Begitu mendengarnya, jantung Eleanor serasa hampir copot. 'Nak, aku lebih baik mati kelaparan. Ngapain kamu melawan Jeremy?'Jeremy melirik Harry. "Dia mencampakkanmu, tapi kamu masih membelanya? Dasar nggak tahu terima kasih.""Mama sangat baik.""Kamu cuma ikut dia sehari, tapi sudah yakin dia baik? Kamu disihirnya ya?""Mama memang baik." Harry bersikeras.Jeremy tertawa saking kesalnya. Dia mengambil sendoknya sambil berujar, "Kamu panggil saja dia. Jangan harap aku panggil."Begitu mendengarnya, Harry menyingkirkan kekesalan pada wajahnya. Dia segera berlari ke depan Eleanor, lalu menariknya ke ruang makan.Eleanor bertatapan dengan Harry. Tatapannya itu seperti mengeluhkan tindakan Harry. Namun, dia tetap berkata, "Daniel, kamu makan saja. Nggak usah pedulikan aku."Harry yakin ibunya marah, tetapi ibunya tidak akan berani mengamuk di sini karena ada Jeremy. Setidaknya, nyawanya masih terselamatkan.Harry pun memasang ekspresi masam, lalu mengeluh, "Mama, aku capek sekali bujuk s
Read more