Satya menarik napas panjang di seberang telepon, suaranya sarat dengan beban yang begitu nyata.“Jangan pergi, Riana. Mama sangat menyayangi kamu. Cobalah bertahan hingga empat bulan ini. Jangan biarkan Mama menderita karena kepergian kamu. Satu lagi, ini semua bukan karena Mama.“Karena memang aku tertarik pada kamu. Ingin mencintai sekali lagi,” katanya, suaranya perlahan merendah, seperti seorang pria yang berbicara kepada hatinya sendiri.“Aku mohon, Riana. Jangan pergi. Selama ini pun aku tahu kamu tidak pernah mencintai Fandy. Kamu hanya mencoba bertahan demi kebaikan Mama. Sekali lagi, aku mohon... bertahanlah. Setidaknya sampai empat bulan ini.”Kalimatnya bergulir seperti doa, sarat dengan kesungguhan yang nyaris tak terucapkan.Riana tetap diam, tak mampu berkata-kata. Pikirannya penuh dengan kepingan rasa—keterkejutan, keharuan, dan kebingungan.Ia tidak pernah membayangkan bahwa Satya, kakak ipar yang selama ini ia hormati, ingin menggenggamnya keluar dari jerat pernikahan
Last Updated : 2024-12-15 Read more