajah dingin dan melepaskan tangannya dengan kasar. Dengan nada dingin, dia hanya berkata, "Aku mengerti."Setelah itu, Yoana bergegas mengejar Jeremy keluar dar
Read more

Bab 214

"Kalau nggak?" Jeremy menjawab dengan ekspresi wajar, membuat Danuar hampir mati kesal."Kak Jeremy, ini nggak adil," Bastian juga menunjukkan ketidakpuasannya.Jeremy tetap tenang dan berkata singkat, "Pilih saja apa pun dari rak anggur di rumahku."Danuar langsung berhenti sejenak, memikirkannya, lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu." Dia mengambil barang-barangnya, lalu menarik Bastian keluar. "Kak Jeremy, Kak Eleanor, sampai jumpa."Swush!Keduanya langsung menghilang tanpa jejak. Eleanor hanya bisa terdiam.Dengan santai, Jeremy duduk di kursi di sebelah tempat tidurnya. Pandangannya tenang ketika dia menatap Eleanor. Ruangan itu dipenuhi keheningan. Keduanya saling menatap tanpa ada yang bicara terlebih dahulu.Di sisi lain, Eleanor merasa tidak nyaman setiap melihat Jeremy. Dia langsung teringat insiden malam ketika Jeremy mabuk. Bahkan sampai sekarang, bekas merah di lehernya belum sepenuhnya hilang. Dia refleks menyentuh lehernya dan merasa seluruh tubuhnya menegang.Jerem
Read more

Bab 215

Jeremy melempar pisau buah kembali ke dalam keranjang, lalu menyodorkan apel yang sudah dia kupas dengan rapi kepada Eleanor. Eleanor menatap apel itu dengan terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka Jeremy akan melakukan sesuatu seperti ini.Melihat Eleanor tidak segera mengambilnya, Jeremy menggerakkan tangannya sedikit, membuat apel itu bergoyang di depannya. Awalnya dia ingin mengatakan bahwa mengonsumsi buah bagus untuk kesehatan, tapi yang keluar dari mulutnya malah menjadi perintah, "Makan."Eleanor terdiam.Baiklah, dia memutuskan untuk tidak melawan pria ini.Eleanor mengulurkan tangan, jari-jarinya bersentuhan singkat dengan tangan Jeremy yang dingin. "Terima kasih," katanya sambil menundukkan kepala dan menggigit apel itu.Jeremy meliriknya sekilas, lalu mengambil dua lembar tisu untuk mengelap tangannya dengan teliti. Tingkat kehati-hatiannya menunjukkan bahwa dia hampir tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.Tak lama kemudian, seorang dokter masuk untuk memerik
Read more

Bab 216

Setelah hening selama dua detik, Patrick menahan amarahnya dan mencoba mengganti nada bicaranya menjadi lebih tenang. "Kenapa? Apa Grup Pratama melakukan kesalahan?""Nggak," jawab Jeremy dengan suara dalam dan dingin.Mendengar jawaban Jeremy yang dingin, Patrick hampir bisa menebak bahwa Jeremy mungkin marah karena suatu hal tertentu. Namun, dia berusaha menahan emosinya."Kalau begitu, kenapa?" tanya Patrick."Karena aku nggak suka kalian," jawab Jeremy singkat dan langsung membuat Patrick kehilangan kata-kata. Jeremy langsung menutup telepon tanpa basa-basi.Di sisi lain, Patrick begitu marah hingga membanting ponselnya ke meja. "Kurang ajar!""Astaga, pagi-pagi begini kenapa kamu sudah marah-marah?" Saat turun dari lantai atas, Alicia kebingungan melihat Patrick marah besar.Dengan wajah yang masih muram, Patrick menunjuk ke atas. "Pergi, panggilkan Yoana sekarang!"Melihat bahwa Patrick bahkan memanggil Yoana dengan nama lengkapnya, Alicia menyadari bahwa ini adalah masalah seriu
Read more

Bab 217

"Semalam kamu nggak pulang?""Baru datang." Padahal Jeremy sebenarnya tidak pulang semalaman. "Sana cuci mukamu, lalu sarapan."Eleanor tertegun dan mematung. Jeremy menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke arah Eleanor. "Kenapa?" tanyanya."Hah? Nggak apa-apa, cuma melamun." Eleanor turun dari ranjang dan mengenakan sepatunya. Setelah selesai membersihkan diri, Jeremy juga sudah selesai menyiapkan sarapan di meja."Ayo, sini makan.""Ya." Eleanor mengangguk. Dia menunduk untuk menyantap buburnya, tetapi ekspresi wajahnya tampak agak tidak nyaman. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dari Jeremy.Namun, apa yang aneh?Sepertinya dia tidak terlalu berengsek lagi! Malah sepertinya jadi baik? Jeremy bahkan bisa merawatnya di sini.Ini adalah perlakuan yang tidak pernah diterima Eleanor selama tiga tahun pernikahan ini. Apa maksudnya Jeremy melakukan semua ini sekarang?Eleanor diam-diam mengangkat matanya, mencuri pandang ke arah Jeremy. Namun, seperti sebelumnya, pandangan mereka bertem
Read more

Bab 218

Alicia segera mencoba menenangkan suasana, lalu berkata pada Bella dengan nada tidak ramah, "Semua ini pasti ulah Eleanor. Bella, kamu nggak boleh terus biarkan wanita itu berada di sisi Jeremy. Aku lihat Jeremy bahkan sudah kehilangan kemampuannya untuk berpikir jernih karena dia."Mata Bella langsung menjadi dingin dan menatap Alicia dengan tajam. "Maksudmu, anakku begitu bodohnya sampai dipengaruhi sama wanita?"Sebagai ibu yang sangat bangga dengan putranya, Bella tidak akan membiarkan siapa pun merendahkan Jeremy seperti itu.Alicia menyadari kesalahannya dan segera mengganti nada bicaranya. "Bella, bukan itu maksudku. Maksudku adalah, wanita seperti Eleanor itu licik sekali, niatnya pasti buruk. Orang seperti dia harus dijauhkan."Bella memandangnya dengan kesal sebelum akhirnya mengendurkan ekspresinya. Dia berbalik menatap Yoana dan bertanya, "Yoana, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi tadi malam."Mendengar pertanyaan itu, Yoana yang sudah merasa bersalah, refleks men
Read more

Bab 219

Saat Eleanor mendengar Vivi menyebut nama Jeremy, dia langsung merasa tidak nyaman. Dengan panik, dia mencoba mengecilkan volume ponselnya, tetapi entah bagaimana malah membuat volume menjadi maksimal.Ketika dia menyadari tatapan penuh intimidasi dari Jeremy yang melirik ke arahnya, Eleanor merasa ingin menghilang dari muka bumi saat itu juga."Hei? Kenapa nggak bicara? Haha, jangan bilang Jeremy ada di dekatmu sekarang, ya." Suara Vivi terdengar dengan nada bercanda di ujung telepon.Eleanor menutupi wajahnya dengan satu tangan, merasa tidak tahu harus berkata apa. "Selamat, tebakanmu benar."Ada jeda panjang di telepon sebelum Vivi menarik napas panjang. Panggilan itu langsung diputus tanpa sepatah kata pun.Eleanor merasa dunia sedang mempermainkannya.Tatapan Jeremy yang sebelumnya fokus pada ponselnya kini beralih ke Eleanor. Dengan nada dingin, dia mengulang, "Berhubungan sama kamu?"Sudut bibir Eleanor berkedut. "Eh haha .... Vivi cuma suka bercanda. Jangan diambil hati, ya.""
Read more

Bab 220

"Akhir-akhir ini aku sibuk. Nanti kalau ada waktu, kita bicarakan lagi. Aku ada urusan di perusahaan. Kamu sendiri saja di sini."Belum sempat Eleanor menyelesaikan kalimatnya, Jeremy sudah berbalik dan pergi meninggalkan kamar. Eleanor hanya bisa menatap punggungnya yang menghilang dengan bingung.Reaksinya barusan ... sepertinya dia sedang marah. Apa dia tidak ingin bercerai?Pikiran itu tiba-tiba muncul di benaknya, tetapi Eleanor buru-buru menepisnya. Pria yang dulu pernah melemparkan surat cerai ke wajahnya dan ingin bertunangan dengan Yoana, mana mungkin dia tidak ingin bercerai?Eleanor merasa akhir-akhir ini dia terlalu sering berpikir berlebihan.Kini, kamar rawat inap itu sepenuhnya menjadi miliknya. Eleanor berpikir akhirnya dia bisa menikmati pagi yang tenang. Namun, ketenangannya tak bertahan lama. Pintu kamar tiba-tiba terbuka lebar tanpa ada ketukan sama sekali.Eleanor mengerutkan alis dan berbalik untuk melihat siapa yang masuk.Suasana hatinya yang semula cukup baik l
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status