Share

Bab 211

Penulis: Arizah Karimah
"Aku belum nanya kenapa kamu ada di sini," ujar Jeremy dengan nada datar.

Yoana memaksakan senyuman dan berkata, "Tiara mengalami sedikit masalah, tentang insiden di hotel itu .... Dia temanku, jadi aku khawatir dia ketakutan sendirian, makanya aku ikut ke sini. Bagaimana denganmu, Jeremy? Kenapa kamu di sini?"

"Sama sepertimu, tentang masalah di hotel," jawab Jeremy dengan suara tenang.

Nada bicaranya terdengar seperti biasanya, tetapi Yoana dapat merasakan adanya aura berbahaya di balik kata-kata itu.

Yoana mencengkeram jemarinya erat-erat, bahkan hingga kulitnya terluka tanpa dia sadari. Dia mencurigai bahwa Jeremy telah mengetahui sesuatu. Kalau tidak, mengapa dia sampai datang langsung ke sini?

Tidak lama kemudian, Robert dan Felicia datang dengan tergesa-gesa. Setelah mendengar tentang kejadian itu, Felicia tampak sangat panik. Begitu melihat Yoana, dia langsung bertanya, "Yoana, apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Paman, Bibi, jangan panik dulu. Aku juga lagi cari t
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 212

    Suara yang dingin dan penuh bahaya tiba-tiba terdengar, membuat punggung Tiara menegang seketika. Ketika dia berbalik, matanya membelalak melihat Jeremy yang entah sejak kapan sudah duduk di sana dan menatapnya dengan tatapan tajam.Wajah Yoana seketika berubah, ekspresinya semakin gelap. Dia memandang Tiara dengan tatapan seperti sedang melihat seorang idiot.Tiara yang awalnya penuh emosi, sekarang menjadi pucat pasi. "Pak Jeremy?"Dia berusaha keras untuk mengendalikan ketakutannya dan mencengkeram telapak tangannya sendiri hingga meninggalkan bekas merah."Ceritakan dengan jelas kejadian malam ini dari awal sampai akhir," pungkas Jeremy.Tiara menggigil ketakutan. Aura agresifnya yang tadi digunakan untuk mengadu kepada Robert dan Felicia kini menghilang sepenuhnya.Kenapa Jeremy ada di sini? Kemudian, dia melirik ke arah Yoana untuk mencari jawaban.Meskipun hatinya ikut berdebar, Yoana berusaha keras menjaga ekspresi tenangnya. Dengan senyuman tipis, dia berbicara kepada Tiara, "

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 213

    "Tiara, kamu benar-benar gegabah. Kenapa kamu berbuat begini?" Yoana berpura-pura marah.Namun, Jeremy bahkan tidak mendengarkan kata-kata Yoana hingga selesai. Dia berdiri, memberi tatapan singkat kepada polisi di sampingnya dan berkata, "Orang seperti ini ... perlakukan sesuai prosedur."Setelah berkata demikian, dia langsung berbalik dan pergi. Kebenaran dari situasi ini sudah jelas di benaknya dan dia tidak punya waktu atau minat untuk terus mendengarkan kebohongan mereka.Mendengar keputusan Jeremy, wajah keluarga Robert langsung menjadi muram.Tiara yang ketakutan buru-buru melangkah maju dan mencengkeram tangan Yoana dengan erat. Dengan suara rendah yang penuh kebencian, dia berkata, "Kamu harus bantu aku. Ini semua idemu. Kalau aku kena masalah, aku juga nggak akan biarkan kamu lolos."Namun, Yoana menatap Tiara dengan wajah dingin dan melepaskan tangannya dengan kasar. Dengan nada dingin, dia hanya berkata, "Aku mengerti."Setelah itu, Yoana bergegas mengejar Jeremy keluar dar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 214

    "Kalau nggak?" Jeremy menjawab dengan ekspresi wajar, membuat Danuar hampir mati kesal."Kak Jeremy, ini nggak adil," Bastian juga menunjukkan ketidakpuasannya.Jeremy tetap tenang dan berkata singkat, "Pilih saja apa pun dari rak anggur di rumahku."Danuar langsung berhenti sejenak, memikirkannya, lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu." Dia mengambil barang-barangnya, lalu menarik Bastian keluar. "Kak Jeremy, Kak Eleanor, sampai jumpa."Swush!Keduanya langsung menghilang tanpa jejak. Eleanor hanya bisa terdiam.Dengan santai, Jeremy duduk di kursi di sebelah tempat tidurnya. Pandangannya tenang ketika dia menatap Eleanor. Ruangan itu dipenuhi keheningan. Keduanya saling menatap tanpa ada yang bicara terlebih dahulu.Di sisi lain, Eleanor merasa tidak nyaman setiap melihat Jeremy. Dia langsung teringat insiden malam ketika Jeremy mabuk. Bahkan sampai sekarang, bekas merah di lehernya belum sepenuhnya hilang. Dia refleks menyentuh lehernya dan merasa seluruh tubuhnya menegang.Jerem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 215

    Jeremy melempar pisau buah kembali ke dalam keranjang, lalu menyodorkan apel yang sudah dia kupas dengan rapi kepada Eleanor. Eleanor menatap apel itu dengan terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka Jeremy akan melakukan sesuatu seperti ini.Melihat Eleanor tidak segera mengambilnya, Jeremy menggerakkan tangannya sedikit, membuat apel itu bergoyang di depannya. Awalnya dia ingin mengatakan bahwa mengonsumsi buah bagus untuk kesehatan, tapi yang keluar dari mulutnya malah menjadi perintah, "Makan."Eleanor terdiam.Baiklah, dia memutuskan untuk tidak melawan pria ini.Eleanor mengulurkan tangan, jari-jarinya bersentuhan singkat dengan tangan Jeremy yang dingin. "Terima kasih," katanya sambil menundukkan kepala dan menggigit apel itu.Jeremy meliriknya sekilas, lalu mengambil dua lembar tisu untuk mengelap tangannya dengan teliti. Tingkat kehati-hatiannya menunjukkan bahwa dia hampir tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.Tak lama kemudian, seorang dokter masuk untuk memerik

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 216

    Setelah hening selama dua detik, Patrick menahan amarahnya dan mencoba mengganti nada bicaranya menjadi lebih tenang. "Kenapa? Apa Grup Pratama melakukan kesalahan?""Nggak," jawab Jeremy dengan suara dalam dan dingin.Mendengar jawaban Jeremy yang dingin, Patrick hampir bisa menebak bahwa Jeremy mungkin marah karena suatu hal tertentu. Namun, dia berusaha menahan emosinya."Kalau begitu, kenapa?" tanya Patrick."Karena aku nggak suka kalian," jawab Jeremy singkat dan langsung membuat Patrick kehilangan kata-kata. Jeremy langsung menutup telepon tanpa basa-basi.Di sisi lain, Patrick begitu marah hingga membanting ponselnya ke meja. "Kurang ajar!""Astaga, pagi-pagi begini kenapa kamu sudah marah-marah?" Saat turun dari lantai atas, Alicia kebingungan melihat Patrick marah besar.Dengan wajah yang masih muram, Patrick menunjuk ke atas. "Pergi, panggilkan Yoana sekarang!"Melihat bahwa Patrick bahkan memanggil Yoana dengan nama lengkapnya, Alicia menyadari bahwa ini adalah masalah seriu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 217

    "Semalam kamu nggak pulang?""Baru datang." Padahal Jeremy sebenarnya tidak pulang semalaman. "Sana cuci mukamu, lalu sarapan."Eleanor tertegun dan mematung. Jeremy menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke arah Eleanor. "Kenapa?" tanyanya."Hah? Nggak apa-apa, cuma melamun." Eleanor turun dari ranjang dan mengenakan sepatunya. Setelah selesai membersihkan diri, Jeremy juga sudah selesai menyiapkan sarapan di meja."Ayo, sini makan.""Ya." Eleanor mengangguk. Dia menunduk untuk menyantap buburnya, tetapi ekspresi wajahnya tampak agak tidak nyaman. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dari Jeremy.Namun, apa yang aneh?Sepertinya dia tidak terlalu berengsek lagi! Malah sepertinya jadi baik? Jeremy bahkan bisa merawatnya di sini.Ini adalah perlakuan yang tidak pernah diterima Eleanor selama tiga tahun pernikahan ini. Apa maksudnya Jeremy melakukan semua ini sekarang?Eleanor diam-diam mengangkat matanya, mencuri pandang ke arah Jeremy. Namun, seperti sebelumnya, pandangan mereka bertem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 218

    Alicia segera mencoba menenangkan suasana, lalu berkata pada Bella dengan nada tidak ramah, "Semua ini pasti ulah Eleanor. Bella, kamu nggak boleh terus biarkan wanita itu berada di sisi Jeremy. Aku lihat Jeremy bahkan sudah kehilangan kemampuannya untuk berpikir jernih karena dia."Mata Bella langsung menjadi dingin dan menatap Alicia dengan tajam. "Maksudmu, anakku begitu bodohnya sampai dipengaruhi sama wanita?"Sebagai ibu yang sangat bangga dengan putranya, Bella tidak akan membiarkan siapa pun merendahkan Jeremy seperti itu.Alicia menyadari kesalahannya dan segera mengganti nada bicaranya. "Bella, bukan itu maksudku. Maksudku adalah, wanita seperti Eleanor itu licik sekali, niatnya pasti buruk. Orang seperti dia harus dijauhkan."Bella memandangnya dengan kesal sebelum akhirnya mengendurkan ekspresinya. Dia berbalik menatap Yoana dan bertanya, "Yoana, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi tadi malam."Mendengar pertanyaan itu, Yoana yang sudah merasa bersalah, refleks men

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 219

    Saat Eleanor mendengar Vivi menyebut nama Jeremy, dia langsung merasa tidak nyaman. Dengan panik, dia mencoba mengecilkan volume ponselnya, tetapi entah bagaimana malah membuat volume menjadi maksimal.Ketika dia menyadari tatapan penuh intimidasi dari Jeremy yang melirik ke arahnya, Eleanor merasa ingin menghilang dari muka bumi saat itu juga."Hei? Kenapa nggak bicara? Haha, jangan bilang Jeremy ada di dekatmu sekarang, ya." Suara Vivi terdengar dengan nada bercanda di ujung telepon.Eleanor menutupi wajahnya dengan satu tangan, merasa tidak tahu harus berkata apa. "Selamat, tebakanmu benar."Ada jeda panjang di telepon sebelum Vivi menarik napas panjang. Panggilan itu langsung diputus tanpa sepatah kata pun.Eleanor merasa dunia sedang mempermainkannya.Tatapan Jeremy yang sebelumnya fokus pada ponselnya kini beralih ke Eleanor. Dengan nada dingin, dia mengulang, "Berhubungan sama kamu?"Sudut bibir Eleanor berkedut. "Eh haha .... Vivi cuma suka bercanda. Jangan diambil hati, ya.""

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 396

    Sasha terkejut melihat ekspresi Jeremy, tetapi tubuhnya secara refleks mendekat saat melihat wajah Jeremy yang tampan dan menawan. "Pak Jeremy, ada apa denganmu? Apa kamu nggak enak badan? Apa kamu perlu bantuanku ....""Menjauh dariku," kata Jeremy dengan nada yang muram serta dingin dan tatapannya tajam seolah-olah hendak membunuh seseorang.Tatapan Jeremy membuat Sasha menghentikan langkahnya dan berdiri di tempat dengan ekspresi bingung. Saat Jeremy mengambil pakaian dan langsung pergi, dia sempat mengejar Jeremy beberapa langkah. Namun, melihat Jeremy yang begitu marah, dia kembali berhenti dan tidak berani mendekat lagi. Hanya saja, dia tidak mengerti apa yang telah dilakukannya sampai Jeremy begitu marah.Jeremy segera pergi dari sana.Melihat Jeremy yang keluar dengan begitu cepat, pemilik klub melihat jam tangannya. Menyadari Sasha masuk hanya puluhan menit saja, dia berpikir Jeremy tidak begitu hebat dan agak lemah. Namun, dia tentu saja hanya berani berpikir begitu dalam hat

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 395

    Setelah Eleanor keluar, pemilik kelab yang mengetahui kedatangan Jeremy pun datang dan menyiapkan beberapa botol anggur terbaik. Bahkan, dia memilihkan wanita tercantik untuk menemani Jeremy.Wanita itu bernama Sasha. Di depan pintu, pemilik kelab berpesan kepada Sasha untuk melayani Jeremy sebaik mungkin. Kemudian, dia membawanya masuk.Begitu masuk, Sasha langsung terpana melihat pria yang duduk di sofa. Pandangannya tidak bisa dialihkan lagi.Pria ini sangat tampan. Apalagi, dia adalah Jeremy, pewaris Keluarga Adrian, keluarga paling berpengaruh di ibu kota. Dia adalah sosok yang luar biasa.Dengan penuh percaya diri, Sasha melangkah mendekat, menonjolkan tubuhnya yang selama ini selalu dibanggakan. Tanpa ragu, dia bersandar pada Jeremy dan mengeluarkan suara manja, "Pak Jeremy ...."Kepala Jeremy berdenyut sakit. Saat aroma parfum yang menyengat mendekat, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit.Sasha hanya menatap wajah mabuk itu, sama sekali tidak menyadari betapa terg

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 394

    Eleanor menemukan ruang VIP tempat Jeremy berada. Dia sempat ragu sejenak di luar sebelum akhirnya mendorong pintu dan masuk.Ruangan itu sunyi dan rapi, tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak ada kebisingan atau kekacauan. Matanya menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya tertuju pada sosok pria yang terbaring di sofa.Jeremy bersandar di sofa dengan mata terpejam rapat. Di meja depan, tampak botol-botol kosong berserakan. Bisa dilihat pria ini minum sangat banyak.Jantung Eleanor berdetak semakin cepat saat dia melangkah mendekat. Kakinya tanpa sengaja menendang salah satu botol kosong di lantai, menimbulkan suara kecil yang membuat hatinya menegang. Namun, pria itu tetap tidak bereaksi.Eleanor memperlambat langkahnya, lalu berdiri di samping Jeremy. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh lengannya dengan lembut, lalu memanggil dengan pelan, "Jeremy?"Tiba-tiba, pria yang memejamkan mata itu langsung mengangkat tangannya dan mencengkeram pergelangan tangan Eleanor.Matanya yang dingin

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 393

    "Masuklah." Vivi membuka pintu kursi belakang, memberi isyarat kepada kedua anak kecil untuk masuk.Tiba-tiba, kedua anak itu langsung membeku. Mata besar mereka menatap orang di dalam mobil dengan tidak percaya. Mereka terpaku di tempat, tidak bisa bergerak sedikit pun.Ketika melihat kedua anak itu menatapnya dengan penuh keterkejutan, mata Eleanor langsung memerah. Tanpa ragu, dia turun dari mobil dan langsung memeluk mereka berdua."Anak-anakku, Mama sudah kembali."Kedua anak itu tetap tidak bergerak. Sampai suara lembut Eleanor terdengar di telinga mereka, hingga kehangatan pelukannya menyelimuti mereka, barulah mereka sadar ....Dalam sekejap, mata mereka yang basah. Air mata mulai berlinang di wajah mereka."Mama?" panggil Harry dengan ragu."Mama di sini. Maafkan Mama, Daniel, Harry. Kalian sampai menunggu begitu lama. Mama sudah kembali." Suara Eleanor bergetar saat dia memeluk mereka erat-erat.Akhirnya, kedua anak itu menyadari bahwa ini bukan mimpi. Ibu mereka benar-benar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 392

    Keesokan harinya, di bandara.Eleanor tetap memutuskan untuk kembali. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan kedua anaknya begitu saja.Begitu turun dari pesawat, Eleanor sekali lagi menginjakkan kaki di tempat ini. Perasaannya agak sedih.Pada akhirnya, dia tetap kembali.Sebuah Audi putih berhenti di depan Eleanor. Seorang wanita bergegas turun, menatapnya dengan mata membelalak. Seketika, matanya dipenuhi air mata."Eleanor ...." Vivi menatap Eleanor yang berdiri hidup-hidup di depannya, tidak tahu dirinya harus menangis atau tertawa. "Eleanor, ini ... benaran kamu?"Eleanor tersenyum lembut. "Ini aku."Air mata Vivi langsung mengalir deras. Dia berlari dan langsung memeluk Eleanor erat-erat."Eleanor! Kamu ... kamu benaran masih hidup .... Huhu ... kemarin saat kamu meneleponku, kupikir aku sedang mimpi .... Kamu menghilang begitu lama, aku ketakutan setengah mati ...."Vivi menangis dengan emosinal, tubuhnya bahkan gemetar saat memeluk Eleanor. Eleanor membiarkan dirinya dipeluk.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 391

    Jeremy pasti akan menemukan Eleanor dan membawanya kembali, sementara Simon juga tidak akan membiarkan keturunan Keluarga Adrian dibawa pergi. Kecuali meninggal, Simon tidak akan berhenti memburu Eleanor.Jelas, ini bukan kehidupan yang Eleanor inginkan. Namun, dia juga tidak mungkin meninggalkan anak-anaknya dan tetap tinggal di sini. Satu-satunya pilihan adalah kembali dengan identitasnya sebagai Eleanor, agar bisa tetap melihat anak-anaknya.Charlie memahami ini dan Eleanor tentu lebih memahaminya.Eleanor mengatupkan bibir, tenggelam dalam pikirannya. Setelah berpikir lama, dia menunduk dan tersenyum pahit. Keluarga Adrian tidak mau melepaskannya, dia juga tidak bisa melepaskan anak-anaknya. Jadi, dia tidak akan bisa memutus hubungan dengan Keluarga Adrian untuk selamanya.Charlie mendongak, tatapan yang dalam menyapu Eleanor. Anak-anak selalu menjadi kecemasan Eleanor, juga menjadi ikatan yang tidak bisa dihapuskan di antara dia dan Jeremy. Sejujurnya, jika Charlie cukup kejam, di

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 390

    Eleanor berpikir sejenak, lalu mengangguk. Jika dia sudah koma selama lebih dari dua bulan, itu artinya kondisinya pasti sangat buruk di awal. Masuk akal jika Charlie mengirim kedua anaknya ke Keluarga Adrian."Minum obat ini." Arnav datang dengan membawa semangkuk obat.Eleanor mencoba duduk dan Charlie segera membantunya. Dia menerima mangkuk itu. Aroma khas obat herbal langsung menyeruak. Eleanor mengendus perlahan dan segera mengenali komposisinya. Dia agak terkejut. "Ini ramuan penawar racun?""Ya, dua bulan yang lalu kamu diracuni. Obat ini bisa membantu membersihkan sisa racunnya," jelas Arnav."Kamu bilang aku diracuni?""Racunnya sangat bahaya. Tapi, untungnya Charlie ...." Arnav tiba-tiba berhenti bicara karena dia bisa merasakan tatapan Charlie yang langsung mengarah padanya. Dia segera berdeham dan mengganti ucapannya, "Untung saja ilmu medisku luar biasa, jadi aku berhasil menyelamatkanmu."Dengan cerdik, Arnav membanggakan dirinya sendiri dan menelan kata-kata yang hampir

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 389

    Selena mengerutkan alisnya, menatap ke lantai dua. Simon yang berdiri di lantai atas mengangguk, memberi isyarat agar dia pergi. Dia yang akan menyelesaikannya.Selena langsung pergi. Pelayan yang berdiri di tempat terkejut selama beberapa detik. Dia tahu Jeremy terus mencari Eleanor. Ketika dia hendak mengejar, Simon memanggilnya ke ruang kerja.Saat Selena keluar, Jeremy baru saja kembali dari luar. Dari dalam mobil, Jeremy melihat ke luar. Dia merasa dirinya melihat sosok yang sangat familier. Hatinya sontak bergetar.Namun, sosok itu segera menghilang dalam kegelapan. Jeremy menarik kembali pandangannya dan tersenyum sinis.Sejak Eleanor pergi, dia merasa semua orang terlihat seperti Eleanor. Sebenarnya wanita itu ada di mana? Siapa orang yang ada dalam video itu?Jika itu bukan Eleanor, bagaimana mungkin dia bisa terlihat persis dengan Eleanor? Kenapa harus menuduh Eleanor?Jeremy memijat pelipisnya. Semakin dipikirkan, semua terasa semakin rumit.....Musim dingin berlalu, musim

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 388

    Wanita itu menatap Simon selama beberapa detik, lalu berlutut dengan hormat di bawah tatapan terkejut dari Simon. "Kakek."Simon terkejut karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu? Eleanor, apa yang kamu lakukan? Tunggu dulu ...."Simon segera bangkit dari kursinya sampai lupa mengambil tongkatnya, lalu berjalan mendekati wanita itu sambil bertumpu pada meja. Dia mengernyitkan alis dan mengamati wajah yang mirip dengan Eleanor itu dengan cermat. Bukan hanya wajah, bahkan suara dan ekspresi wanita ini juga mirip dengan Eleanor. Namun, Eleanor tidak mungkin memanggilnya kakek, apalagi berlutut seperti ini."Kamu bukan Eleanor. Siapa kamu?" tanya Simon.Wanita itu mengangkat kepalanya untuk menatap Simon, lalu memperlihatkan bekas luka yang samar di lengannya. "Kakek, aku ini Selena."Tubuh Simon langsung menjadi kaku dan tatapannya terlihat sangat terkejut saat menatap bekas luka yang familier itu. Setelah menatap Selena cukup lama, suaranya akhirnya kembali lagi. "Kamu ...

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status