Share

Bab 191

Penulis: Arizah Karimah
Harry dan Daniel sama-sama menempelkan kepala mereka di kaca jendela belakang untuk melihat Eleanor.

Daniel terlihat agak khawatir. "Apa Mama bisa melawan seorang pria?"

Harry tertawa. "Tentu saja bisa, mudah saja kok. Mama sangat hebat, Kakak lihat saja."

Di sebelah mobil hitam, pria berpakaian hitam itu sedang menunduk untuk mengutak-atik kamera. Dia tidak menyadari bahwa Eleanor sudah berdiri tepat di depannya.

Saat dia mengangkat kepala, kamera tiba-tiba terlepas dari tangannya. "Hei ...."

Pria itu hendak merebut kameranya kembali, tetapi dia terkejut saat melihat wanita tinggi ramping yang berdiri di hadapannya.

Eleanor memegang kamera dengan satu tangan. Tatapannya tajam seperti elang. "Apa yang kamu foto?"

Pria itu langsung kaget dan segera menjawab, "Nggak, nggak ada. Kembalikan kameraku."

Eleanor mengangkat alis dan mulai membuka foto-foto di kamera. "Kenapa kamu ambil foto diam-diam?"

Pria itu semakin cemas karena ketahuan. Nada bicaranya menjadi agak kesal. "Siapa yang fotoi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 192

    "Siapa yang mengutusmu kemari?" Eleanor mengencangkan genggamannya.Pria itu ragu sejenak sebelum menjawab, "Ada ... ada seorang wanita yang kasih aku uang buat membuntutimu dan memotretmu bersama orang-orang di sekitarmu.""Terus?" Eleanor sudah menduganya. Pasti Tiara atau Yoana. Selain mereka, siapa lagi yang kurang kerjaan begini?"Terus? Nggak ada lagi, cuma itu.""Tunjukkan bukti transfernya kepadaku.""Hah? Ya, ya." Pria itu buru-buru mengeluarkan ponselnya, lalu membuka riwayat transaksi dan menunjukkannya kepada Eleanor. "Ini."Eleanor melihatnya sekilas. Akun anonim, ini susah dilacak. Mereka benar-benar berwaspada. Dia mengalihkan pandangannya, lalu berujar, "Kasih aku memori kameramu, ada masalah?""Nggak, nggak. Silakan diambil."Setelah mengambil kartu memori itu, Eleanor melemparkan kamera itu kembali. Pria itu buru-buru menangkapnya.Kemudian, matanya tertuju pada pistol digenggam oleh Eleanor. Dengan penasaran, dia bertanya, "Kak, dari mana kamu dapat pistol?"Di zaman

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 193

    Kali ini, Eleanor lebih berhati-hati. Setiap kali ada yang mengetuk pintu atau menekan bel, dia tidak akan sembarangan membuka pintu lagi. Penyusupan yang dilakukan oleh Jeremy malam itu membuatnya trauma.Eleanor mengintip melalui lubang pintu dan melihat seorang pria berjas di luar. Itu adalah Andy.Eleanor mengernyit. Bukankah Jeremy sedang dinas? Jika Jeremy pergi, bukankah asistennya ikut?Kenapa Andy malah muncul di depan pintunya pada jam segini? Tebersit pikiran yang menyedihkan di benak Eleanor. Dia pasti datang untuk menjemput Daniel.Andy mengetuk pintu lagi karena tidak ada respons dari dalam. Eleanor merasa tidak enak hati jika berpura-pura tidak ada di rumah. Setelah memastikan hanya Andy yang berada di luar, dia akhirnya membuka pintu.Andy menyapa dengan sopan seperti biasa. "Bu Eleanor."Eleanor mengangguk ringan. "Hm, kenapa datang malam-malam begini?"Andy menjawab, "Aku datang untuk menjemput Tuan Daniel pulang."Eleanor merasa kecewa. Ternyata memang untuk menjempu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 194

    Saat ini, Jeremy seperti menyadari sesuatu. Dia mendongak dan memandang Eleanor.Eleanor termangu, lalu berbalik untuk kembali. Namun, dia merasa tindakannya ini terlalu aneh. Dia lantas menghentikan langkahnya dengan paksa.Andy dan Harry yang berdiri di samping tentu melihatnya. Mereka tanpa sadar menggaruk kepala masing-masing.Eleanor merasa ada tatapan dingin yang dilontarkan kepadanya. Tubuhnya tak kuasa merinding. Jeremy menatap Eleanor dengan tatapan suram. Ternyata wanita ini masih bisa berinisiatif menemuinya? Heh. Jangan kira dia akan berbicara dengan Eleanor hanya karena Eleanor mencarinya.Setelah berpikir begitu, Jeremy mengangkat tangannya untuk merapikan jas mahalnya. Di sisi lain, Eleanor berdiri di tempatnya dengan ragu. Tangannya terkepal dengan erat.Insiden malam itu segera muncul di otaknya. Dia tidak bisa melupakannya sampai sekarang. Makanya, dia tidak bisa mengobrol dengan Jeremy seolah-olah tidak ada masalah yang terjadi.Selain itu, tatapan Jeremy begitu ding

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 195

    "Aku serius. Kalau aku bohong, kamu jadi anjing." Harry menunjukkan senyuman yang sangat tulus.Jeremy menatap ekspresi Harry yang berseri-seri. Dia menyunggingkan bibirnya sedikit. "Kalau kamu bohong, kamu jadi anjing?""Nggak mau." Harry tidak mau jadi anjing.Jeremy meliriknya. "Dasar kamu ini." Dia tahu Eleanor tidak mungkin berbicara sebanyak itu."Papa, kamu sudah senang?"Jeremy menyingkirkan senyumannya. Dengan ekspresi datar, dia menyahut, "Nggak."Harry lantas menggembungkan pipinya. Susah sekali membujuk ayahnya ini. "Ya sudah, kamu lanjut marah saja."Meskipun Jeremy membantah, ekspresi di wajahnya menunjukkan semuanya dengan jelas. Jeremy tidak marah lagi. Andy bisa merasakan perubahan pada suasana di dalam mobil.Andy sungguh tidak menyangka bosnya ini begitu mudah untuk dibujuk. Hanya dengan beberapa kalimat dari Eleanor, suasana hati bosnya membaik. Ini sungguh di luar nalar.....Setelah sampai di rumah Keluarga Adrian, Harry mengikuti di belakang Jeremy. Ketika hendak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 196

    Tiara membungkukkan badannya, wajahnya terlihat suram.Mood Yoana memang sedang jelek, terutama dua hari ini. Dia benar-benar seperti orang yang salah makan obat. Tiara harus sangat berhati-hati jika bicara dengannya. Jika salah sedikit saja, Yoana bisa langsung meledak."Mungkin dia terlalu hati-hati .... Kamu juga tau dia licik sekali. Kasih aku waktu lagi ya?""Waktu?" Yoana mengernyit. "Jeremy saja sudah mau batalin pernikahan kami gara-gara Eleanor si jalang itu. Kalau aku kasih kamu waktu, siapa yang kasih aku waktu?"Tiara terkejut. Jeremy mau membatalkan pernikahannya dengan Yoana? Pantas saja, beberapa hari ini Yoana marah-marah terus. Ternyata ini penyebabnya.Tiara maju selangkah. "Pasti Eleanor yang merayu Pak Jeremy.""Kamu kira aku nggak tahu?" Yoana menatap dengan galak. Hatinya diliputi kebencian dan dendam. Eleanor. Sebenarnya apa yang membuat Jeremy begitu terobsesi pada Yoana? Sial!Yoana tidak akan membiarkan pernikahannya dengan Jeremy batal. Posisi Nyonya Keluarga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 197

    Di rumah Keluarga Haningrat.Malam itu, Eleanor kembali ke rumah untuk makan malam. Jovita terlihat sangat bahagia. Dia bahkan memasak hampir semua hidangan favorit Eleanor."Eleanor, duduklah di sini," ujar Jovita sambil menepuk kursi di sebelahnya. Dia mengisyaratkan agar Eleanor duduk di sampingnya.Eleanor sebenarnya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap rumah ini. Ketika duduk di meja makan sambil memandang berbagai hidangan lezat di depannya, dia sama sekali tidak berselera makan. Namun karena Jovita selama ini memperlakukannya dengan sangat baik, Eleanor merasa tidak pantas menolak undangan tersebut sebagai seorang cucu. Setelah duduk, dia menyadari ada pertukaran pandangan samar antara Tiara dan Felicia."Hari ini, Eleanor jarang-jarang pulang. Nenekmu pasti sangat senang," ujar Felicia sambil tersenyum palsu. Dia melanjutkan dengan ramah, "Eleanor, kalau ada waktu sering-seringlah pulang. Bagaimanapun, ini rumahmu juga."Jari Eleanor bergerak pelan di sekitar sumpitnya. Su

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 198

    Eleanor menghabiskan seluruh mangkuk sup yang diberikan kepadanya. Setelah meletakkan mangkuk kosong di atas meja, dia mengangkat pandangannya dan menangkap kilauan kegembiraan di mata Tiara."Eleanor, temani Nenek duduk di ruang tamu ya," ujar Jovita dengan lembut."Oke," jawab Eleanor tanpa ragu. Dia mendorong kursi roda neneknya menuju ruang tamu.Tiara dan Felicia saling bertukar pandang penuh arti. Tatapan bahagia mereka sulit untuk disembunyikan.Setelah mengobrol sebentar dengan Jovita, Eleanor mulai merasa pusing. Dia coba mengatur napas sambil menggeleng, tetapi rasa kantuk mulai menyerang.Melihat Eleanor seperti akan tertidur, Jovita bertanya dengan cemas, "Eleanor, kamu kenapa?"Eleanor mengusap pelipisnya seraya menjawab, "Tiba-tiba rasanya pusing dan sangat ngantuk.""Apa kamu kurang istirahat? Kalau begitu, jangan pulang malam ini. Nenek akan suruh orang menyiapkan kamar untukmu," ujar Jovita dengan penuh kekhawatiran.Eleanor menekan rasa pusingnya, lalu membalas, "Ngga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 199

    Akan tetapi, dari sisi Eleanor tidak ada yang menjawab. Harry pun mulai cemas dan mondar-mandir sambil menggaruk kepala. Dia terus mengulangi, "Apa yang harus kulakukan?"Harry tidak bisa hanya duduk diam menunggu ibunya dicelakai. Dia segera menghubungi Daniel. Panggilannya dijawab hampir seketika.Daniel bertanya, "Harry, ada apa?"Harry bertanya, "Kak, kamu dan Mama lagi di rumah sekarang?""Aku di rumah. Mama pergi ke rumah Keluarga Haningrat untuk makan malam," balas Daniel.Seperti dugaan Harry, Eleanor telah ditipu. Dia teringat pembicaraan wanita jahat tadi tentang hotel dan sebagainya. Hal ini membuatnya makin khawatir."Kak, kamu suruh Mama Vivi datang menjemputmu ...." Harry tiba-tiba berhenti.Ini tidak benar. Wanita jahat itu sebelumnya sudah menugaskan seseorang untuk mengawasi mereka. Siapa tahu kali ini mereka juga melakukannya? Jika ketahuan saat meninggalkan rumah, itu bisa celaka."Harry, kenapa?" tanya Daniel dengan nada lebih serius setelah mendengar nada khawatir

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 265

    "Orang yang menculik anak itu menggunakan mobil ini. Daniel ada di dalam mobil ini. Kalau mereka menurunkan anak itu di depan kamera, cuma ada dua kemungkinan: di titik buta kamera selama satu menit, atau di dalam kotak sterofoam ini. Jeremy, apa pun kemungkinannya, anak itu sangat berbahaya sekarang," kata Eleanor dengan cepat.Jeremy menatap Eleanor yang gelisah, matanya semakin gelap. Dengan suara tegas, dia berkata, "Kamu tetap di sini. Aku akan suruh orang mencarinya."Eleanor menatap Jeremy dalam-dalam, lalu berkata dengan tegas, "Suruh mereka ikut denganku."Eleanor tidak akan tenang sampai dia melihat anaknya dengan matanya sendiri.Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia langsung berlari keluar. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Bella yang tampak terganggu oleh keributan di rumah.Melihat Eleanor, wajah Bella langsung berubah dingin. "Eleanor ...."Namun, Eleanor yang sedang terburu-buru tidak punya waktu untuk meladeninya. Dia langsung melewatinya tanpa berhenti. Melihat diriny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 264

    "Kenapa wajahmu pucat sekali?" Jeremy mengerutkan alisnya, menatap Eleanor dengan tatapan penuh kecurigaan."Nggak apa-apa," jawab Eleanor dengan singkat, meskipun jelas terlihat tidak meyakinkan.Jeremy memandang wajah pucat Eleanor, jelas tidak percaya pada jawaban itu. Dia berdiri dan meraih pergelangan tangannya tanpa ragu dan menariknya mendekat. "Kamu terluka?" tanyanya dengan nada lebih serius.Tubuh Eleanor sedikit bergoyang akibat tarikan itu, tetapi dia segera menepis tangan Jeremy dan menatapnya dengan mata penuh emosi. Tatapan mereka bertemu dan Eleanor tidak bisa menghindari sorot mata Jeremy yang tampak penuh kekhawatiran.Ekspresi itu ... tidak mungkin pura-pura.Rasa dingin di mata Eleanor sedikit mereda, tergantikan oleh keraguan.Kemarin, Jeremy memaksanya menjalani pemeriksaan menyeluruh, tampak sangat peduli pada kondisinya. Sekarang, jika dia benar-benar mengirim orang untuk melukai dirinya seperti ini, rasanya tidak masuk akal.Ditambah lagi, sikap Jeremy saat ini

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 263

    Memangnya Jeremy akan memakan anak-anak itu? Kenapa Eleanor buru-buru ingin membawa mereka pulang?Eleanor menatap langsung ke arahnya dengan tatapan dingin dan penuh kemarahan."Kamu mengirim orang untuk menculik anakku. Apa aku nggak boleh cemas?" Eleanor yang sebelumnya menahan emosinya kini tidak bisa lagi mengendalikannya, suara marahnya menggema di ruang tamu.Wajah Jeremy langsung menjadi kaku."Aku menculik anakmu? Hah, Eleanor, kamu datang ke sini hanya untuk mengatakan omong kosong?"Eleanor menarik napas dalam-dalam, berusaha mengontrol emosinya. Namun, matanya tetap dingin saat dia menatap Jeremy."Daniel diculik, setengah jam yang lalu. Aku melihat dengan mata kepala sendiri mobil yang membawanya masuk ke rumah ini. Jeremy, kamu masih berani menyangkal?"Kedinginan di mata Jeremy semakin dalam, alisnya berkerut. "Maksudmu anak itu hilang?""Jangan pura-pura bodoh!" bentak Eleanor. Matanya merah karena emosi.Jeremy, menjawab dengan nada dingin, "Aku bisa menjamin, aku ngga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 262

    Meskipun mengetahui situasinya, Eleanor tetap tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa Jeremy ada di rumah?"Penjaga itu menjawab dengan sopan, "Tuan sedang nggak ada di rumah saat ini."Eleanor mengangguk dengan tenang. "Baik, terima kasih."Kembali ke dalam mobil, Vivi menatap Eleanor dengan cemas. "Eleanor?"Tanpa banyak bicara, Eleanor langsung mengambil ponselnya dan mencoba menelepon Jeremy. Dua panggilan yang dia lakukan tidak dijawab.Wajah Eleanor menjadi semakin dingin. Dia mengatupkan rahangnya dan berkata, "Kita tunggu dia di sini."Meskipun khawatir dengan luka Eleanor, Vivi tahu bahwa Eleanor tidak akan pergi sebelum memastikan keselamatan Daniel. Akhirnya, Vivi mengambil kotak P3K dari mobilnya dan mulai merawat luka Eleanor.Ketika Vivi melihat luka di punggung Eleanor, dia tidak bisa menahan diri untuk menarik napas tajam. "Astaga, Eleanor ...."Luka itu tidak terlalu dalam, tetapi panjangnya cukup membuat siapa pun bergidik. Jelas, pelaku tidak berniat membunuh El

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 261

    Eleanor menopang lututnya untuk berdiri. Wajahnya pucat tetapi penuh tekad. "Nggak ada waktu lagi, ayo pergi."Melihat betapa keras kepalanya Eleanor, Vivi hanya bisa menurut dan segera membantu Eleanor masuk ke mobil.Sementara itu, Tarimi masih terlihat syok, tubuhnya gemetar dan tidak mampu bergerak. Melihat hal ini, Eleanor tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya menyuruh Tarimi untuk tetap di sana karena tidak akan ada lagi bahaya.Di dalam mobil hitam yang melaju, seorang pria sedang mengemudi, sementara pria lainnya menjaga Daniel dengan erat. Namun, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyakiti anak itu. Sebaliknya, pria yang menjaga Daniel berbicara dengan nada hormat, "Tuan Muda, jangan khawatir. Tuan Besar memerintahkan kami untuk menjemput Anda pulang."Seperti anak singa kecil yang marah, Daniel terus memukul dan menendang mereka. Dia tidak peduli apa pun yang mereka katakan dan hanya terfokus pada apa yang baru saja terjadi. Yang ada di pikirannya hanyalah orang-oran

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 260

    Saat baru saja bertarung dengan pria berbaju hitam itu, dalam sekejap Eleanor menyadari bahwa pria itu bukan orang biasa. Kemampuan bertarung pria itu jauh di atasnya.Namun, Eleanor tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan Daniel. Dia menerima pukulan di bahunya, tetapi berhasil merebut kembali anaknya dari pria itu.Namun, masalah belum selesai. Dua pria berbaju hitam lainnya keluar dari mobil hitam yang terparkir di dekat mereka."Eleanor, hati-hati!" Vivi menjerit ketakutan.Eleanor menajamkan tatapannya. Salah satu pria itu menghunus pisau dan menyerang dari belakang. Dengan Daniel yang berada di pelukannya, gerakan Eleanor sangat terbatas. Tidak ada ruang baginya untuk menghindar.Dia hanya bisa memeluk anaknya erat-erat dan menerima serangan itu. Pisau itu melukai punggungnya dan meninggalkan luka panjang. Eleanor mengerang kesakitan, wajahnya seketika pucat pasi."Mama!" teriak Daniel dengan ketakutan."Nggak apa-apa, jangan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 259

    "Kalau begitu kasih tahu aku dong. Kalau Papa sudah bilang, aku nggak akan bertanya lagi.""Itu urusan orang dewasa. Anak kecil jangan ikut campur," jawab Jeremy."Hmph! Mama dulu juga sering bilang begitu. Kalian orang dewasa memang sama saja," Harry merajuk dan bersandar di kursinya dengan ekspresi kesal.Tatapan Jeremy menjadi lebih dalam saat mendengar perkataan Harry. Melihat hal itu, Harry buru-buru menutup mulutnya dan berkata, "Maksudku, Mama pernah bilang begitu sebelumnya ...."Jeremy menatap Harry yang tampak gugup setelah salah bicara, lalu tersenyum tipis. "Nggak usah pura-pura lagi. Kamu bukan Daniel, kamu Harry."Mata Harry membelalak lebar. "Papa tahu dari mana .... Papa pasti sudah tahu semuanya, ya?""Ya," jawab Jeremy dengan tenang."Kalau begitu ... kalau begitu ...." Harry mulai gugup hingga bicaranya tergagap."Jangan khawatir, aku nggak akan memarahimu. Kalau kamu mau, kamu bisa terus menganggapku sebagai Papa-mu," kata Jeremy lembut.Setelah identitasnya terbong

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 258

    Setelah menemukan tempat yang sepi, Glenn memulai pembicaraan, "Lama nggak jumpa." Kemudian, dia menatap Eleanor sejenak dan bertanya, "Kamu hamil?"Vivi buru-buru menjelaskan, "Nggak, nggak. Waktu itu situasinya mendesak, jadi aku asal teriak saja."Glenn tersenyum tipis. "Oh, begitu."Vivi mengangguk cepat. "Iya, iya."Melihat Vivi yang menatap Glenn sampai hampir kehilangan kontrol, Eleanor memijat pelipisnya dan berkata, "Kita ada urusan penting, ingat?""Oh iya, urusan penting," Vivi menyadari kekeliruannya, lalu tertawa canggung dan memulai pembicaraan tentang pekerjaan.Yang mengejutkan, Glenn langsung menjawab dengan santai, "Baik.""Baik?" Vivi nyaris tersedak. "Kamu setuju secepat itu?"Kecepatan Glenn menjawab membuat Vivi merasa seolah semuanya terlalu mudah."Ya," Glenn mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya kepada Eleanor. "Karena kita sekarang bekerja sama, rasanya nggak berlebihan untuk meminta nomor kontakmu, 'kan, Bos?"Eleanor mengambil ponselnya d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 257

    Jeremy langsung pergi tanpa menoleh lagi.Eleanor menghela napas panjang dan ekspresinya menjadi muram. Dia duduk di ruang tamu untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.Tak lama kemudian, Tarimi kembali bersama Daniel. Melihat hari sudah cukup sore, Eleanor memutuskan untuk tidak pergi ke kantor dan memilih menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya.Di bandara.Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh Vivi yang penuh semangat dan menyeretnya ke bandara.Hari ini Glenn kembali ke negara asal untuk pembicaraan mengenai kontrak endorse. Mereka sudah berusaha keras untuk mendapatkan kesempatan ini. Meskipun sudah mempersiapkan diri, pemandangan di bandara tetap membuat mereka terkejut.Kerumunan penggemar yang memenuhi tempat itu terlalu ramai."Glenn! Ahhh, dia ganteng banget!""Sayang! Sayang! Di sini, lihat ke sini!""Glenn, kamu yang paling tampan! Aku mencintaimu!"Vivi yang awalnya sangat bersemangat untuk bertemu selebrita

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status