"Maaf, Kak," tolak Viona, suaranya dingin, menusuk hati. Bayangan saat Yogi menyakiti langsung menghantuinya, membuatnya sulit bersikap lunak. Rasa benci yang membara di da*danya terhadap pria di hadapannya, tak bisa disembunyikan. "Kak Calvin sudah memperingatkan Kakak 'kan? Kakak dilarang menemui aku maupun Kak Calvin. Jadi ... untuk apa Kakak datang?" Kata-kata Viona bagai tamparan keras bagi Yogi, namun dia hanya tersenyum tipis, pura-pura terluka. Dibalik senyum itu, tersimpan rencana licik yang telah dia susun matang. Dia harus mendapatkan Viona kembali, apapun caranya. "Aku sudah bilang 'kan, ada yang ingin kukatakan. Tapi kalau memang aku tidak boleh masuk... Baiklah, aku katakan di sini saja," ujarnya, suaranya terdengar menyesal. Viona diam, punggung tegak, menolak menatap Yogi. Dia berbalik, hendak pergi. Langkahnya terhenti saat suara Yogi kembali memecah kesunyian, kali ini lebih dramatis, lebih meyakinkan. "Aku minta maaf!" suara Yogi terdengar bergetar, namun getaran
Last Updated : 2025-03-06 Read more