Share

Bab 184

Penulis: Arizah Karimah
"Kenapa? Karena Eleanor? Karena pembunuh yang membunuh anak kita?" Yoana menahan suaranya. Tidak ada yang tahu betapa dia ingin berteriak histeris kepada Jeremy saat ini.

Ketika amarah melahap pikirannya, Eleanor tidak punya keberanian untuk melepaskannya. Jeremy tidak mencintainya. Dia tidak boleh membuat Jeremy membencinya.

"Remy." Yoana melemparkan diri ke pelukan Jeremy. "Kalau kamu nggak suka aku membuat onar, aku janji nggak bakal lagi. Tolong jangan tinggalkan aku."

Air mata Yoana mengalir deras. Dia menangis dengan sangat menyedihkan.

Di lantai atas, Eleanor awalnya ingin memeriksa apakah mereka sudah pergi. Begitu membuka jendela, dia malah melihat kedua insan yang sedang berpelukan di bawah.

Yoana tampak memeluk Jeremy dengan sangat erat. Dia membenamkan wajahnya ke pelukan Jeremy. Eleanor tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, juga tidak bisa melihat ekspresi mereka.

Tatapan Eleanor berkilat. Tanpa disadarinya, ekspresinya menjadi agak murung. Pada akhirnya, dia menutu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 185

    Jeremy mengamati Bastian dari atas hingga ke bawah. Saat berikutnya, terdengar suaranya yang serak. "Apa yang kamu lakukan?"Bastian membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus bagaimana bertanya. Danuar ini memang sialan! Selalu saja menjebaknya!"Nggak apa-apa, kakiku sakit tadi. Aku nggak sengaja ...." Sudut bibir Bastian berkedut melihat botol kosong di depan Jeremy. Baru beberapa menit berlalu, tetapi Jeremy sudah menghabiskan sebotol wiski. Dia mau bunuh diri ya?"Omong-omong, jangan minum terlalu banyak." Bastian hendak menasihati, tetapi Jeremy malah membuka botol lain.Danuar menghampiri, lalu melirik botol wiski itu. Senyumannya memudar sedikit. "Jangan minum lagi. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ada hubungannya dengan Eleanor?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Jeremy langsung mengangkat kepalanya seolah-olah Danuar menginjak batas toleransinya. Tatapannya yang suram itu dipenuhi niat membunuh.Jeremy mengangkat tangannya. Tiba-tiba, gelas di tangannya terbang dan mengenai dindi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 186

    "Hm ...." Tubuh Eleanor bergetar. Dia tidak sempat melihat siapa pria yang menciumnya. Namun, bisa siapa lagi selain Jeremy?Eleanor merasakan sakit pada bibirnya karena digigit Jeremy. Kedua tangannya terus mendorong dada Jeremy. Namun, semakin dia menolak, Jeremy akan memeluknya semakin erat.Bau amis darah tercium akibat bibir yang berdarah. Eleanor juga bisa mencium bau alkohol. Kini, kepalanya terasa sangat pusing.Kini, sekujur tubuh Eleanor dipenuhi penolakan. Napasnya sudah terengah-engah, tetapi Jeremy sama sekali tidak berniat untuk berhenti. Bahkan, ciumannya menjadi semakin intens.Ketika Jeremy menggendongnya ke sofa, Eleanor baru menyadari bahwa Jeremy telah kehilangan kendali diri. Aura yang dipancarkan Jeremy terlihat mengerikan. Eleanor terus dihujani berbagai serangan.Pada akhirnya, Jeremy mendongak dan menatap mata Eleanor yang berkaca-kaca. Ketika melihat hasrat pada tatapan Jeremy, pikiran Eleanor sontak menjadi hampa. Dia merasa Jeremy ini punya kelainan!Sejam l

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 187

    "Eleanor, kamu kenapa? Nggak enak badan ya?" Vivi mendengar sedikit suara di dalam, tetapi tidak mendengar jelas ucapan Eleanor. Dia pun mendekatkan telinganya untuk mendengar.Eleanor menggigit bibirnya, lalu menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, "Nggak ... aku baik-baik saja. Kamu ...."Ketika Eleanor berbicara dengan Vivi, Jeremy sudah hampir melepaskan pakaiannya. Eleanor pun mendongak dan menatap dengan kesal. Namun, dia hanya bisa berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Aku sudah bilang tadi." Jeremy mendekatkan wajahnya. Napasnya bersatu dengan aroma tubuh Eleanor.Eleanor merasa malu sekaligus murka. Dia menutup mulut Jeremy dengan tangannya. Namun, ketika merasakan napas panas itu, dia refleks menarik tangannya kembali.Kini, pikiran Eleanor sungguh kacau. Namun, hal pertama yang harus dilakukannya adalah menyingkirkan Vivi dulu. Setelah itu, dia baru akan membereskan Jeremy."Eleanor, kamu bilang apa? Aku nggak dengar jelas," ujar Vivi di luar.Eleanor menggigit bibirnya. Je

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 188

    Mata Eleanor menunjukkan kekhawatiran. "Aku cuma punya satu anak dan anak itu sama kamu.""Masa?" Jeremy terkekeh-kekeh, entah percaya atau tidak. Eleanor menatapnya, melihat tatapan dingin itu. Seketika, dia merasa cemas."Tapi, itu bukan anakku, 'kan? Eleanor, kenapa kamu sebodoh itu dulu? Kenapa kamu minum minuman yang dikasih Yoana? Kenapa kamu masuk ke kamar pria lain? Kenapa kamu melahirkan anak untuk pria lain? Kenapa Daniel bukan anakku?"Eleanor tersenyum getir sebelum membatin, 'Itu anakmu.'Jeremy menatapnya, lalu tersenyum. "Tapi nggak masalah, kamu bisa melahirkan anak untukku nanti."Eleanor terkejut. Jeremy mengatakan itu dengan serius, seolah-olah dia tidak sedang bercanda.Namun, Eleanor teringat saat dia melihat Jeremy dan Yoana berpelukan. Kini, Jeremy malah memaksanya melahirkan anak untuknya.Eleanor menyunggingkan senyuman sinis. Pria ini menarik sekali. Apa Jeremy suka punya banyak istri?Eleanor menatapnya sambil bertanya, "Kenapa? Yoana nggak bisa memberimu ana

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 189

    Tadi Vivi memang merasa ada yang aneh dengan suara Eleanor. Setelah melihat cupang di leher Eleanor, dia langsung mengerti apa yang terjadi."Apa yang dilakukan pria berengsek itu kepadamu?"Eleanor menggeleng. Setetes air matanya terjatuh mengenai wajahnya. "Nggak ada ...."Vivi bisa melihat bahwa suasana hati Eleanor sangat buruk. Dia segera memeluknya dan menghibur, "Jangan nangis, nggak apa-apa."Eleanor perlahan-lahan memejamkan matanya. Dia tidak ingin berbicara lebih lanjut. Vivi juga tidak bertanya lagi.....Beberapa hari berikutnya, Eleanor tidak melihat Jeremy. Harry memberitahunya bahwa Jeremy pergi dinas dan tidak ada di rumah beberapa hari ini.Eleanor tidak merasakan emosi apa pun saat mendengar kabar ini. Sementara itu, Harry tidak betah di rumah Keluarga Adrian dan memaksa Eleanor untuk menjemputnya.Eleanor juga merindukan anaknya, jadi tidak menolak. Setelah pulang kerja, Eleanor menjemput Daniel dulu, lalu pergi ke sekolah Harry.Ketika Eleanor tiba, Harry sudah ber

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 190

    Setiap kali rapat manajer departemen, semua orang ketakutan. Tidak ada yang berani membuat kesalahan sedikit pun. Ini karena mereka tahu bos mereka sedang marah.Andy bahkan meminta bantuan kepada Danuar dan Bastian, tetapi mereka menolak memberikan informasi apa pun. Jujur saja, dia ingin sekali menangis.....Di dalam mobil, kedua anak itu mengungkapkan bahwa mereka sudah lama saling mengenal, bahkan pernah bertukar identitas.Eleanor sungguh tercengang. Ternyata kedua anak ini sudah pernah bertukar identitas sebelumnya. Pantas saja saat pertama kali pergi ke rumah Jeremy bersama Harry, Harry terlihat sangat familier dengan lingkungan di sana. Ternyata dia sudah pernah tinggal di sana.Nyali Harry sungguh besar. Berani sekali dia bermain tipu muslihat di bawah pengawasan Jeremy. Eleanor sungguh kagum dengan kedua anaknya.Yang paling mengherankan adalah dia bahkan tidak menyadari perbedaan apa pun. Setelah dipikir-pikir, sepertinya ada perbedaan yang mencolok di antara mereka.Misaln

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 191

    Harry dan Daniel sama-sama menempelkan kepala mereka di kaca jendela belakang untuk melihat Eleanor.Daniel terlihat agak khawatir. "Apa Mama bisa melawan seorang pria?"Harry tertawa. "Tentu saja bisa, mudah saja kok. Mama sangat hebat, Kakak lihat saja."Di sebelah mobil hitam, pria berpakaian hitam itu sedang menunduk untuk mengutak-atik kamera. Dia tidak menyadari bahwa Eleanor sudah berdiri tepat di depannya.Saat dia mengangkat kepala, kamera tiba-tiba terlepas dari tangannya. "Hei ...."Pria itu hendak merebut kameranya kembali, tetapi dia terkejut saat melihat wanita tinggi ramping yang berdiri di hadapannya.Eleanor memegang kamera dengan satu tangan. Tatapannya tajam seperti elang. "Apa yang kamu foto?"Pria itu langsung kaget dan segera menjawab, "Nggak, nggak ada. Kembalikan kameraku."Eleanor mengangkat alis dan mulai membuka foto-foto di kamera. "Kenapa kamu ambil foto diam-diam?"Pria itu semakin cemas karena ketahuan. Nada bicaranya menjadi agak kesal. "Siapa yang fotoi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 192

    "Siapa yang mengutusmu kemari?" Eleanor mengencangkan genggamannya.Pria itu ragu sejenak sebelum menjawab, "Ada ... ada seorang wanita yang kasih aku uang buat membuntutimu dan memotretmu bersama orang-orang di sekitarmu.""Terus?" Eleanor sudah menduganya. Pasti Tiara atau Yoana. Selain mereka, siapa lagi yang kurang kerjaan begini?"Terus? Nggak ada lagi, cuma itu.""Tunjukkan bukti transfernya kepadaku.""Hah? Ya, ya." Pria itu buru-buru mengeluarkan ponselnya, lalu membuka riwayat transaksi dan menunjukkannya kepada Eleanor. "Ini."Eleanor melihatnya sekilas. Akun anonim, ini susah dilacak. Mereka benar-benar berwaspada. Dia mengalihkan pandangannya, lalu berujar, "Kasih aku memori kameramu, ada masalah?""Nggak, nggak. Silakan diambil."Setelah mengambil kartu memori itu, Eleanor melemparkan kamera itu kembali. Pria itu buru-buru menangkapnya.Kemudian, matanya tertuju pada pistol digenggam oleh Eleanor. Dengan penasaran, dia bertanya, "Kak, dari mana kamu dapat pistol?"Di zaman

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 265

    "Orang yang menculik anak itu menggunakan mobil ini. Daniel ada di dalam mobil ini. Kalau mereka menurunkan anak itu di depan kamera, cuma ada dua kemungkinan: di titik buta kamera selama satu menit, atau di dalam kotak sterofoam ini. Jeremy, apa pun kemungkinannya, anak itu sangat berbahaya sekarang," kata Eleanor dengan cepat.Jeremy menatap Eleanor yang gelisah, matanya semakin gelap. Dengan suara tegas, dia berkata, "Kamu tetap di sini. Aku akan suruh orang mencarinya."Eleanor menatap Jeremy dalam-dalam, lalu berkata dengan tegas, "Suruh mereka ikut denganku."Eleanor tidak akan tenang sampai dia melihat anaknya dengan matanya sendiri.Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia langsung berlari keluar. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Bella yang tampak terganggu oleh keributan di rumah.Melihat Eleanor, wajah Bella langsung berubah dingin. "Eleanor ...."Namun, Eleanor yang sedang terburu-buru tidak punya waktu untuk meladeninya. Dia langsung melewatinya tanpa berhenti. Melihat diriny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 264

    "Kenapa wajahmu pucat sekali?" Jeremy mengerutkan alisnya, menatap Eleanor dengan tatapan penuh kecurigaan."Nggak apa-apa," jawab Eleanor dengan singkat, meskipun jelas terlihat tidak meyakinkan.Jeremy memandang wajah pucat Eleanor, jelas tidak percaya pada jawaban itu. Dia berdiri dan meraih pergelangan tangannya tanpa ragu dan menariknya mendekat. "Kamu terluka?" tanyanya dengan nada lebih serius.Tubuh Eleanor sedikit bergoyang akibat tarikan itu, tetapi dia segera menepis tangan Jeremy dan menatapnya dengan mata penuh emosi. Tatapan mereka bertemu dan Eleanor tidak bisa menghindari sorot mata Jeremy yang tampak penuh kekhawatiran.Ekspresi itu ... tidak mungkin pura-pura.Rasa dingin di mata Eleanor sedikit mereda, tergantikan oleh keraguan.Kemarin, Jeremy memaksanya menjalani pemeriksaan menyeluruh, tampak sangat peduli pada kondisinya. Sekarang, jika dia benar-benar mengirim orang untuk melukai dirinya seperti ini, rasanya tidak masuk akal.Ditambah lagi, sikap Jeremy saat ini

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 263

    Memangnya Jeremy akan memakan anak-anak itu? Kenapa Eleanor buru-buru ingin membawa mereka pulang?Eleanor menatap langsung ke arahnya dengan tatapan dingin dan penuh kemarahan."Kamu mengirim orang untuk menculik anakku. Apa aku nggak boleh cemas?" Eleanor yang sebelumnya menahan emosinya kini tidak bisa lagi mengendalikannya, suara marahnya menggema di ruang tamu.Wajah Jeremy langsung menjadi kaku."Aku menculik anakmu? Hah, Eleanor, kamu datang ke sini hanya untuk mengatakan omong kosong?"Eleanor menarik napas dalam-dalam, berusaha mengontrol emosinya. Namun, matanya tetap dingin saat dia menatap Jeremy."Daniel diculik, setengah jam yang lalu. Aku melihat dengan mata kepala sendiri mobil yang membawanya masuk ke rumah ini. Jeremy, kamu masih berani menyangkal?"Kedinginan di mata Jeremy semakin dalam, alisnya berkerut. "Maksudmu anak itu hilang?""Jangan pura-pura bodoh!" bentak Eleanor. Matanya merah karena emosi.Jeremy, menjawab dengan nada dingin, "Aku bisa menjamin, aku ngga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 262

    Meskipun mengetahui situasinya, Eleanor tetap tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa Jeremy ada di rumah?"Penjaga itu menjawab dengan sopan, "Tuan sedang nggak ada di rumah saat ini."Eleanor mengangguk dengan tenang. "Baik, terima kasih."Kembali ke dalam mobil, Vivi menatap Eleanor dengan cemas. "Eleanor?"Tanpa banyak bicara, Eleanor langsung mengambil ponselnya dan mencoba menelepon Jeremy. Dua panggilan yang dia lakukan tidak dijawab.Wajah Eleanor menjadi semakin dingin. Dia mengatupkan rahangnya dan berkata, "Kita tunggu dia di sini."Meskipun khawatir dengan luka Eleanor, Vivi tahu bahwa Eleanor tidak akan pergi sebelum memastikan keselamatan Daniel. Akhirnya, Vivi mengambil kotak P3K dari mobilnya dan mulai merawat luka Eleanor.Ketika Vivi melihat luka di punggung Eleanor, dia tidak bisa menahan diri untuk menarik napas tajam. "Astaga, Eleanor ...."Luka itu tidak terlalu dalam, tetapi panjangnya cukup membuat siapa pun bergidik. Jelas, pelaku tidak berniat membunuh El

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 261

    Eleanor menopang lututnya untuk berdiri. Wajahnya pucat tetapi penuh tekad. "Nggak ada waktu lagi, ayo pergi."Melihat betapa keras kepalanya Eleanor, Vivi hanya bisa menurut dan segera membantu Eleanor masuk ke mobil.Sementara itu, Tarimi masih terlihat syok, tubuhnya gemetar dan tidak mampu bergerak. Melihat hal ini, Eleanor tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya menyuruh Tarimi untuk tetap di sana karena tidak akan ada lagi bahaya.Di dalam mobil hitam yang melaju, seorang pria sedang mengemudi, sementara pria lainnya menjaga Daniel dengan erat. Namun, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyakiti anak itu. Sebaliknya, pria yang menjaga Daniel berbicara dengan nada hormat, "Tuan Muda, jangan khawatir. Tuan Besar memerintahkan kami untuk menjemput Anda pulang."Seperti anak singa kecil yang marah, Daniel terus memukul dan menendang mereka. Dia tidak peduli apa pun yang mereka katakan dan hanya terfokus pada apa yang baru saja terjadi. Yang ada di pikirannya hanyalah orang-oran

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 260

    Saat baru saja bertarung dengan pria berbaju hitam itu, dalam sekejap Eleanor menyadari bahwa pria itu bukan orang biasa. Kemampuan bertarung pria itu jauh di atasnya.Namun, Eleanor tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan Daniel. Dia menerima pukulan di bahunya, tetapi berhasil merebut kembali anaknya dari pria itu.Namun, masalah belum selesai. Dua pria berbaju hitam lainnya keluar dari mobil hitam yang terparkir di dekat mereka."Eleanor, hati-hati!" Vivi menjerit ketakutan.Eleanor menajamkan tatapannya. Salah satu pria itu menghunus pisau dan menyerang dari belakang. Dengan Daniel yang berada di pelukannya, gerakan Eleanor sangat terbatas. Tidak ada ruang baginya untuk menghindar.Dia hanya bisa memeluk anaknya erat-erat dan menerima serangan itu. Pisau itu melukai punggungnya dan meninggalkan luka panjang. Eleanor mengerang kesakitan, wajahnya seketika pucat pasi."Mama!" teriak Daniel dengan ketakutan."Nggak apa-apa, jangan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 259

    "Kalau begitu kasih tahu aku dong. Kalau Papa sudah bilang, aku nggak akan bertanya lagi.""Itu urusan orang dewasa. Anak kecil jangan ikut campur," jawab Jeremy."Hmph! Mama dulu juga sering bilang begitu. Kalian orang dewasa memang sama saja," Harry merajuk dan bersandar di kursinya dengan ekspresi kesal.Tatapan Jeremy menjadi lebih dalam saat mendengar perkataan Harry. Melihat hal itu, Harry buru-buru menutup mulutnya dan berkata, "Maksudku, Mama pernah bilang begitu sebelumnya ...."Jeremy menatap Harry yang tampak gugup setelah salah bicara, lalu tersenyum tipis. "Nggak usah pura-pura lagi. Kamu bukan Daniel, kamu Harry."Mata Harry membelalak lebar. "Papa tahu dari mana .... Papa pasti sudah tahu semuanya, ya?""Ya," jawab Jeremy dengan tenang."Kalau begitu ... kalau begitu ...." Harry mulai gugup hingga bicaranya tergagap."Jangan khawatir, aku nggak akan memarahimu. Kalau kamu mau, kamu bisa terus menganggapku sebagai Papa-mu," kata Jeremy lembut.Setelah identitasnya terbong

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 258

    Setelah menemukan tempat yang sepi, Glenn memulai pembicaraan, "Lama nggak jumpa." Kemudian, dia menatap Eleanor sejenak dan bertanya, "Kamu hamil?"Vivi buru-buru menjelaskan, "Nggak, nggak. Waktu itu situasinya mendesak, jadi aku asal teriak saja."Glenn tersenyum tipis. "Oh, begitu."Vivi mengangguk cepat. "Iya, iya."Melihat Vivi yang menatap Glenn sampai hampir kehilangan kontrol, Eleanor memijat pelipisnya dan berkata, "Kita ada urusan penting, ingat?""Oh iya, urusan penting," Vivi menyadari kekeliruannya, lalu tertawa canggung dan memulai pembicaraan tentang pekerjaan.Yang mengejutkan, Glenn langsung menjawab dengan santai, "Baik.""Baik?" Vivi nyaris tersedak. "Kamu setuju secepat itu?"Kecepatan Glenn menjawab membuat Vivi merasa seolah semuanya terlalu mudah."Ya," Glenn mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya kepada Eleanor. "Karena kita sekarang bekerja sama, rasanya nggak berlebihan untuk meminta nomor kontakmu, 'kan, Bos?"Eleanor mengambil ponselnya d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 257

    Jeremy langsung pergi tanpa menoleh lagi.Eleanor menghela napas panjang dan ekspresinya menjadi muram. Dia duduk di ruang tamu untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.Tak lama kemudian, Tarimi kembali bersama Daniel. Melihat hari sudah cukup sore, Eleanor memutuskan untuk tidak pergi ke kantor dan memilih menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya.Di bandara.Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh Vivi yang penuh semangat dan menyeretnya ke bandara.Hari ini Glenn kembali ke negara asal untuk pembicaraan mengenai kontrak endorse. Mereka sudah berusaha keras untuk mendapatkan kesempatan ini. Meskipun sudah mempersiapkan diri, pemandangan di bandara tetap membuat mereka terkejut.Kerumunan penggemar yang memenuhi tempat itu terlalu ramai."Glenn! Ahhh, dia ganteng banget!""Sayang! Sayang! Di sini, lihat ke sini!""Glenn, kamu yang paling tampan! Aku mencintaimu!"Vivi yang awalnya sangat bersemangat untuk bertemu selebrita

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status