Share

Bab 189

Author: Arizah Karimah
Tadi Vivi memang merasa ada yang aneh dengan suara Eleanor. Setelah melihat cupang di leher Eleanor, dia langsung mengerti apa yang terjadi.

"Apa yang dilakukan pria berengsek itu kepadamu?"

Eleanor menggeleng. Setetes air matanya terjatuh mengenai wajahnya. "Nggak ada ...."

Vivi bisa melihat bahwa suasana hati Eleanor sangat buruk. Dia segera memeluknya dan menghibur, "Jangan nangis, nggak apa-apa."

Eleanor perlahan-lahan memejamkan matanya. Dia tidak ingin berbicara lebih lanjut. Vivi juga tidak bertanya lagi.

....

Beberapa hari berikutnya, Eleanor tidak melihat Jeremy. Harry memberitahunya bahwa Jeremy pergi dinas dan tidak ada di rumah beberapa hari ini.

Eleanor tidak merasakan emosi apa pun saat mendengar kabar ini. Sementara itu, Harry tidak betah di rumah Keluarga Adrian dan memaksa Eleanor untuk menjemputnya.

Eleanor juga merindukan anaknya, jadi tidak menolak. Setelah pulang kerja, Eleanor menjemput Daniel dulu, lalu pergi ke sekolah Harry.

Ketika Eleanor tiba, Harry sudah ber
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 190

    Setiap kali rapat manajer departemen, semua orang ketakutan. Tidak ada yang berani membuat kesalahan sedikit pun. Ini karena mereka tahu bos mereka sedang marah.Andy bahkan meminta bantuan kepada Danuar dan Bastian, tetapi mereka menolak memberikan informasi apa pun. Jujur saja, dia ingin sekali menangis.....Di dalam mobil, kedua anak itu mengungkapkan bahwa mereka sudah lama saling mengenal, bahkan pernah bertukar identitas.Eleanor sungguh tercengang. Ternyata kedua anak ini sudah pernah bertukar identitas sebelumnya. Pantas saja saat pertama kali pergi ke rumah Jeremy bersama Harry, Harry terlihat sangat familier dengan lingkungan di sana. Ternyata dia sudah pernah tinggal di sana.Nyali Harry sungguh besar. Berani sekali dia bermain tipu muslihat di bawah pengawasan Jeremy. Eleanor sungguh kagum dengan kedua anaknya.Yang paling mengherankan adalah dia bahkan tidak menyadari perbedaan apa pun. Setelah dipikir-pikir, sepertinya ada perbedaan yang mencolok di antara mereka.Misaln

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 191

    Harry dan Daniel sama-sama menempelkan kepala mereka di kaca jendela belakang untuk melihat Eleanor.Daniel terlihat agak khawatir. "Apa Mama bisa melawan seorang pria?"Harry tertawa. "Tentu saja bisa, mudah saja kok. Mama sangat hebat, Kakak lihat saja."Di sebelah mobil hitam, pria berpakaian hitam itu sedang menunduk untuk mengutak-atik kamera. Dia tidak menyadari bahwa Eleanor sudah berdiri tepat di depannya.Saat dia mengangkat kepala, kamera tiba-tiba terlepas dari tangannya. "Hei ...."Pria itu hendak merebut kameranya kembali, tetapi dia terkejut saat melihat wanita tinggi ramping yang berdiri di hadapannya.Eleanor memegang kamera dengan satu tangan. Tatapannya tajam seperti elang. "Apa yang kamu foto?"Pria itu langsung kaget dan segera menjawab, "Nggak, nggak ada. Kembalikan kameraku."Eleanor mengangkat alis dan mulai membuka foto-foto di kamera. "Kenapa kamu ambil foto diam-diam?"Pria itu semakin cemas karena ketahuan. Nada bicaranya menjadi agak kesal. "Siapa yang fotoi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 192

    "Siapa yang mengutusmu kemari?" Eleanor mengencangkan genggamannya.Pria itu ragu sejenak sebelum menjawab, "Ada ... ada seorang wanita yang kasih aku uang buat membuntutimu dan memotretmu bersama orang-orang di sekitarmu.""Terus?" Eleanor sudah menduganya. Pasti Tiara atau Yoana. Selain mereka, siapa lagi yang kurang kerjaan begini?"Terus? Nggak ada lagi, cuma itu.""Tunjukkan bukti transfernya kepadaku.""Hah? Ya, ya." Pria itu buru-buru mengeluarkan ponselnya, lalu membuka riwayat transaksi dan menunjukkannya kepada Eleanor. "Ini."Eleanor melihatnya sekilas. Akun anonim, ini susah dilacak. Mereka benar-benar berwaspada. Dia mengalihkan pandangannya, lalu berujar, "Kasih aku memori kameramu, ada masalah?""Nggak, nggak. Silakan diambil."Setelah mengambil kartu memori itu, Eleanor melemparkan kamera itu kembali. Pria itu buru-buru menangkapnya.Kemudian, matanya tertuju pada pistol digenggam oleh Eleanor. Dengan penasaran, dia bertanya, "Kak, dari mana kamu dapat pistol?"Di zaman

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 193

    Kali ini, Eleanor lebih berhati-hati. Setiap kali ada yang mengetuk pintu atau menekan bel, dia tidak akan sembarangan membuka pintu lagi. Penyusupan yang dilakukan oleh Jeremy malam itu membuatnya trauma.Eleanor mengintip melalui lubang pintu dan melihat seorang pria berjas di luar. Itu adalah Andy.Eleanor mengernyit. Bukankah Jeremy sedang dinas? Jika Jeremy pergi, bukankah asistennya ikut?Kenapa Andy malah muncul di depan pintunya pada jam segini? Tebersit pikiran yang menyedihkan di benak Eleanor. Dia pasti datang untuk menjemput Daniel.Andy mengetuk pintu lagi karena tidak ada respons dari dalam. Eleanor merasa tidak enak hati jika berpura-pura tidak ada di rumah. Setelah memastikan hanya Andy yang berada di luar, dia akhirnya membuka pintu.Andy menyapa dengan sopan seperti biasa. "Bu Eleanor."Eleanor mengangguk ringan. "Hm, kenapa datang malam-malam begini?"Andy menjawab, "Aku datang untuk menjemput Tuan Daniel pulang."Eleanor merasa kecewa. Ternyata memang untuk menjempu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 194

    Saat ini, Jeremy seperti menyadari sesuatu. Dia mendongak dan memandang Eleanor.Eleanor termangu, lalu berbalik untuk kembali. Namun, dia merasa tindakannya ini terlalu aneh. Dia lantas menghentikan langkahnya dengan paksa.Andy dan Harry yang berdiri di samping tentu melihatnya. Mereka tanpa sadar menggaruk kepala masing-masing.Eleanor merasa ada tatapan dingin yang dilontarkan kepadanya. Tubuhnya tak kuasa merinding. Jeremy menatap Eleanor dengan tatapan suram. Ternyata wanita ini masih bisa berinisiatif menemuinya? Heh. Jangan kira dia akan berbicara dengan Eleanor hanya karena Eleanor mencarinya.Setelah berpikir begitu, Jeremy mengangkat tangannya untuk merapikan jas mahalnya. Di sisi lain, Eleanor berdiri di tempatnya dengan ragu. Tangannya terkepal dengan erat.Insiden malam itu segera muncul di otaknya. Dia tidak bisa melupakannya sampai sekarang. Makanya, dia tidak bisa mengobrol dengan Jeremy seolah-olah tidak ada masalah yang terjadi.Selain itu, tatapan Jeremy begitu ding

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 195

    "Aku serius. Kalau aku bohong, kamu jadi anjing." Harry menunjukkan senyuman yang sangat tulus.Jeremy menatap ekspresi Harry yang berseri-seri. Dia menyunggingkan bibirnya sedikit. "Kalau kamu bohong, kamu jadi anjing?""Nggak mau." Harry tidak mau jadi anjing.Jeremy meliriknya. "Dasar kamu ini." Dia tahu Eleanor tidak mungkin berbicara sebanyak itu."Papa, kamu sudah senang?"Jeremy menyingkirkan senyumannya. Dengan ekspresi datar, dia menyahut, "Nggak."Harry lantas menggembungkan pipinya. Susah sekali membujuk ayahnya ini. "Ya sudah, kamu lanjut marah saja."Meskipun Jeremy membantah, ekspresi di wajahnya menunjukkan semuanya dengan jelas. Jeremy tidak marah lagi. Andy bisa merasakan perubahan pada suasana di dalam mobil.Andy sungguh tidak menyangka bosnya ini begitu mudah untuk dibujuk. Hanya dengan beberapa kalimat dari Eleanor, suasana hati bosnya membaik. Ini sungguh di luar nalar.....Setelah sampai di rumah Keluarga Adrian, Harry mengikuti di belakang Jeremy. Ketika hendak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 196

    Tiara membungkukkan badannya, wajahnya terlihat suram.Mood Yoana memang sedang jelek, terutama dua hari ini. Dia benar-benar seperti orang yang salah makan obat. Tiara harus sangat berhati-hati jika bicara dengannya. Jika salah sedikit saja, Yoana bisa langsung meledak."Mungkin dia terlalu hati-hati .... Kamu juga tau dia licik sekali. Kasih aku waktu lagi ya?""Waktu?" Yoana mengernyit. "Jeremy saja sudah mau batalin pernikahan kami gara-gara Eleanor si jalang itu. Kalau aku kasih kamu waktu, siapa yang kasih aku waktu?"Tiara terkejut. Jeremy mau membatalkan pernikahannya dengan Yoana? Pantas saja, beberapa hari ini Yoana marah-marah terus. Ternyata ini penyebabnya.Tiara maju selangkah. "Pasti Eleanor yang merayu Pak Jeremy.""Kamu kira aku nggak tahu?" Yoana menatap dengan galak. Hatinya diliputi kebencian dan dendam. Eleanor. Sebenarnya apa yang membuat Jeremy begitu terobsesi pada Yoana? Sial!Yoana tidak akan membiarkan pernikahannya dengan Jeremy batal. Posisi Nyonya Keluarga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 197

    Di rumah Keluarga Haningrat.Malam itu, Eleanor kembali ke rumah untuk makan malam. Jovita terlihat sangat bahagia. Dia bahkan memasak hampir semua hidangan favorit Eleanor."Eleanor, duduklah di sini," ujar Jovita sambil menepuk kursi di sebelahnya. Dia mengisyaratkan agar Eleanor duduk di sampingnya.Eleanor sebenarnya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap rumah ini. Ketika duduk di meja makan sambil memandang berbagai hidangan lezat di depannya, dia sama sekali tidak berselera makan. Namun karena Jovita selama ini memperlakukannya dengan sangat baik, Eleanor merasa tidak pantas menolak undangan tersebut sebagai seorang cucu. Setelah duduk, dia menyadari ada pertukaran pandangan samar antara Tiara dan Felicia."Hari ini, Eleanor jarang-jarang pulang. Nenekmu pasti sangat senang," ujar Felicia sambil tersenyum palsu. Dia melanjutkan dengan ramah, "Eleanor, kalau ada waktu sering-seringlah pulang. Bagaimanapun, ini rumahmu juga."Jari Eleanor bergerak pelan di sekitar sumpitnya. Su

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status