Semua Bab Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam: Bab 171 - Bab 180

305 Bab

Bab 171

Yoana menggertakkan giginya. Wajahnya berubah pucat. Eleanor menyaksikan semua itu dengan seru."Sekarang kalian berdua sudah boleh pergi?" tanya Eleanor dengan nada dingin.Keduanya berdiri di tempat, bingung apakah harus pergi atau tetap tinggal.Eleanor tidak berniat bersikap lunak terhadap mereka, dia berkata dengan santai, "Manajer, kalau mereka terus berada di ruangan ini dan menggangguku, aku akan mengajukan keluhan."Manajer tidak berani menghadapi keluhan. Melihat kedua wanita itu masih enggan pergi, dia terpaksa bertindak tegas, "Maafkan aku, Nona."Keempat petugas keamanan langsung maju.Yoana terus menatap tajam ke arah Eleanor dengan penuh amarah, lalu mengibaskan tangannya dengan kesal, "Minggir, aku bisa pergi sendiri."Setelah berkata demikian, dia menatap Eleanor dengan penuh kebencian sekali lagi sebelum terpaksa keluar dari ruangan itu. Setelah dipermalukan, penampilannya yang marah besar tampak sangat menyedihkan.Keluar dari ruangan, Yoana langsung menoleh dan mena
Baca selengkapnya

Bab 172

Saat itu, Eleanor, yang gagal mencapai kesepakatan kerja sama, kebetulan sedang bersiap meninggalkan ruangannya. Tiba-tiba pintu didorong terbuka dan tanpa sempat menghindar, dia bertabrakan dengan sosok yang masuk.Aroma segar yang begitu familier langsung menyeruak, membuat tubuh Eleanor menegang. Sepasang tangan terulur untuk menopangnya. Ketika Eleanor mengangkat wajahnya, pandangannya langsung bertemu dengan sepasang mata yang kelam."Jeremy?" Eleanor mengerutkan alis, menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan penuh keterkejutan."Kamu?"Jeremy mengernyitkan dahi dan menunduk untuk memastikan bahwa wanita di depannya tidak terluka. Melihat Eleanor baik-baik saja, dia tanpa sadar menghela napas lega.Eleanor yang menyadari Jeremy tidak mengatakan apa-apa, kembali mengerutkan alisnya. Hari ini sudah cukup ramai. Dari Yoana hingga sekarang Jeremy yang muncul tiba-tiba. Ruangan ini benar-benar penuh kejutan."Kamu datang untuk cari Yoana?"Yoana baru saja pergi, Jeremy langsung muncul
Baca selengkapnya

Bab 173

"Ayo pergi." Jeremy yang sedari awal memang tidak terlalu berminat untu menghadiri acara ini, memutuskan untuk langsung pergi."Masih terlalu awal, mau ke mana? Panggil Bastian, kita pergi keluar untuk minum.""Nggak dulu, Daniel sendirian di rumah.""Sialan! Memangnya anakmu bakal hilang kalau di rumah?" Danuar berlari menyusulnya.Sementara itu, langit sudah malam saat Eleanor keluar dari hotel. Dia langsung mengendarai mobilnya untuk pulang.Mengetahui bahwa Daniel sudah pulang, Vivi buru-buru membeli setumpuk hadiah untuk membina hubungan dengan anak itu. Mendengar kejadian semalam, Vivi terbahak-bahak hingga Tarimi mengira otak Vivi bermasalah."Hahahaha ... dua wanita itu pasti kesal setengah mati, 'kan?"Vivi duduk bersila di sofa sambil memeluk sebungkus besar keripik kentang. Sambil mengunyah, dia tertawa tanpa henti.Eleanor bersandar di sofa dan menopang kepalanya dengan satu tangan sambil tersenyum lembut. "Mereka pasti ingin melahapku hidup-hidup."Mendengar ada yang ingin
Baca selengkapnya

Bab 174

"Nggak tahu malu," celetuk Daniel yang berdiri di sampingnya.Bahkan seorang anak kecil pun bisa mendengar betapa tidak tahu malunya kata-kata Robert barusan. Dari mana dia mendapatkan kepercayaan diri untuk mengatakan hal-hal seperti itu? Apakah dia benar-benar menganggap Eleanor sebagai orang bodoh?Robert sepertinya samar-samar mendengar seseorang berbicara dibelakang. Suaranya semakin keras. "Siapa yang bicara? Siapa? Eleanor, siapa yang baru saja bicara?"Eleanor tidak menjawab pertanyaannya. Dengan nada datar, dia berkata, "Ingat untuk menutup jendela waktu tidur malam nanti.""Apa maksudmu?" tanya Robert bingung."Aku takut angin kencang akan membuatmu tersadar," jawab Eleanor dengan santai.Mendengar itu, Robert langsung naik pitam. "Kamu benar-benar mau melawanku?""Kita memang sudah berdiri di sisi yang berlawanan sedari awal. Bukan hal baru lagi," balas Eleanor.Robert mendengus marah. Eleanor hampir bisa mendengar giginya berderak karena terlalu keras menggertak. "Baiklah,
Baca selengkapnya

Bab 175

"Kalau nggak, kamu mau bikin ribut di perusahaanku setiap hari? Yoana yang ngasih ide ini untuk kamu atau Tiara? Gimanapun, dia itu Direktur Grup Haningrat. Jaga harga dirinya." Eleanor tidak mengatakan apa pun lagi, kemudian berjalan masuk ke lift dengan ekspresi datar.Robert ingin menghalangi Eleanor, tapi tidak sempat lagi. Ada banyak orang di sini, sehingga Robert juga tidak berani bertindak gegabah. Pada akhirnya, dia terpaksa pergi dengan marah.....Rumah Keluarga Pratama.Yoana memegang ponselnya dengan wajah penuh kebencian. "Nggak berguna! Kalau kalian langsung minta, tentu saja dia nggak akan menyerahkan perusahaannya. Kenapa kalian nggak mencoba mengancamnya?""Kak Yoana, kami nggak punya bukti apa pun untuk menekan Eleanor. Kami benar-benar nggak punya cara untuk mengancamnya ....""Dasar nggak berguna!""Tapi, Kak Yoana, tadi malam ayahku bilang dia mendengar suara anak kecil di dekat Eleanor.""Suara anak kecil?" Yoana menyipitkan matanya. "Kamu bilang Eleanor punya ana
Baca selengkapnya

Bab 176

"Ibu, kamu nggak tahu seberapa keterlaluan Bibi Bella. Saat itu aku takut mati, mana mungkin sempat pikirin hidup dan matinya lagi. Dia malah nyalahin aku." Yoana memanyunkan bibirnya dengan kesal.Alicia menggeleng dengan pasrah dan menoyor dahi Yoana. "Kamu ini otak udang. Eleanor saja bisa menyelamatkan dia untuk mendapat simpatinya. Kalau kamu melayaninya dengan baik, dia pasti bakal maafin kamu. Lagian, kamu bakal nikah sama anaknya. Dia nggak mungkin benaran marah sama kamu.""Benaran?""Tentu saja. Sebelum nikah sama Jeremy, kamu harus lebih sabar. Nanti kalau sudah menjadi bagian Keluarga Adrian, baru kamu mainkan strategimu."Yoana tersenyum dan bersandar di pelukan Alicia. Tatapannya dipenuhi ambisi. "Oke, Ibu. Aku ngerti sekarang."Begitu dia menikah dengan Jeremy, dia akan membalas semua orang yang pernah bersikap lancang padanya!....Malam ini adalah hari pengobatan Jeremy. Eleanor merasa tidak tenang jika meninggalkan Daniel sendirian di rumah, jadi dia mengantar Daniel
Baca selengkapnya

Bab 177

Eleanor tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah saat melihat tatapan tajam yang mengerikan itu. 'Sudahlah, lebih baik jangan membuat Jeremy marah.'"Mau pelihara pria? Heh." Jeremy tersenyum dingin. Dia terlihat santai, padahal emosinya bergolak. Wanita ini memikirkan pria lain setiap hari. Pelihara pria, hebat sekali!"Mama, apa itu pelihara pria?" tanya Harry yang berdiri di samping mereka dengan penasaran.Eleanor menarik sudut bibirnya, menyesal karena sudah berbicara sembarangan hanya untuk membuat Jeremy kesal."Bukan apa-apa, cuma bercanda," sahut Eleanor untuk mengelabui Harry.Eleanor tidak ingin melanjutkan topik pembicaraan itu lagi. Dia mengeluarkan jarumnya, lalu memberi isyarat kepada Jeremy untuk berbaring.Setelah pengobatan selesai, wajah Jeremy masih terlihat suram. Eleanor tidak peduli. Dia hanya fokus pada perawatan, bukan mengurus perasaan Jeremy.Eleanor merapikan barang-barangnya dan berdiri. Harry memandangnya dengan enggan. "Mama, kamu sudah mau pulang?"El
Baca selengkapnya

Bab 178

Eleanor langsung mengernyit. Kemudian, dia bertanya dengan cemas, "Terus, sekarang kalian ada di mana?""Aku baru saja antar Daniel pulang. Kami baru saja masuk rumah, mereka sudah datang. Bi Tarimi nggak tahu siapa mereka, jadi dia langsung bukain pintu. Sekarang mereka sedang berdebat di pintu."Eleanor menggenggam ponselnya erat-erat. "Mereka benaran nggak ada habisnya ya.""Aku rasa mereka datang bukan karena masalah perusahaan. Mereka nggak menyebutkan tentang perusahaan, tapi terus ingin masuk ke rumahmu. Sepertinya mereka mencari sesuatu. Sekarang aku dan Daniel sembunyi di kamarmu. Kami nggak berani keluar."Nama Daniel membuat Eleanor harus lebih berhati-hati agar tidak terdengar oleh Jeremy. Di dalam mobil yang sunyi ini, percakapan telepon sangat mudah didengar. Untungnya, Vivi merendahkan suaranya.Eleanor menarik napas dalam-dalam. Dia teringat semalam Daniel tidak berbicara dan terdengar oleh Robert. Mereka pasti datang untuk memastikan apakah dia punya anak atau tidak.T
Baca selengkapnya

Bab 179

Keduanya berhenti melangkah saat melihat pisau besar yang dipegang Vivi.Tiara mengernyit, "Vivi, kamu gila ya? Aku mau masuk ke kamar kakakku. Atas dasar apa kamu menghalangi? Memangnya kamu kira kamu siapa?""Kakak? Jangan asal klaim hubungan keluarga. Eleanor nggak punya adik yang nggak tahu malu sepertimu!""Kamu!" Tiara maju selangkah.Vivi langsung mengayunkan pisaunya dan membentak, "Kalau kamu berani maju lagi, akan kubuat satu tanganmu melayang!"Keduanya terkejut dengan sikap Vivi yang begitu garang. Mereka bertatapan dan tidak berani maju lagi.Eleanor akhirnya tiba dan langsung melihat pemandangan itu. Vivi tampak mengayunkan pisau secara sembarangan, sedangkan Tiara bersembunyi ketakutan di balik Robert dan wajah Robert tampak sangat suram.Eleanor mengernyit dan bergegas menghampiri."Eleanor." Vivi merasa lega melihat Eleanor pulang.Eleanor tahu betapa sulitnya menghadapi kedua orang ini. Jika tidak, Vivi dan Tarimi tidak mungkin membawa pisau. Eleanor tentu berterima k
Baca selengkapnya

Bab 180

Jeremy mengedarkan tatapan tajam. "Aku nggak ingin tahu."Suara Tiara tiba-tiba tersangkut di tenggorokannya. Ekspresinya seketika menjadi sangat masam."Pfft ...." Vivi tidak bisa menahan tawa. Jalang ini masih ingin melapor, padahal tidak ada yang ingin mendengarnya bicara.Tiara mengepalkan tangannya dengan murka. "Pak, kamu nggak peduli kalau Eleanor diam-diam punya anak?"Jantung Eleanor berdebar keras. Kedua tangannya mengepal erat. Ekspresi Vivi juga berubah, "Tiara, kamu bicara apa sih?""Nggak usah panik. Pak, Eleanor punya anak dengan pria lain di luar negeri dan anak itu ada di kamar ini," seru Tiara.Jeremy mengernyit dan memicingkan matanya yang suram. Sulit untuk menebak apakah dia percaya atau tidak.Eleanor mendongak menatap Jeremy. Jantungnya berdetak semakin cepat."Apa yang dia bilang benar?" Jeremy menatap Eleanor lekat-lekat."Nggak benar." Eleanor menatap mata Jeremy dengan tenang, "Aku nggak tahu kenapa dia bisa bicara begitu tanpa bukti apa pun.""Nggak ada bukt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
31
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status