Share

Bab 179

Penulis: Arizah Karimah
Keduanya berhenti melangkah saat melihat pisau besar yang dipegang Vivi.

Tiara mengernyit, "Vivi, kamu gila ya? Aku mau masuk ke kamar kakakku. Atas dasar apa kamu menghalangi? Memangnya kamu kira kamu siapa?"

"Kakak? Jangan asal klaim hubungan keluarga. Eleanor nggak punya adik yang nggak tahu malu sepertimu!"

"Kamu!" Tiara maju selangkah.

Vivi langsung mengayunkan pisaunya dan membentak, "Kalau kamu berani maju lagi, akan kubuat satu tanganmu melayang!"

Keduanya terkejut dengan sikap Vivi yang begitu garang. Mereka bertatapan dan tidak berani maju lagi.

Eleanor akhirnya tiba dan langsung melihat pemandangan itu. Vivi tampak mengayunkan pisau secara sembarangan, sedangkan Tiara bersembunyi ketakutan di balik Robert dan wajah Robert tampak sangat suram.

Eleanor mengernyit dan bergegas menghampiri.

"Eleanor." Vivi merasa lega melihat Eleanor pulang.

Eleanor tahu betapa sulitnya menghadapi kedua orang ini. Jika tidak, Vivi dan Tarimi tidak mungkin membawa pisau. Eleanor tentu berterima k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 180

    Jeremy mengedarkan tatapan tajam. "Aku nggak ingin tahu."Suara Tiara tiba-tiba tersangkut di tenggorokannya. Ekspresinya seketika menjadi sangat masam."Pfft ...." Vivi tidak bisa menahan tawa. Jalang ini masih ingin melapor, padahal tidak ada yang ingin mendengarnya bicara.Tiara mengepalkan tangannya dengan murka. "Pak, kamu nggak peduli kalau Eleanor diam-diam punya anak?"Jantung Eleanor berdebar keras. Kedua tangannya mengepal erat. Ekspresi Vivi juga berubah, "Tiara, kamu bicara apa sih?""Nggak usah panik. Pak, Eleanor punya anak dengan pria lain di luar negeri dan anak itu ada di kamar ini," seru Tiara.Jeremy mengernyit dan memicingkan matanya yang suram. Sulit untuk menebak apakah dia percaya atau tidak.Eleanor mendongak menatap Jeremy. Jantungnya berdetak semakin cepat."Apa yang dia bilang benar?" Jeremy menatap Eleanor lekat-lekat."Nggak benar." Eleanor menatap mata Jeremy dengan tenang, "Aku nggak tahu kenapa dia bisa bicara begitu tanpa bukti apa pun.""Nggak ada bukt

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 181

    "Eee ....""Keluar."Yoana membeku sejenak, tetapi tetap berdiri di tempatnya.Eleanor berkata, "Vivi, telepon polisi.""Oke." Vivi langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon polisi.Ketika melihat itu, Tiara langsung maju dan menjatuhkan ponsel yang ada di tangan Vivi. "Ngapain telepon polisi? Kalian cuma mau mengalihkan perhatian, 'kan? Eleanor, jangan banyak omong. Cepat kasih kita masuk dan periksa!"Eleanor menyipitkan matanya, lalu berjalan ke arah Tiara dengan tenang. Dengan badan yang lebih tinggi dari Tiara, dia menunduk dan menatapnya dengan tajam.Tiara tanpa sadar menyusutkan lehernya saat melihat tatapan itu. "Apa yang mau ... ah!"Saat berikutnya, Tiara mendapat tamparan keras. Robert lantas berteriak marah, "Eleanor! Apa yang kamu lakukan?"Tiara tertegun sejenak, merasakan sakit menjalar di pipi kirinya. Setelah tersadar kembali, dia memegang wajahnya dan memelototi Eleanor. "Eleanor, atas dasar apa kamu menamparku?""Kamu sendiri, atas dasar apa mau masuk ke kamarku

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 182

    Yoana meraih lengan Jeremy. Namun, tatapan Jeremy terus tertuju pada wajah Eleanor yang seolah-olah memakai topeng kokoh yang tidak bisa dihancurkan."Remy?" panggil Yoana dengan lembut.Jeremy perlahan-lahan mengalihkan pandangannya dari wajah Eleanor. Saat berbalik, dia melihat buku anak-anak di atas meja. Wajahnya menjadi agak suram, tetapi dia tetap tenang, bahkan diam-diam menggeser buku itu.Eleanor tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Jeremy. Dia tahu Jeremy telah melihatnya. Saat Jeremy hendak pergi, Eleanor memanggilnya, "Tunggu sebentar."Eleanor mengambil buku itu dan menyerahkannya kepada Jeremy. "Ini buku Daniel yang ketinggalan. Kamu bawa pulang kasih dia."Jeremy menunduk menatapnya, lalu mengambil buku itu dan membuka beberapa halaman. Itu memang tulisan Daniel.Jeremy mencarikan guru untuk mengajari Daniel menulis. Jadi, tulisan tangannya kuat dan rapi. Dia tidak mungkin salah menilai.Alis Jeremy pun tidak terlalu berkerut lagi. Kekesalan pada tatapannya mereda,

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 183

    Jeremy memicingkan matanya, mencoba menyembunyikan kesuraman pada tatapannya. Jeremy tidak bodoh. Dia tahu apa yang dilakukan sekelompok orang ini mala mini."Malam ini, kamu yang suruh mereka datang." Jeremy menatap Yoana dengan dingin. Kalimat itu bukan sebuah pertanyaan.Yoana terkejut mendengar Jeremy tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. Dia langsung terdiam. "Aku ... bukan ... Remy ...."Yoana terburu-buru ingin menjelaskan. Namun, di bawah tatapan tajam Jeremy yang penuh tekanan, dia merasa sangat gugup hingga kesulitan berbicara."Kamu sedang berpikir, kira-kira gimana reaksiku kalau tahu Eleanor punya anak dengan orang lain," lanjut Jeremy.Yoana tidak menyangka Jeremy mengetahui isi pikirannya. Kini, sekujur tubuhnya seperti diselimuti oleh hawa dingin.Jeremy tersenyum sinis. Seperti apa reaksinya? Apa yang akan dilakukannya? Jeremy sendiri tidak tahu. Dia hanya tahu perasaannya sangat tidak nyaman.Tidak ada asap tanpa api. Robert dan Tiara tidak mungkin membuat cerita boho

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 184

    "Kenapa? Karena Eleanor? Karena pembunuh yang membunuh anak kita?" Yoana menahan suaranya. Tidak ada yang tahu betapa dia ingin berteriak histeris kepada Jeremy saat ini.Ketika amarah melahap pikirannya, Eleanor tidak punya keberanian untuk melepaskannya. Jeremy tidak mencintainya. Dia tidak boleh membuat Jeremy membencinya."Remy." Yoana melemparkan diri ke pelukan Jeremy. "Kalau kamu nggak suka aku membuat onar, aku janji nggak bakal lagi. Tolong jangan tinggalkan aku."Air mata Yoana mengalir deras. Dia menangis dengan sangat menyedihkan.Di lantai atas, Eleanor awalnya ingin memeriksa apakah mereka sudah pergi. Begitu membuka jendela, dia malah melihat kedua insan yang sedang berpelukan di bawah.Yoana tampak memeluk Jeremy dengan sangat erat. Dia membenamkan wajahnya ke pelukan Jeremy. Eleanor tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, juga tidak bisa melihat ekspresi mereka.Tatapan Eleanor berkilat. Tanpa disadarinya, ekspresinya menjadi agak murung. Pada akhirnya, dia menutu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 185

    Jeremy mengamati Bastian dari atas hingga ke bawah. Saat berikutnya, terdengar suaranya yang serak. "Apa yang kamu lakukan?"Bastian membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus bagaimana bertanya. Danuar ini memang sialan! Selalu saja menjebaknya!"Nggak apa-apa, kakiku sakit tadi. Aku nggak sengaja ...." Sudut bibir Bastian berkedut melihat botol kosong di depan Jeremy. Baru beberapa menit berlalu, tetapi Jeremy sudah menghabiskan sebotol wiski. Dia mau bunuh diri ya?"Omong-omong, jangan minum terlalu banyak." Bastian hendak menasihati, tetapi Jeremy malah membuka botol lain.Danuar menghampiri, lalu melirik botol wiski itu. Senyumannya memudar sedikit. "Jangan minum lagi. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ada hubungannya dengan Eleanor?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Jeremy langsung mengangkat kepalanya seolah-olah Danuar menginjak batas toleransinya. Tatapannya yang suram itu dipenuhi niat membunuh.Jeremy mengangkat tangannya. Tiba-tiba, gelas di tangannya terbang dan mengenai dindi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 186

    "Hm ...." Tubuh Eleanor bergetar. Dia tidak sempat melihat siapa pria yang menciumnya. Namun, bisa siapa lagi selain Jeremy?Eleanor merasakan sakit pada bibirnya karena digigit Jeremy. Kedua tangannya terus mendorong dada Jeremy. Namun, semakin dia menolak, Jeremy akan memeluknya semakin erat.Bau amis darah tercium akibat bibir yang berdarah. Eleanor juga bisa mencium bau alkohol. Kini, kepalanya terasa sangat pusing.Kini, sekujur tubuh Eleanor dipenuhi penolakan. Napasnya sudah terengah-engah, tetapi Jeremy sama sekali tidak berniat untuk berhenti. Bahkan, ciumannya menjadi semakin intens.Ketika Jeremy menggendongnya ke sofa, Eleanor baru menyadari bahwa Jeremy telah kehilangan kendali diri. Aura yang dipancarkan Jeremy terlihat mengerikan. Eleanor terus dihujani berbagai serangan.Pada akhirnya, Jeremy mendongak dan menatap mata Eleanor yang berkaca-kaca. Ketika melihat hasrat pada tatapan Jeremy, pikiran Eleanor sontak menjadi hampa. Dia merasa Jeremy ini punya kelainan!Sejam l

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 187

    "Eleanor, kamu kenapa? Nggak enak badan ya?" Vivi mendengar sedikit suara di dalam, tetapi tidak mendengar jelas ucapan Eleanor. Dia pun mendekatkan telinganya untuk mendengar.Eleanor menggigit bibirnya, lalu menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, "Nggak ... aku baik-baik saja. Kamu ...."Ketika Eleanor berbicara dengan Vivi, Jeremy sudah hampir melepaskan pakaiannya. Eleanor pun mendongak dan menatap dengan kesal. Namun, dia hanya bisa berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Aku sudah bilang tadi." Jeremy mendekatkan wajahnya. Napasnya bersatu dengan aroma tubuh Eleanor.Eleanor merasa malu sekaligus murka. Dia menutup mulut Jeremy dengan tangannya. Namun, ketika merasakan napas panas itu, dia refleks menarik tangannya kembali.Kini, pikiran Eleanor sungguh kacau. Namun, hal pertama yang harus dilakukannya adalah menyingkirkan Vivi dulu. Setelah itu, dia baru akan membereskan Jeremy."Eleanor, kamu bilang apa? Aku nggak dengar jelas," ujar Vivi di luar.Eleanor menggigit bibirnya. Je

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 307

    Ketika membayangkan akibatnya, Yoana mengacak-ngacak rambutnya dengan frustrasi. "Ibu, aku takut sekali. Kenapa semuanya jadi begini? Aku mengira semua akan berjalan lancar.""Jangan panik, pasti ada cara. Aku akan segera membicarakannya dengan ayahmu.""Ya, ya. Ibu, cepat pergi."Yoana memaksakan diri untuk tenang. Setelah berpikir dengan saksama, dia bergegas mencari ponselnya di atas ranjang dan menelepon Tiara. "Cepat kemari."Setelah mengakhiri panggilan, Yoana terduduk lemas. Tatapannya dipenuhi ketakutan.Segera, Tiara tiba. "Kak Yoana, kenapa buru-buru memanggilku kemari? Ada apa?"Saat melihat Yoana duduk lemas di lantai, Tiara segera menghampirinya. "Kamu kenapa?"Yoana perlahan-lahan mengalihkan pandangannya ke wajah Tiara. Dia meraih kerah baju Tiara, lalu menariknya untuk mendekat dan bertanya dengan nada tajam, "Tiara, apa kamu akan mengkhianatiku?"Tiara sontak terbelalak. Dia tidak mengerti kenapa Yoana tiba-tiba melontarkan pertanyaan seperti ini. "Kenapa tiba-tiba tan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 306

    "Daniel juga anak yang kubesarkan, sudah seharusnya aku menjaganya."Eleanor tersenyum tipis sambil menggigit bibirnya. "Kapan kamu berencana melakukan tes DNA?"Jeremy mengernyit sedikit. Selama dua hari ini, dia terlalu mengkhawatirkan Daniel dan sibuk menyelidiki pelaku sebenarnya sehingga menunda rencana tes DNA."Secepatnya.""Oke." Eleanor mengangguk. "Jangan sampai ada yang tahu."Jeremy tentu memahami maksud Eleanor. "Ya."Untuk pertama kalinya, keduanya membahas hal seperti ini dengan tenang. Mungkin karena tatapan Eleanor yang sangat tulus, Jeremy merasakan perasaan aneh di dalam hati. Tanpa disadarinya, ada harapan kecil di dalam hatinya.Mungkin saja kedua hasil tes DNA sebelumnya memang salah? Apa mungkin kedua anak ini benar-benar anak kandungnya? Jika benar, lantas apa yang sebenarnya terjadi malam itu? Malam itu, yang berbaring di sampingnya jelas-jelas adalah Yoana, sementara Eleanor keluar dari kamar lain.Berbagai pikiran kacau berkelebat di benak Jeremy. Jeremy meng

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 305

    Andy juga memandang Harry dengan penuh kekaguman. Harry menatap Tora dengan tegas dan berkata, "Tadi kamu bilang transfer itu dari akun anonim. Sekarang keluarkan detail transaksi transfernya."Tora berniat menolak, tetapi seketika merasakan dinginnya moncong pistol yang ditekan ke pelipisnya.Dengan nada dingin, Andy berkata, "Pak Tora, kami sudah sangat menghormati Anda. Kalau Anda terus keras kepala, Anda mungkin nggak akan keluar dari rumah ini hidup-hidup. Pikirkan baik-baik. Lagi pula, kata sandi komputer Anda sudah dibobol. Menemukan catatan transfer itu hanya masalah waktu."Tora tahu mereka tidak main-main. Mereka akan benar-benar melakukannya.Dengan gigi terkatup rapat, dia akhirnya mengalah. Meski dengan sangat enggan, Tora mengeluarkan catatan transaksi dari komputernya.Jeremy melihat ke arah Harry yang masih sibuk dengan komputer. "Bisa temukan identitas pengirimnya?""Ya. Tapi ini butuh sedikit waktu," jawab Harry sambil jari-jarinya terus menari di atas keyboard. Seten

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 304

    Itu adalah laptop miliknya dan laptop itu disimpan dengan aman di kantornya. Pintu kantor hanya bisa dibuka dengan sidik jarinya, bahkan gergaji listrik pun tidak akan mampu membukanya.Tora menatap Jeremy dengan keterkejutan luar biasa. Jangan-jangan, monster ini menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan pintu kantornya? Bukan hanya itu. Kantornya sangat tersembunyi dan anak buahnya tidak akan membiarkan siapa pun dari pihak Jeremy masuk begitu saja.Satu-satunya kemungkinan adalah orang-orang Jeremy menerobos masuk, membantai semua yang menghalangi mereka, menghancurkan pintu kantornya, dan menemukan laptop itu.Tora ternganga, mulutnya terbuka lebar karena terkejut, tetapi terlalu marah untuk mengatakan apa-apa. Tidak heran dia ditahan di sini begitu lama. Ternyata ini semua adalah bagian dari rencana Jeremy!Luar biasa, sungguh luar biasa! Tora hampir meledak karena marah.Namun Jeremy tetap menunjukkan ekspresi tenang yang dingin.Di bawah tatapan Jeremy, Andy membuka laptop i

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 303

    Eleanor selalu licik dan penuh tipu muslihat. Yoana mulai curiga bahwa Eleanor sengaja meminta dokter mengatakan hal itu agar mereka lengah."Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk memulihkan diri," kata Alicia. Namun, karena jari-jarinya yang sangat sakit, dia hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum buru-buru pergi mencari dokter.Yoana tetap tidak bisa tenang. Matanya memicing dengan tajam. "Ayah, di mana Remy? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan rumah sakit?"Patrick mengerutkan alis. "Aku juga nggak tahu."Yoana merasa ada yang tidak beres dengan kepergian Jeremy dari rumah sakit secara tiba-tiba. Rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya.Setelah mempertimbangkan cukup lama ...."Ayah, aku tetap merasa ini nggak benar. Anak itu nggak boleh dibiarkan hidup. Kalau dia nggak mati, semua usaha kita selama ini akan sia-sia," kata Yoana dengan geram."Aku akan utus orang untuk terus awasi. Kita lihat dulu beberapa waktu ke depan sebelum bertindak," jawab Patrick yang tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 302

    Dengan mata merah dan berkaca-kaca, Eleanor menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan menatap dokter. "Terima kasih banyak, Dokter."Dokter memberikan beberapa instruksi sebelum hendak pergi, tetapi Eleanor memanggilnya kembali. "Dokter, tunggu sebentar.""Ada yang bisa saya bantu lagi, Bu Eleanor?"Eleanor melirik ke luar ruangan, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin minta bantuan Anda untuk sesuatu ...."Setelah mendengarkan permintaan Eleanor, dokter melihat ke arah luar, lalu mengangguk dan berkata, "Baik, saya mengerti.""Terima kasih banyak.""Ini juga demi keselamatan pasien, sudah seharusnya," jawab dokter.Di luar, Patrick dan Alicia masih enggan pergi. Mendengar kabar bahwa anak Eleanor sadar, wajah mereka berubah suram.Ketika dokter keluar dari kamar, Bella segera mendekat untuk bertanya. Patrick dan Alicia juga memperhatikan dengan saksama."Dokter, bagaimana kondisi anak itu? Kalau dia sudah sadar, apakah berarti dia nggak dalam bahaya lagi?" tanya Bella dengan penuh ke

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 301

    Dua pengawal Keluarga Adrian segera maju untuk melindungi Eleanor. Namun tiba-tiba, terdengar suara teguran keras dari belakang. "Aku mau lihat siapa yang berani!"Semua orang menoleh ke arah suara itu dan terlihat Bella sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pelayan.Karena merasa bersalah, Bella tidak datang menjenguk Daniel selama beberapa hari terakhir. Namun hari ini, dia memutuskan untuk datang dan langsung melihat keributan ini."Apa-apaan ini? Ini tempat apa? Rumah sakit! Siapa yang suruh kalian buat keributan di sini?" Bella menatap tajam ke arah kerumunan dan suaranya penuh kemarahan.Sungguh tidak tahu aturan.Tidak ada yang memikirkan tempat ini adalah rumah sakit. Anak di dalam sedang berjuang hidup, tetapi mereka masih punya keberanian untuk membuat keributan di depan kamar.Eleanor akhirnya melepaskan tangan Alicia yang hampir pingsan karena rasa sakit. Alicia terhuyung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ditahan oleh Patrick.Dengan nada penuh amar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 300

    "Maaf, Pak Patrick. Bos kami sudah memberi perintah untuk menjaga tempat ini, kami nggak bisa membiarkan Anda masuk," jawab salah satu pengawal dengan nada tegas."Kalau begitu, sampaikan pada Jeremy bahwa aku yang memerintah. Suruh dia datang menemuiku kalau berani. Aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah," kata Patrick dengan nada sombong.Wajah pengawal itu menunjukkan sedikit keengganan. "Pak Patrick, bukankah Anda hanya berani datang karena tahu Bos kami lagi nggak di sini? Kalau Pak Jeremy marah, Anda sendiri juga nggak akan aman, apalagi menjamin keselamatan kami."Mereka tidak datang di saat Jeremy berada di sana, tapi langsung muncul begitu dia pergi. Jelas sekali mereka takut pada Jeremy. Pengawal-pengawal itu bukan orang bodoh dan mereka tidak akan termakan oleh ancaman kosong seperti itu.Patrick semakin marah melihat mereka tetap keras kepala. "Kalian mau minggir atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau harus bertindak kasar!""Silakan saja, tapi hari ini A

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 299

    Eleanor berpikir sejenak dan kira-kira bisa menebak siapa yang melakukannya. Jika memang demikian, anggap saja itu ulahnya, dia tidak peduli!Jeremy perlahan mengalihkan pandangannya. "Aku nggak bilang begitu.""Kalau kamu berpikir begitu, itu juga nggak salah," Eleanor mengangguk, mengakui tanpa ragu-ragu.Saat itu, dokter keluar dari ruang perawatan intensif. Eleanor segera berdiri. Dokter mengangguk, memberi isyarat bahwa dia sekarang bisa masuk untuk menemani Daniel.Eleanor tidak mengatakan apa-apa lagi pada Jeremy dan langsung masuk ke kamar.Daniel masih seperti kemarin, mengenakan masker oksigen. Wajah kecilnya pucat, matanya tertutup rapat, seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan.Melihat kondisi Daniel seperti itu, Eleanor merasa seluruh kekuatannya lenyap. Dia menarik napas dalam beberapa kali, tetapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang.Seperti biasa, Eleanor duduk di samping Daniel dan menggenggam tangannya yang kecil dengan hati-hati. Dia mulai bercerita dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status