Semua Bab Istri Pengganti CEO Arrogant: Bab 111 - Bab 120

141 Bab

Bab 111: Pisah Tinggal Pisah Saja!

"Eeuuh ... mohon maaf, Pak. Kebetulan Pak Satya-nya sedang tidak ada di Indonesia. Beliau ada project di Amerika. Mungkin Anda bisa hubungi beliau kalau ingin tahu.""Walaah. Ya sudah kalau begitu, kalau memang orangnya tidak ada. Kami pesan dua kamar saja, yaa. Tadinya saya ingin mengajaknya minum sambil bercerita. Bukankah dia mau menikah? Kok undangannya belum disebar?"Riana meringis pelan kemudian menggelengkan kepalanya. "Untuk itu saya tidak tahu menahu, Pak. Saya hanya pegawai di sini dan yang saya tahu adalah adiknya Pak Satya yang sudah menikah."Rio mengerutkan keningnya. "Menikah? Dengan siapa?""Yaa ... dengan kekasihnya.""Citra maksudnya? Bukannya dia ada di rumah sakit Singapura? Kok bisa menikah? Setahu saya, pacarnya Fandy adalah Citra dan pacarnya Satya adalah Arumi."Riana menggelengkan kepalanya dengan pelan seraya menatap lelaki yang sedari tadi banyak bicara itu."Bukan, Pak. Saya tidak tahu apa-apa dan Anda bisa tanyakan ini pada mereka kalau ingin tahu lebih d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 112: Dia Mencintaimu

Matanya menatap Dimas yang rupanya sedari tadi berdiri mendengarkan semuanya. Riana kemudian menelan salivanya dengan pelan seraya tersenyum lirih menatap lelaki itu. Dimas pun menghampiri Riana dengan langkah pelannya."Dimas ...." Riana berucap dengan pelan."Dari awal aku sudah curiga kalau sebenarnya kamu memang mencintai Pak Satya, bukan Pak Fandy. Tapi, aku tidak tahu apa yang membuat Pak Fandy bicara seperti itu seolah Pak Satya tidak akan sembuh?" tanyanya dengan pelan.Riana menelan saliva dengan pelan. "Jangan bicara di sini, Dimas. Bagaimana kalau sambil makan malam saja? Sepertinya tidak masalah kalau hanya kamu yang tahu. Aku ingin memberi tahu kamu tentang kondisi Pak Satya yang sebenarnya."Dimas menganggukkan kepalanya kemudian mengikuti Riana yang sudah melajukan sepeda motornya menuju tempat yang lebih layak untuk mengutarakan semua rahasia yang selama ini Riana simpan seorang diri."Maafkan aku, Kak. Sepertinya aku butuh teman curhat yang mau mendengarkan semua kelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 113: Tidak ada Kabar dari Satya

Dimas tersenyum tipis. "Maya dari keluarga berada, Riana. Dia kerja karena gabut aja. Aku nggak pede karena hanya sebagai supervisor baru. Itu pun karena kebaikan hati Pak Satya yang mau angkat aku ke jabatan yang lebih tinggi."Riana mengerucutkan bibirnya kemudian menatap Dimas dengan lekat. "Tapi, kamu cinta kan, sama Maya? Jujur aja, kita kan sudah jadi sahabat. Sejak lama malah."Dimas menggaruk belakang kepalanya. "Eeuuh ... yaa gitu deh."Riana lantas menyunggingkan senyumnya. "Aku bisa rekomendasikan kamu naik lagi, tapi nggak bisa sekarang. Karena baru naik masa naik lagi. Yang ada pada aneh semua. Nanti aku bicarakan ini ke Kak Satya. Agar kamu tidak insecure lagi hanya karena Maya dari keluarga berada."Dimas tersenyum malu. "Kenapa kamu semangat sekali? Belum tentu juga Pak Satya menerima permintaan kamu.""Karena kasihan sama Maya. Dia pikirnya kamu nggak mau sama dia. Padahal, udah ada rasa, kan?"Dimas mengendikan bahunya. "Su
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bab 114: Membahas Apa?

Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Riana membuka matanya secara perlahan kemudian meregangkan otot-ototnya dan menyingkap selimutnya."Terlalu nyenyak sampai kesiangan begini," ucapnya kemudian turun dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk memberisihkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas.Lima belas menit berlalu ....Riana keluar dari kamarnya dan menghampiri Yuni juga Herman yang sudah duduk rapi di atas kursi ruang makan."Selamat pagi, Ma, Pa. Maaf, saya telat bangunnya. Semalam tidak bisa tidur dan di jam satu pagi baru bisa tidur," ucapnya memberi tahu."No problem, Sayang. Kemarin kamu pulang jam berapa? Mama tengok motormu sudah ada di garasi di jam sepuluhan itu.""Jam sembilanan, Ma. Satu jam setelah Mama menghubungi saya, saya sudah tiba di rumah," ucapnya memberi tahu.Yuni manggut-manggut dengan pelan. "Begitu rupanya. Kita sarapan dulu kalau begitu."Riana kemudian mengambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bab 115: Citra sudah Kembali

Riana mengendikan bahunya. "Entahlah. Mereka makin menjadi dan seolah aku harus dengannya. Padahal aslinya mereka iri. Entah kenapa malah jodohin aku sama Kak Satya terus." Riana mengerucutkan bibirnya kemudian menghela napasnya dengan pelan."Sabar aja. Namanya juga gosip. Nggak akan selesai kalau belum ada pembuktian. Pasti mereka bakalan kaget kalau ternyata kamu istrinya Pak Fandy.” Maya menenangkan Riana.Perempuan itu lantas mengulas senyumnya. “Iya, May. Harus biasa dengan ocehan mereka.”Maya menganggukkan kepalanya. “Gimana sama Pak Fandy? Masih kayak gitu?” tanya Maya membahas suami dari sahabatnya itu.“Akan selalu seperti itu, May. Dia masih menunggu pacarnya, berharap perempuan itu sembuh dari sakitnya.” Riana mengulas senyum lirih.Maya mengusapi lengan sahabatnya itu. “Sabar ya, Riana.”“Selalu sabar. Aku juga nggak berharap rumah tanggaku akan berjalan dengan baik. Kami tidak saling mencintai. Hanya ego yang kami miliki dan nggak ada satu pun yang mau mengalah. Aku ngg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 116: Ke Mana Riana?

"Selamat. Istri sedang mengandung. Usianya sudah menginjak tiga bulan.""Haah?!" Mata Fandy terbelalak mendengar ucapan dari dokter yang memberi tahu bila Riana tengah mengandung."Ya--yang bener, Dok? Kok bisa?"Dokter itu lantas mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari Fandy. "Anda ini suaminya, kan?" tanyanya seraya menunjuk wajah Fandy."I--iyaa. Saya memang suaminya. Tapi, kami udah jarang begituan."Dokter Ima menghela napas sabar. "Bukan karena sering atau tidaknya berhubungan. Tapi, karena subur atau tidaknya istri Anda! Jadi, jangan berpatokan dengan sering atau jarangnya berhubungan. Paham, Pak Fandy?"Fandy menghela napas kasar. Ia lalu menoleh kepada Riana yang sudah membuka matanya."Selamat ya, Bu. Anda tengah mengandung. Usianya sudah tiga bulan.""Heuuh? Kok bisa?" tanyanya kaget. Lebih terkejut dari mimik wajah yang diperlihatkan oleh Fandy."Suami istri kok pada aneh semua," gumamnya kemudian menggaruk alisnya dan keluar dari ruangan itu setelah memberikan resep o
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 117: Cari Riana Sampai Ditemukan

Ia lalu membuka lemari pakaian perempuan itu. Hanya ada beberapa baju saja di sana. Yuni lantas terkejut. Menantunya pergi dan tidak tahu ke mana."Riana, kamu ke mana?" Yuni mengusapi dadanya. Ia kehilangan jejak. Riana sudah pergi dan tidak tahu pergi ke mana."Pasti ulah Fandy. Mana mungkin dia pergi tanpa ada masalah yang mereka alami. Ke mana anak itu."Baru saja ia hendak melangkah keluar, sesuatu di atas meja rias membuatnya berhenti bergerak. Ia lantas mengambil kertas kotak kecil itu dengan tangan gemetar.Tangannya menutup mulutnya dengan mata berkaca-kaca. Foto hasil USG yang tertinggal di sana membuat Yuni berasumsi bila penyebab Riana pergi adalah ini."Riana, ya Allah. Kenapa kamu harus pergi, Nak? Fandy tidak mengharapkan kehadiran bayi itu? Seharusnya kamu tidak perlu pergi, Sayang. Ada Mama yang akan merawatnya," lirih Yuni kemudian menitikan air matanya.Ia lantas mengambil ponselnya, menghubungi Fandy agar segera pulang ke rumah. Berulang kali ia menghubunginya, tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 118: Satya sudah Sembuh

Dua minggu setelah kepergian Riana dari rumah itu, membuat Fandy tak dapat bertemu dengan Citra karena dilarang oleh Yuni."Arggh! Di mana kamu, Riana? Kenapa hidupmu hanya menyulitkanku saja!" pekiknya sembari memukul setir mobil sebab kesal sudah dua minggu lamanya dia tak kunjung menemukan keberadaan Riana.Dering ponselnya berbunyi. Panggilan dari Citra membuatnya menghela napas panjang. Ia kemudian menerima panggilan tersebut meski tidak tahu harus mencari alasan apa lagi."Halo, Sayang?" ucapnya dengan suara lemasnya."Kamu di mana? Kenapa kamu tidak pernah datang menemuiku lagi? Kamu lagi ada masalah?" tanyanya di seberang sana."Sorry, Sayang. Aku lagi banyak kerjaan makanya nggak bisa ke rumah kamu. Nanti aku kabari kalau kerjaanku sudah selesai, yaa.""Hm! Baiklah. Kalau begitu, aku mau antar Mama ke salon dulu."Fandy hanya mengangguk kemudian menutup panggilan itu lagi. Ia lalu melajukan mobilnya kembali mencari keberadaan Riana sebab ia tidak diperbolehkan pulang sebelum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 119: Kecelakaan

Fandy menoleh pelan ke arah sang mama yang tampak bahagia mendengar kabar jika anak sulungnya sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang ke Indonesia.Tak lama setelahnya, panggilan telepon dari Citra membuatnya langsung beranjak dari duduknya dan menjauh dari sang mama."Halo, Citra. Kamu ke mana aja? Kenapa kamu menghilang, hm?"Citra menghela napasnya di seberang sana. "Aku ada di depan rumah kamu. Aku ingin menyampaikan sesuatu pada kamu."Dengan segera, lelaki itu keluar dari rumahnya hendak menemui sang kekasih yang sudah dua minggu tidak ada kabar.Fandy yang hendak memeluk Citra kemudian dihalangi begitu saja oleh perempuan itu hingga membuat Fandy mengerutkan keningnya."Kenapa kamu tidak ingin dipeluk?" tanya Fandy datar.Citra menghela napasnya dengan panjang. "Aku sudah mengetahui jika kamu sudah menikah, Fandy!"Deg!Jantung Fandy seketika berdetak kencang kala mendengar ucapan dari Citra. "Citra. Aku hanya belum menemukan waktu yang tepat saja untuk memberi tahu kamu yang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 120: Ditemukan

"Kami dari rumah sakit. Saudara Fandy mengalami kecelakaan cukup parah dan kondisinya masih dalam penangangan dokter.""Apa?" Seketika Satya membolakan matanya sembari beranjak dari duduknya."Ada apa, Satya? Kenapa kamu terlihat kaget seperti itu?" tanya Yuni panik."Saya segera ke sana," ucapnya lalu menutup panggilan tersebut. "Ma. Fandy kecelakaan. Kondisinya masih ditangani oleh dokter.""Heuh?" Yuni terkejut bukan main. Keduanya lantas bergegas keluar hendak pergi ke rumah sakit."Halo, Pa. Fandy kecelakaan, Pa. Papa segera ke rumah sakit Medika sekarang juga, yaa." Yuni menghubungi sang suami yang tengah berada di kantor."Iya, Ma. Papa segera ke rumah sakit sekarang." Herman menutup panggilan tersebut dan bergegas pergi ke rumah sakit."Mama yang tabah. Maafkan aku karena sudah membuatnya harus mencari Riana karena ancamanku. Aku menyesal karena sudah mengatakan itu pada Fandy. Andai aku tidak bicara seperti itu, ini tidak aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status