Share

Bab 210

Author: Arizah Karimah
"Kak Jeremy, mau ke mana?" tanya Bastian.

"Kantor polisi."

Melihat punggung Jeremy yang pergi dengan langkah besar, Danuar dan Bastian saling menatap sejenak. Mereka bertanya-tanya, apakah Jeremy pergi untuk menghabisi orang yang mencelakakan Eleanor?

Saat Eleanor membuka mata, di sekitarnya tercium bau antiseptik yang pekat.

"Sudah bangun?"

"Danuar? Bastian? Di mana aku sekarang?" Eleanor memutar matanya sejenak. Dia baru saja tersadar, sehingga reaksinya lebih lambat. Setelah beradaptasi dengan cahaya di dalam ruangan, dia mulai bertanya pada kedua orang itu.

Danuar menjawab, "Rumah sakit. Kamu pingsan karena demam."

Ingatan Eleanor mulai kembali perlahan-lahan. Dia teringat bahwa Charlie yang mengantarkannya pulang. Mereka bertemu dengan Jeremy, lalu kepalanya terasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan.

Tidak heran jika tubuhnya terasa tidak nyaman. Ternyata dia sedang demam tinggi. Berhubung Danuar dan Bastian ada di sini, berarti orang yang mengantarkannya ke rumah sakit adalah Jere
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 211

    "Aku belum nanya kenapa kamu ada di sini," ujar Jeremy dengan nada datar.Yoana memaksakan senyuman dan berkata, "Tiara mengalami sedikit masalah, tentang insiden di hotel itu .... Dia temanku, jadi aku khawatir dia ketakutan sendirian, makanya aku ikut ke sini. Bagaimana denganmu, Jeremy? Kenapa kamu di sini?""Sama sepertimu, tentang masalah di hotel," jawab Jeremy dengan suara tenang.Nada bicaranya terdengar seperti biasanya, tetapi Yoana dapat merasakan adanya aura berbahaya di balik kata-kata itu.Yoana mencengkeram jemarinya erat-erat, bahkan hingga kulitnya terluka tanpa dia sadari. Dia mencurigai bahwa Jeremy telah mengetahui sesuatu. Kalau tidak, mengapa dia sampai datang langsung ke sini?Tidak lama kemudian, Robert dan Felicia datang dengan tergesa-gesa. Setelah mendengar tentang kejadian itu, Felicia tampak sangat panik. Begitu melihat Yoana, dia langsung bertanya, "Yoana, apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?""Paman, Bibi, jangan panik dulu. Aku juga lagi cari t

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 212

    Suara yang dingin dan penuh bahaya tiba-tiba terdengar, membuat punggung Tiara menegang seketika. Ketika dia berbalik, matanya membelalak melihat Jeremy yang entah sejak kapan sudah duduk di sana dan menatapnya dengan tatapan tajam.Wajah Yoana seketika berubah, ekspresinya semakin gelap. Dia memandang Tiara dengan tatapan seperti sedang melihat seorang idiot.Tiara yang awalnya penuh emosi, sekarang menjadi pucat pasi. "Pak Jeremy?"Dia berusaha keras untuk mengendalikan ketakutannya dan mencengkeram telapak tangannya sendiri hingga meninggalkan bekas merah."Ceritakan dengan jelas kejadian malam ini dari awal sampai akhir," pungkas Jeremy.Tiara menggigil ketakutan. Aura agresifnya yang tadi digunakan untuk mengadu kepada Robert dan Felicia kini menghilang sepenuhnya.Kenapa Jeremy ada di sini? Kemudian, dia melirik ke arah Yoana untuk mencari jawaban.Meskipun hatinya ikut berdebar, Yoana berusaha keras menjaga ekspresi tenangnya. Dengan senyuman tipis, dia berbicara kepada Tiara, "

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 213

    "Tiara, kamu benar-benar gegabah. Kenapa kamu berbuat begini?" Yoana berpura-pura marah.Namun, Jeremy bahkan tidak mendengarkan kata-kata Yoana hingga selesai. Dia berdiri, memberi tatapan singkat kepada polisi di sampingnya dan berkata, "Orang seperti ini ... perlakukan sesuai prosedur."Setelah berkata demikian, dia langsung berbalik dan pergi. Kebenaran dari situasi ini sudah jelas di benaknya dan dia tidak punya waktu atau minat untuk terus mendengarkan kebohongan mereka.Mendengar keputusan Jeremy, wajah keluarga Robert langsung menjadi muram.Tiara yang ketakutan buru-buru melangkah maju dan mencengkeram tangan Yoana dengan erat. Dengan suara rendah yang penuh kebencian, dia berkata, "Kamu harus bantu aku. Ini semua idemu. Kalau aku kena masalah, aku juga nggak akan biarkan kamu lolos."Namun, Yoana menatap Tiara dengan wajah dingin dan melepaskan tangannya dengan kasar. Dengan nada dingin, dia hanya berkata, "Aku mengerti."Setelah itu, Yoana bergegas mengejar Jeremy keluar dar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 214

    "Kalau nggak?" Jeremy menjawab dengan ekspresi wajar, membuat Danuar hampir mati kesal."Kak Jeremy, ini nggak adil," Bastian juga menunjukkan ketidakpuasannya.Jeremy tetap tenang dan berkata singkat, "Pilih saja apa pun dari rak anggur di rumahku."Danuar langsung berhenti sejenak, memikirkannya, lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu." Dia mengambil barang-barangnya, lalu menarik Bastian keluar. "Kak Jeremy, Kak Eleanor, sampai jumpa."Swush!Keduanya langsung menghilang tanpa jejak. Eleanor hanya bisa terdiam.Dengan santai, Jeremy duduk di kursi di sebelah tempat tidurnya. Pandangannya tenang ketika dia menatap Eleanor. Ruangan itu dipenuhi keheningan. Keduanya saling menatap tanpa ada yang bicara terlebih dahulu.Di sisi lain, Eleanor merasa tidak nyaman setiap melihat Jeremy. Dia langsung teringat insiden malam ketika Jeremy mabuk. Bahkan sampai sekarang, bekas merah di lehernya belum sepenuhnya hilang. Dia refleks menyentuh lehernya dan merasa seluruh tubuhnya menegang.Jerem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 215

    Jeremy melempar pisau buah kembali ke dalam keranjang, lalu menyodorkan apel yang sudah dia kupas dengan rapi kepada Eleanor. Eleanor menatap apel itu dengan terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka Jeremy akan melakukan sesuatu seperti ini.Melihat Eleanor tidak segera mengambilnya, Jeremy menggerakkan tangannya sedikit, membuat apel itu bergoyang di depannya. Awalnya dia ingin mengatakan bahwa mengonsumsi buah bagus untuk kesehatan, tapi yang keluar dari mulutnya malah menjadi perintah, "Makan."Eleanor terdiam.Baiklah, dia memutuskan untuk tidak melawan pria ini.Eleanor mengulurkan tangan, jari-jarinya bersentuhan singkat dengan tangan Jeremy yang dingin. "Terima kasih," katanya sambil menundukkan kepala dan menggigit apel itu.Jeremy meliriknya sekilas, lalu mengambil dua lembar tisu untuk mengelap tangannya dengan teliti. Tingkat kehati-hatiannya menunjukkan bahwa dia hampir tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.Tak lama kemudian, seorang dokter masuk untuk memerik

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 216

    Setelah hening selama dua detik, Patrick menahan amarahnya dan mencoba mengganti nada bicaranya menjadi lebih tenang. "Kenapa? Apa Grup Pratama melakukan kesalahan?""Nggak," jawab Jeremy dengan suara dalam dan dingin.Mendengar jawaban Jeremy yang dingin, Patrick hampir bisa menebak bahwa Jeremy mungkin marah karena suatu hal tertentu. Namun, dia berusaha menahan emosinya."Kalau begitu, kenapa?" tanya Patrick."Karena aku nggak suka kalian," jawab Jeremy singkat dan langsung membuat Patrick kehilangan kata-kata. Jeremy langsung menutup telepon tanpa basa-basi.Di sisi lain, Patrick begitu marah hingga membanting ponselnya ke meja. "Kurang ajar!""Astaga, pagi-pagi begini kenapa kamu sudah marah-marah?" Saat turun dari lantai atas, Alicia kebingungan melihat Patrick marah besar.Dengan wajah yang masih muram, Patrick menunjuk ke atas. "Pergi, panggilkan Yoana sekarang!"Melihat bahwa Patrick bahkan memanggil Yoana dengan nama lengkapnya, Alicia menyadari bahwa ini adalah masalah seriu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 217

    "Semalam kamu nggak pulang?""Baru datang." Padahal Jeremy sebenarnya tidak pulang semalaman. "Sana cuci mukamu, lalu sarapan."Eleanor tertegun dan mematung. Jeremy menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke arah Eleanor. "Kenapa?" tanyanya."Hah? Nggak apa-apa, cuma melamun." Eleanor turun dari ranjang dan mengenakan sepatunya. Setelah selesai membersihkan diri, Jeremy juga sudah selesai menyiapkan sarapan di meja."Ayo, sini makan.""Ya." Eleanor mengangguk. Dia menunduk untuk menyantap buburnya, tetapi ekspresi wajahnya tampak agak tidak nyaman. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dari Jeremy.Namun, apa yang aneh?Sepertinya dia tidak terlalu berengsek lagi! Malah sepertinya jadi baik? Jeremy bahkan bisa merawatnya di sini.Ini adalah perlakuan yang tidak pernah diterima Eleanor selama tiga tahun pernikahan ini. Apa maksudnya Jeremy melakukan semua ini sekarang?Eleanor diam-diam mengangkat matanya, mencuri pandang ke arah Jeremy. Namun, seperti sebelumnya, pandangan mereka bertem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 218

    Alicia segera mencoba menenangkan suasana, lalu berkata pada Bella dengan nada tidak ramah, "Semua ini pasti ulah Eleanor. Bella, kamu nggak boleh terus biarkan wanita itu berada di sisi Jeremy. Aku lihat Jeremy bahkan sudah kehilangan kemampuannya untuk berpikir jernih karena dia."Mata Bella langsung menjadi dingin dan menatap Alicia dengan tajam. "Maksudmu, anakku begitu bodohnya sampai dipengaruhi sama wanita?"Sebagai ibu yang sangat bangga dengan putranya, Bella tidak akan membiarkan siapa pun merendahkan Jeremy seperti itu.Alicia menyadari kesalahannya dan segera mengganti nada bicaranya. "Bella, bukan itu maksudku. Maksudku adalah, wanita seperti Eleanor itu licik sekali, niatnya pasti buruk. Orang seperti dia harus dijauhkan."Bella memandangnya dengan kesal sebelum akhirnya mengendurkan ekspresinya. Dia berbalik menatap Yoana dan bertanya, "Yoana, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi tadi malam."Mendengar pertanyaan itu, Yoana yang sudah merasa bersalah, refleks men

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 305

    Andy juga memandang Harry dengan penuh kekaguman. Harry menatap Tora dengan tegas dan berkata, "Tadi kamu bilang transfer itu dari akun anonim. Sekarang keluarkan detail transaksi transfernya."Tora berniat menolak, tetapi seketika merasakan dinginnya moncong pistol yang ditekan ke pelipisnya.Dengan nada dingin, Andy berkata, "Pak Tora, kami sudah sangat menghormati Anda. Kalau Anda terus keras kepala, Anda mungkin nggak akan keluar dari rumah ini hidup-hidup. Pikirkan baik-baik. Lagi pula, kata sandi komputer Anda sudah dibobol. Menemukan catatan transfer itu hanya masalah waktu."Tora tahu mereka tidak main-main. Mereka akan benar-benar melakukannya.Dengan gigi terkatup rapat, dia akhirnya mengalah. Meski dengan sangat enggan, Tora mengeluarkan catatan transaksi dari komputernya.Jeremy melihat ke arah Harry yang masih sibuk dengan komputer. "Bisa temukan identitas pengirimnya?""Ya. Tapi ini butuh sedikit waktu," jawab Harry sambil jari-jarinya terus menari di atas keyboard. Seten

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 304

    Itu adalah laptop miliknya dan laptop itu disimpan dengan aman di kantornya. Pintu kantor hanya bisa dibuka dengan sidik jarinya, bahkan gergaji listrik pun tidak akan mampu membukanya.Tora menatap Jeremy dengan keterkejutan luar biasa. Jangan-jangan, monster ini menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan pintu kantornya? Bukan hanya itu. Kantornya sangat tersembunyi dan anak buahnya tidak akan membiarkan siapa pun dari pihak Jeremy masuk begitu saja.Satu-satunya kemungkinan adalah orang-orang Jeremy menerobos masuk, membantai semua yang menghalangi mereka, menghancurkan pintu kantornya, dan menemukan laptop itu.Tora ternganga, mulutnya terbuka lebar karena terkejut, tetapi terlalu marah untuk mengatakan apa-apa. Tidak heran dia ditahan di sini begitu lama. Ternyata ini semua adalah bagian dari rencana Jeremy!Luar biasa, sungguh luar biasa! Tora hampir meledak karena marah.Namun Jeremy tetap menunjukkan ekspresi tenang yang dingin.Di bawah tatapan Jeremy, Andy membuka laptop i

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 303

    Eleanor selalu licik dan penuh tipu muslihat. Yoana mulai curiga bahwa Eleanor sengaja meminta dokter mengatakan hal itu agar mereka lengah."Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk memulihkan diri," kata Alicia. Namun, karena jari-jarinya yang sangat sakit, dia hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum buru-buru pergi mencari dokter.Yoana tetap tidak bisa tenang. Matanya memicing dengan tajam. "Ayah, di mana Remy? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan rumah sakit?"Patrick mengerutkan alis. "Aku juga nggak tahu."Yoana merasa ada yang tidak beres dengan kepergian Jeremy dari rumah sakit secara tiba-tiba. Rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya.Setelah mempertimbangkan cukup lama ...."Ayah, aku tetap merasa ini nggak benar. Anak itu nggak boleh dibiarkan hidup. Kalau dia nggak mati, semua usaha kita selama ini akan sia-sia," kata Yoana dengan geram."Aku akan utus orang untuk terus awasi. Kita lihat dulu beberapa waktu ke depan sebelum bertindak," jawab Patrick yang tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 302

    Dengan mata merah dan berkaca-kaca, Eleanor menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan menatap dokter. "Terima kasih banyak, Dokter."Dokter memberikan beberapa instruksi sebelum hendak pergi, tetapi Eleanor memanggilnya kembali. "Dokter, tunggu sebentar.""Ada yang bisa saya bantu lagi, Bu Eleanor?"Eleanor melirik ke luar ruangan, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin minta bantuan Anda untuk sesuatu ...."Setelah mendengarkan permintaan Eleanor, dokter melihat ke arah luar, lalu mengangguk dan berkata, "Baik, saya mengerti.""Terima kasih banyak.""Ini juga demi keselamatan pasien, sudah seharusnya," jawab dokter.Di luar, Patrick dan Alicia masih enggan pergi. Mendengar kabar bahwa anak Eleanor sadar, wajah mereka berubah suram.Ketika dokter keluar dari kamar, Bella segera mendekat untuk bertanya. Patrick dan Alicia juga memperhatikan dengan saksama."Dokter, bagaimana kondisi anak itu? Kalau dia sudah sadar, apakah berarti dia nggak dalam bahaya lagi?" tanya Bella dengan penuh ke

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 301

    Dua pengawal Keluarga Adrian segera maju untuk melindungi Eleanor. Namun tiba-tiba, terdengar suara teguran keras dari belakang. "Aku mau lihat siapa yang berani!"Semua orang menoleh ke arah suara itu dan terlihat Bella sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pelayan.Karena merasa bersalah, Bella tidak datang menjenguk Daniel selama beberapa hari terakhir. Namun hari ini, dia memutuskan untuk datang dan langsung melihat keributan ini."Apa-apaan ini? Ini tempat apa? Rumah sakit! Siapa yang suruh kalian buat keributan di sini?" Bella menatap tajam ke arah kerumunan dan suaranya penuh kemarahan.Sungguh tidak tahu aturan.Tidak ada yang memikirkan tempat ini adalah rumah sakit. Anak di dalam sedang berjuang hidup, tetapi mereka masih punya keberanian untuk membuat keributan di depan kamar.Eleanor akhirnya melepaskan tangan Alicia yang hampir pingsan karena rasa sakit. Alicia terhuyung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ditahan oleh Patrick.Dengan nada penuh amar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 300

    "Maaf, Pak Patrick. Bos kami sudah memberi perintah untuk menjaga tempat ini, kami nggak bisa membiarkan Anda masuk," jawab salah satu pengawal dengan nada tegas."Kalau begitu, sampaikan pada Jeremy bahwa aku yang memerintah. Suruh dia datang menemuiku kalau berani. Aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah," kata Patrick dengan nada sombong.Wajah pengawal itu menunjukkan sedikit keengganan. "Pak Patrick, bukankah Anda hanya berani datang karena tahu Bos kami lagi nggak di sini? Kalau Pak Jeremy marah, Anda sendiri juga nggak akan aman, apalagi menjamin keselamatan kami."Mereka tidak datang di saat Jeremy berada di sana, tapi langsung muncul begitu dia pergi. Jelas sekali mereka takut pada Jeremy. Pengawal-pengawal itu bukan orang bodoh dan mereka tidak akan termakan oleh ancaman kosong seperti itu.Patrick semakin marah melihat mereka tetap keras kepala. "Kalian mau minggir atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau harus bertindak kasar!""Silakan saja, tapi hari ini A

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 299

    Eleanor berpikir sejenak dan kira-kira bisa menebak siapa yang melakukannya. Jika memang demikian, anggap saja itu ulahnya, dia tidak peduli!Jeremy perlahan mengalihkan pandangannya. "Aku nggak bilang begitu.""Kalau kamu berpikir begitu, itu juga nggak salah," Eleanor mengangguk, mengakui tanpa ragu-ragu.Saat itu, dokter keluar dari ruang perawatan intensif. Eleanor segera berdiri. Dokter mengangguk, memberi isyarat bahwa dia sekarang bisa masuk untuk menemani Daniel.Eleanor tidak mengatakan apa-apa lagi pada Jeremy dan langsung masuk ke kamar.Daniel masih seperti kemarin, mengenakan masker oksigen. Wajah kecilnya pucat, matanya tertutup rapat, seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan.Melihat kondisi Daniel seperti itu, Eleanor merasa seluruh kekuatannya lenyap. Dia menarik napas dalam beberapa kali, tetapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang.Seperti biasa, Eleanor duduk di samping Daniel dan menggenggam tangannya yang kecil dengan hati-hati. Dia mulai bercerita dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 298

    Para pelayan yang sebelumnya ketakutan oleh kejadian tadi hanya bisa bersembunyi di sudut ruangan. Ketika mereka sadar dan ingin mengejar, semuanya sudah terlambat.Pintu kamar Yoana dipenuhi orang-orang yang berkumpul untuk menyaksikan pemandangan kacau dan agak menyeramkan di dalam. Banyak di antara mereka mengeluarkan ponsel dan mulai merekam."Astaga, apa yang dilakukan dua orang ini sampai dibalas seperti ini?""Iya, pasti mereka melakukan sesuatu yang buruk. Kalau nggak, siapa yang tega membalas dendam sekejam ini?"Tiara keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat berantakan. Orang-orang di sekitar langsung menutup hidung dan menjauh darinya."Astaga, baunya menyengat sekali! Cepat masuk lagi, jangan keluar!""Benar, jangan mengganggu orang lain dengan bau ini."Komentar orang-orang membuat Tiara merasa sangat malu. Dengan wajah merah padam, dia kembali ke kamar dengan penuh rasa malu dan amarah.Namun, kamar itu sendiri sudah dipenuhi bau amis darah yang sangat menyengat, m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 297

    "Hah, tunggu saja," kata Glenn sambil menatap dengan sorot mata yang gelap, lalu berjalan ke jendela dan menelepon seseorang.Vivi memandangnya dengan bingung, tidak tahu apa yang dia rencanakan.Setengah jam kemudian.Entah dari mana, mereka berhasil mendapatkan dua jas putih seperti dokter. Dengan masing-masing membawa dua ember putih, mereka tiba di depan kamar Yoana.Vivi memandang benda yang dipegangnya, lalu menoleh ke arah Glenn yang kini telah menyamar dengan sangat rapi. "Kamu yakin nggak akan ada yang mengenalimu?""Apa yang perlu ditakutkan? Aku lagi menjalankan misi kebenaran."Vivi mengangkat ibu jarinya dengan kagum. "Hanya karena kamu bilang itu misi kebenaran, aku resmi jadi temanmu."Glenn menyeringai, "Sama-sama.""Ayo."Mereka berdua mendorong pintu kamar. Yoana sedang bersandar di tempat tidur sambil bermain ponsel. Wajahnya sudah terlihat jauh lebih baik. Luka-lukanya memang menyakitkan, tetapi tidak sampai mengancam nyawa.Keluarga Pratama yang kaya telah menyedia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status